Cerita Seks Ku Ketika Melakukan Perjalanan Dinas – Jeniffer adalah salah seorang manager pada bagian Treasury di sebuah bank asing. Jeniffer berumur 28 tahun, dia adalah seorang Sunda yang berasal dari daerah Bogor. Jeniffer telah bersuami dan mempunyai seorang anak yang baru berumur 7 tahun. Tubuh Jeniffer apat dikatakan kurus dengan tinggi badan kurang lebih 163 cm, dengan berat badannya kurang lebih 49 kg. Buah dadanya berukuran kecil tetapi padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis.Setibanya di Semarang, setelah check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada beberapa nasabah, yang dilakukan sampai dengan setelah makan malam. Setelah selesai berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Ferry dan Anita melanjutkan acara mereka dengan duduk-duduk di bar hotel sambil mengobrol dan minum-minum. Jeniffer pada awalnya diajak juga, tapi karena merasa sangat lelah, dan di samping itu ia juga merasa tidak enak mengganggu mereka, maka ia lebih dulu kembali ke kamar hotel untuk tidur.Menjelang tengah malam, Jeniffer tiba-tiba terbangun dari tidurnya, hal ini disebabkan karena ia merasa tempat tidurnya bergerak-gerak dan terdengar suara-suara aneh. Dengan perlahan-lahan Jeniffer membuka matanya untuk mengintip apa yang terjadi. Hatinya terkesiap melihat Ferry dan Anita sedang bergumul. Keduanya berada dalam keadaan polos sama sekali.Anita yang bertubuh kecil itu, sedang berada di atas Ferry seperti layaknya seseorang yang sedang menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan cepat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,“Ssshhh…, sshhh…”, karena mungkin takut membangunkan Jeniffer.Kedua tangan Ferry sedang meremas-remas kedua buah dada Anita yang kecil tetapi padat berisi itu. Jeniffer sangat panik dan berada dalam posisi yang serba salah. Jadi dia hanya bisa terus berlagak seperti sedang tidur. Jeniffer mengharapkan mereka cepat selesai dan Ferry segera kembali ke kamarnya. Besok dia akan menegur Anita agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di kamar mereka. Seharusnya mereka dapat melakukan hal itu di kamar Ferry sehingga mereka dapat melakukannya dengan bebas tanpa terganggu oleh siapa pun. Dari bau whisky yang tercium, rupanya keduanya masih berada dalam keadaan mabuk. Jeniffer berusaha keras untuk dapat tidur kembali, walaupun sebenarnya ia merasa sangat terganggu dengan gerakan dan suara-suara yang ditimbulkan oleh mereka.Pada saat Jeniffer mulai terlelap, tiba-tiba ia merasakan sesuatu sedang merayap pada bagian pahanya.
Jeniffer sangat terkejut dan tubuhnya mengejang, karena pada saat dia perhatikan, ternyata tangan kanan Ferry sedang mencoba untuk mengusap-ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Jeniffer berpura-pura masih terlelap dan mencoba mengintip apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rupanya permainan Ferry dan Anita sudah selesai dan Anita dalam keadaan kelelahan serta mengalami kepuasan yang baru dinikmatinya, sudah tergolek tidur.Ferry yang masih berada dalam keadaan polos dengan posisi badan setengah tidur disamping Jeniffer, sambil bertumpu pada siku-siku tangan kiri, tangan kanannya sedang berusaha menyingkap selimut yang dipakai Jeniffer. Jeniffer menjadi sangat panik, pada awalnya dia akan bangun dan menegur Ferry untuk menghentikan perbuatannya, akan tetapi di pihak lain dia merasa tidak enak karena pasti akan membuat Ferry malu, karena dipikirnya Ferry melakukan hal itu lebih disebabkan karena Ferry masih berada dalam keadaan mabuk. Akhirnya Jeniffer memutuskan untuk tetap berpura-pura tidur dengan harapan Ferry akan menghentikan kegiatannya itu.Akan tetapi harapannya itu ternyata sia-sia belaka, bahkan secara perlahan-lahan Ferry bangkit dan duduk di samping Jeniffer. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh Jeniffer dengan perlahan-lahan dan dari mulutnya menggumam perlahan,“Psssttt sayang, mari kubantu menikmati sesuatu yang baru…, nih.., kubantu melepaskan celana dalammu…, nggak baik kalau tidur pakai celana dalam”, sambil tangannya yang tadinya mengelus-elus bagian atas paha Jeniffer bergerak naik dan memegang tepi celana dalam Jeniffer, kemudian menariknya dengan perlahan-lahan ke bawah meluncur di antara kedua kaki Jeniffer.
Badan Jeniffer menjadi kaku dan dia tidak tahu harus berbuat bagaimana. Jeniffer seakan-akan berubah menjadi patung, pikirannya menjadi gelap dan matanya dirasakannya berkunang-kunang. Ferry melihat kedua gundukan bukit kecil dengan belahan sempit di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut hitam kecoklatan halus yang tidak terlalu lebat di antara paha atas Jeniffer. Jari-jari Ferry membuka satu persatu kancing daster Jeniffer, sambil tangannya bergerak terus ke atas dan sekarang ia menyingkapkan seluruh selimut yang menutupi tubuh Jeniffer, sehingga terlihatlah payudara Jeniffer yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat tua.Sekarang Jeniffer tergolek dengan tubuhnya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang dan pantat yang penuh berisi, serta buah dada yang kecil padat dan belahan di antara paha atas yang membukit kecil, benar-benar sangat merangsang nafsu birahi Ferry. Ferry sudah tidak sanggup menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, sekarang bangkit lagi, tegang dan siap tempur.Sejak saat itu Ferry bertekad untuk tidak akan membebaskan Jeniffer. Ia terlalu berharga untuk di biarkan, Ferry akan menikmati tubuh Jeniffer berulang-ulang pada malam ini. Kemolekan tubuh Jeniffer terlalu sayang untuk disimpan oleh Jeniffer sendiri pikir Ferry. Ferry mendorong tubuh Jeniffer dan mulai meremas-remas payudara Jeniffer yang telah terbuka itu,“Dengerin sayang, you akan saya ajarin menikmati sesuatu yang nikmat, asal you baik-baik nurutin apa yang akan saya tunjukkan”.Kesadaran Jeniffer mulai kembali secara perlahan-lahan dan dengan tubuh gemetar Jeniffer perlahan-lahan membuka matanya dan memperhatikan Ferry yang sedang merangkak di atasnya.
Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Kisah Cerita Pengalaman Seks Ku Dengan Penyanyi Café
Jeniffer mencoba mendorong badan Ferry sambil berkata,“Ferry, apa yang sedang kau lakukan ini?”, “Sadarlah Ferry, aku khan sudah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Karena menganggap Ferry berada dalam keadaan mabuk, Jeniffer mencoba membujuk dan menggugah kesadaran Ferry.Akan tetapi Ferry yang telah sangat terangsang melihat tubuh Jeniffer yang molek halus mulus dan bugil di depan matanya mana mau mengerti, apalagi penisnya telah dalam keadaan sangat tegang.“Gila! Cakep banget! Lihat buah dadamu, padat banget. Cocok sama seleraku! You emang pinter menjaga tubuhmu, sayang!”, kata Ferry sambil menekan tubuhnya ke tubuh Jeniffer.Jeniffer berusaha bangun berdiri, akan tetapi tidak bisa dan dia tidak berani terlalu bertindak kasar, karena takut Ferry akan membalas berlaku kasar padanya.Sedangkan dalam posisinya itu saja ia sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.Sambil menjilat bibirnya Ferry berbaring di sisi Jeniffer.“Lin, lebih baik you mengikuti kemauanku dengan manis, kalau tidak saya akan maksa you dan saya perkosa you habis-habisan. Kalau you nurutin, you akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sakit”. Lalu tangannya ditangkupkan di buah dada Jeniffer, sambil meremas-remasnya dengan sangat bernafsu, sambil merasakan kehalusan dan kepadatan buah dada Jeniffer. “Bodi you oke banget!”, kata Ferry. “Coba you berputar Jeniffer!”. Perlahan-lahan dengan perasaan yang putus asa Jeniffer berputar membelakangi Ferry.
Dan dirasakanya tangan Ferry sekarang ada di pantatnya meremas dan meraba-raba.Kemudian Ferry menyibakkan rambut Jeniffer, dan dihirupnya leher Jeniffer dengan hidungnya sementara lidahnya menelusuri leher Jeniffer. Sambil melakukan hal itu tangan Ferry berpindah menuju kemaluan Jeniffer. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain-main, mengelus-elus dan menekan-nekan, sambil berkata,“Kasihan you, Jeniffer, pasti suami you tidak tahu cara membahagiakan you?”,“Tapi tenang aja sayang, dengan saya, you nggak bakalan bisa lupa seumur hidup, you bakalan merasakan bagaimana menjadi wanita sejati!”. Sambil memutar kembali tubuh Jeniffer.Setelah itu Ferry mengambil tangan Jeniffer dan meletakkannya di kemaluannya yang telah sangat tegang itu.Ketika merasakan tangannya menyentuh benda hangat yang besar lagi keras itu, tubuh Jeniffer tersentak, belum sempat Jeniffer dapat berpikir dengan jelas, terasa badannya telah ditelentangkan oleh Ferry dan dengan cepat Ferry telah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Ferry. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Ferry lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Jeniffer,“Apa you mau saya masukin itu?”,“Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Ferr…”, Jeniffer dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Ferry.Jeniffer mencoba mengeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Ferry agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.Sambil tersenyum Ferry berkata lagi,“You tidak dapat kemana-mana lagi, lebih baik you diam-diam saja dan menikmati permainan saya ini..!”. Ferry lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis besarnya yang telah menempel pada bibir kemaluan Jeniffer dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Jeniffer dengan tanpa dapat dihalangi lagi.Testis Ferry mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Jeniffer, sementara Jeniffer megap-megap karena dorongan keras Ferry.Jeniffer belum pernah merasakan saat seperti ini, setiap bagian tubuhnya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang saat ditindih oleh dada Ferry. Dirinya sudah lupa kalau sedang diperkosa, ia tidak peduli pada tubuh besar Ferry yang sedang bergerak naik turun menindih tubuhnya yang langsing. Jeniffer mulai merasakan suatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian bawah tubuhnya, vaginanya yang telah terisi oleh penis besar dan panjang milik Ferry, terasa menggelitik dan menyebar ke seluruh tubuhnya, sehingga Jeniffer hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis mirip orang kepedasan.Jeniffer hanya berusaha menikmati seluruh rasa nikmat yang dirasakan tubuhnya. Sekarang Jeniffer mencoba untuk berusaha aktif dengan ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama gerakan Ferry di atasnya. Ferry melihat Jeniffer mengerang, merintih dan mengejang setiap kali ia bergerak. Dan Jeniffer sudah mulai terbiasa mengikuti gerakannya.
Ferry merasakan tangan Jeniffer merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus-elus ke bawah dan meremas-remas pantatnya serta menariknya ke depan agar semakin merapat pada tubuh Jeniffer. Ferry terus menggosok-gosokkan penisnya pada klitoris Jeniffer.Ferry sekarang ingin membuat Jeniffer orgasme terlebih dahulu. Jeniffer semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Ferry, sekarang wajahnya terbenam di dada bidang Ferry, mulutnya megap-megap seperti ikan terdampar di pasir, dengan perlahan-lahan mulutnya bergeser pada dada Bossnya dan sambil terus menjilat akhirnya tiba pada puting susu Ferry.Sekarang Jeniffer secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Ferry, sehingga badan Ferry mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Ferry terasa semakin keras, sehingga Ferry semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Jeniffer dalam-dalam. Jeniffer merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Jeniffer tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,“Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.Kedua pahanya mJeniffergkari pantat Ferry dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Jeniffer. Ferry merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Jeniffer yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Jeniffer dan di ujung sana terasa ada “tembok” yang mengelus kepala penisnya.Setelah beristirahat sejenak dan melihat Jeniffer sudah agak tenang, Ferry mulai memompa lagi. Pompaan Ferry kali ini segera dibalas oleh Jeniffer, pinggulnya bergerak-gerak “aneh” tapi efeknya luar biasa. Penis Ferry serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Jeniffer berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Ferry merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Jeniffer berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi.Wah, suatu sensasi melanda perasaan Ferry, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Ferry karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Jeniffer makin bervariasi.
Terkadang Ferry malah meminta Jeniffer berhenti bergoyang untuk sekedar menarik nafas panjang. Lumatan dinding kemaluan Jeniffer pada penis Ferry membuatnya geli-geli dan serasa akan ‘meledak’.Ferry tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati“elusan” vagina Jeniffer. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewanitaan Jeniffer semakin menggila dan semakin liar.Hingga akhirnya Ferry harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Ferry bergerak mengimbangi goyangan pinggul Jeniffer, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Ferry menyemprotkan maninya kuat-kuat di dalam liang kewanitaan Jeniffer, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Ferry melayang tadi, tiba-tiba kaki Jeniffer yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Ferry kuat-kuat. Amat sangat kuat.Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi…, Jeniffer pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Jeniffer.“Ferrm, aduuuh, Ferr, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Ferr….!”.Ferry tersenyum puas melihat tubuh Jeniffer terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian tangan Jeniffer dengan eratnya menekan pantat Ferry ke arah selangkangannya sambil kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Ferry pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Jeniffer. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Jeniffer langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan dan kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Jeniffer merasa bagian-bagian tubuhnya seolah terlepas dan badannya tidak dapat digerakkan sama sekali.Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Jeniffer kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan kekar lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya.
Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Seks bebas seorang anak kuliahan di kampus
bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Jeniffer mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Jeniffer, Ferry mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya.Sambil membujuk dan mengelus-elus rambut Jeniffer dengan perlahan-lahan penisnya mulai tegang lagi dan dengan halus penisnya yang memang telah berada tepat di depan kemaluan Elis ditekan perlahan-lahan agar masuk ke dalam kewanitaan Jeniffer. Pada saat merasakan penis Ferry mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Jeniffer bereaksi sedikit dengan mencoba memberontak lemah tapi akhirnya diam pasrah dan membiarkan penis besar tersebut masuk sepenuhnya ke dalam liang kewanitaannya.Dengan perlahan-lahan Ferry menggerakkan badannya naik-turun, sehingga lama-kelamaan tubuh Jeniffer mulai terangsang kembali dan bereaksi, dan pergumulan kedua insan tersebut semakin lama semakin seru mendaki puncak kepuasan dan kenikmatan, terlupa akan segala penyesalan. Pertarungan mereka terus berlanjut sepanjang malam dan baru berhenti menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.Pukul 10 pagi keduanya baru terbangun dan terlihat Anita telah berpakaian rapi, sedang menikmati sarapan paginya sambil mengerling ke arah mereka dengan senyum-senyum rahasia. Pada mulanya Jeniffer merasa sangat malu terhadap Anita, tapi melihat reaksi Anita yang seperti itu, seakan-akan mengajak bersekutu, akhirnya Jeniffer menjadi terbiasa.
Pengalaman Seks Ku Dengan Wanita Muda Teman Danst Baruku
Lega rasanya aku melihat pagar rumah Dansku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku, Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan.Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar.Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal.“Dan, loe baru pulang yah?” gelegar suara Nindy memaksa mataku untuk menatap asal suara itu. “iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku. “Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.Kuperhatikan cewek yang disebut Nindy sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Dani” “Ratu” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku. Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.“Dani ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu” celetuk Nindy kepada Ratu. “Oh..” “Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag..” kata Nindy sambil berjalan keluar dari kamarku. Aku menanggapi perkataan Nindy barusan dengan kembali tersenyum ke Ratu.“Cantik juga sepupu Nindy ini” pikirku dalam hati. “Ratu ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya. “Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya.
“Loh, memangnya kamu nggak kuliah?” “Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.” “Rencananya berapa lama di Jakarta?” “Yah.. sekitar 2 minggu deh” “Dani aku ke kamar Nindy dulu yah, mau mandi juga ” “Oke deh” Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku.Aku memandang punggung Ratu yang berjalan pelan ke arah kamar Nindy. Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu.Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.“Dan, bangun dong” Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Nindy yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku. “Ada apa sih?” tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan. “Dank marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!” Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.“Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?” “Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren” “Aduh Nindy.. kan bisa besok..” “Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi” Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Nindy. “Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh Danmputer!”Tulisan di layar Danmputerku sepertinya mulai kabur di mataku. “Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati. “Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar. “Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Ratu. “Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan.“Loh, Dank belum tidur?” dengan heran aku memandangnya lagi. “Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur” “Nindy mana?” tanyaku lagi. “Dari tadi udah tidur Dank” “Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?” “Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih” “Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya.
Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Pengamalanku Ngentot Dengan Pembantuku Yang Seksi
Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan.Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda. “Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?” “Bukan parfum, lotion gue kali” “Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku. “Body Shop White Musk, Dank bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil.“Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya” “Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong” Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu. “Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati. “Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng. “Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?”“Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri. Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja Danmputerku. “Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil. “Wah kesempatan nih” pikirku lagi.Temukan game dan peluang kemenangan yang lebih mantap! PRAKTIS!Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya. Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya ” Bener nih nggak marah kalo gue cium?” Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.
Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Ratu memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu.Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku. Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Ratu ke ranjang.Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya.Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan.Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susunya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek. Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidahku.Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Ratu mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja.Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya. Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku. “Jangan Dani!” “Kenapa?” “Jangan terlalu jauh..” “Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..” “PoDanknya nggak boleh” setengah berteriak Ratu bangkit dan duduk di ranjang.Kulihat dua susunya bergantung dengan anggunnya di hadapanku. “Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku. Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Ratu meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian.Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur.Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongDank dihadapanku Ratu tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat.Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman diDancok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.“Tu.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini. “Bentar, tahan dulu Dan..”jawabnya sambil melepaskan Dancokannya. “Loh Dank dilepas?” tanyaku kaget. Tanpa menjawab pertanyaanku, Ratu mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susunya yang besar itu.Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya.Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada Dancokan dengan tangannya tadi. “Enak nggak Dan?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.“Gila.. enak banget Sayang.. terus Dancok yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.“Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya.
Dancokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan. “Tu.. aku keluar..” Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya.Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Ratu yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya “Kamu seneng nggak” Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.“Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Nindy” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana. “Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue” Ratu kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu. “Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu.“Thanks yah Tu.. besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Ratu. Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini.Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan dari lubang surga Ratu, yang pasti aku harus ingat untuk menyediakan Danndom di kamarku dulu.Ouh iya…Demikian lah Cerita Panas indonesia Cerita Seks Ku Ketika Melakukan Perjalanan Dinas oleh Cerita sex hot