Perkenalkan namaku James, berusia 34 tahun, dan telah menikah. Sekilas tentang tubuhku, aku memiliki tubuh yang atletis, dengan tinggi badan sekitar 180cm. Jika menegang, ukuran penisku mencapai 20cm, dengan diameter 4-5cm. Ya beruntung aku punya tubuh sebagus ini.
Aku telah resign dari perusahaan sebelumnya, dan kini pindah ke perusahaan yang baru. Di perusahaan yang baru ini, aku mendapatkan posisi sebagai seorang manager technology. Rekan-rekan kerjaku biasa saja semuanya, cenderung tidak aneh, cenderung tidak jahat. Pokoknya, semua berjalan kelewat normal di perusahaan itu. Wanita nya pun cantik-cantik semua, pemandangan nih.
Kalau ada yang tidak normal, paling-paling sejauh tiga sekawan di divisi HRD. Dari yang paling tua, bernama Novi. Novi boleh dikatakan dambaan kaum laki-laki pada umumnya. Ia berambut panjang sepunggung lurus, memiliki muka yang cantik, senyum dan tawanya anggun, berkulit putih bersih, tinggi sekitar 175cm, cukup langsing, selalu berpakaian tipikal wanita karir, buah dadanya kutaksir sekitar 34B. Novi ini adalah manager HRD. Ia telah menikah, namun belum dikaruniai seorang anak. Umurnya 30 tahun, tetapi terlihat seolah masih berumur 25 tahun.
Selanjutnya, yang kedua tertua, bernama Desi. Desi juga telah menikah dan baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke-28. Desi berkulit sawo matang, memiliki muka yang manis, tinggi sekitar 164cm, rambut keriting sepunggung, buah dada kutaksir sekitar 32B. Ia memiliki perawakan lebih tenang dibandingkan keduanya, tidak banyak bicara, dan caranya tertawa pun cenderung elegan. Kalau boleh jujur, menurutku mukanya tampak sedikit nakal dan menawan. Gaya bicaranya pun cenderung formal, bahasanya amat baku. Untungnya sih dia masih bisa mengerti bahasa percakapan sehari-hari.
Yang paling muda, bernama Emi. Ia adalah yang paling ceria diantara ketiganya. Ia belum menikah, dan baru berumur 24 tahun. Berambut pendek, sering memasang ekspresi ceria sehingga membuatnya terlihat imut dan cantik, berkulit putih mulus, tinggi sekitar 170cm, memiliki buah dada yang sepertinya cenderung lebih besar dari Novi mungkin sekitar 34C. Emi adalah yang paling ramai dan berisik diantara ketiganya. Ia memiliki perawakan seperti anak kecil, padahal mukanya cukup dewasa. Gaya bicaranya pun seperti anak muda pada umumnya. Akan tetapi, itulah yang membuatnya menarik.
Kenapa aku bilang mereka itu aneh? Dikarenakan mereka suka tertawa-tawa bertigaan, apalagi jika bertemu denganku di jalan, mereka jadi suka berbisik-bisik dan memberi kode satu sama lain yang membuatku semakin bingung saja. Di saat sedang serius-seriusnya jam kerja, pasti ada saja setidaknya sekali dalam sehari, mereka tiba-tiba tertawa-tawa tidak jelas. Biasanya yang memulai adalah Emi, tiba-tiba ngomong ke kedua kawannya,โiya kan ya? Hahahahahaโ. Itu saja, dan kedua rekannya langsung ikutan tertawa-tawa. Begitulah, Emi biasanya tertawa lepas, Desi tertawa dengan tidak memperlihatkan gigi sama sekali, sedangkan Novi tertawa dengan senyum yang terkadang ditutupi oleh tangannya. Aku tidak pernah mengerti apa yang mereka tertawakan. fantasiku.com
Pada suatu hari, disaat aku sedang lumayan sibuk-sibuknya dan butuh refreshing, tiba-tiba Emi mendatangiku.
โHalo Pak James!โ Sapanya dengan riang.
โHalo juga Emi, ceria amat kamu.โ Sapaku balik.
โPak Jamesโฆ anuuโฆ hmmmmโฆ.โ Katanya dengan bingung.
Waduh, kenapa ini si Emi? Jangan-jangan dia mau menyatakan cinta nih? Maklum, aku memang orangnya sedikit ge-er.
โHari kamis kan long weekend, sampai hari minggu. Aku sama Bu Novi dan Bu Desi rencananya mau ke Arumdalu, mau main-main di private beach-nya. Pak James ikut kita yuk!โ Ajaknya dengan penuh harap.
Saat Emi mengajakku, aku melihat Novi dan Desi sedang duduk di meja mereka masing-masing, keduanya menghadap kearahku dan Emi. Wajah mereka dipenuhi dengan rasa bengong seolah-olah tidak percaya dengan apa yang Emi lakukan, tetapi kemudian berubah menjadi rasa harap seolah-olah jawabanku menentukan masa depan mereka. Hmmm, hari ini hari Senin, 3 hari lagi sampai hari Kamis. Kebetulan semingguan ini, istriku sedang outing bersama orang kantornya, alamak bosan deh aku di rumah. Mungkin ikut dengan mereka bukan ide yang buruk?
โAyooo paak. Kita ga ada yang nyetirin niihโฆโ Pinta Emi dengan manja.
Ya ampuuunn, blak-blak an sekali si Emi ini. Akan tetapi, jujur aku sangat menghargai sikap blak-blak an dan kejujuran Emi. Aku lebih memilih orang seperti itu dibandingkan orang yang kebanyakan bertele-tele, dan ujung-ujungnya bermaksud sama.
โBoleh deh ayo!โ Kataku menerima ajakan Emi.
โHoreeee! Pak James emang bapak manager yang paling baik. Daripada Bu Novi tuh cuma diem-diem dan senyum-senyum doang disana.โ Kata Emi kegirangan. fantasiku.com
โEh kamu ya Emi! Genit sekali kamu sama Pak James. Dia udah punya istri tau!โ Kata Novi dengan riang.
โBiarin! Daripada Bu Novi. Diem-diem Ibu kagum kan sama Pak James?โ Goda Emi.
Hah? Beneran tuh si Novi kagum sama aku?
โHush sembarangan kamu ya kalo ngomong Emi! Ada juga kamu tuh yang ngefans ama dia. Kita jalan-jalan aja sampe diajak segala.โ Kata Novi dengan muka sedikit memerah.
โBiarin! Habisan Pak James ganteng sih! Baik dan juga selalu baik sama siapapun walaupun dia manager. Ga kaya Bu Novi, ngakunya ga suka, tapi kalo chatting Pak James melulu yang diomongin.โ Balas Emi.
Buset. Ini beneran ato boongan sih? Bisa-bisa nya si Emi membicarakan aku seolah-olah aku yang ada didepannya hanyalah patung saja. Oh iya, hubungan Novi dan Emi ini memang sudah sangat dekat, seperti tante dan keponakannya saja, makanya Emi bisa bicara blak-blak an begitu kepada Novi yang notabenenya adalah manager-nya. Novi pun sangat memahami tingkah laku Emi, dan untungnya dia tidak ambil ke hati.
โSudahlah, tidak perlu bertengkar begitu. Toh Pak James sudah menyetujui untuk ikut. Kalian yang sama-sama mengagumi beliau, sama-sama senang dong. Untuk apa sekarang saling menunjuk?โ Desi angkat bicara dengan gaya bahasa yangโฆ amat formal.
โKamu juga ngefans ama dia diem-diem. Jangan nyebelin!โ Emi dan Novi sama-sama angkat bicara.
Bujugilee. Ini mereka lagi ceng-cengan, ato lagi pada buka aib yah? Masa sih mereka bertiga ngefans ama aku? Bisa jadi sih yah, di kantor ini aku sih yang paling ganteng (ge-er mode on).
โOkee! Meeting besok selasa pas jam makan siang, Pak Jameess!โ Kata Emi.
Jadilah aku menyetujui ajakan mereka untuk pergi ke Arumdalu. Aku baru pernah denger tentang Arumdalu, belum pernah kesana. Yang aku tahu, disana ada kolam renang dan private beach. Dan aku baru sadar sesuatuโฆ Aku laki-laki sendiri di tengah para perempuan! Waduuhh! Udah terlanjur menyetujui pula. Gawat gawat! Tunggu, istriku sedang outing. Aku mungkin tidak perlu menceritakan kepergianku bersama teman-teman anehku ini. Haah untung saja. Kalo istriku tahu, bisa dikebiri aku. Lagian Novi dan Desi juga sudah menikah, harusnya mereka tahu batas lah. Emi, sepertinya juga tahu batasโฆ semoga saja.
Pada saat jam makan siang keesokan harinya, yaitu hari Selasa, aku makan siang di luar bersama tiga sekawan aneh itu. Kami membahas rundown acara kami di Arumdalu. Jadi keseluruhannya, hari Kamis subuh kami berangkat. Meeting point nya adalah di McDonalds Pondok Indah Plaza, karena rumah kami berada di Selatan semua, maka kami menetapkan meeting point di Selatan, yang dekat dengan pintu tol jorr. Sesampainya disana, mungkin kami akan beristirahat sebentar di villa, lalu makan siang, tidur siang sebentar, main voli di pantai, main air di pantai, makan malam, dan tidur. Hari Jumatnya, sarapan pagi lalu berenang, jalan-jalan di sekitar Anyer, makan siang, santai-santai di pantai, makan malam, pulang ke villa, sesi gosip (oh tidakโฆ kenapa aku harus ikut gosip?), dan tidur.
Hari Sabtunya, kami akan check out dan pindah ke Marbella untuk mencoba kamar mewah dengan private poolnya. Kemungkinan kami akan terus disana, berleha-leha menikmati fasilitas hotel dan private pool. Makan siang dan malam pun di villa saja. Hari minggu nya kami akan check out dan pulang. Begitulah kira-kira garis besarnya. Aku cukup kaget rencana bisa tersusun serapi itu, padahal mereka perempuan semua, dan perempuan itu biasanya kalau sudah menyusun jadwal selalu ribet dan punya ego masing-masing. Akan tetapi, lain halnya dengan mereka.
Emi yang penuh semangat ingin bermain air di pantai dan kolam renang, maka Novi dan Desi menyetujui, walaupun terlihat bahwa sebetulnya Desi kurang suka main air. Desi yang suka ngegosip, sengaja bikin acara sesi gosip sendiri, dimana Emi tidak suka ngegosip tetapi menyetujui adanya sesi gosip itu dikarenakan permintaannya untuk main voli dan air di pantai dan kolam renang sudah terpenuhi. Novi kelihatannya suka menginap di kamar yang mewah, yang ada private pool nya. Desi dan Emi pun ikut setuju, walaupun sebenarnya konsentrasi mereka di hal itu kurang. Harmonis sekali ya. Baru kali ini aku melihat perempuan berkumpul, dan harmonis. Mungkin ada faktor karena mereka aneh kali ya?
Hari menjelang malam pada hari Rabu, aku segera packing. Aku memasukkan hal-hal yang sekiranya kuperlukan. Pakaian, handuk, sendal, celana pantai, dan obat-obatan. Malamnya, aku tidak tidur, takutnya kebablasan tidur. Setelah jam menunjukkan pukul 3 subuh, aku segera menyalakan mesin mobilku dan pergi ke McDonalds Pondok Indah Plaza. Jaraknya hanya 10 menit dari rumahku. Saat aku masuk, Desi sudah ada di dalam. Ia mengenakan topi cowboy, baju bulu-bulu yang mengekspos pundak kanannya, dan rok pendek. Lipstick glossy nya membuat bibirnya terlihat semakin sensual. Sesaat sempat terlintas di khayalanku bahwa aku sedang mencium bibir yang sensual itu.
โDes, cepet amat kamu udah sampe. Dari jam berapa?โ Tanyaku.
โSaya juga baru sampai, pak. Baru saja 4 menit.โ Jawab Desi.
Kami menghabiskan segelas kopi, dan tidak lama kemudian Emi datang. Ia mengenakan tanktop berwarna biru, celana jeans hotpants, dan rompi putih panjang tidak berlengan. Baru kali ini aku melihat bahwa Emi memiliki kaki yang sangat indah. Sangat cantik sekali Emi terlihat hari ini.
โPagi Pak James. Aku pesenin kopi ya pak? Atau bapak mau pesan apa sini aku pesenin.โ Kata Emi.
โOh ga usah Emi makasih. Aku udah minum kopi tadi. Kamu aja pesen sarapan atau apa kek.โ Kataku.
Perhatian sekali Emi ini. Kalau saja aku belum menikah, kemungkinan besar aku sudah jatuh cinta kepadanya. Emi memesan segelas kopi dan hash brown. Tidak lama kemudian, Novi pun datang. Ia mengenakan kaos ketat berwarna hijau lengan panjang, dan celana pendek coklat. Jujur, aku sempat deg-deg an membayangkan apa yang ada dibalik baju Novi itu. Kaos Novi yang ketat itu membuat bentuk buah dadanya yang bulat dan proporsional terlihat jelas. Perutnya pun sepertinya cukup langsing. Untuk beberapa saat, batang kemaluanku sempat menegang. fantasiku.com
Setelah selesai makan dan minum, kami langsung berangkat. Jam menunjukkan pukul 3.54. Jalanan masih sepi sekali. Karena seking sepinya, aku sedikit mengantuk. Sepertinya Emi yang duduk di belakangku menyadari bahwa aku merasa mengantuk. Maka, ia langsung menjadi โradioโ. Dalam sekejap, seisi mobil menjadi sangat ramai. Kami tertawa terbahak-bahak akibat pembicaraan kami. Sesudah lelah tertawa, kami masing-masing mulai diam.
โCape ketawa melulu. Cape hati yang semalem juga jadi ilang gara-gara ketawa melulu.โ Tiba-tiba Novi yang duduk disampingku angkat bicara.
โCape hati yang semalem kenapa Nov?โ tanyaku dengan bingung.
Dari spion tengah, aku bisa melihat Desi yang duduk di belakang Novi tertawa nakal, sedangkan Emi tersenyum tipis.
โBiasa lah pak. Urusan suami istri. Semalem berdua abis ngentot, tapi suaminya keburu-buru jadinya ngecrot duluan.โ Kata Emi.
Jegeeerrr. Aku kaget karena Emi tiba-tiba bicara se-vulgar itu.
โBuset, itu omongan kamu kaga dikontrol.โ Kataku.
โNgapain dikontrol? Bapak kan cowok gini, harusnya udah biasa kan ngomong yang vulgar-vulgar gitu kalo ngumpul sama temen cowok?โ Tanya Emi.
Ya betul juga sih. Namanya laki-laki mah biasalah ya.
โNamanya juga Emi pak. Walaupun belum menikah, tetapi gairah seks dia yang paling tinggi pak diantara kita yang sudah menikah.โ Desi angkat bicara.
โGawat betul kamu Emi. Tapi nanti kalo udah nikah juga ngerasain kok, sabar aja.โ Kataku.
โGa usah nikah juga aku udah pernah ngerasain pak.โ Kata Emi.
Weeeww. Ternyata ceria-ceria gini, liar juga anaknya.
โHaaahhh?โ Tanyaku kaget.
โYa susah pak. Yang namanya seks itu kan salah satu kebutuhan dasar manusia, entah kita mengakui ato ga, tapi itu betul.โ Kata Emi.
โBetul sih.โ Kataku mengiyakan.
Desi dan Novi mengangguk tanda setuju. Gila ini, aku tidak menyangka pembicaraan bisa sampai ke arah sini. Yah tapi mumpung sudah disini, aku ikut membaur aja deh. Toh semuanya sudah pada pernah berhubungan seks, tidak perlu malu-malu yah, terbuka saja deh.
โTerus, pengalaman kalian gimana? Do you find sex interesting?โ Tanyaku.
โUnresistable pak. Tapi enakan masturbasi sendiri. Temenku waktu itu cuma mikirin tititnya sendiri doang, ga seru jadinya.โ Kata Emi.
โTemen?? Bukan mantan pacar?โ Tanyaku heran.
โEnakan sama temen pak. Kalo pacar susah. Soalnya kalo pacar itu jatuhnya sayang, bukan nafsu.โ Kata Emi.
Buset, ini statement paling bener mengenai seks, menurut pendapatku. Gila, umur baru 24, tapi pengalaman dan pandangan seks udah mateng abis. Ngeri aku jadinya.
โTergantung pak. Aku suka batang kemaluan yang besar, minimal diameter nya 3-4cm. Begitu menerobos vagina, itu terasa sekali gesekannya di dinding rahimku.โ Jawab Desi.
โKalo aku sih suka yang panjang, ga besar juga ga apa, tapi kalo besar ya bonus.โ Kata Novi.
Hmmm, aku jadi mengerti. Emi mencari kasih sayang dalam hubungan seks, Desi mencari batang yang besar, sedangkan Novi mencari batang yang panjang. Semuanya itu kumiliki. Andai aku belum beristri, mungkin tiga-tiganya sudah kuhabisi sekarang. Dasar anak-anak ini. Di kantor mereka paling aneh, tapi ternyata pada maniak seks semua. Aku mulai berpikir bahwa suatu kesalahan besar aku ikut mereka pergi. Tapi sejujurnya, aku cukup menikmati pembicaraan ini dengan mereka. Bahkan, saking terbukanya, kami saling sharing masalah ukuran masing-masing. Ternyata, tebakanku mengenai buah dada mereka masing-masing tidak meleset sama sekali. Mereka pun sekarang tahu dengan jelas spesifikasi batang kemaluanku, dan sepertinya mereka cukup terdiam, entah apa yang ada di pikiran mereka.
โBoleh paak kapan-kapan kita ngentot bareng.โ Kata Emi.
Buset, vulgar mu kali ini kelewatan, nak. Tapi aku selow aja deh. Yang namanya Emi mah ga boleh masukkin kata-katanya ke hati.
โHush. Dia udah punya istri Emiiii.โ Kata Novi.
โIyaaa, aku cuma becanda kok buuuu. Aku cuma becanda pak, jangan diambil hati ya.โ Kata Emi kepada Novi dan aku.
โIya Emi. Dari awal mah aku udah tau kamu tuh orangnya ceplas-ceplos. Santai aja.โ Kataku menenangkan.
Tiba-tiba, aku menabrak jalanan yang berlubang cukup dalam dan bertubi-tubi sehingga mobil terguncang-guncang berulang kali dengan cukup hebat, hampir mau terbalik mungkin. Tapi, aku bukannya kaget, malah terangsang. Mengapa? Saat ingin memastikan bahwa dua orang di belakangku tidak apa-apa dengan melihat kebelakang, aku melihat baju bulu-bulu Desi terangkat sepenuhnya, sehingga memperlihatkan perut nya yang sensual dan BH pink nya. Saat melihat Emi, aku melihat ia terjungkal keatas dan kakinya naik, sehingga aku bisa melihat paha putih dan celana dalam hijau muda nya. Dari balik celana dalam itu, aku melihat gundukan yang begitu menggoda. Sedangkan pada saat melihat ke bangku penumpang depan, aku melihat Novi begitu terguncang, sehingga buah dadanya bergoyang-goyang. Gila, ini namanya umur shockbreaker mobil ditukar dengan pemandangan indah. Gawat, imanku bisa goyah ini lama-lama. fantasiku.com
โSorry-sorry, ga keliatan itu.โ Kataku.
โIya tidak apa-apa pak, santai saja pak. Toh kita tidak celaka juga.โ Kata Desi menenangkanku.
Kupikir Desi ini orangnya tertutup dan keras, tetapi ternyata ia cukup considerate.
โBapak gak papa?โ Tanya Emi.
โAku mah gapapa. Kamu sendiri?โ Tanyaku.
โGak papa pak. Cuma kaget doang.โ Jawab Emi.
Emi ini orangnya sangat perhatian. Sebelum dirinya sendiri, orang lain yang lebih diutamakan.
โAwas pak hati-hati, itu di depan ada lagi. Ambil kanan aja pak.โ Kata Novi.
Novi ini cukup awas dan cepat dalam mengambil keputusan. Seorang ibu rumah tangga yang baik. Pastinya jago juga nih melayani laki-laki di tempat tidur. Akibat pembicaraan yang menjurus tadi, lama-lama pikiranku ngeres.
Setelah melewati jalan yang cukup parah, akhirnya kami sampai di tempat tujuan kami. Arumdalu terlihat seolah-olah seperti paradise setelah melalui jalan yang rusak dan menyusahkan, padahal mungkin aslinya mah tidak ada mirip-miripnya dengan paradise. Villa Arumdalu yang kami sewa ini memiliki dua kamar dan ruang duduk yang besar. Kamarnya hanya muat ditempati dua orang. Aku mengajukan diri untuk tidur di ruang duduk, berhubung aku laki-laki sendirian.
โGak bisa pak. Aku yg ngajak bapak kok. Bapak tidur di kamar, aku yang tidur di ruang duduk.โ Tolak Emi.
โLah jangan lah. Disini banyak nyamuk loh ntar.โ Kataku.
โAh nyamuk doang, bukan ular. Udahlah, kan bapak udah nyetirin kita semua sampai sini. Gantianlah sekarang aku yang capek demi bapak bisa tidur enakan. Pokoknya harus mau pak, apapun yang terjadi, aku tidur di ruang duduk.โ Kata Emi.
โEmi, sudah-sudah. Kamu tidur berdua Bu Novi. Pak James tidur di kamar satunya, aku tidur di sofa.โ Kata Desi.
โDes, gapapa. Aku aja yang tidur di sofa. Kamu tidur berdua Emi. Aku udah biasa tidur di sofa nungguin suamiku. Ini sofa nya empuk, jauh lebih empuk dari yang di rumah aku.โ Kata Novi.
Jujur aku terharu. Pandanganku tentang perempuan ternyata salah. Dari dulu aku benci yang namanya perempuan kalo ngumpul. Mereka suka berisik, cuma mementingkan diri sendiri, dan biasanya suka mengorbankan laki-laki meskipun aku sebagai laki-laki ya tidak masalah diperlakukan seperti itu karena itu merupakan kewajibanku sebagai laki-laki. Sebelumnya, sempat aku menyesal karena aku mengiyakan ajakan Emi untuk pergi bersama mereka. Aku lupa kalau yang pergi itu perempuan semua. Tetapi, aku sekarang tidak menyesal. Mereka ternyata sangat peduli satu sama lain. Mungkin aku bisa sangat cocok dengan mereka.
โUdah-udah gini aja. Kita shift-shift an aja ya tidur di sofa nya. Untuk aktivitas istirahat siang, Desi tidur di sofa. Malam ini Emi, dan besok malam aku.โ Kata Novi.
Emi dan Desi mengacungkan jempol, tanda setuju.
โUdahlah, kalian semua tidur di kamar. Mao aktivitas malem, siang, subuh, saya aja yang tidur di sofa. Saya ini laki-laki, masa tidur di kamar sementara kalian yang perempuan tidur di sofa.โ Kataku.
โBapak pikir kita-kita ini lemah? Udahlah does not matter laki-laki ato perempuan. Bapak sudah capek nyetir dari pondok indah sampe sini. Nanti pergi kemana-kemana bapak yang nyetir. Pulang hari Minggu pun bapak nyetir lagi. Fair lah kalo bapak tidur di kamar. Emansipasi wanita, pak.โ Kata Emi.
Novi dan Desi memandang kearahku, tanda setuju dengan Emi dan menunggu balasanku. Kalau begini sih, aku kalah suara. Oke, daripada berlama-lama, aku korbankan harga diriku saja dan mengikuti aturan mereka. Mereka pun terlihat sangat puas. Kami istirahat selama 2 jam, kemudian makan siang di villa. Setelah makan siang, kami tidur siang sampai jam 15.30. Setelah jam 15.30, Emi membangunkan semua orang. Ya, ini adalah salah satu acara yang membuatnya bersemangat, yaitu voli pantai. Aku segera berganti pakaian, memakai celana pendek dan bertelanjang dada. Begitu aku keluar, aku sempat memandang kearah kamar satunya. Dadaku begitu berdebar-debar, karena dibalik pintu itu, mereka bertiga mungkin telanjang. Sesaat, aku sempat membayangkan pemandangan apa yang ada dibalik pintu itu. Akan tetapi, tiba-tiba timbul kesadaranku, dan aku langsung lari kearah pantai menepis semua setan yang sedang asyik membisikiku bisikan jahat mereka. fantasiku.com
Sesampainya di pantai, aku melakukan pemanasan. Beberapa kali pushup dan sit-up. Kemudian, mereka bertiga pun datang. OMG, aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Mereka hanya memakai BH dan celana dalam saja. Novi mengenakan BH dan celana dalam biru muda. BH-nya model biasa saja dan memperlihatkan belahan dua bukit kembarnya, celana dalamnya model semi G-String, dan cukup menerawang. Aku memperhatikan ada warna sedikit gelap di celana dalamnya, entah itu rambut kemaluannya atau memang warna celana dalamnya seperti itu. Perutnya yang putih mulus sangat langsing dan terawat. Desi mengenakan BH dan celana dalam model bulu macan. BH nya model strapless biasa, dan celana dalamnya juga biasa. Ia sangat cocok memakai BH dan celana dalam itu. Perutnya pun cukup langsing dan sensual. Ditambah dengan mukanya yang nakal, keseluruhan penampilannya betul-betul membuat nafsu kaum laki-laki bangkit seketika. Emi mengenakan BH dan celana dalam biru muda dengan corak bunga-bunga. BH nya berbentuk segitiga, yang hanya menutupi puting susu dan sebagian dari bukit kembarnya, sehingga sebagian dari bukit kembarnya masih bisa terlihat. Dari BH yang mereka kenakan, semua orang pasti tahu bahwa Emi memiliki bukit kembar yang terbesar diantara ketiganya. Tubuhnya sangat proporsional dan indah. Emi terlihat sangat dewasa dengan penampilan itu.
Kami bermain voli pantai satu lawan tiga, aku sendiri dan mereka bertiga. Sial, mereka sebetulnya mengenakan penampilan seperti itu apakah untuk memuaskan hati mereka sendiri, atau untuk membuat konsentrasi-ku buyar? Alhasil, mereka sangat mudah mencetak skor. Apalagi saat Emi melompat untuk smash, terlihat jelas bukit kembarnya bergoyang-goyang. Saat aku service, aku selalu mengarahkan kepada Novi, karena aku tahu ia yang paling tidak mahir. Pada saat Novi berlari mengejar bola, aku pun melihat bukit kembarnya seolah-olah juga ikut berlari, ingin lepas dari BH yang membelenggunya. BH Desi cenderung stabil, tetapi ekspresinya saat mengoper bola, itu betul-betul dipenuhi dengan kenafsuan, seolah-olah sedang disetubuhi oleh laki-laki. Arrgghh, tiga-tiganya sama saja, membuat konsentrasiku buyar. Hasilnya sudah bisa ditebak, aku tidak berhasil mencetak skor satu kali pun.
โAahhh, bapak payaah mainnya. Hahahahaaโ Tawa Emi dengan riang.
โSusah. Satu lawan tiga. Saya mesti ngejar kesana kemari, kalian enak bisa ngoper-ngoper. Jelas menang.โ Kataku berbohong.
Kami bermain satu set lagi. Tetap saja aku kalah. Sempat akhirnya kami bermain dua lawan dua, aku dan Desi melawan Emi dan Novi. Lagi-lagi kalah. Dan alasannya selalu sama, semua karena mereka. Setelah kecapekan main voli pantai, kami duduk di pasir sejenak untuk beristirahat. Tidak lama kemudian, aku angkat kaki dan mulai menceburkan diri ke pantai.
โPak Jaaaammeeesss!โ Teriak Emi.
Aku menoleh kebelakang, dan hal pertama yang kulihat adalah lambaian tangan Emi. Ternyata ia dan Novi sedang menggotong Desi, sepertinya mau diceburkan. Aku berlari kearah mereka, dan ikut saja menggotong Desi, kemudian kita lemparkan ke dalam air. Desi langsung bangun, dan batuk-batuk, sepertinya tidak sengaja menelan air laut. Ia langsung melihat ke arah kami bertiga bergantian, dan kemudian berlari kearah kami. Emi dan Novi langsung lari menjauhi Desi, sedangkan aku diam saja. Kini, Desi sudah sampai didepanku persis, kemudian ia menarikku dan mendorongku ke air. Wow, kuat sekali ya tenaganya? Beratku lumayan lho, sekitar 82kg. Aku merenung saja, kenapa Desi bisa sekuat itu. Tiba-tiba oh tiba-tibaโฆ ada sesuatu yang menibanku sehingga aku jatuh terlentang ke pasir. Kurasakan di mukaku benda tadi belum beranjak, dan begitu kubuka mataku, aku baru sadar bahwa benda yang menibanku tadi adalah tubuh Novi yang didorong oleh Desi, sedangkan yang ada dimukaku adalah bukit kembarnya. Empuk, kenyal, dan sepertinya cukup besar. Novi langsung berusaha bangun, dan sepertinya sempat salah tingkah, kemudian meminta maaf. Dari jauh, aku bisa melihat Desi dan Emi sedang berkejar-kejaran. Emi berlari cukup cepat, tetapi Desi lebih cepat lagi sehingga lama-lama Emi terkejar. Bodohnya si Desi, atau ia sengaja, ia menarik tali BH Emi, sehingga BH nya sempat slip, dan aku sempat melihat bukit kembar yang menempel di dada Emi, sebelum akhirnya ditutupi dengan tangannya. Selagi Emi membetulkan BH-nya, Novi berkata kepadaku,
โMaklum aja ya Pak James, mereka emang suka bermain-main seperti ini di pantai. Kami sudah cukup sering menyewa villa yang ada private beach-nya seperti disini, dan kemudian bermain-main. โ Kata Novi yang duduk disebelahku.
โGpp Nov. Saya juga ngerti kok. Namanya orang mah bebas melakukan apapun, selama dia ga merugikan orang lain, dan dianya sendiri menikmati.โ Kataku.
โOh iya?โ Tanya Novi.
โEmangnya ada apa Nov?โ Tanyaku.
โHmmmโฆ tidak apa-apa sihโฆโ Kata Novi.
Kali ini, aku tidak bisa menahan bisikan setan yang sibuk menyerangku. Bayangkan saja, disebelahku persis duduk seorang perempuan bertubuh bagus, dan hanya memakai BH dan celana dalam. Aku merangkul pundaknya, dan menyenderkan kepalanya di pundakku. Novi pun sepertinya menerima saja perlakuanku kepadanya.
โAda apa sih? Cerita aja.โ Kataku menenangkan.
โSuami saya pak. Dia selalu memaksa saya untuk jadi seperti yang dia inginkan. Saya merasa tidak bebas, tidak seperti mereka berdua yang rasanya begitu bebas.โ Katanya.
โNovโฆ gitu-gitu dia itu suami kamu. Waktu kamu memutuskan untuk menikah, kamu tentunya udah berpikir mengenai hal ini. Sekarang kamu udah ga bisa mundur lagi, kamu cuma bisa maju. Kalau ada rintangan, ya dibicarakan bersama. Jangan sampai ada yang terpendam.โ Kataku sambil membelai rambutnya.
โBetul sekali kata bapak. Terima kasih pak udah numbuhin harapan buat saya.โ Katanya sambil mengangkat kepalanya dan menatap kearahku.
Melihat Novi yang begitu cantik, aku tak kuasa menahan diriku. Kumajukan kepalaku, dan kucium bibirnya. Novi pun tidak mengelak, melainkan membalas menciumku. Kami berciuman untuk beberapa saat, hingga akhirnya kami saling melumat bibir masing-masing. Tanganku memeluk pinggangnya, sedangkan tangannya memeluk leherku. Sungguh, lumatan bibir Novi membuatku sangat terangsang. Aku bisa merasakan batang penisku mengeras dengan cepat. Tiba-tiba, timbul kesadaranku, maka langsung kulepas bibirku dari bibir Novi. Kulihat kearah Desi dan Emi, tidak enak kalau mereka melihatku. Untungnya mereka masih sibuk kejar-kejaran dan timpuk-menimpuk pasir, sehingga tidak menyadari perbuatan kami berdua. Novi pun terlihat salah tingkah. Kami berdua sama-sama salah tingkah intinya. Saat sesi main air, lagi-lagi Emi yang kelihatan paling senang. Lagi-lagi aku diseret Desi dan diceburkan ke dalam air. Ah aku sih cuma bisa pasrah. Temenku cewek semua. Kalo ada cowok sih, bisa kugotong atau kuseret. Lha ini cewek, mao gotong atau seret juga sepertinya terlalu kasar. Gila, pokoknya sesi pantai ini memang paling menyenangkan. Tiga temanku ini memang kebetulan tergolong punya tubuh yang bagus, dan mereka hanya mengenakan BH dan celana dalam pula. Aku sungguh menikmati pemandangan ini. Ingin sekali aku rasanya masturbasi, tapi tidak mungkin ya.
Makan malam pun tiba. Novi yang memasak. Enak sekali masakannya. Rasanya lebih enak dari restoran mahal manapun. Hanya masakan istriku yang mampu menandingi kelezatannya. Memang Novi ini ibu rumah tangga yang handal, padahal ia bekerja juga. Setelah makan malam, kami membereskan perabotan, cuci-cuci piring, dan pergi ke kamar masing-masing untuk tidur karena kebetulan kami capek sekali. Udara malam itu kebetulan sedikit dingin. Anehnya, aku tidak mengantuk walaupun malam sebelumnya tidak tidur. Aku jadi teringat Emi yang malam ini mendapat shift untuk tidur di sofa. Aku keluar kamar untuk melihat Emi. Kulihat ia sedang tidur sambil menepuk-nepuk kaki dan bagian tubuh lainnya, sepertinya banyak nyamuk. Aku menghampirinya dan memanggilnya dengan suara pelan.
โEmiโฆโ Kataku pelan.
Emi sepertinya kaget, ia tersentak dan langsung membuka matanya.
โEh bapak. Kirain siapaโฆ Bikin kaget aja. Kenapa pak?โ Tanya Emi.
โKasian kamu banyak nyamuk disini. Kamu tidur dikamarku aja gih. Aku juga ga bisa tidur, percuma tidur dikamar. Aku aja yang disini. Ya?โ Tawarku.
โLha? Jangan dong pak. Justru bapak harus tidur. Semalem kan begadang, terus tadi pagi nyetir. Abis itu tadi kan diceburin melulu ke pantai sama Desi. Voli pantai emang bapak banyakan diem sih, tapi bapak lebih capek dari kita-kita mah. Bapak aja yang tidur di kamar. Aku gapapa kok disini, cuma nyamuk doang.โKata Emi. fantasiku.com
Sial. Dia bilang aku main voli pantai banyakan diamโฆ Tidak tahu saja dia apa yang berkecamuk dalam pikiranku pada saat itu.
โUdahlah Emi, aku juga ga bisa tidur. Sayang ngambil space di kamar, mendingan kamu tidur di kamar gih.โ Kataku.
โGa bisa tidur segala pakโฆ Kangen istri ya pak? Ga ada yang nemenin tidur heheheโ Kata Emi.
โHahaha. Bisa jadi sih Emi. Bisa saja kamu ini.โ Kataku.
โBiasalah pak. Biasa kan ada yang ngelonin sebelom tidur. Lah ini cuma dikelonin angin doang sekarang.โ Kata Emi.
โSialan. Udah kamu sana ke kamar.โ Kataku.
โUdah pak, aku disini aja. Lagian kalo disini, ada apa-apa aku bisa teriak heheheโ Kata Emi.
Jleeb. Apa maksudnya โada apa-apaโ? Aku dituduh bakal memperkosa dia gitu?
โEmang ada apaan disini?โ Tanyaku memastikan.
โAku tuh orangnya penakut pak. Takut hantu aku, kebanyakan nonton film horror, jadi suka ketakutan sendiri gitu. Pernah waktu ke Puncak sama Bu Novi dan Bu Desi, aku tidur sendirian di kamar, terus tiba-tiba teriak karena ngeliat gorden ketiup angin, kukira hantu. Bo Novi langsung datengin aku, dan akhirnya nemenin aku tidur di kamar.โ Kata Emi.
Ooohh, itu toh maksudnya. Tapi sumpah, itu lebih konyol sih daripada takut bakal diperkosa, menurutku ya.
โYah, yaudahlah terserah kalo gitu. Kalo gitu aku temenin kamu deh disini.โ Kataku.
โEh, ga usah pak. Kalo disini mah aku ga takut. Itu kamar Bu Novi ama Bu Desi deket. Lagian itu suara perapian merdu juga, bikin rasa takut jadi hilang hehehe.โ Kata Emi.
โEmi, ini bukan masalah nemenin kamu biar kamu ga takut sama hantu. Tapi ga fair lah. Aku cowok, tidur di kamar. Kamu cewek, tidur diluar. Ga kebalik tuh?โ Tanyaku.
โHalah, aku mah udah biasa pak dijuluki cowo, meskipun tubuhku ini cewe. Naek ke genteng ama ngolong di mobil itu aku udah biasa. Masak nyuci ngepel malah aku ga bisa pak hehehe. Santai aja pak udah.โ Kata Emi.
โKalo mao bohong tuh yang pinteran dikit. Kmaren kamu nelpon, nanya kalo ada bocor di rumah itu gara-gara genteng ato bukan. Begitu kamu bilang biasa? Terus minggu lalu pas kebetulan kita ketemu di jalan gara-gara mobil temen kamu mogok, terus kamu nanya cara buka kap mesin gimana. Kaya gitu biasa ngolong? Ngolong ngapain? Nyari duit jatoh?โ Tanyaku.
โAhhhโฆ Ituuuโฆ Anuโฆ. โ Kata Emi kelabakan.
โUdah sono, kamar.โ Pintaku.
โHmmmโฆ.โ Emi kebingungan.
โKenapa?โ Tanyaku.
โYaudah deh, aku kalah pak. Sorry banget nih pak, padahal bapak udah nyetir capek-capek, malah bapak ga tidur.โ Kata Emi.
โSantai aja udah.โ Kataku.
โPak. Kamar bed nya ada dua kan?โ Tanya Emi.
โCuma satu kalo kamar yang itu. Tapi bed king-size.โ Kataku.
โWaduh susah juga ya.โ Kata Emi.
โKenapa lagi?โ Tanyaku heran.
โAku takut pak tidur di kamar sendirian. Tadinya kirain bed nya ada dua, mau minta temenin bapak. Udah biarin deh, bapak temenin aku dong di kamar.โ Kata Emi.
โEh gile aja kamu. Masa kita satu kamar! Satu ranjang pula! Ga pantes lah.โ Kataku.
โAh bodo amat aku mah.โ Kata Emi.
โYaudahlah kalo kamu ga masalah. Yuk ke kamar. โ Kataku pasrah saja.
Kami akhirnya ke kamar. Rencanaku, aku mau meninggalkan Emi begitu ia tertidur. Pintu terpaksa kututup agar nyamuk tidak masuk. Aku dan Emi berbaring dalam satu ranjang. Aku sih tidak merasa apapun pada awalnya. Akan tetapi, begitu terbayang kembali ingatanku tentang Emi yang hanya memakai BH dan celana dalam di pantai tadi sore, tiba-tiba konsentrasiku langsung buyar. Tapi untung masih bisa kukontrol. Emi pun hanya diam saja. Begitu kulirik kesamping untuk memastikan apakah ia sudah tidur atau belum, ternyata ia pun masih melek, dan seolah sedang memikirkan sesuatu. Sadar bahwa aku sedang melihat kearahnya, Emi pun memandang kearahku, sehingga pandangan kami bertemu. Aku baru memperhatkan, ternyata Emi itu cantik. Wajahnya anggun dan dewasa ketika mulutnya diam. Menurut ingatanku tentang dia di pantai tadi, perutnya cukup menawan, walaupun tidak semenawan Novi, dan kakinya pun indah, mungkin hampir menyamai Novi. Tapi yang jelas, buah dadanya paling besar dibandingkan Novi dan Desi. Aku sebetulnya tidak terlalu suka dengan wanita yang buah dadanya besar, tapi besarnya Emi ini cukup pas dan indah, sepertinya ya. Aku baru menyadari, ternyata Emi sedang berusaha menyembunyikan bahwa ia kedinginan, tampak dari tubuhnya menggigil, tapi berusaha ia tutup-tutupi. Aku baru ingat di kamar ini tidak ada selimut, karena tadi kuberikan kepada Desi karena ia tidak tahan dingin dan memang sudah kesehariannya untuk memakai selimut rangkap dua ketika tidur. Aduh, kasihan juga kalau begini. Diluar, ada perapian yang bisa menghangatkan tubuhnya, tapi banyak nyamuk. Disini, tidak ada nyamuk, tapi dia malah kedinginan. Apa boleh buat, aku merangkul pundaknya, dan menarik Emi ke pelukan dadaku. Emi terlihat cukup kaget dengan perlakuanku. fantasiku.com
โSorry Emi, tapi semoga aja sih hangat ya.โ Kataku.
โAaaโฆ Iโฆ Iyaa paak. Haโฆ hangaat kok heheโฆ he.โ Jawab Emi dengan gugup.
Waduh, salah ambil tindakan aku. Aku baru sadar, kalau gini sih berarti aku harus ada dalam posisi ini dong sampai pagi. Karena kalau kulepas, sama saja bohong karena nantinya ia akan terbangun lagi karena kedinginan. Yaahh, salah langkah deh. Tapi yaudah lah, berani berbuat ya berani bertanggungjawab. Tiba-tiba, Emi memelukku.
โAku peluk ya pak, hehehe.โ Kata Emi.
Aku diam saja. Sesekali aku mengelus-elus rambut Emi yang sedang dalam pelukanku. Aku merasakan tubuh Emi menempel ditubuhku sehingga membuatku bisa merasakan lika-liku tubuhnya, baik buah dadanya, perutnya, dan pahanya. Jujur, baru kali ini aku merasakan pelukan dan lekukan tubuh wanita lain selain istriku. Kemudian, kucium pipi kanannya, dan ia pun langsung membuka matanya dan mengalihkan pandangannya ke arah mukaku. Wajahnya begitu polos dan cantik, sungguh ia sangat cantik malam ini. Maka, kubelai-belai rambutnya, dan kemudian kucium bibirnya. Emi tidak membalas, tapi tidak juga menolak. Lama-kelamaan, ciumanku berubah menjadi jilatan dan mulai menjalar ke pipi, seluruh wajahnya, dan daun telinganya. Kubisikkan kata-kata โKamu cantik sekali malam ini, Emiโ sambil menghembuskan nafas ke lubang telinganya. Mendapat rangsanganku itu, tubuh Emi langsung bergetar seketika, dan nafasnya sedikit memburu. Kulanjutkan kembali gerilka jilatanku, yang kini menjalar ke lehernya.
โP..ppaakkโฆ Gee.. geelliii paak.โ Desis Emi.
Kudengar dari nada biacaranya, dia kegelian karena keenakan, bukan kegelian karena tidak suka, jadinya ya kulanjutkan saja. Emi hanya mendesis-desis, sambil sesekali menekan kepalaku kearah lehernya. Kurasakan batang kemaluanku mulai menegang. Kubuka kaos lengan panjang putihnya, dari bawah kutarik keatas, melalui kepalanya, dan kemudian melalui tangannya. Setelah kaosnya terbuka, tampaklah tangannya yang proporsional bentuknya dengan tubuhnya, perutnya yang indah, dan BH putih yang menutupi bukit kembarnya yang seolah-olah mau tumpah. Kuelus-elus lengan kirinya sampai keleher, sedangkan bibirku kugunakan untuk melumat bibirnya, dan tangan kiriku meraih tali kait BH yang ada dipunggungnya, dan kubuka setelah menemukannya. Setelah BH-nya terbuka, tampaklah bukit kembar Emi yang memang besar, tapi indah, dan puting susunya yang berwarna merah muda dan menawan. Kulumat habis puting susu buah dada kanan Emi, sementara tangan kananku sibuk meremas-remas buah dada kiri Emi dan memuntir puting susunya. Mendapat rangsangan yang kuberikan, badan Emi mulai menggeliat-geliat, sedangkan mulutnya mengeluarkan desahan kecil.
โEe.. Eemiiโฆ buah dadamuโฆ putiih dan indaahโฆ sekaliโฆ puting.. su.. susumuuโฆ jugaa indaahโฆ Kamu punyaa.. buah dadaaโฆ yang indaahโฆโ Kataku yang mulai terputus-putus akibat birahi yang mulai menguasaiku.
Mendapat pujianku, Emi sepertinya makin terangsang. Ia mulai menggerakan kepalanya ke kanan dan kiri, dan membelai-belai rambutku dengan tangannya. Aku pun mulai menjalarkan lidahku, dari buah dada kanannya, menuju perutnya, sementara kedua tanganku masih meremas-remas buah dadanya. Emi kembali mendesis-desis. Kubuka celana panjang kargo nya, sekaligus juga celana dalam putihnya dengan sekali tarikan. Kini di depan mataku, tampaklah jelas tubuh Emi yang sangat indah tanpa ada pelindung apapun. Kulihat dari atas sampai bawah, tubuhnya cukup proporsional. Pertemuan kedua paha dan selangkangannya membentuk huruf V yang sangat menggoda. Gundukkan di selangkangannya tampak jelas dan ditumbuhi rambut-rambut yang cukup lebat, tapi terawat. Aku sungguh sangat terangsang melihat pemandangan itu di depan mataku. Batang kemaluanku sudah mengeras sampai sekeras-kerasnya. Kali ini, aku menciumi perut bagian samping sampai ke paha kanannya, lutut kaki kanan dan kaki kanannya, kemudian kaki kirinya, keatas sampai lutut kaki kiri dan paha kirinya, kemudian ke rambut kemaluannya. Kulihat Emi hanya bisa melenguh pelan dan merem-melek. Kemudian aku kembali keatas, dan mencium bibirnya, sekaligus memeluk tubuhnya. Ia membalas ciumanku dengan lumatan yang cukup dipenuhi dengan birahi, seolah-olah birahinya tersalur ke dalam tubuhku melalui mulut kami, dan bersatu padu dengan birahiku. Dalam posisi itu, Emi meraih kaos bagian bawahku, dan menariknya keatas, dan membukanya. Kini aku bertelanjang dada, dan ia segera mencium dan menjilati leherku dan puting dadaku. Sungguh nikmat dan geli rasanya, aku hanya bisa terpejam. Lalu, Emi membuka celana pendek dan celana dalamku, sehingga batang penisku yang sudah mengeras langsung melompat keluar. Aku memasang posisi berbaring, sehingga sekarang aku dibawah, dan Emi diatasku. Kulihat Emi sempat bengong memandangi penisku.
โKenapa Emi? Terpesona yah?โ Godaku.
โAahhโฆ anuuโฆ ga sih pakkโฆโ Kata Emi gugup.
โDiapain ya pak? Aku bingung nih harus ngapain.โ Kata Emi.
โUdah, biar gampang, dikocok aja. Bisa kan?โ Tanyaku.
Emi mengangguk pelan sambil tersenyum malu, dan kemudian mulai menggenggam batang penisku.
โGedean mana sama punya teman kamu dulu itu?โ Godaku.
โGedean inilah pak hehehe.โ Kata Emi malu-malu.
Ia mulai menaik-turunkan genggamannya. Cukup cekatan ia mengocok-ngocok penisku. Lama-kelamaan, kocokannya semakin kencang, sehingga aku makin menikmatinya. Kemudian, kuseret memutar tubuhku, sehingga kini aku menghadap ke selangkangannya, dan dia juga menghadap selangkanganku. Kujilati dan kulumat habis gundukkan yang ada di pertemuan pahanya. Tubuh Emi bergetar mendapat rangsangan itu, dan kocokannya di penisku semakin kencang.
โAahhโฆ uuhhhโฆ tee.. terruuss paakโฆโ Desah Emi.
Setelah itu, aku melepaskan lumatanku, dan menghentikan tangan kanan Emi yang sedang mengocok penisku. Aku langsung bangkit berlutut dari posisiku semula, dan membaringkan Emi di ranjang, dan menindihnya. Aku mencium bibirnya dengan lembut. Emi pun ikut membalas ciumanku dengan lembut, sangat lembut. Dalam posisi itu, kurasakan badanku sangat panas, sehingga mengeluarkan keringat. Sama halnya dengan Emi. Keringat kami terus mengalir, dan berbaur di tubuh kami satu sama lain.
โKamu betul-betul cantik malam ini, Emi.โ Kataku.
โBapak bisa aja.โ Balas Emi.
Bibir kami terus berpagutan. Lidah kami saling dijulurkan untuk menggelitik lidah lawan kami. Kupeluk tubuhnya erat-erat, dan dia juga memeluk tubuhku erat-erat. Aku semakin terangsang, dan dikuasai birahi yang sangat hebat. Begitu juga Emi, terdengar nafasnya semakin memburu. Lalu, aku memasang batang penisku tepat didepan lubang vaginanya, hingga saling menyentuh satu sama lain. Aku tidak langsung masuk.
โEmi, aku mau masuk ya. Boleh?โ Tanyaku.
โIni khusus untuk bapak malam ini. Silakan pak, enjoy to the fullest, pak.โ Jawabnya seraya mengangkangkan kakinya.
Aku tidak menyangka akan keluar jawaban yang elegan dari mulut seorang perempuan berperawakan anak kecil. Aku mulai menggesek-gesekan kepala penisku ke bibir lubang vagina Emi. Emi mulai menggeliat-geliat sangat hebat, dan bibirnya makin liar melumat bibirku. Desahan dan Nafasnya pun semakin memburu. Aku merasakan kepala penisku tengah menggesek-gesek bibir lubang kemaluannya. Mendapat rangsangan di bibir dan penisku, keringatku semakin deras mengalir, sama halnya juga dengan Emi. Akhirnya, gesekan kepala penisku membuahkan hasil, lubang vaginanya mulai licin akibat cairan kenikmatannya. Aku pun mengambil ancang-ancang untuk meneroboskan penisku masuk ke dalam vaginanya. fantasiku.com
โSii.. siiaapp siaap yaahh.. Emiihhโฆ Akuu mao masuukkโฆโ Desahku.
โAyoohhโฆ teruuuss paakkโฆ Emii siaappโฆโ Desah Emi.
Seketika itu juga, kumasukkan dalam-dalam penisku ke dalam lubang kemaluannya. Bleessโฆ lubang kemaluan Emi terasa pas dengan ukuran penisku. Emi melenguh dengan hebat saat itu terjadi.
โUdaahhโฆ masuukk yaa paak?โ Desah Emi.
โAku udaah.. di dalaamโฆโ Desahku.
Aku mulai memompa selangkangan Emi perlahan-lahan. Setiap kali kudorong, satu desahan keluar dari mulut Emi. Genjotanku kemudian kupercepat sedikit sehingga tubuh Emi tersentak-sentak dan buah dadanya ikut menjuntai. Aku sangat terangsang melihat hal itu. Kedua tanganku kupakai untuk meremas kedua buah dada Emi, sementara lidahku menelusup ke dalam mulutnya untuk menggelitik seluruh rongga mulutnya. Emi pun mulai menggoyang pantatnya. Setiap aku menyodok, Emi memajukan pantatnya, dan ketika aku menarik, Emi juga menarik pantatnya. Begitu terus terjadi, sampai akhirnya keringat kami telah membasahi seluruh tubuh kami, termasuk selangkangan kami, sehingga pada saat aku menyodok dan Emi memajukan pantatnya, timbul suara kecipuk. Cplaakk.. Cpookkkโฆ Cplaakkkโฆ Cpookkโฆ Begitulah bunyinya.
โTeruuss paakk.. Aku gaa.. gaakk kuaatt..โ Desah Emi.
Aku menggenjot selangkangannya semakin cepat, hingga akhirnya kurasakan perubahan pada tubuhnya. Dapat kurasakan ciumannya semakin liar, dan pelukannya di tubuhku semakin erat.
โEโฆ Eemiihh maaooโฆ klimaakss yaa?โ Desahku.
โIi.. iyaa ni paakโฆโ Desah Emi.
Maka, kugenjot lagi selangkangannya semakin cepat lagi. Hingga akhirnya kurasakan kontraksi di vaginanya, dan bersamaan itu kurasakan juga semburan cairan kenikmatan di penisku.
โOoohhhโฆ auuhhhโฆ Akuu klimaakssโฆ Paakkkโฆโ Erang Emi.
Emi mengangkat pantatnya kuat-kuat, sehingga penisku masuk dengan sangat dalam ke dalam lubang kemaluannya. Aku merasakan seluruh penisku seperti dipijat-pijat oleh vaginanya. Sementara Emi sedang menikmati orgasmenya, aku menghentikan genjotanku. Setelah orgasme nya yang hebat, Emi terkulai lemas dibawah tubuhku.
โAku belum keluar sayangโฆ Aku lanjutin dulu yah Emiโฆโ Kataku sambil mencium keningnya.
Maka, aku melanjutkan genjotanku. Kali ini, tidak ada respon apapun dari tubuh Emi. Ia hanya sesekali membuka matanya sedikit, dan kemudian memejamkannya lagi. Salah satu hal yang paling kunikmati saat penetrasi adalah disaat rambut kemaluanku bergesekkan dengan rambut kemaluan lawan mainku, rasanya geli-geli gimana gitu hehehe. Untungnya, Emi memiliki rambut kemaluan yang cukup lebat, sehingga hal itu memungkinkan terjadi. Sesekali, kulihat Emi melirik kearah selangkangannya yang sedang dipompa oleh penisku. Aku mulai menciumi pipi, bibir, leher, dan puting susu Emi. Semua itu kulakukan secara berulang-ulang. Hingga akhirnya nafasnya mulai kembali memburu, memburu, dan makin memburu. Ketika nafasnya sudah sangat memburu, Emi kembali membalas ciumanku, dan pantatnya kembali mengikuti irama genjotanku. Ceplaakkkโฆ ceppookkkโฆ ceplaaakkk.. ceppoookkkโฆ Kembali bunyi itu tercipta akibat benturan selangkanganku dan selangkangan Emi.
โEmi mau lagiihhโฆ?โ Tanyaku.
โMauu yangโฆ kaya tadiihh paakkโฆโ Jawab Emi.
Kuhentikan genjotanku.
โLoohhโฆ kook berhentiโฆ paak?โ Desah Emi.
โEmi mao gantian gak diatas?โ Tanyaku.
โHee eehhโฆโ Jawab Emi sambil mendesah.
Aku mencabut penisku, dan berbaring diatas ranjang, sementara Emi mulai menaiki tubuhku, dan mengarahkan penisku untuk masuk ke vaginanya. Saat posisinya sudah benar, ia mendorong pantatnya kuat-kuat ke belakan. Bleesssโฆ Kurasakan gesekan yang sangat hebat di seluruh penisku saat dimasukkan ke vaginanya. Emi mulai memutar-mutar pantatnya. Putaran searah jarum jam, putaran berlawanan jarum jam, putaran penuh satu lingkaran. Penisku serasa diulek-ulek oleh vaginanya. Aku hanya bisa merem melek mendapat rangsangan itu.
โGimanaa.. rasanyaa paakk?โ Desah Emi.
โNikmaat.. sayaannggโฆโ Desahku.
Bukan main nikmatnya, dalam hal mengulek batang kejantananku, Emi ini memang sangat jago. Gawat, bisa-bisa aku muntah duluan sebelum dia orgasme lagi. Maka, kupuntir puting susu buah dada kirinya, dan kulumat sekaligus kuberikan gigitan kecil di puting susu buah dada kanannya. Emi hanya mendesah-desah. Lama-lama, ulekan pantatnya semakin tidak teratur, dan kini gerakannya murni hujaman ke batang penisku. Nafasnya makin tidak menentu, ciumannya di bibirku sangat liar, dan pelukannya ke tubuhku sangat erat.
โPaakkโฆ Emii udaah.. maao orgasmee lagiii.. sayaangggโฆโ Desah Emi.
Aku pun juga merasakan bahwa sebentar lagi aku akan keluar.
โEmiiโฆ Aku jugaa.. mauu keluaarrโฆ sayaannggโฆโ Desahku.
Emi semakin kencang menghujam-hujamkan pantatnya ke penisku.
โAyoohhโฆ keluarrinn ajaa paakkโฆ Bapakk duluaann.. juga gapapaahhโฆโ Desah Emi.
โEmiiโฆ kita keluaar bareengg.. sayaannggโฆโ Desahku.
Emi semakin menambah kecepatan genjotannya ke penisku. Sementara aku makin liat meremas dan melumat buah dada Emi.
โHaahhhโฆ haahhh.. hoooohhhโฆ haaaahhhhโฆโ Desah Emi seraya menghujam penisku.
Aku semakin tidak tahan untuk menyemprotkan lahar kenikmatanku.
โEeโฆ Emiiiiiiโฆ โ Croott.. croott.. crottt.. Aku menyemprotkan lahar kenikmatanku didalam vagina Emi. Buah dadanya kuremas-remas, dan bibirnya kulumat habis.
โBapaaakkkโฆ Emii sayaangg bapaakkkโฆโ Kurasakan pula cairan kenikmatannya menyembur dan beradu dengan semprotan spermaku. Dia juga balas melumat bibirku. Vaginanya berkontraksi lebih hebat lagi dari orgasmenya yang pertama.
Setelah kami berdua klimaks, Emi masih tetap menindih tubuhku diatas. Bibir kami masih tidak berhenti menciumi satu sama lain. Kemudian kubelai-belai rambutnya.
โGimana Emi? Aku cuma mikirin tititku sendiri ga?โ Tanyaku.
Emi menggeleng sambil tersenyum puas.
Untuk terakhir kalinya sebelum kami tertidur, kami berciuman sekali lagi. Kami pun tertidur masih dalam keadaan telanjang, dan tubuh kami masih bersatu, belum terpisahkan.
Sinar matahari pagi membangunkanku. Saat itu, kulihat Emi masih tergolek diatas tubuhku. Hanya saja, aku mendapati bahwa kami sudah diselimuti oleh selimut. Hmmm, bukankan selimutku kuberikan kepada Novi? Kenapa bisa ada disini? Waduuh, pasti salah satu dari Novi atau Desi masuk ke kamarku dan memakaikan selimut ini padaku dan Emi. Berarti yang masuk itu melihat bahwa aku dan Emi sedang tidur berduaan saling berpelukan dalam keadaan telanjang. Waduuh, semoga tidak berabe nih. Aku mengenakan pakaianku, dan beranjak keluar kamar. Aku melihat Desi sedang menonton TV, sedangkan Novi sedang menggoreng telur untuk sarapan kita berempat.
โEmi akhirnya semalam tidur sekamar dengan bapak?โ Tanya Desi.
โIya betul Des. Kasihan abisnya dia digigitin nyamuk melulu diluar.โ Kataku.
โIya sih betul. Terima kasih ya pak, bapak sudah peduli kepada Emi.โ Kata Desi.
โAhh santai saja. Toh sesama teman kita saling bantu Des.โ Kataku.
โCieeeโฆ bapak manager ini emang pidatonya paling memukau.โ Canda Novi sambil memindahkan telur yang sudah matang ke piring.
Tak lama kemudian, Emi pun keluar kamar, dan untungnya ia sudah mengenakan pakaiannya. Setelah Emi keluar, kami berempat langsung duduk di meja makan. Novi langsung membagi-bagikan telur itu ke 4 piring dengan cekatan. Setelah sarapan, rencananya adalah berenang. Akan tetapi, Novi dan Desi saja yang pergi, karena aku dan Emi masih mengantuk, mungkin efek permainan semalem kali ya. Aku dan Emi tertidur sampai jam makan siang, itupun karena dibangunkan oleh Desi. fantasiku.com
โMakan oii, tidur mulu kerjaannya.โ Kata Novi.
โMakan? Barusan juga makan.โ Kataku bingung.
โPak James, Ini sudah jam 13.00, liat HP bapak kalo ga percaya.โ Kata Novi.
Saat kulihat jam di HP, betul juga sih jam 13.00. Gile, banyak sekali kami tidur hari ini. Karena aku dan Emi tertidur sampai sekarang, mereka berdua tadi jalan-jalan sendirian.
Setelah makan siang dengan masakan yang sangat enak buatan Novi, waktunya acara santai di pantai. Novi bilang ia kecapekan karena lelah berjalan-jalan dan memasak, sehingga kami bertiga pergi ke pantai untuk santai. Pantainya bagus sekali, dan suara ombaknya pun cukup santai untuk didengar. Emi dan Desi memakai pakaian yang sama seperti pada saat bermain voli pantai. Ya, pakaian seksi itu. Kalau Emi sih, semalam sudah kulihat apa yang ada dibalik BH dan celana dalamnya. Nah kalau Desi, aku belum pernah lihat, jadi ada sedikit rasa penasaran nih. Saat aku sedang membayangkan hal itu, Desi langsung berjalan ke arah pantai, dan duduk di kursi panjang yang telah disediakan. Wow, kaya bule aja, mao sunbathing dia. Emi langsung memegang dan menarik tanganku, isyarat untuk mengajak berkumpul disana. Aku duduk selonjoran di kursi kira-kira dua kursi sesudah Desi.
โPak Jaameess.. Aku mao balik ke cottage dulu ya. Ada yang ketinggalan.โ Kata Emi. Ia langsung berlari ke arah cottage.
Aku yang sudah tinggal berduaan dengan Desi, pindah ke kursi tepat disebelahnya.
โDemen sunbathing ya Des?โ Tanyaku.
โIya pak. Aku ingin menggelapkan warna kulitku sedikit.โ Kata Desi.
โLho? Nanti kulitnya ga putih lagi lho.โ Kataku.
โAku lebih suka warna kulit seperti ini pak daripada warna kulit putih. Menurut pendapatku, warna kulit putih itu cenderung pucat.โ Kata Desi.
โAh bisa saja kamu Des. Tapi ya pendapat orang mah tidak sama semua.โ Kataku.
โBetul sekali pak.โ Kata Desi.
Desi ini betul-betul lucu. Kata-katanya betul-betul bahasa yang baku menurut Ejaan Yang Disempurnakan.
โEh iya Des, udah pake sunblock?โ Tanyaku.
โOh iya pak, aku benar-benar lupa.โ Kata Desi seraya berupaya bangkit dari kursinya.
โUdah Des kamu disini aja. Dimana sunblocknya biar kuambilkan.โ Kataku sambil bangkit berdiri dari kursiku.
โDi tasku yang berwarna putih pak. Aku meletakkan sunblock milikku di bagian resleting depan, pak.โ Kata Desi.
Aku mengangguk saja, dan berlari ke arah cottage. Sesampainya di cottage, aku langsung berjalan cepat kearah kamar Desi, aku lupa bahwa itu adalah kamar para perempuan, dan membuka pintunyaโฆ Terlihatlah didepan mataku pemandangan indah berupa kedua bukit kembar besar yang tertanam di kulit yang putih dan tubuh yang cukup proporsional, ya Emi. Melihat itu, nafsuku jadi bangkit, dan seluruh rangkaian kejadian semalam aku bersama Emi terulang dalam pikiranku. Eits, aku harus bisa menahan nafsuku, disamping karena Desi menunggu aku, Novi juga ada didalam kamar itu.
โEh sorry. Lagi ganti baju toh. Aku cuma numpang ambil sunblock buat Desi.โ Kataku.
โOke pak, itu pak tasnya.โ Kata Emi sambil menunjuk kearah tas putih Desi dan melanjutkan ganti bajunya dengan santai.
Setelah kucari dibagian resleting depan, aku langsung menemukannya, dan langsung membawanya kepada Desi. Dan apa yang dilakukannya betul-betul tidak kusangka. Ia membuka seluruh pakaiannya, dari BH strapless bulu-bulunya, kemudian menyusul celana dalam bulu-bulunya. Kini, tampaklah pemandangan yang tidak kalah indah dengan yang baru saja kupandang tadi pada saat mengambil sunblock. Desi memiliki tubuh yang cenderung langsing, meskipun tidak langsing-langsing amat. Buah dadanya bulat cukup sempurna, dan menyisakan gap diantara kedua buah dadanya. Puting susunya berwarna coklat, dan sangat cocok dengan buah dadanya. Rambut kemaluannya tidak setebal Emi, dan kelihatan terawat. Batang kemaluanku menegang seketika.
โAh, pak. Maafkan aku. Aku lupa bahwa bapak ada disini.โ Kata Desi sambil tersenyum-senyum.
โYaa gpp sih Des. Tapi emang kamu ga masalah ya badan kamu terekspos begini di depan aku?โ Tanyaku.
โJika itu Pak James, aku tidak keberatan.โ Kata Desi seraya mengusap sunblock ke seluruh tubuhnya.
โKenapa begitu?โ Tanyaku.
โKarena Pak James itu orangnya baik, mau bergaul dengan kita yang aneh ini, dan kelihatannya bapak bukan merupakan orang yang mesum.โ Kata Desi.
โBukan orang yang mesum? Semua cowo itu mesum Des, kecuali kalo ga normal.โ Jawabku.
โItu berbeda pak. Orang yang benar-benar mesum, itu mengaku dirinya tidak mesum, padahal hatinya kotor sekali. Dengan kata lain, munafik. Akan tetapi, bapak kenyataannya tidak munafik. Untuk masalah mesum yang bapak bilang, menurut saya itu normal dialami oleh semua manusia, tidak hanya pria, tapi wanita.โ Jawab Desi seraya mengoleskan sunblock dari leher hingga buah dada dan perut.
โSalah Des kalo kamu bilang saya ga munafik. Saya baru nyadar kok kalo saya munafik. Saya kesini dengan modal setia sama istri, yah tapi lihat, semalem saya sudah menodai kesetiaan saya.โ Kataku, dengan sedikit penyesalan.
โItu masalah kesetiaan pak, tidak ada hubungannya dengan munafik. Mengenai itu, hal itu memang tidak terhindarkan pak. Seperti kata Emi, seks itu adalah kebutuhan dasar manusia. Jadi menurutku, jika semalam Bapak dan Emi berhubungan seks, itu dapat dikatakan cukup normal, tentunya dengan tidak mempertimbangkan aspek pernikahan dan kesetiaan ya. Karena jika sudah membawa aspek pernikahan dan kesetiaan, bapak jelas sudah melakukan kesalahan yang sangat besar.โ Kata Desi seraya mengoleskan sunblock ke selangkangan dan pahanya.
โOh, jadi kamu yang masuk ke kamarku tadi pagi ya?โ Kataku.
โBetul pak. Tidak perlu khawatir pak, aku tidak memberitahu Bu Novi masalah ini, walaupun sepertinya beliau sudah dapat menebak apa yang kalian lakukan semalam.โ Kata Desi sambil membungkuk untuk mengoleskan sunblock di kakinya.
Bersambung
The post Cerita Panas Terbaru Bergambar Tiga Perempuan Aneh appeared first on CeritaSeksBergambar.