Senin siang selepas makan, gw papasan dengan Robi. Selama ini kami ga terlalu dekat. Di lounge sambil ambil air tetiba robi menyapa
“welcome mas, mantep yak?” goda Robi, dugaan gw sih dia udah liat CCTV.
“wah makasih rob, hooh muantep” lalu kami berdua ketawa.
Jumat mungkin hari paling cepat. Kebanyakan orang pulang tepat waktu. Gw masih di kubikel, kerjaan sih udah selesai, tapi ada project khusus.
Jam 7.30 malam, tim gw pun udah pulang semua. Lantai satu masih cukup ramai orang dev lg pd main game, tp lantai dua sudah kosong, sisa beberapa orang.
Telpon kubikelku berdering. “ke ruang mbak Eva mas” Robi memberi isyarat. Dan langsung gw menuju ruang meeting penuh dosa itu.
Entah kenapa gw masih kaget, gw pikir apa yg gw alami udah cukup gila. Pas gw buka pintu, ci Yuri duduk di kursi meeting, matanya ditutup blindfold dan tangannya terikat pashmina ke belakang.
Sedikit gambaran, Ci Yuri seperti Namanya, Chinese surabaya, mukanya sekilas mirip Jenna Dammaya tapi kurus. Badan dan logatnya mungkin seperti Catheez. Rambut dicat cokelat gelap, berumur sekitar 28 tahun. Baru menikah dua tahun lalu. Tubuhnya cenderung kecil, hanya 155cm dan ramping. Ukuran dada dan bokongnya yaaah…jadi syarat aja. Ci yuri saat ini mengenakan blouse putih dan rok pendek hitam.
“jangan ngomong apapun ya kamu, jangan bersuara” perintah mbak Eva kepadaku. Gw hanya menganggukan kepala.
“jadi Yur, ada surprise buat lo nih. Ni orang, jago bgt tangannya. Laki lo kan payah bgt foreplaynya. Ni buat referensi” Mbak Eva berbisik agak keras di telinga Ci Yuri.
“oiya kamu, Yuri ini seneng dikasarin. Lo bisa lebih bebas eksplore” mbak Eva memberi briefing.
Mbak Eva mulai membuka kancing blouse ci Yuri satu persatu, seluruh kancingnya sudah terbuka dan bra berwarana cream Nampak. Bra ini menutup hampir seluruh dada Yuri. Tetiba pintu ruang rapat dibuka, gw sempet kaget ketauan.ternyata Robi masuk ke ruangan. Ini ruang meeting untuk 4 orang, dan 4 orang ada di dalam, sudah terasa sempit.
Robi kemudian meminta Yuri bangkit. Kami bertiga menelanjangi Yuri secara bersamaan. Robi dan Mbak Eva membuka blouse dan bra Yuri, sementara gw menurunkan rok Yuri. Langsung terbuka dada kecil Yuri yg padat membusung, pas setangkup tangan. Dengan putting pink kecokelatan merekah.
Robi kemudian memposisikan Yuri tidur telentang di meja rapat. Yuri masih mengenakan celana dalam cream yg masih satu set dengan bra nya.
Gw perlahan membuka celana dalam Yuri. “eh gila lu pada, gw ga tau ini siapa weey maen telanjangin gw aja” Yuri protes sembari menolak Robi meremas dada Yuri sambil berkata “ikut aja, enak kok”. “aahhh,” Yuri mendesah kemudian pasrah.
Celana dalam Yuri sudah basah, vaginanya sudah becek rupanya. Di hadapanku sekarang Yuri bertelanjang bulat. Kakinya direntangkan, vaginanya terpampang. Vagina yg dipenuhi bulu yg cukup lebat namun masih terlihat pink kecoklatan.
Gw mulai menjilati dada Yuri sambil menggigit kecil putting pink nya sambil tanganku meremas dadanya. Yuri mulai menggelinjang keenakan. Napasnya mulai memburu. Perlahan gw jilat makin ke bawah hingga akhirnya sampai ke bibir vagina Yuri. Gw mulai menjilati vagina Yuri. Ia mulai menggelinjang. Napasnya mulai tidak teratur melenguh tipis.
Robi dan mbak Eva melipir ke pinggir ruangan. Membuatku bebas memainkan tubuh Yuri. Tubuhnya putih langsat dengan dada kecil mencuat yg begitu menggoda. Gw mulai memasukan 3 jari ke dalam vagina Yuri. Vaginanya terasa lebih sempit dari mbak Eva. “aaaaaaahhh, jir enak bangaat” Yuri meracau keras Ketika tanganku mulali mengocok vagina Yuri makin cepat.
Tangan kiriku mencubit puting Yuri. “aaaaah anjiir ini siapaa enak bangaat” Yuri meracau makin keras sambil Mendesah kencang. Tangan yuri sudah lepas dari ikatannya, langsung memegang tangan gw
“siapapun lo, aahhh…plis…masukin..enak banget…ahhh” Yuri meracau makin parah. Beberapa kali di kantor memang gw melihat Yuri sebagai Wanita yg menarik dan cantik, namun ga pernah kebayang saat ini dia telanjang depan gw meminta untuk gw setubuhi.
Kali ini gw ga kuat, langsung kuturunkan celanaku, kemudian menggesekan penisku di bibir vaginanya.
“ahhh,, masukin plis..masukin..ahhh” Yuri memohon2 dengan suara yg sangat memburu. Gw posisikan kaki Yuri terbuka lebar, Tanganku spontan mencekik leher Yuri, Ketika Yuri melenguh, langsung gw tusuk penis gw masuk ke menghujam vagina Yuri. Gw pompa dengan cepat sambil terus mencekik leher Yuri.
“haaahhh…aahhhh…enak banget..enak banget” Yuri meracau makin tak karuan. Gw pompa lebih cepat. Tangan Yuri menarik leherku. Bibirnya langsung melumat bibirku. Ciumannya begitu buas, lidahnya liar menari di dalam mulutku.
Cukup lama kami berciuman sambil pinggangku bergoyang memompa vagina Yuri. Lepas kami berciuman, gw putuskan untuk membuka blindfold ci Yuri. Sekian detik Yuri kaget, tubuhnya berhenti bergoyang.
“wapol?! Jir lo..ahhh…ngapain…ahhh..ngentotin gw..ahhh” Ci Yuri kaget, berusaha menolak, namun mendesah setiap kutekan penisku jauh ke dalam vaginanya.
Yuri masih terus melempar pertanyaan, tapi sambil menikmati tiap sodokannya. Gw kemudian Kembali mencekik Yuri, mulutnya menganga, hilang semua pertanyaan, Yuri menikmati momen ini. Gw merasa dinding vagina Yuri makin menggigit, kemudian berkedut kencang…
“aaaaaaahhhhh” tubuh Yuri bergetar, badannya membusur, kakinya bergidik..sedetik kemudian penisku dibanjiri cairan hangat. Yuri mengalami orgasme pertamanya. Membuat gw memompa makin cepat.
Suasana begitu panas, akhirnya penisku mencapai batasnya. Tanpa izin langsung kupeluk Yuri, kulumat Kembali bibirnya sambil penisku memuntahkan muatannya.
“mmmhhh..mmmhhhh…” Yuri panik, menolak, berusaha mendorong tubuhku, namun gw tetep memompa hingga semua muatan keluar jauh di dalam vagina Yuri. 5 semprotan bersarang di dalam vagina Yuri.
Kucabut penisku. Vagina Yuri menganga, cairan hangat keluar dari liang yg penuh bulu halus. Vaginanya masih berkedut mengalirkan cairan hangat bahkan beberapa menit setelah kucabut penisku. Yuri mengatur napasnya sambil berusaha bangkit.
“gila, kenapa bisa tetiba gw telanjang depan lo jir!” Yuri bersungut, disambung gelak tawa Mbak Eva dan Robi.
“tapi enak banget tangan lo” puji Yuri.
Gw iseng mengocok Kembali vagina Yuri. “mau lagi?”
“plis jangan… gw lemes” Yuri mendorong tanganku sambil menutup pahanya.
Walaupun sering colongan, kami tetap menjaga profesionalitas. Bahkan di kantor tidak ada yg tau kalo mereka sebenarnya berteman. Paling Cuma Mbak Eva ama teh Nia, yg memang punya isu paling banyak perihal “perselingkuhan”.