Lalu Nanang mencabut kontolnya dan memasukkannya ke dalam memek Nyonya Arini. Ia percepat temponya karena ia merasakan spermanya sudah tiba di ujung lubangnya. Tubuh Nyonya Arini berguncang hebat. Kedutan di memeknya semakin kuat dan ia pun akhirnya orgasme terlebih dahulu.
Ia ambruk seketika dan Nanang menyadari kalau Nyonya Arini sepertinya sudah tidak kuat lagi. Nanang semakin cepat dan akhirnya ia pun mengeluarkan lahar panasnya yang sangat banyak di dalam memek Nyonya Arini. Nyonya Arini merasakan sperma Nanang mengalir masuk ke dalam rahimnya dan terasa penuh.
Koleksi Cerita Ngentot Hot 2018 | Nanang mencabut kontolnya dan lelehan spermanya pun ikut keluar. Dengan isengnya Nanang mengambil sedikit spermanya dan memasukkannya ke dalam anus Nyonya Arini. Keduanya sudah tampak lemah tak berdaya. Nafas mereka saling memburu dan keringat mereka semakin membasahi tempat tidur. Nanang berbaring di samping Nyonya Arini. Dengan mesranya Nyonya Arini menyenderkan kepalanya di atas dada Nanang.
“Baru kali ini aku merasa puas ketika bercinta” ujar Nyonya Arini yang merasa bahagia sekali.
“Memang selama ini Nyonya Arini gak pernah bercinta ???” tanya Nanang dengan polosnya.
“Ya pernah. Bego banget sih kamu. cuma aku gak pernah sampai selelah ini” jawab Nyonya Arini.
“Berarti aku hebat dong bisa membuat Nyonya puas” kata Nanang memuji diri sendiri.
“Gak usah sombong deh. Dasar kontol kamu” ejek Nyonya Arini.
Keduanya pun tertawa dan malam indah itu diakhiri dengan ciuman mesra diantara keduanya. Setelah itu mereka pun tertidur pulas sambil berpelukan. Senyum kepuasan terpancar di wajah keduanya, terutama untuk Nyonya Arini yang benar – benar puas dengan kehebatan kontol Nanang.
Pada keesokan paginya, keduanya telah kembali ke desa. Nyonya Arini mempersilahkan Nanang untuk mengambil libur selama satu hari. Ia pun memanfaatkan kesempatan itu untuk kembali ke rumahnya. Satu minggu lebih tak melihat rumahnya membuatnya sangat rindu. Ia juga tak sabar untuk bertemu dengan Ibunya untuk memberikan oleh – oleh berupa pakaian baru yang ia beli di kota.
Nanang pun tiba di rumahnya. Ia terkejut dengan kondisi rumahnya yang sudah amburadul tak terawat. Namun Nanang melihat rumahnya seperti sedang ramai orang. Banyak sandal yang bergelatakan di depan rumahnya, hanya saja pintu rumahnya dalam keadaan tertutup.
Ia juga mendengar suara banya orang di dalam rumahnya. Apa mungkin itu suara Pak Eman pikir Nanang. Tapi ia tidak melihat sepeda motor Pak Eman di sekitar rumahnya. Nanang semakin penasaran dan bermaksud untuk masuk dari pintu belakang rumahnya. Ia melintasi jendela kamar Ibunya yang terbuka. Ternyata dari situlah suara – suara itu berasal. Ia sangat kaget melihat apa yang terjadi di kamar Ibunya itu.
Ia melihat Ibunya sedang sibuk melayani nafsu bejat lima orang pria yang terdiri dari tua dan muda. Dari kelima orang tersebut, salah satunya adalah sahabat Nanang sendiri yaitu Trisno. Sementara keempat orang lainnya ia sama sekali tidak mengenal mereka. Trisno tidak ikut bergabung dengan keempat orang tersebut melainkan hanya bertindak sebagai penonton. Ia sibuk menyemangati keempat orang rekannya itu yang tengah dilayani oleh Ibu Nanang. Anus dan memek Bu Nining silih berganti digenjot oleh para pria itu. Tangan dan mulutnya juga sibuk mengulum dan mengocok kontol para pria itu.
Tubuh Ibunya juga belepotan dengan sperma. Nanang terus memperhatikan sambil bersembunyi. Ia ingin tahu ada hubungan apa antara Ibunya dan Trisno.
Selama ini ia hanya mengetahui affair antara Ibunya dan Pak Eman. Ia tidak percaya kalau saat ini Ibunya sudah memiliki pasangan lain yaitu sahabatnya sendiri.
Hampir satu jam Nanang memata – matai mereka, akhirnya keempat orang itu selesai “memperkosa” Bu Nining. Anehnya, keempat orang itu memberikan uang kepada Trisno sebagai bayaran. Trisno terlihat senang dengan banyaknya uang yang ia dapatkan. Setelah keempat orang rekannya itu pergi, barulah
Trisno menghampiri Bu Nining yang terkulai lemas.
“Ini uang yang aku janjikan. Jangan lupa lusa nanti ada beberapa temanku lagi yang ingin dilayani oleh Ibu” kata Trisno sambil memberikan setengah uang yang ia dapat kepada Bu Nining sebelum ia meninggalkan rumah Nanang.
Nanang menjadi marah besar karena mengetahui kalau Ibunya saat ini sudah menjadi pelacur murahan. Dengan beraninya Trisno menggunakan Ibunya sebagai wanita pemuas nafsu. Nanang menjadi sangat geram dan ingin sekali menghajar Trisno. Namun ia tidak bisa melakukan itu mengingat keluarga Trisno sudah cukup banyak membantu keluarganya. Nanang pun mencari ide untuk bisa membalaskan dendamnya itu.
Akhirnya ia berhasil mendapat sebuah ide yang brilian dan ia yakin ide ini sangat cocok untuk membalaskan dendamnya. Nanang kembali ke rumah Nyonya Arini. Dengan beraninya ia memasuki ruang kerja Nyonya Arini. Ia mengambil sebuah buku catatan yang tergeletak di atas meja. Buku catatan itu berisi daftar orang – orang yang memiliki hutang dengannya.
Ia pun mengecek daftar tersebut satu per satu. Ia berharap keluarga Trisno memiliki hutang dengan Nyonya Arini. Pucuk dicinta ulam pun tiba.
Pencariannya membuahkan hasil dan ternyata keluarga Trisno memiliki banyak hutang yang belum terbayarkan. Nanang berencana menggunakan daftar hutang itu untuk bisa menjebak keluarga Trisno, terutama Ibu Trisno. Lalu Nyonya Arini memergoki Nanang memasuki ruang kerjanya tanpa izin.
“Apa yang sedang kamu lakukan di ruang kerjaku ???” tanya Nyonya Arini tanpa emosi.
“Anu…Aku sedang memeriksa daftar hutang di buku ini” jawab Nanang gemetaran.
“Memang buat apa ??? Ada sesuatu yang ingin kamu cari ???” tanya Nyonya Arini.
Lalu Nanang pun memberanikan diri untuk menceritakan semua kejadian yang ia lihat tadi. Nyonya Arini hanya tertawa dan menyebut Ibu Nanang sebagai lonte murahan. Ia juga sudah tahu kalau Pak Eman dan Ibunya menjalin hubungan gelap. Semua rahasia yang ada di desa bisa diketahui dengan muda oleh Nyonya Arini.
“Jadi intinya kamu ingin balas dendam ???” tanya Nyonya Arini.
“Iya, Nyonya. Aku tidak terima Ibuku diperlakukan seperti itu” jawab Nanang dengan geramnya.
“Ya sudah kalau begitu. Aku izinkan kamu untuk menagih hutang mereka” kata Nyonya Arini yang telah mengizinkannya dan Nanang senang sekali karena Nyonya Arini mau membantunya.
Dan sore harinya, Nanang bersama dengan Nyonya Arini bergegas menuju rumah Trisno. Beruntung saat itu Ibu Trisno dan Kakak perempuannya sedang berada di rumah. Keduanya tampak bersantai di bawah pohon sambil menikmati cuaca segar di sore hari.
Kakak Trisno melihat kedatangan Nanang dan Nyonya Arini dari kejauhan. Ia mulai cemas karena ia sudah tahu perihal kedatangan mereka berdua. Ibu Trisno ikut cemas karena hari ini adalah tenggat waktu untuk mereka membayar hutang. Sementara uang yang terkumpul masih setengah.
“Selamat sore, Nyonya” sapa Ibu Trisno dan Kakaknya sambil memberikan hormat dengan membungkukkan tubuh.
“Gak perlu basa – basi, cepat bayar hutangnya. Aku tidak punya waktu untuk banyak untuk meladeni kalian” kata Nyonya Arini dengan sombongnya. Ibu Trisno segera masuk ke dalam rumah untuk mengambil uang yang mereka kumpulkan dan menyerahkannya kepada Nyonya Arini.
“Hanya segini yang bisa kami bayar” kata Ibu Trisno sambil menyerahkan uang tersebut. Nyonya Arini pun menghitung jumlah uang tersebut.
“Ini belum cukup. Sisanya mana ???!” tanya Nyonya Arini dengan membentak.
“Sisanya minggu depan kami bayarkan” jawab Ibu Trisno sambil ketakutan.
“APAAAA ???! Kalian kira aku harus bersabar menghadapi orang miskin seperti kalian ??? Cepat bayar atau aku musnahkan rumah kalian” ancam Nyonya Arini.
“To…Tolong Nyonya. Kami belum punya uang. Beri kami waktu hingga minggu depan” pinta Kakak Trisno sambil berlutut di depan Nyonya Arini.
“Dasar miskin. Aku paling tidak suka tawar – menawar. Kalian lunaskan hari ini juga atau kalian bisa menyanggupi syarat yang aku berikan” kata Nyonya Arini memberikan pilihan. Nanang hanya tersenyum karena sebentar lagi dendamnya akan segera terbalaskan.
“Syaratnya apa Nyonya ???” tanya Ibu Trisno.
“Syaratnya sangat mudah sekali. Aku ingin kalian berdua telanjang di depan kami berdua dan aku anggap sisa hutang kalian sudah lunas” kata Nyonya Arini dan keduanya pun terkejut mendengar syarat yang diberikan Nyonya Arini. Untuk Ibu Trisno, ia bisa saja menyanggupi permintaan Nyonya Arini. Hanya saja ia tidak ingin anak perawannya ikut telanjang di depannya. Apalagi ada Nanang di sana.
“Bagaimana kalau saya saja yang telanjang. Anak perempuan saya tidak usah” mohon Ibu Trisno.
“Aku bilang kan kalian berdua yang harus telanjang. Kalau kalian tidak mau ya tidak apa – apa” kata Nyonya Arini.
Cerita Ngentot Hot 2018 | Demi melunaskan hutang mereka, kakak Trisno pun rela bertelanjang bugil di depan Nanang dan Nyonya Arini. Dengan sedikit ragu dan malu, keduanya mulai melepaskan pakaian mereka satu per satu. Kakak Trisno dengan santai membuka pakaiannya, sementara Ibu Trisno tampak malu – malu untuk membuka pakaiannya. Nanang menelan ludah ketika melihat keduanya sudah telanjang bulat. Matanya langsung tertuju pada tubuh Kakak Trisno yang sangat menggiurkan.
Tubuhnya hampir sama dengan Mbak Yuyun, hanya saja toketnya sedikit lebih besar dan putih. Sementara tubuh Ibu Trisno biasa saja dengan toket berukuran sedang yang sudah menggantung dan pantatnya yang tidak terlalu besar. Kontol Nanang pun mulai bereaksi di dalam celananya. Nyonya Arini menghampiri keduanya. Ia melakukan inspeksi terhadap tubuh kedua wanita tersebut. Dengan kasarnya Nyonya Arini memilin puting Ibu Trisno. Lalu ia menarik kasar bulu jembut tipis yang tumbuh di memek Kakak Trisno. Nyonya Arini merasa puas dengan apa yang ia lakukan.
“Nang, hisap tetek mereka berdua” perintah Nyonya Arini.
“Ta…Tapi Nyonya, syaratnya kan kami hanya telanjang di depan kalian” kata Ibu Trisno.
“Aku yang punya kuasa di sini. Kalau kalian tidak terima yaudah, berarti hutang kalian masih belum lunas” kata Nyonya Arini dengan sombongnya.
“Sudahlah, Bu. Kita ikuti saja apa mau Nyonya Arini” kata Kakak Trisno kepada Ibunya.
“Anakmu saja ngerti, masa Ibunya gak ngerti. Udah miskin, belagu lagi” ejek Nyonya Arini.
Nanang pun mendekat ke Ibu Trisno. Ibu Trisno langsung menyilangkan kedua tangannya di depan toketnya. Ia malu sekali karena harus telanjang di depan sahabat anaknya sendiri. Bila bukan karena hutang itu, ia tidak akan pernah rela tubuhnya dilihat oleh pria lain. Ibu Trisno menggelengkan kepalanya sebagai tanda agar Nanang tidak melakukan perintah Nyonya Arini.
Nanang mengatakan ia tidak bisa dan harus melakukannya. Jiwa Nanang yang lain tertawa puas karena saatnya ia untuk melakukan balas dendam. Nanang menyingkirkan kedua tangan Ibu Trisno. Lalu ia mengelus toket Ibu Trisno yang sudah kendur dan tidak kenyal lagi. Ia meremas kecil kedua toketnya dan Ibu Trisno memejamkan kedua matanya. Ia tidak berani melihat harga dirinya dipermalukan seperti ini. Lalu Nanang mendekatkan mulutnya dan mulai menghisap pentil yang besar itu.
Nanang agak terkejut karena toket Ibu Trisno bisa mengeluarkan air yang berupa ASI. Rasanya hambar namun cukup nikmat di mulut Nanang. Kemudian Nanang semakin berani dan menghisap pentil itu dengan kuat. Kali ini giliran Ibu Trisno yang mulai merasakan hal aneh dalam dirinya.
Hati kecilnya berkata kalau ia sangat menikmati pentilnya dihisap oleh Nanang. Sementara Kakak Trisno tak mengedipkan matanya ketika melihat toket Ibunya sedang dihisap dan diremas oleh Nanang. Hisapan Nanang begitu kuat hingga pentil Ibu Trisno ikut membesar dan memanjang. Air susu Ibu Trisno sangat nikmat hingga Nanang betah berlama – lama bermain dengan toket Ibu Trisno.
“Hei, masih ada satu wanita lagi yang harus kamu layani” kata Nyonya Arini sambil menarik rambut Nanang.
Nanang jadi malu sendiri karena ia terlalu menikmati toket Ibu Trisno. Ia pun beralih fokus ke kakak Trisno. Tampak Kakak Trisno sudah pasrah dengan apa yang akan dilakukan Nanang meski ia begitu malu ketika Nanang menatap tubuhnya dengan penuh arti.
Kakak Trisno memang tidaklah cantik dan usianya hanya terpaut dua tahun darinya. Namun tubuhnya cukup seksi dan membuat Trisno menelan ludah ketika melihatnya. Nanang mendaratkan tangan kirinya di toket Kakak Trisno yang sebelah kanan. Nanang merasakan betapa padat dan kenyalnya toket Kakak Trisno. Lalu ia dekatkan mulutnya di putingnya. Ia hembuskan nafasnya dan membuat Kakak Trisno merinding. Pentilnya masih perawan dan bentuknya masih seperti tanda titik.
Kemudian Nanang menjulurkan lidahnya dan menjilati pentil itu. Kakak Trisno kembali merinding dan kali ini ia merasakan sesuatu yang aneh.
Tubuhnya mendadak panas dan ia sangat menikmati setiap jilatan Nanang di putingnya. Nanang semakin berani dengan menghisap puting itu semakin dalam. Tubuh Kakak Trisno ikut bergerak ke depan. Wajah Kakak Trisno berubah menjadi merah.
Ia tidak bisa berbohong kalau ia sangat menikmatinya. Setiap kali Nanang menghisap putingnya, gejolak aneh itu semakin ia rasakan. Sementara Ibu Trisno sudah menyadari kalau anaknya itu telah jatuh dalam lubang kenikmatan.
“Aaaahhhhhh” erang Kakak Trisno dengan pelan.
Nyonya Arini pun ikut terbuai dengan apa yang dilakukan oleh Nanang. Ia berkhayal kalau saat ini Nanang juga sedang menghisap toketnya. Tanpa sadar ia meremas toketnya sendiri dengan remasan yang lembut. Nafasnya mulai terasa berat dan kakinya mulai gemetar.
Kali ini tangan Nanang mulai berani dengan mengelus permukaan memek Kakak Trisno. Ibu Trisno langsung menahan tangan Nanang agar Nanang tidak melakukan hal yang lebih. Tapi hal itu justru membuat Nyonya Arini marah.
“Biarkan saja dia mengelus memek anakmu. Lihat saja anakmu sudah menikmati cumbuan Nanang” kata Nyonya Arini.
Mau tak mau Ibu Trisno membiarkan Nanang berbuat sesuka hati kepada tubuh anak gadisnya itu. Kakak Trisno semakin terangsang dan kini ia tidak segan untuk terus mengerang. Nanang merasakan memek Kakak Trisno semakin becek dan lengket.
Kemudian Nanang memilin klitorisnya dan membuat Kakak Trisno semakin kehilangan kontrol. Tubuhnya mulai bergerak tak karuan. Ia melebarkan kedua kakinya agar Nanang bisa dengan bebas membelai memeknya. Lalu tiba – tiba Kakak Trisno merasakan sesuatu yang mendesak untuk segera dikeluarkan. Sesaat kemudian Kakak Trisno pun orgasme dengan dahsyatnya. Kepalanya mendongak ke atas sambil memejamkan matanya.
Nanang ikut bergairah dengan menghisap toket Kakak Trisno dengan semakin kuat. Ibu Trisno terkejut karena anaknya sudah orgasme. Sementara Nyonya Arini terlihat puas dengan apa yang dilakukan Nanang. Kakak Trisno terduduk di atas rumput karena tidak sanggup menahan kakinya. Orgasme yang pertama kali ia rasakan seperti membuat tulang dalam tubuhnya menjadi retak.
Nanang menjilati jarinya yang basah karena cairan memek Kakak Trisno. Ibu Trisno memeluk anaknya dan meminta maaf karena telah gagal melindunginya. Justru Kakak Trisno malah berterima kasih kepada Ibunya karena telah membiarkannya merasakan orgasme yang begitu nikmat untuknya.
“Sepertinya ini akan menjadi semakin menarik. Ayo kita masuk ke rumahmu” Ajak Nyonya Arini.
Lalu mereka berempat masuk ke dalam rumah. Nyonya Arini mengunci semua pintu dan jendela rumah agar tidak ada yang melihat mereka. Nyonya Arini telah merencanakan sebuah pesta yang menarik untuk mereka. Nyonya Arini menyuruh Nanang untuk telanjang dan memamerkan kontol supernya itu. Ibu dan Kakak Trisno begitu takjub dan ketakutan melihat kontol Nanang yang bentuk sangat besar.
Mulut Ibu Trisno sampai terbuka lebar saking terkejutnya. Melihat mulutnya yang terbuka, Nanang memasukkan kontolnya ke dalam mulut Ibu Trisno. Mata Ibu Trisno terbuka sangat lebar seperti mau copot. Ia tak percaya kontol Nanang yang besar itu terasa penuh di dalam mulutnya.
Kakak Trisno juga merasa ngeri melihat ukuran kontol Nanang. Lalu Nanang menggenjot mulut Ibu Trisno dengan perlahan hingga mentok ke kerongkongannya. Sesekali Nanang merasakan kontolnya dihisap oleh Ibu Trisno. Lalu ia diamkan kontolnya untuk merasakan kehangatan mulut Ibu Trisno. Tiba – tiba Nanang meringis dan berjinjit. Itu karena Ibu Trisno menghisap kontol Nanang dengan sangat kuat hingga Nanang merasa ngilu. Ia tidak tahan lagi untuk segera merasakan kontol Nanang.
Kini Ibu Trisno sudah tidak malu lagi dan mulai aktif untuk melayani kontol Nanang. Ia menjilati kontol Nanang dengan penuh nafsu. Hisapan demi hisapan membuat Nanang semakin bergairah. Kakak Trisno begitu penasaran dan ia juga ingin merasakan kontol Nanang. Nyonya Arini sendiri tengah sibuk bermasturbasi dengan memasukkan tangannya ke dalam celananya sambil berdiri.
“Hei, bagi kontol itu dengan anakmu. Wajah anakmu itu sudah seperti anjing yang meminta tulang” kata Nyonya Arini sambil tertawa.
Lalu Ibu Trisno membagikan kontol Nanang kepada anaknya itu. Ibu Trisno mengajarkan anaknya bagaimana cara menikmati kontol. Ia menyuruh anaknya untuk menjulurkan lidahnya dan menjilati batang kontol itu. Kakak Trisno melakukan semua apa yang diperintahkan oleh Ibunya. Kakak Trisno tak menyangka kalau menjilati kontol begitu nikmat untuknya.
Ia menggelitik lubang kontol itu dan membuat Nanang menjadi geli. Lalu Ibu Trisno menyuruh anaknya untuk mengocok sambil menjilati kontol Nanang. Kakak Trisno dengan cepat sudah bisa melayani kontol Nanang dengan sangat baik. Kemudian Ibu Trisno mengajarkan bagaimana cara mengulum kontol.
“Coba kamu hisap seperti kamu sedang makan permen. Jangan sampai terkena gigi kamu” perintah Ibu Trisno kepada anaknya.
Lalu Kakak Trisno memasukkan kontol Nanang ke dalam mulutnya. Kakak Trisno merasakan mulutnya seperti disumpal oleh batang kayu hingga ia sedikit tersedak. Ibu Trisno menyuruh anaknya untuk menggerakkan kepalanya maju mundur sambil menghisap kontol itu. Nanang mulai gelisah karena sepongan Kakak Trisno terasa sangat nikmat. Ia pun merasakan orgasmenya akan segera tiba.
Lalu Nanang menahan kepala Kakak Trisno dan dengan leluasanya ia mengeluarkan semua lahar panasnya itu di dalam mulut Kakak Trisno. Kakak Trisno sangat terkejut karena ia merasakan adanya cairan kental dan hangat memenuhi mulut dan masuk ke tenggorokannya. Kakak Trisno mencoba mendorong tubuh Nanang tapi Nanang berusaha untuk bertahan.
Cubitan Kakak Trisno yang kuat tidak dirasakan olehnya. Lalu ia mengeluarkan kontolnya dan Kakak Trisno pun menumpahkan seluruh sperma Nanang yang sangat banyak itu. Ia sampai muntah karena tidak tahan dengan bau dan rasa sperma Nanang yang menurutnya sangat tidak enak. Seketika Kakak Trisno pun pingsan karena terlalu syok. Ibu Trisno menjerit histeris melihat anaknya tak sadarkan diri.
“Nyonya harus bertanggung jawab” jerit Ibu Trisno yang khawatir dengan kondisi anaknya
“Tidak usah khawatir. Sebentar lagi juga dia akan sadar” kata Nyonya Arini dengan santainya.
Setelah orgasme, kontol Nanang masih tetap berdiri tegak. Ia pun menarik tubuh Ibu Trisno dan menyuruhnya untuk tiduran di atas lantai. Ibu Trisno sadar kalau ia akan disetubuhi oleh Nanang dan ia pun meronta. Nyonya Arini pun ikut turun tangan dengan membantu Nanang menahan tubuh Ibu Trisno. Ia memegang kedua tangan Ibu Trisno sementara Nanang mencoba untuk memasukkan kontolnya ke dalam lubang memek Ibu Trisno yang ditumbuhi oleh bulu jembut yang sangat rimbun.
Nanang sampai kesulitan untuk menemukan lubang memeknya. Ia pun menggesek kontolnya di permukan memek Ibu Trisno dan ia pun berhasil menemukan lubangnya. Ia dorong kontolnya dengan paksa hingga menerobos masuk ke dalam lubangnya yang terasa sempit oleh Nanang. Ibu Trisno seketika menjerit dan menangis karena ia merasa memeknya seperti dirobek oleh sebatang besi yang kuat. Ibu Trisno tidak sanggup menahan perih di memeknya dan ia pun terus meronta untuk dilepaskan.
“Cepat entot memeknya, Nang. Aku akan menahan tubuhnya” kata Nyonya Arini sambil berusaha untuk menahan tubuh Ibu Trisno yang terus menggeliat seperti cacing.
Nanang pun dengan cepat menggenjot kontolnya. Ia merasa senang sekali meski ia juga merasa bersalah karena telah memperkosa Ibu sahabatnya itu.
Baginya Ibu Trisno sudah dianggap seperti Ibunya sendiri karena kebaikannya terhadap Nanang. Tapi ia juga tidak kuasa untuk menahan dendamnya dan kini dendam itu telah tersalurkan. Nanang terus memompa kontolnya dan lama – kelamaan Ibu Trisno mulai pasrah. Rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat yang tiada tara. Gesekan itu membuat dirinya tidak kuasa untuk menahan gairahnya yang sudah lama terpendam. Semenjak suaminya sering sakit – sakitan, Ibu Trisno sudah jarang mendapat nafkah batin. Nyonya Arini melepaskan tubuh Ibu Trisno.
“Ahhhhh…Aahhhhh…Aahhhhhh” desah Ibu Trisno.
“Dasar lonte bejat. Dientot kontol baru ketahuan deh sifat aslinya kalau anda itu memang lonte murahan” maki Nyonya Arini yang kesal dengan Ibu Trisno yang kini telah menikmati genjotan kontol Nanang.
Ibu Trisno menarik kepala Nanang untuk menghisap kembali kedua putingnya. Dengan senang hati Nanang melakukannya karena ia sudah ketagihan dengan air susu yang keluar dari toket Ibu Trisno.
“Entottt Ibu lebih kuatt Nanggg…Entooott terusss…Oooohhhh….oooohhhh” erang Ibu Trisno yang tidak bisa menahan kicauan vulgarnya.
Lalu Kakak Trisno mulai tersadar setelah pingsan selama beberapa menit. Ia melihat Ibunya tengah disodok oleh Nanang di atas lantai. Kakak Trisno melihat bagaimana kontol Nanang yang besar itu keluar masuk ke dalam memek Ibunya.
Ia juga melihat Nyonya Arini yang tengah sibuk meremas toketnya sendiri sambil menonton persetubuhan antara Nanang dan Ibunya. Rasa horni Kakak Trisno pun kembali muncul. Ia mendekati Ibunya dan Ibunya merasa senang karena anaknya telah siuman. Kakak Trisno memeluk tubuh Ibunya yang berguncang hebat karena sodokan kontol Nanang.
“Bu, aku juga mau dientot seperti Ibu” pinta Kakak Trisno yang tidak tahan melihat Ibunya yang keenakan dientot oleh Nanang.
“Jangan sayang…Aaahhhh…Nantiiii keperawanannnn kamuuu pecahhh…Aaahhh…Aahhhh” kata Ibunya yang melarangnya untuk dientot seperti dirinya.
Kakak Trisno sedikit kecewa mendengar larangan Ibunya. Tapi ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk memberikan keperawanannya kepada orang yang dicintainya.
Alhasil Kakak Trisno hanya bisa menonton Ibunya yang lagi digenjot oleh Nanang. Ia mengelus rambut Ibunya dan sesekali mencium kening Ibunya itu. Ia mengelap tubuh Ibunya yang sudah banjir oleh keringat. Nyonya Arini yang semakin horni pun menarik tubuh Kakak Trisno dan menyuruhnya untuk duduk di atas pangkuannya.
Nyonya Arini melebarkan kedua kaki Kakak Trisno dan langsung membelai memeknya. Kakak Trisno berusaha untuk lepas dari dekapan Nyonya Arini tapi tenaganya terlalu kecil. Apalagi gesekan jari Nyonya Arini di klitorisnya membuatnya tenggelam dalam kenikmatan.
“Lihat Ibumu yang lagi dientot itu. Ibumu seperti lonte murahan yang lagi menjual tubuhnya” bisik Nyonya Arini dengan begitu erotis dan membuat Kakak Trisno semakin terbuai.
“Aaahhh Nyonyaaaa…gesekk memek kuuu dengan kuaaatttt….Aaahhhh…Aaahhhh” erang Kakak Trisno.
“Dasar lonte jalang. Berikan memek busukmu itu padaku” kata Nyonya Arini dan menyuruh Kakak Trisno untuk nungging di atas kursi.
Lalu Nyonya Arini menjilati memek itu dengan buasnya. Ia tenggelamkan wajahnya di belahan pantat Kakak Trisno. Lubang memek dan anus Kakak Trisno tak luput dari jilatannya. Kakak Trisno semakin menikmati cumbuan yang dilakukan oleh Nyonya Arini. Selain itu ia juga semakin horni tatkala melihat wajah Ibunya yang mesum itu. Ibunya benar – benar seperti lonte murahan seperti yang diejek oleh Nyonya Arini. Awalnya ia menolak, tapi kini ia malah ketagihan dan membiarkan sifat binalnya itu menguasai tubuhnya. Kakak Trisno ikut menggoyangkan pantatnya seirama dengan jilatan Nyonya Arini. Sementara itu Nanang semakin gila dan semakin menikmati sodokannya. Ibu Trisno tak kuasa menahan gairahnya dan terus mengerang tanpa terkendali.
“Entooott akuuu…Entoooottt akuuuu…Aaahhhh…Aaahhhh…Nananggggg beri akuu pejuuhmuuuu..Aaahhhhh” erang Ibu Trisno.
Lalu Nanang mencabut kontolnya dan meminta Ibu Trisno untuk menghisap kontolnya. Ibu Trisno melahap kontol Nanang dengan penuh gairah. Ia memeras kontol Nanang dan kembali mengocoknya demi mendapatkan sperma Nanang. Lalu Nanang menjerit sekuat – kuatnya ketika orgasmenya tiba.
Ia semburkan spermanya di seluruh permukaan wajah Ibu Trisno. Kakak Trisno segera beranjak untuk bisa kebagian sperma Trisno di wajahnya. Kini wajah Ibu dan anak itu diselimuti oleh sperma Nanang yang kental dan berbau khas. Ibu Trisno terlihat puas setelah mendapatkan sperma Nanang.
Ibu dan anak itu saling menjilati wajah agar bisa mencicipi rasa sperma Nanang. Sementara itu Nyonya Arini menyepong kontol Nanang demi mendapatkan sperma Nanang meski hanya sedikit. Nanang pun ambruk karena terlalu lelah. Kakak Trisno menjilati kontol Nanang bersama dengan Nyonya Arini. Keduanya saling berebutan untuk bisa menikmati kontol itu di dalam mulut mereka. Sungguh persetubuhan yang luar biasa yang pernah dilakukan oleh Nanang dan ia sangat puas sekali.
——————————————-
Bulan demi bulan pun telah berlalu. Nanang semakin betah bekerja di bawah perintah Nyonya Arini. Ia tidak begitu peduli dengan uang yang ia dapatkan. Ia lebih mementingkan memuaskan nafsu batinnya ketimbang mendapatkan uang. Ia memilih untuk menyerahkan semua uang yang ia dapat kepada Ibunya yang kini telah resmi menjadi istri kedua Pak Eman.
Meski begitu Nanang tidak pernah menganggap Pak Eman sebagai Ayah tirinya karena bagaimanapun juga ia sangat benci kepada Pak Eman atas semua yang ia lakukan kepada Ibunya. Nanang sudah merasakan hidup yang enak selama tinggal bersama Nyonya Arini. Nyonya Arini juga sangat puas dengan kinerja yang dilakukan Nanang. Ia tidak hanya bisa melindunginya atau menjadi seorang penagih hutang yang handal, tetapi juga mampu memuaskan nafsunya yang selalu menggebu – gebu.
Namun Nanang harus rela tidak bisa sepuasnya bersetubuh dengan beberapa wanita. Nyonya Arini telah melarangnya karena ia merasa cemburu. Nyonya Arini ingin kejantanan Nanang hanya untuk dirinya seorang. Namun Nanang tidak pernah kehilangan akal dan sering diam – diam bersetubuh dengan beberapa wanita desa yang ketagihan akan kejantanannya.
Bagi Nanang kepuasannya dalam melakukan seks adalah hal yang paling ia sukai dan kini telah menjadi hobinya. Ia seperti tidak pernah lelah untuk bercinta setiap hari. Namun masih ada masalah yang hingga kini masih membayanginya. Apalagi kalau bukan masalah Trisno dan juga Ibunya. Hingga sekarang ini Trisno masih menggunakan Ibunya sebagai tempatnya untuk mencari uang. Ia terus menjual tubuh Ibunya kepada beberapa orang dan mendapatkan uang.
Pak Eman yang sekarang telah menjadi suami Ibunya sama sekali tidak tahu kalau istrinya dijadikan sebagai sarang untuk mencari kenikmatan. Entah kenapa Ibunya sama sekali tidak menolak dan membiarkan tubuhnya digunakan untuk memuaskan nafsu para pria.
Nanang menduga ada sebuah kesepakatan antara Trisno dan Ibunya yang tidak ia ketahui. Ia pun berusaha untuk mencari tahu dan akan menghakimi Trisno bila itu terjadi.
Hari itu adalah hari ulang tahun Nyonya Arini. Sebagai kemurahan hatinya, ia pun menggelar konser dangdut satu malam penuh di balai desa. Seluruh warga desa dan juga warga desa sebelah turut diundang untuk meramaikan acara tersebut. Warga juga sangat antusias dan mereka melupakan sejenak kebencian mereka terhadap Nyonya Arini. Berbagai makanan dan hiburan telah disediakan di balai desa.
Semua warga ikut bernyanyi dan bergoyang sambil menikmati lantunan musik dangdut dari para biduan. Nanang ikut serta berkumpul bersama warga dan berjoged bersama.
Rasa benci berubah menjadi kesenangan bersama dengan para warga. Saat sedang asik menikmati musik dangdut, tiba – tiba saja seseorang dengan jubah berwarna cokelat dan memakai penutup kepala menarik tangan Nanang. Nanang berusaha melepaskan diri, tapi ia dengan cepat membawa Nanang ke semak – semak yang berada di belakang balai desa.
Orang tersebut membuka penutup kepalanya dan ternyata dia adalah Mbak Yuyun. Nanang sampai kaget karena ia pikir orang tersebut adalah musuhnya.
Mbak Yuyun langsung mencium bibir Nanang dan memintanya untuk memeluknya. Keduanya pun berciuman dengan penuh kemesraan karena sudah lama tidak bertemu sejak terakhir kali Mbak Yuyun mengajarkan seks dengan Nanang.
“Kenapa kamu tidak menemuiku lagi ???” tanya Mbak Yuyun sambil memeluk Nanang dengan erat.
“Maafkan aku, Mbak. Sekarang ini aku bekerja untuk Nyonya Arini. Aku tidak bisa bebas bertemu dengan orang lain” jawab Nanang yang bahagia sekali bertemu dengan Mbak Yuyun.
“Aku rindu sekali padamu. Ayo kita lakukan seperti yang dulu lagi” kata Mbak Yuyun yang ingin mengajak Nanang untuk bercinta dengannya lagi.
“Aku tidak bisa. Saat ini aku harus berada di samping Nyonya Arini. Kalau tidak ia akan marah kepadaku” tolak Nanang meski ia sangat ingin sekali bercinta dengan Mbak Yuyun. Nyonya Arini memerintahkannya untuk tidak berada jauh darinya sehingga ia terpaksa untuk menolaknya.
Mbak Yuyun sama sekali tidak menyerah. Ia memasukkan tangan Nanang ke dalam celananya. Nanang merasakan betapa lembabnya memek Mbak Yuyun.
“Apa kamu tega membiarkan memek ku kesepian seperti ini” kata Mbak Yuyun dengan nakalnya.
“Tapi Mbak…” kata Nanang terputus.
Mbak Yuyun kembali melumat bibir Nanang. Ia memainkan lidahnya di dalam mulut Nanang. Saat ini Mbak Yuyun sedang sangat bergairah dan ingin sekali merasakan kejantanan Nanang. Ia sangat rindu akan kontol Nanang yang mampu memberikan kepuasan kepadanya. Dengan tergesa – gesa Mba Yuyun melepaskan celananya. Nanang langsung terpana melihat memek Mbak Yuyun yang juga ia rindukan. Nanang pun mengeluarkan kontolnya menyuruh Mbak Yuyun untuk bersender di pohon. Nanang ingin sekali menjilati memek Mbak Yuyun tapi Mbak Yuyun menolaknya.
“Langsung entot aja. Waktu ku juga tidak banyak” kata Mbak Yuyun.
Nanang meminta Mbak Yuyun untuk meludahi kontolnya. Lalu ia meratakan air liur Mbak Yuyun ke seluruh permukaan kontolnya agar basah. Kemudian Nanang memasukkan kontolnya secara perlahan. Mbak Yuyun kembali merasakan perih karena besarnya kontol Nanang. Kuku – kukunya menancap di pundak Nanang untuk menahan rasa sakitnya. Lalu Nanang mendiamkan kontolnya sejenak agar untuk menghilangkan rasa sakit Mbak Yuyun.
“Entot yang pelan ya. Kontolmu kok rasanya makin besar” kata Mbak Yuyun sambil sedikit tertawa.
“Memek Mbak yang makin sempit” balas Nanang.
Kemudian Nanang mulai menusuk kontolnya secara perlahan. Nanang memejamkan matanya merasakan jepitan memek Mbak Yuyun yang sangat luar biasa. Mbak Yuyun pun menutup matanya sambil mendesah pelan. Kemudian Nanang menaikkan temponya menjadi sedang. Desahan Mbak Yuyun pun semakin keras. Nanang meminta Mbak Yuyun untuk tidak mendesah terlalu keras karena bisa didengar oleh orang lain.
“Aaahhhh…Akuuu gak bisaaaa…Kontolmuuu terlaluuu nikmaattt…Aaahhhhhh…Aaaahhhh” erang Mbak Yuyun.
Kemudian Nanang membuka paksa kaos Mbak Yuyun. Ia ingin menghisap puting Mbak Yuyun untuk membuat Mbak Yuyun semakin nikmat. Puting Mbak Yuyun semakin terasa keras di mulutnya. Mbak Yuyun pun mendorong kepala Nanang agar ia semakin kuat menghisap putingnya.
“NANANGGGGG ! NANANGGGGG !”
Tiba – tiba terdengar suara Nyonya Arini yang memanggil Nanang sambil berteriak. Nanang pun kocar – kacir dan segera memakai bajunya. Tapi Mbak Yuyun melarangnya dan meminta Nanang untuk menggenjot memeknya lagi.
“Masukinn lagiii…masukiinnnnnn…entottt akuuuu Nanggggg” rengek Mbak Yuyun sambil menggesek kontol Nanang di memeknya.
“Tapi Nyonya Arini sudah memanggilku. Aku bisa mati kalau tidak segera menemuinya” kata Nanang dengan begitu khawatir.
“Biarkan saja Nyonya Arini melihat kita lagi ngentot. Ayo masukiinn cepaattt” kata Mbak Yuyun manja.
Mbak Yuyun pun memasukkan kembali kontol Nanang ke dalam memeknya. Nanang sama sekali tidak bergerak karena ia takut Nyonya Arini memergokinya sedang bersetubuh dengan wanita lain.
“Nanngggg…entottt akuuuu….Kamu jangan siksa aku sepertii iniii” rengek Mbak Yuyun sambil menepuk dada Nanang.
Nanang pun tidak memiliki pilihan lain selain melanjutkan persetubuhannya. Nanang dengan cepat menggenjot kontolnya agar semua ini bisa selesai dengan cepat.
Suara teriakan Nyonya Arini terasa semakin dekat. Jantung Nanang berpacu semakin cepat dan keringat dingin mulai bercucuran di keningnya. Lalu ia merasakan adanya cairan hangat yang menyembur kontolnya sebagai pertanda kalau Mbak Yuyun sudah orgasme. Kemudian Nanang mencabut kontolnya dan membuat Mbak Yuyun semakin kesal padanya.
“Entoottt lagi Nanggg…Akuu belum puassss” rengek Mbak Yuyun semakin menjadi – jadi.
“Kan Mbak udah keluar” ucap Nanang.
“Aku mau pejuh kamuuu…Kasih aku pejuhmuu yang banyak itu…entoott lagiii” rengek Mbak Yuyun sambil menyambar kontol Nanang untuk disepong olehnya.
Nanang tidak bisa berbuat banyak selain membiarkan Mbak Yuyun untuk menikmati kontolnya. Tiba – tiba secara tidak sengaja melihat Nyonya Arini tidak berada jauh dari tempatnya berdiri.
Cerita Ngentot Hot 2018 | Mereka berdua saling bertatap – tatapan. Nyonya Arini Mbak Yuyun yang sedang berjongkok di depan Nanang. Ia pun menyadari kalau Mbak Yuyun pasti sedang menikmati kontol Nanang. Dengan penuh emosi Nyonya Arini menghampir mereka berdua. Lalu dengan kerasnya ia menampar pipi Nanang dan menarik rambut Mbak Yuyun dengan kasar.
“Dasar lonte ! Seenaknya saja kamu bercinta dengan pengawal pribadiku” bentak Nyonya Arini.
“Nyonya tidak ada hak untuk melarangku. Memang Nanang itu suami Nyonya apa” kata Mbak Yuyun yang sama sekali tidak takut dengan kemarahan Nyonya Arini.
“Kontolnya sudah menjadi milikku sepenuhnya dan hanya aku yang boleh menikmati atau ngentot dengannya” jelas Nyonya Arini dan Mbak Yuyun agak terkejut mendengarnya.
“Apa itu benar, Nang ???” tanya Mbak Yuyun kepada Nanang.
Nanang menjawabnya dengan mengangguk pelan. Saat itu ia benar – benar ketakutan melihat Nyonya Arini yang telah menamparnya.
Mbak Yuyun merasa kecewa karena Nanang telah dikendalikan sepenuhnya oleh Nyonya Arini. Ia sangat kesal dengan Nanang dan ikut membencinya. Mbak Yuyun mengenakan kembali pakaiannya dan meninggalkan mereka berdua.
Mbak Yuyun menangis dan mungkin ia akan menyesal karena tidak bisa lagi merasakan kejantanan Nanang. Nanang terkulai lemas dan bersender di pohon. Ia menyalahkan dirinya sendiri atas semua kejadian yang telah menimpa dirinya.
Ia mulai sadar kalau apa yang ia lakukan ini salah. Awalnya ia hanya sekedar ingin tahu apa itu seks dan tidak berniat untuk begitu menikmatinya. Setelah dicoba, Nanang mulai ketagihan dan ia pun lupa akan daratan.
Ditambah lagi Nyonya Arini yang berhasil menghipnotisnya untuk selalu tunduk di bawah perintahnya. Nanang mulai menangis sambil memeluk dirinya sendiri. Ia rindu akan dirinya yang dulu yang dikenal baik oleh semua warga. (Bersambung),,,,,,,,,,,,
The post Cerita Ngentot Hot – Dendam Kesumat Nanang Kepada Trisno appeared first on CeritaSeksBergambar.