Cerita Gay Pernikahan Mas Randy

Author:

Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai.
Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya tubuh mereka jadi terbentuk dengan baik. Randy, tinggi atletis. Sementara Tania ramping dan sexy. Semua orang mengatakan mereka pasangan yang serasi. Layaknya Dewa dan Dewi di cerita dongeng saja.
Club kebugaran tempat mereka terdaftar menjadi member terlihat ramai seperti biasanya. Anggotanya banyak para eksekutif muda. Seperti juga Randy dan Tania, mereka melatih otot disini sambil menantikan jalanan yang macet usai. Jam pulang kantor pasti selalu macet di jalan raya.
Hai pengantin baru. Selamat datang, sambut Chandra. Instruktur fitness di club kebugaran itu. Si Chandra ini memang bodynya oke banget. tampangnyapun ganteng dan jantan. Tapi kok bisa feminin luar biasa. Suaranya saja terdengar kenes saat menyambut Randy dan Tania.
Ihhh Chandra. Masih calon. Minggu depan baru sah, sahut Tania sambil tersenyum mesra pada Randy. Pipi Chandra dicubitnya genit.
Idihhh main cubit-cubitan dengan gue ya. Entar ada yang marah lhooo.., katanya genit. Matanya mengerling nakal pada Randy.
Dasar genit, kata Randy. Dia memang suka juga menggoda si Chandra. Soalnya dalam pandangannya Chandra itu lucu sekali. Penampilan fisiknya yang macho dan jantan gak sepadan dengan gayanya yang feminin. Bukan hanya Randy, hampir semua member club kebugaran itu suka menggoda Chandra. Kalo kumatnya udah latah, maka yang mendengar bisa terkikik-kikik. Tuh anak suka ngomong jorok sesukanya kalo latahnya kumat. Kalo si Chandra jelas doyan digodain. Apalagi kalo yang godain cowok. Makin semangat dia.
Randy dan Tania segera menuju ruang ganti pakaian. Tania ke ruang ganti cewek, sementara Randy ke ruang ganti cowok. Di ruang ganti, Randy bertemu dengan dua instruktur pria yang sudah dikenalnya lama. Sejak dia bergabung di club itu. Mereka adalah Rio dan Panca. Mereka ini sebaya dengan Randy, sekitar dua puluh tujuh tahunan. Sebagaimana layaknya orang yang rajin fitness, tubuh keduanya atletis sekali. Mereka ini tidak seperti si Chandra. Sepanjang Randy mengenal mereka, Rio dan Panca terlihat sangat laki-laki seperti dirinya juga. Karenanya ia suka ngobrol dengan mereka.
Saat Randy masuk, keduanya sedang telanjang bulat. Bersiap-siap bertukar pakaian olah raga. Rupanya mereka juga baru datang. Di ruang ganti ini, biasa saja mereka bugil seperti itu. Memamerkan organ tubuh mereka sampai yang paling pribadi sekalipun. Namanya ruang ganti.
Baru datang Ran? tanya Panca. Tubuhnya yang telanjang menghadap lurus ke arah Randy. Kontolnya yang besar terlihat menggantung lemas ke arah bawah, diantara rimbunan jembutnya yang lebat.
Yoi Ca. Elo berdua juga baru datang ya? tanya Randy sambil mulai melepaskan seluruh pakaian kerjanya.
Iya. Makanya juga baru tuker pakaian, ini Rio yang menyahut. Tubuh ketiganya kini sudah sama-sama telanjang. Untuk urusan telanjang begini, Randy boleh berbangga, karena ukurannya kontolnya gede sama seperti kedua instruktur itu.
Ada beberapa teman fitness mereka yang kalo sudah telanjang begini suka menyembunyikan alat vitalnya. Soalnya banyak juga yang ukuran kontolnya gak sesuai dengan bodynya. Tubuh kekar atletis, sementara kontol kecil. Memang tidak ada yang mengejek. Tapi, wajar aja kan kalo jadi kurang pede.
Rand, kita diundang gak pesta pernikahan elo? tanya Rio.
Diundang dong. Semua member dan instruktur yang gue kenal pasti gue undang. Santai aja men, sahut Randy. Ketiganya sudah siap mengegnakan pakaian olah raga.
Rand, bikin pesta bujangan dong. Masak hari ini gak ada pesta bujangannya, kata Panca.
Iya Rand. Gak seru dong, sahut Rio mendukung usul Panca.
Boleh aja. Mau dimana bikinnya?
Di rumah elo dong. Kamar elo kan pavillyun tuh. Kan bebas disitu, kata Panca lagi. Mereka memang pernah diajak Randy ke ruamhnya. Ngobrol-ngobrol sambil mabok.
Kayaknya gak mungkin deh. Rumah gue dah mulai rame nih,
Kalo gitu gimana kalo di kontarakan kami aja? Gue sama Panca kan ngontrak bareng-bareng Erwin dan Yuda. Ini kalo elo setuju, Rio menawarkan. Panca ngangguk-ngangguk setuju. fantasiku.com Hendar dan Yuda itu juga instruktur di club ini. Dan Randy juga kenal. Mereka berempat memang berasal dari luar Jakarta. Sama-sama bekerja di tempat yang sama, mereka sepakat ngontrak rumah bareng-bareng. Menjadi instruktur fitness, sebenarnya pekerjaan sampingan mereka. Masing-masing punya pekerjaan tetap sendiri-sendiri. Rio bekerja sebagai pelayan di restoran fast food. Panca, perawat di sebuah klinik spesialis kanker. Sedangkan Erwin teller di bank asing. Kalau Yuda itu sebenernya intel di kepolisian. Tapi kalo orang tidak terlalu dekat dengannya, hanya tahu kalau dia bekerja sebagai wartawan lepas sebuah surat kabar.
Randy memang dekat dengan mereka berempat. Karena obrolan mereka nyambung. Dan orangnya gak ada yang sengak.
Gak mungkin dong disitu. Kedengaran tetangga kan berabe. Kontrakan kalian kan di kompleks perumahan. Padat lagi penduduknya,
Kalo gitu gimana dong?
Gini aja. Kita sewa aja satu kamar hotel. Gimana?
Waduh, jadi gak enak nih Rand. Biayanya gede banget,
Santai aja. Gue kan punya banyak fasilitas diskon kamar hotel yang gue dapat dari perusahaan gue, jawab Randy. Panca dan Rio ngangguk-ngangguk.
Boleh kalo gitu. Kapan waktunya? kata Panca.
Terserah kalian aja, sahut Randy.
Besok aja, malam sabtu Rand. Kalo malam minggu kan jatah elo sama Tania, sahut Panca nyengir,
Oke deh, sahut Randy. Ada kenalan cewek yang bisa diajak gak? tanya Randy lagi.
Ada dong. Elo santai aja. Hehehe, kata Rio.
Kalau gitu, ini gue kasih duit dua juta dulu, buat elo kasih panjar ke cewek-cewek yang elo bawa. Trus besok sore elo bawa tuh cewek ke hotel. Kalau udah sampe hotel, elo telpon gue. Biar gue hubungi manajer hotelnya. Supaya dia nyediain minum dan makanan buat kita. Gimana? kata Randy sambil menyerahkan duit pecahan seratus ribu ke Panca. Kekurangannya besok gue tambah,
Sip men,
Malam itu Randy melatih tubuhnya dibimbing Panca. Sedangkan Tania dibimbing Chandra. Usai fitness Randy mengantarkan Tania pulang, sebelum kembali ke rumahnya sendiri. Sambil pulang ia menyempatkan berbicara sama Tania, bahwa besok ia tak bisa menjemput karena pengen ngajakin teman-temannya instruktur fitness itu minum-minum. Tentu saja ia tak mengatakan mereka akan mengadakan pesta bujangan. Bisa berabe kan.
Besoknya, setelah memastikan Tania pulang ke rumah dengan aman, Randy meluncur ke club kebugaran. Dia melatih tubuhnya sebentar, kemudian melanjutkan dengan renang sambil menunggu Erwin dan Yuda yang dapat jatah bertugas malam ini selesai kerja. Sementara Panca dan Rio sedang mempersiapkan segala sesuatu seperti yang dikatakannya kemarin.
Pukul sembilan malam, club kebugaran itu tutup. Randy, Erwin, dan Yuda, segera meluncur ke hotel yang mereka tetapkan sebagai tempat pesta bujangan itu.
Candra gak masuk ya hari ini? tanya Randy sambil menyetir mobilnya dalam perjalanan.
Kenapa Rand? Kangen? goda Yuda.
Enak aja. Kalo dia ada malah berabe. Untung tadi dia gak ada. Kalo ada trus pengen ikut, kan enggak enak kalo gak dibawa, kata Randy.
Kamar yang dipesan adalah suit. Jadi ukurannya luas dan bentuknya mirip seperti apartemen. Begitu masuk ke dalam kamar hotel, botol-botol bir, dan minuman keras sudah banyak terhidang di atas meja. Mereka sudah mempersiapkan untuk mabok gila-gilaan rupanya. Televisi layar lebar juga ada lengkap dengan VCD playernya. Setumpuk VCD bokep bajakan sudah disediakan juga didekat televisi itu.
Ceweknya mana? tanya Randy. Soalnya yang lain sudah tersedia, tinggal c,,,,,,,,,,,,,,,,