Di suatu pagi yang cerah, Anita sedang dalam perjalanan menuju pasar untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Ia mengendarai sepeda motor maticnya melewati jalanan yang ramai di daerah pinggiran kota. Anita adalah seorang ibu rumah tangga yang setia pada suaminya, setidaknya sampai suatu waktu kesetiaannya akan diuji. Suaminya, Budi, bekerja sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang padat, sehingga Anita sering mengurus rumah sendiri. Mereka sudah menikat sekitar 2 tahun namun belum dikaruniai anak.
Tiba-tiba, di tengah perjalanan, ban belakang sepeda motor Anita bocor. Suara mendesis dari ban yang kempes membuat Anita panik. Dia menepikan motornya ke pinggir jalan, mencoba mencari cara bagaimana agar ia bisa melanjutkan perjalanan ke pasar, namun ia harus mencari bengkel tambal ban dulu. Tiba-tiba ada seorang pria datang untuk menawarkan bantuan.
“Bu, kenapa? Ada yang bisa saya bantu?” tanya pria itu dengan ramah. Namanya Aryo, seorang sales mobil yang sedang libur hari itu.
Anita merasa sedikit lega. “Mas, ban motor saya bocor. Saya tidak tahu harus bagaimana.”
Aryo mengamati ban motor Anita sejenak, lalu berkata, “Bu, tambal ban terdekat ada di sekitar 500 meter dari sini. Saya bantu dorong motor Ibu sampai ke sana, ya?”
Anita ragu sejenak, tetapi melihat ketulusan di wajah Aryo, dia pun mengangguk. “Terima kasih, Mas. Saya sangat terbantu.”
Dengan niat membantu, Aryo mulai mendorong motor Anita. Di sepanjang jalan, mereka mengobrol agar suasana tidak kaku. Aryo bercerita tentang pekerjaannya sebagai sales mobil. Sementara itu, Anita menceritakan tentang dirinay dan keluarganya.
“Ternyata, mengurus rumah tangga itu tidak mudah ya, Bu,” kata Aryo dengan nada kagum. “Saya sendiri belum menikah, jadi belum tahu rasanya.”
Anita tersenyum. “Setiap pekerjaan ada tantangannya sendiri, Mas. Yang penting, kita lakukan dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang.”. Sembari bercakap-cakap, terkadang pandangan mata Aryo jatuh ke belahan dada Anita terlihat terbuka. Toket Anita terlihat menonjol dibalik baju dasternya. Ingin sekali Aryo mencium meremasa dan menyedot toket Anita itu, karena sebagai bujangan, Aryo belum pernah sama sekali memegang toket wanita sungguhan.
Setelah beberapa menit, mereka tiba di tempat tambal ban. Pemilik bengkel, Pak Herman, langsung menyambut dan memeriksa ban motor Anita. Sambil menunggu proses tambal ban selesai, Anita dan Aryo terus berbincang. Anita merasa nyaman berbicara dengan Aryo, ada rasa hangat dan aman yang ia rasakan meski mereka baru saja bertemu.
Setelah ban selesai ditambal, Anita mengucapkan terima kasih kepada Pak Herman dan Aryo. “Mas Aryo, terima kasih banyak sudah membantu saya. Saya tidak tahu harus bagaimana kalau Mas tidak ada.”
Aryo tersenyum. “Sama-sama, Bu. Senang bisa membantu. Kalau Ibu butuh bantuan lagi, ini nomor saya. Siapa tahu saya bisa membantu.”
Anita menerima nomor telepon Aryo dengan hati-hati dan menyimpannya. Mereka pun berpisah dengan senyuman dan lambaian tangan. Kembali ke rumah, Anita merasa hari itu sedikit lebih berwarna berkat pertemuan tak terduga dengan Aryo.
Beberapa minggu berlalu, dan Anita kembali ke rutinitasnya. Namun, sesekali dia teringat pada Aryo. Anita membayangkan wajah Aryo yang tampan, kulitnya putih bersih dengan tubuh yang atletis dengan otot yang besar, tampak dari bodynya bahwa Aryo adalah seorang pria yang sering pergi ke gym. Anita juga membayangan pasti kontol Aryo juga besar mengingat Aryo memiliki tubuh yang atletis dan proporsional, jauh bila dibandingkan dengan Budi, suaminya yang tubuhnya kecild an pendek, tentu kontolnya juga pendek dan Anita tdak puas dengan kontol kecil. Saat di rumah dan Budi bekerja, Anita sering nonton film bokep sambil memasukkan terong dan timun ke memeknya untuk bermasturbasi, maklum saja, kontol Budi sangat kecil yang tidak bisa memberinya kepuasan batin, apalagi Anita adalah seorang yang haus seks. Anita membayangkan kontol Aryo masuk ke dalam memeknya.
Suatu hari, saat Budi sedang bekerja, Anita mendapati mesin cuci di rumahnya rusak. Tanpa berpikir panjang, dia memutuskan untuk menghubungi Aryo.
“Mas Aryo, ini Anita. Saya butuh bantuan. Mesin cuci saya rusak, ada waktu dan bisa datang ke rumah?,” katanya di telepon. “Bisa bu tolong shareloc alamat rumahnya”, Aryo menjawab.
Aryo segera datang dan memeriksa mesin cuci Anita. “Tenang, mbak. Ini sepertinya hanya masalah sepele. Biar saya perbaiki.”
Selama Aryo bekerja, Anita menyiapkan teh dan beberapa camilan. Aryo memakai celana pendek agar lebih bebas dalam melakukan perbaikan, dan ia tidak menggunakan celana dalam, tampaklah kontol Aryo dari sela-sela celana pendeknya, Anita melihatnya dan seketika itu juga nafsu syahwatnya naik dengan hebatnya. Anita lantas memasukkan tangannya ke dalam celana Aryo untuk lansgung mengambil kontol Aryo yang bergerak bebas ke sana kemari di dalam celananya. “Anita apa yang kamu lakukan?”. “Persetan Aryo, aku mau kontolmu ini, aku gemes”. Anita memagang kontol Aryo dari dalam celananya dan mengelus elusnya. Aryo mengerang “Ahhh, ahhh”. “Enak Aryo sayang?”. “Ahhhh, enak banget Anita, Ahhhhh, ahhhhh, ahhhhh, terus, teruskan, kocok kontolku”. Anita terus membelai dan mengocok kontol Aryo, dan Aryo merem melek keenakan. “Kamu cewek lonte Anita”. “Seorang istri peselingkuh”, kata Aryo. “Akut idak perduli, asal kamu mau ngentot denganku aku tidak masalah kamu panggil lonte, bahkan aku bersedia jadi lonte sekaligus istri gelapmu”, kata Anita.
“Aku tak bisa menahannya lagi, Aryo. Aku pingin ngentot sama kamu,” bisiknya.
Jantung Aryo berdebar kencang di dadanya saat ia menatap mata Anita. Ia tahu ini salah dan Anita adlaah istri orang, tetapi ia tak dapat menahan nafsunya lebih lama lagi. Ia mencium bibir Anita dengan penuh gairah.
Mereka menuju kamar tidur, tangan anita masih memegang kontol Aryo. Tangan Aryo membuka celana Anita dan bajunya juga, ia lantas memasukkan jarinya masu ke dalam memek Anita dan mencolmeknya, gerakan cepat cari Aryo membuat Anita mengerang keenakan. “Bajingan kamu Aryo, enak banget”.
Aryo meremas toket Anita. Toket besar itulah yang selama ini ia inginkan, ia meremasnya, dan menyedotnya dengan kuat, ANita menggelinjang keenakan,”Ahhhhh bangsaatttt”.
“Aryo, please masukkan kontolmu ke memekku, aku keburu pingin”. Aryo pun lantas menghujamkan kontolnya yang sudah ngaceng maksimal bak tugu monas itu masuk ke lubang kenikmatan Anita, dan blesss..Memek Anita ternyata sudah longgar karena sering dimasuki timun dan terong. Namun Aryo tetap menikmatinya, kapan lagi bisa ngentot gratis dan wanita yang toketnya besar, badannya montok, dan kulitnya putih mulus. “Enak gak Aryo memekku,” tanya Anita, “Enak banget sayang, tapi agak longgar dikit, jepitannya kurang. “Iya Aryo sayang, memekku sering aku masukin timun dan terong, untuk masturbasi, karena aku orang yang nafsuan setiap hari bisa 5 kali aku colmek. “Teros genjot sayang, genjot kontolmu masuk sampai mentok”. “rasakan sodokan mautku ini Anita, hap bless, bless, plok, plok, plok, tubuh Anita dan Aryo yang saling bertumbukan saat ngentot membuat suara plak-plok, plak-plok. Kontol Aryo yang besar dan panjang terus bergerak ke luar masuk memek Anita dnegan cepatnya, hingga suatu saat, Aryo sudah tidak bisa lagi menahan kontolnya untuk ngecrot. “Anita aku mau ngecrot, aku buang dimana spermaku?”. “Buang di dalam mulutku sayang aku mau menelan semua spermamu”, jawab Anita. Aryo lantas mencabut kontolnya dari dalam memek Anita dan Anita lansgung berjongkok di depan kontol Aryo. “Ini Anita, minum dan telan semua spermaku, jilat dan telan sampai tak bersisa”. “Ahhhh crooottttt, crooottt, croootttt”, kontol Aryo menyemprotkan sperma dalam jumlah sangat banyak, maklum sudah dua minggu Aryo tidak coli. “Rasa spermamu manis sayang, enak banget, beda sama rasa sperma suamiku, bahkan aku gak doyan, rasa sperma dia yang kaya air comberan,”, mendengar oti Aryo pun tertawa. “Kamu suka makan buah ya?”, tanya Anita. “Iya ANita aku suka makan buah,”, “pantas saja spermamu enak sayang,”. “Ahh aku puas banget Anita, terima kasih sudah memuaskan aku ya sayang”. “Justru aku yang berterima kasih Aryo, kontolmu luar biasa, aku mau dientot kamu lagi, aku mau jadi lontemu, aku mau jadi wanita simpananmu, aku mau jadi istrimu, aku mencintaimu Aryo”. Mendengar itu Aryo pun berkata “Aku juga mencintaimu sayangku, aku akan selalu ada untukmu”.
Mulai saat itu hubungan gelap Anita dan Aryo terus berlanjut hingga saat ini, bahkan mereka bisa ngentot hampir setiap hari dengan menyewa suatu kontrakan khusus sebagai tempat ngentot di mana mereka bisa ngentot sepuasnya dan bebas di kala Budi sedang bekerja.