Cerita Sex Desahan Lirih Irah. Masa kontrak pembantu yang lama sudah habis karena factor umur dia kembali ke kampungnya ,dan kali ini aku berusaha mendapatkan lagi untuk mengurus rumah dengan bantuan penyalur jasa ditempatku, ada info katanya ada salah satu wanita yang mau bekerja di rumahku namanya Irah dia masih muda umurnya 24 tahun, dengan tubuh yang langsing, warna kulit sawo matang, tinggi 162 cm , ukuran payudara yang biasa saja tapi yang istimewa dari dia adalah dari bicanaya halus dan sopan.
Hari pertama masuk kerumahku dia memperkenalkan dengan nada lirih dan matanya yang melirik kebawah terus, mungkin dia sedang melirik bagian tubuhku yang ada ditengah, karena aku lihat matanya agak nakal, setelah aku tanya tanya Irah ternyata baru saja menikah dan ditinggal suaminya yang bekerja di luar negeri, sebab itu untuk mencukupi atau tambahan buat dia dia terpaksa jadi PRT.
Beberapa hari dia bekerja terlihat pekerjaanya rapid dan cepat, aku sungguh bangga mendapat pembantu muda yang cekatan, di minggu yang ketiga aku mendapat giliran di kantor untuk shift malam dan saat itu aku sering pulang malam kira kira jam 12 malam.
Jadi bila pulang telah larut malam, biasanya isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan, dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau ia menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas.
Suatu malam sepulang kerja, Irah seperti biasa membuka pintu dan setelah itu ia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi.
Sedang saya asyik mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus di balik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu saya tiba-tiba menunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada di bawah pintu tersebut.
“Hah..”, saya kaget juga, karena di situ terlihat sepasang kaki yang dalam posisi sedang menjinjit menempel di pintu kamar mandi.
Wah, ternyata saya sedang diintip, oleh siapa lagi kalau bukan Irah.
Saya tetap pura-pura tidak tahu saja dan mulai memasang aksi, saya mulai menggosok-gosokan sabun kebagian kontol saya, meremas-remas sehingga kontol saya pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus mengocok kontol saya, saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara di belakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.
“Naah.., lo.., rasain “, kata saya dalam hati
Selesai mandi, saya langsung saja keluar dengan memakai handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya, kontol saya masih dalam posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Saya tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan ke arah belakang untuk menaruh pakaian kotor.
“Pep.., Pak.., Bapak mau emm.., makan”, sapa Irah,“Oh.., nggak Rah, sudah makan.., tolong bikinkan kopi saja”, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Irah terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.
“Eeh.., kamu kenapa Rah.., sakit yaa?”, tanya saya“Ah, tidak Pak.., Saya cuma sedikit pusing aja”, jawab Irah“Iyaa.., Rah.., Saya juga sedikit pusing.., apa kamu bisa mijitin kepala Saya”.
“Beb.., bis.., bisa Pak”, jawab Irah tergagap, sambil matanya terus-menerus melirik ke arah kontol saya yang menyembul.
Sayapun masuk ke kamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya, setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk di sofa depan televisi sambil menunggu Irah membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja di depan saya.
“Rah.., tolong nyalakan TV-nya”
Irah berjalan ke arah televisi untuk menyalakan, saat televisi telah menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Irah dari balik dasternya. “Wah.., boleh juga”, fantasiku.com terasa denyutan di kontol saya, nafsu saya mulai memuncak.
“Rah.., tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Irah sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol TV tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali,
Irah ternyata tidak memakai BH dan puting susunya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.
“Lagi sedikit Rah..”, kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh, denyutan di kontol saya pun makin keras saja.“Ayo.., Rah.., pijitin kepala Saya”, kata saya sambil bersandar pada sofa.
Dengan agak ragu, Irah mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.“Nah.., gitu.., baru nikmat, kata saya lagi, tapi filmnya kok jelek banget yaa..”“Iya.., Pak.., filmnya film tua..”, katanya.
“Kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju ke arah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Irah kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.
Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai melakukan french kiss dan meraba kontol lawan mainnya, tangan Irah mengejang di kepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras.
Saya mengangkat kepala dan melihat ke arah Irah, terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh Kay Parker.
Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan di kepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok.
Desahan nafasnya menjadi keras buru-memburu. Irah terlihat bagai orang sedang mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.
Saya langsung saja berdiri dan menuju ke belakangnya, sarung saya jatuhkan ke lantai dan dalam keadaan telanjang saya tekan kontol saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher Irah, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan.
Kedua tangan saya bergerak ke arah payudaranya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang.
Irah tetap seperti orang yang tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana Kay Parker menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri.
Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas, Irah diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan kontol saya ke lubang memeknya.
Saat kepala kontol saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Irah sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga kontol saya terbenam seluruhnya.
“Aakh.., Pak”, desah Irah lirih, “Ennaak.., Paak”.
Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik kontol saya. Waah.., memek Irah bagaikan menjepit kontol saya dan seperti tidak mau melepaskan kontol saya.
Memek Irah ternyata sempit sekali dan kontol saya terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali.
Saya menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Irah yang mulus, plak.., plak.., plak.., saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di payudaranya sedangkan jari tangan kanan saya berada di dalam mulut Irah.
Mulut Irah menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya, matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi.
Badannya separuh, dari pinggang ke atas condong ke depan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan.
Bila saya menekan kontol saya untuk membenamkannya lebih dalam ke lubang memeknya, Irah segera mendorong pantatnya ke belakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian.
Aah.., Irah ternyata luar biasa enaknya memekmu. Saya benar-benar menikmati tubuh dan memek Irah.
Kami melakukan gerakan-gerakan seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Irah mengejang, kedua kakinya juga mengejang serta terangkat kebelakang.
Memeknya meremas dan menghisap-hisap kontol saya dengan keras dan berusaha untuk menelan kontol saya seluruhnya.
“aahh..”, desah Irah panjang.Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya tekan kontol saya kuat-kuat ke dalam memek Irah. Saya pun melepaskan cairan mani saya ke dalam lubang memek Irah yang begitu hangat dan menghisap.
“Heehh”, creet.., creett..,. Creett. Kami berdua langsung lunglai dan tertekuk ke arah sandaran sofa dengan posisi kontol saya masih ada di dalam jepitan memek Irah.
Setelah kami recover, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan berdua berjalan ke arah belakang, Irah langsung berbelok ke kamarnya, tapi sebelumnya ia berkata halus, “Terima kasih yaa.., Pak”, dan sambil tersenyum nakal ia meremas kontol saya.
Saya langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kamar berbaring sambil memeluk isteri saya dan tertidur lelap dengan puas.
Dipagi hari saya tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus kontol saya, secara refleks saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.
“Loo..”, pikir saya “Kok isteri saya tidak bekerja hari ini”.Langsung saya mengangkat kepala melihat kebawah. Lho.., ternyata bukan isteri saya yang sedang mengelus-elus kontol saya tetapi Irah yang sedang menunduk untuk mencium kontol saya, yang sudah keras dan tegang.
“Rah.., ayo naik ke sini”, kata saya kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka dasternya, ternyata Irah sudah tidak memakai apa-apa di balik dasternya. Langsung saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi, sedangkan Irah langsung juga mengulum kontol saya di mulutnya yang kecil Irah langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.
Saya mulai menjilat-jilat memeknya dan sesekali mengulum serta mempermainkan clitorisnya dengan lidah saya, Irah tergelinjang dengan keras dan terdengar desahannya.
“Heeh.., heehh”. Dari lubang memeknya mengalir cairan hangat dan langsung saja saya jilat.., mmh.., enaknya.
Setelah itu saya tarik Irah untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya tetap telentang dan Irah mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang sempit itu tepat ke arah batang kontol saya yang sudah sangat tegang sekali.
“Heehh”.., cleep, batang kontol saya masuk langsung ke dalam lubang memeknya dan terbenam sampai ke ujung biji saya, “oohh nikmat bener Rah memek kamu”, kata saya,
Irah sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan.
Batang kontol saya terasa mau putus karena enaknya memek Irah, benar-benar nikmat sekali permainan di pagi hari ini. Sesekali saya duduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas payudaranya yang keras.
“ooh.., Irah.., ennaak”, Irah kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang kontol saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut.
Akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang kontol saya sedalam-dalamnya di lubang memek Irah, badan Irah pun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme.
Pagi hari itu saya dan Irah bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.
Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Irah, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada dirumah.
The post Cerita Sex Desahan Lirih Irah appeared first on CeritaSeksBergambar.