Cerita ML Di Mobil | Perkenalkan namaku Kevin, umurku baru 20 tahun lulus SMA. Sekarang aku lagi usaha mendaftar di beberapa perguruan tinggi. Karena aku sadar untuk dapat diterima di PTS top itu ngak gampang, maka aku ikut bimbingan test.
Di situlah aku berkenalan dengan cewek bernama Tiara. Umurnya 19 tahun, tetapi karena ayahnya Bule, tubuhnya pun bongsor banget. Kalau wajahnya jelas cantik, buah dada dan pinggulnya menonjol sedemikian rupa sehingga memaksa setiap mata laki-laki melotot melihatnya.
Ditambah lagi dengan kesukaannya memakai tanktop dan hotpans, ini benar-benar membuat seluruh pria peserta kursus tersiksa karena menahan nafsu.
Tiara tinggal di komplek elite di kotaku, dan karena rumahnya searah dengan rumahku aku sering ikut pulang dengannya bersama beberapa teman lain yg juga rumahnya searah. Mobilnya BWM selalu di bawa ke kampus, jadi nebeng dengan dia jauh lebih nyaman dibandingkan jika pulang sendiri naik angkot.
Pada suatu hari, kebetulan teman-teman lain berencana nonton film rame-rame setelah kursus, tetapi aku malas ikut (alasanya, karena aku lagi ngak punya uang). akhirnya aku pulang berdua dengan Tiara.
Kami ngobrol dengan hebohnya di jalan, terutama membicarakan si Johan teman kursus kami yg beberapa hari lalu menikah mendadak, karena kepergok satpam sedang “gituan di WC”.
Omomg punya omong, si Tiara sambil tetap menyetir melirikku dengan mata nakal
”Kevin, emang kamu juga pernah begituan ngak? kaya si Johan itu tuuh?” ucap Tiara
”Walahh… boro-boro main nenk. Lihat punya cewek aja aku belum pernah” jawabku santai
”Ahh… yang bener Vin, masak kamu belum pernah sama sekali?”
Aku mengangkat dua jariku…! “suer, belum pernah deh. Paling aku cuma lihat di buku-buku porno aja sih”.
Reaksi Tiara menggeleng-ngelengkan kepala mendengar jawabanku itu. Dia juga tersenyum-senyum dan bertanya lagi dengan nada menggoda
“Jadi, kalau kamu di kasih kesempatan lihat barang cewek mau gak? ini tawaran serius lho!” ucap Tiara
Aku menggaruk-garuk kepala “Yaa.. jelas mau lah, tapi punyanya siapa dulu nih…?” Tiara langsung ketawa ngakak dan dengan tangan kirinya memukul pundakku
“Ya punya aku, tahu! emang punya siapa lagi?”
Waduh… aku kaget mendengar “tawaran” gila itu.
“Alaaahhh… Kamu ngak serius kan Tiara?” tanyaku memastikan ucapannya
Tapi Tiara memandangku dan menjawab dengan enteng
“Serius lah! siapa takut” tantangnya
Tak lama kemudian di ujung kegelapan lampu jalanan, Ia tiba-tiba memarkir mobilnya di pinggir. kebetulan jalanan sedang sepi sekali, maklum sudah agak larut malam. Aku masih tertegun-tegun ketika Tiara mematikan mesin mobil, lalu mendorong kursinya ke belakang dan mengangkat rok mininya hingga terlihat celana dalamnya yang hello kitty berwarna pink.
Dengan gerakan cepat pula ia memelorotkan celana dalamnya yang berwarna pink itu, sehingga bbivr vaginanya kelihatan sangat jelas oleh mataku.
Reaksiku sangat antusias dan kaget melihat indahnya bentuk bibir vagina Tiara yang masih rapat, yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus di bagian atas vaginanya, sehingga kedua belah bibir kemaluannya tampak dengan nyata, berwarna kemerahan dan tampak sangat lembut.
Tiara terkikik melihat mataku yg melotot
“Nih Vin… bentuk barang cewek. Mau lihat lebih jelas ngak?” katanya menggoda.
Bersamaan dengan ucapanya itu dia menarik tanganku untuk memegang bibir vaginanya yang masih sempit.
“Aduuuh… jangan tiara, aku grogi lah” ucapku santai
“Udah… sini… sini tangan kamu, cepetan pegang mumpung sepi di sini” tambah Tiara
Akhirnya aku mengikuti petunjuknya dan langsung memasukkan jariku ke lubang memeknya yang masih sempit itu, seolah-olah aku sedang masturbasikan dirinya.
Sangat sempit dan merangsang tubuhku, napasku juga ngos-ngosan menyodok lubang vagina ini, apalagi suara vaginanya seperti tetesan air becek.
Crekk.. Crekkk.. Crekkk…! kira-kira seperti itu suara desahannya
Ada pergerakan dari paha Tiara, yaitu dia memperlebar posisinya yang mengangkang itu.
“Jilatin vaginaku Vin sampai keluar air maninya ya” nadanya yang masih dalam ngos-ngosan.
Lalu tangan dia memegang kepalaku, dengan setengah memaksa menekannya sehingga aku merunduk dan wajahku menempel di kemaluannya. Kujilati belahan kemaluan yg sangat indah itu, kupermainkan pula bagian klistorinya dan akhirnya mengisapnya dengan sangat bernapsu di bagian itu.
Sambil mengisap aku tetap menggerak-gerakkan tanganku menggapai buah dadanya yang montok.
Tiara menanggapi aksiku itu dengan heboh. Ia menggoyang pantatnya dengan kuat, dan melenguh dan menceracau dengan berbagai bahasa yang dikuasainya
“OMG… Mantap Vin, Ueenak sekali rasanya” celotehan Tiara tidak jelas.
Hingga di akhir puncaknya, dia memberi kode kepadaku bahwa dia akan orgasme, Aduuhh… Vin aku mau keluar nih…! ucap Tiara
Arrghhh… Arghhhh… Arrghhh…!!! di susul cairan lendir yang meleleh di bagian bibir vaginanya.
Gerakan Tiara terhenti seketika dan ia terduduk lemas dikursinya. Aku masih tetap menunduk di kemaluannya, menciumi bibir kemaluan itu dengan lembut dan menjilati sisa cairannya yang masih menempel.
Tiara mengelus kepalaku dengan lembut
”Kamu senang ya Vin, kok ngak selesai-selesai jilatinnya.” ucap Tiara
“Bentuk bibir kayak gini enak banget di jilatinnya Tiara, jadi aku tetap semangat aja jilatin ini” balasku.
”Sudah ah… bicaramu kaya artis sinetron aja. Tuh ambil tisu, mulutmu belepotan banget banyak lendir tuh”
Ia mengambil tisue dan membantu melap mulutku, dan memasang kembali CD dan membetulkan roknya.
“Vagina punya kamu ngak di lap ya?” tanyaku.
Ia menjawab terseyum
“Ngapain lagi…. kan sudah kamu lap tadi pakai mulut kamu “.
Dengan santai ia kemudian membetulkan kursinya, lalu menstarter mobilnya dan meluncur kembali ke jalan raya.
Sejenak kami membisu. Akhirnya aku bicara
”Tiara..kamu udah aku puasin tadi kan. apakah nanti atau kapan2 lah aku minta kayak gitu kamu mau kan ?” Aku pancing begitu, ia memonyongkan mulutnya yang indah dan menjawab
“Memangnya kamu minta aku ngapain? ngulum…? atau memasukkan penismu ke barang aku, begitu?”
“Iyaa… kira-kira begitulah Tiara, mau ngak…?” tanyaku lagi
Aku sungguh kaget ketika ia menjawab dengan setengah memekik
” Kevin…. emangnya aku perek? emangnya aku mau melakukan itu dengan sembarangam lelaki? sory ya aku masih perawan… Aku ngak serendah itu!!”
Aku sungguh keheranan mendengar jawaban itu
“Laah… yg kita lakukan tadi apaan.. Apa itu bukan making love namanya ?”
Tiara menggelengkan kepalanya dan berkata.
“Ngak.. Ngak.. Itu lain lagi.. Aku kan ngak melakukan apa-apa… Cuma kamu yang melakukan untukku.. Itu namya lain. Titik ” ucap Tiara
“Ya sudah… lupakan saja. Aku udah puas kok sama permainan yang tadi.. Maaf deh Tiara” ucapku memelas maaf
Tiara mengangguk-anggukan kepalanya.
“Santai aja kali Vin, aku cuma isengin kamu aja, cuma pengen lihat reaksi kamu kalau aku tolak sih, ternyata cemen ngak mau goda aku lagi. berarti mulai sekarang aku kasih lampu hijau untuk main sama aku, tapi jangan kasih tau kawan2 yang lainnya” ucapnya padaku
Horee… aku sangat gembira mendengar ucapan itu.
“Serius nih Tiara…?” tanyaku lagi
“Iya lah, emang aku pernah bohong, buktinya aja waktu di jalanan aku tanya kamu pengen lihat barang cewek aku kasih kan…?”
“Ouhh… iya juga ya… Hehehe…” ucapku
Setelah itu aku resmi pacaran dengan Tiara, padahal aku cowok miskin, berkat perhatianku kepadanya yang selalu berada di sisinya, akhirnya aku di jadikan kekasih oleh dirinya.
Singkat cerita kami melakukan hubungan suami istri di hotel, dan semua biaya di tanggung oleh Tiara sebagai janjinya kepadaku yang untuk memuaskan hasratku.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,