Cerita Sex Dewasa : Modal Chat

Author:

fantasiku.com – Cersex artikel dewasa khususnya Cerita Sex, Pesta Sex, Cerita

aku Mirna 24 tahun, ciri-ciri diriku mempunyai tinggi 166 cm dan berat 57 kg, kulit putih bersih, rambutku coklat ikal dan panjang. Kata teman-temanku wajahku mirip dgn seorang artis Hollywood Catherine Jetazones. Mereka bilang wajahku klasik dan tubuhku seksi, mungkin karena 3 darah campuran yg kudapat dari kakek dan orangtuaku. Aku mahasiswi di PTS Bandung dan mengontrak sebuah rumah di kawasan jalan Anggrek bersama seorang temanku yg bernama Susi.
Suatu hari tepatnya malam minggu aku pergi ke warnet untuk mengerjakan tugas mengetikku dan memeriksa email yg masuk. Teman sekontrakanku sdh dari siang pergi malam mingguan dgn pacarnya. Aku sendiri saat itu masih sendiri dan aku menikmatinya.
Hampir 3 jam aku mengetik, akhirnya selesai sdh tugas-tugasku, jam sdh menunjukkan pukul 8 malam. Setelah itu kubuka MIRC karena aku berniat chatting beberapa jam. Aku masuk chanel Bandung. Tiba-tiba sebuah nickname ‘ayah_bdg’ mengajakku untuk mojok, aku pun mengobrol denganya, obrolan kami makin asyik, mulai dari kuliah, hobi, dan sebagainya. Hingga tdk terasa hampir 1 jam aku mengobrol denganya.
Dari obrolan itu aku mengetahui kalau dia bernama Iwan, usia 39 tahun, mempunyai perusahaan sendiri di Jakarta dan statusnya duda beranak satu, dan saat ini sedang ada di Bandung untuk refresing bersama anak dan baby sisternya. Pembicaraan kami pun berubah, dia menanyakan warnet tempat aku chatting. Tanpa curiga aku pun memberitahukannya. Lalu Iwan meminta kami bertukar nomor telpon dan photo. Aku pun memberikannya dgn senang hati. Baru saja 5 menit berlalu, HP-ku berbunyi dan Mas Iwan menelponku langsung.
“Hallo.. Mirna.”
“Hallo.. ayah_bdg, wah engga nygka langsung nelpon nih..” jawabku.
“Iya.. habis Mirna cantik sih.”
“Hmm.. gini deh.., kita jalan aja yuk..! Aku jemput kamu disana yah..?”
“Boleh.. aja.” jawabku lagi.
“Ok deh, tunggu 10 menit dan cari deh mobilku berplat B di depan warnet yah..!”
“Ok..” jawabku mengakhiri pembicaraan kami.
Setelah hampir sepuluh menit, Ponselku beredong dan Mas Iwan telah menungguku di tempat parkir. Kubereskan tasku dan kusisir rambutku, lalu kubayar jasa warnet dan berjalan menuju tempat parkir. Kulihat sebuah mobil BMW hitam berplat B berwarna hitam, dan di dalamnya Mas Iwan tersenyum. Aku pun tersenyum dan menghampiri mobilnya lalu kubuka pintu mobilnya dan duduk di sebelahnya.
“Hallo.. ayah_bdg.” ucapku malu-malu.
“Hallo juga Mirna.., kita makan yuk..?” ajaknya sambil menjalankan mobil.
Aku pun mengangguk. Selama diperjalanan kami cepat menjadi akrab, lagi pula kupikir Mas Iwan ganteng juga, selain badannya tinggi besar dia juga kebapakan.
Kami makan di Haritage Banda sambil meneruskan perbincangan kami.
“Hmm.. Mas, engga pa-pa kan kalo Mirna panggil ayah saja..? Seperti nickname Mas.” tanyaku padanya.
“Ah.. boleh saja, tp khusus buat Mirna saja.” fantasiku.com ucapnya tersenyum.
Setelah selesai makan, tiba-tiba ponsel ayah berbunyi, ternyata dari baby sitter anaknya.
“Mirna, mau ikut Ayah engga besok..?” tanya Ayah sambil mengajakku keluar dari Haritage menuju tempat parkir.
“Memangnya Ayah mau kemana..?” tanyaku sambil membuka pintu.
“Ayah mau ke Ciater dgn Toni juga Cintia, baby sitter-nya.” jawab Ayah sambil menjalankan mobil keluar dari tempat parkir.
“Memangnya berapa hari di sana..?” tanyaku.
“Cuma dua hari.” jawab Ayah.
Akhirnya aku pun bersedia ikut, lalu Ayah mengantarku pulang ke kontrakanku.
Pagi-paginya Ayah sdh datang menjemputku. Aku pun berkenalan dgn Toni anaknya juga Cintia baby sitter anaknya. Selama di perjalanan, Toni sdh dekat dgnku, bahkan dia memanggilku Bunda Mirna, aku sih cuek saja. Toni anaknya manis dan cerdas, sungguh kasihan dia ditinggal oleh ibu kandungnya karena meninggal saat melahirkan Toni.
Akhirnya kami sampai di Ciater setelah memesan 2 kamar di sebuah hotel. Ayah, aku dan Toni pergi berenang dan bercanda bersama. Pada saat itu kurasa kami bertiga bagaikan sebuah keluarga kecil yg bahagia. Setelah puas berenang, kami kembali ke hotel untuk makan, lalu aku menidurkan Toni di kamar bersama Ayah. Kami mendampinginya sampai Toni tertidur.
“Mirna.. terimakasih karena kamu sdh baik pada Toni.” ucap Ayah sambil bangkit berdiri di depan jendela.
Aku mengikuti Ayah dan berdiri di sampingnya.
“Tdk perlu berterimakasih.., Mirna sayang pada anak-anak, apalagi Toni anak yg lucu dan pintar.” jawabku tersenyum.
“Baiklah, jika mau istirahat, pergilah ke kamar sebelah..! Di sana Cintia pasti sdh menunggu.” ucap Ayah.
“Ok.., kalau ada apa-apa, Ayah panggil Mirna ya..!” jawabku sambil berlalu dan pergi ke kamar sebelah.
Kulihat Cintia sdh tertidur dgn pulas. Lalu aku mengganti bajuku dgn lingerie yg biasa kupakai. Aku melamun selama hampir 1 jam, dan anehnya aku mengkhayalkan bagaimana jika aku menjadi istri Ayah. Itu ide gila ya pembaca..? Tp aku merasa sdh mengenal Ayah seperti bertahun-tahun. Tiba-tiba pintu kamarku diketuk, Tok.. tok.. tok.
“Cintia.., Mirna..!” kata suara di balik pintu.
“Iya.., sebentar..” jawabku sambil membuka pintu.
Ketika pintu kubuka, kulihat Ayah terkejut dan menatapku lekat-lekat.
“Mirna, kamu cantik sekali.” ucap Ayah sambil tersenyum.
“Ah.., bisa saja.” jawabku sambil merapikan lingerie yg kupakai.
“Kebetulan Ayah mau ngajak kalian makan, Ayah memesan pizza tadi.”
“Wah.. Mirna suka tuh, tp Cintia sdh tidur Yah..!” ucapku singkat.
Akhirnya aku dan Ayah pergi ke kamarnya. Kami duduk di sofa sambil menikmati pizza juga menonton televisi.
“Mirna.., Ayah sayang padamu.” kata Ayah tiba-tiba sambil menggenggam tanganku, aku tersenyum dan entah kenapa secara spontan kucium kening Ayah.
“Mirna juga.” ucapku.
Ayah memeluk tubuhku dan aku membiarkannya. Lalu kurasakan Ayah menatap mataku dlm-dlm.
Kamu cantik sekali.” ucap Ayah lalu mengecup hidungku, aku diam saja dan menikmatinya.
Ayah semakin berani, diciuminya seluruh wajahku hingga kurasakan hembusan napasnya yg hangat. Aku pasrah karena menyukainya, lagi pula ada aliran aneh pada tubuhku yg menuntut lebih banyak lagi. Lalu Ayah mendaratkan bibirnya di bibirku, dilumatnya dan kubalas dgn mengulum lidahnya lembut. Kuluman Ayah membuatku mulai sulit bernapas. Sementara itu tangan Ayah mulai menurunkan tali lingerie-ku hingga buah dadaku terlihat setengahnya.

Ditariknya tubuhku untuk berdiri dan aku menurutinya. Sambil terus melumat bibirku, kedua tangan Ayah menarik-narik lingerie-ku hingga akhirnya terjatuh di antara kakiku. Ayah mengelus-elus punggungku yg sdh telanjang dan mendorong tubuhku agar duduk di sofa. Kupandangi Ayah yg sedang membuka kimono-nya, luar biasa..! Aku menyukai badannya yg berbulu. Lalu Ayah membuka CD-nya, aku melongo karena kagum. Batang Ayah sangat panjang dan besar, belum lagi bulu-bulu di sekitarnya.
Ayah mendekatiku, kemudian berjongkok di antara kakiku. fantasiku.com Dielus-elusnya memekku yg masih terbungkus g-string. Aku melenguh saat jari-jarinya mengelus belahan memekku. Kemudian Ayah menarik CD-ku hingga terlepas. Lalu Ayah tersenyum karena melihat memekku merekah di depan matanya. Ayah mencium bibirku dan aku membalasnya, kurasakan buah dadaku tergesek-gesek bulu-bulu dadanya yg membuatku kegelian.
Ciumannya makin liar karena telah beralih ke telinga dan leherku. Aku mulai mendesah pelan, kuusap-usap rambut Ayah dgn lembut. Ayah meneruskan jilatannya pada puting payudara kananku, dijilatnya beruputar-putar dan berulang-ulang, membuatku semakin mendesah. Payudara kiriku diremas-remasnya dgn lembut. Napasku mulai memburu karena perlakuan Ayah pada kedua buah dadaku. Selama beberapa saat aku hanya mendesa-desah.
“Ayahh.., ohh.., ohh..!”
“Ayah ingin menjadikanmu sebagai istriku, kamu mau Mirna..?” tanya Ayah menghentikan jilatannya di buah dadaku.
Aku menatap matanya dan kuanggukkan kepalaku karena aku tdk dapat berpikir apa-apa lagi, karena nafsuku sdh tinggi. Ayah tersenyum dan melumat bibirku sambil mengelus-elus buah dada ku yg sdh basah oleh air liurnya. Lalu Ayah menyuruhku mengangkat kedua kakiku ke atas sofa dan merengganggkannya lebar-lebar.
Kemudian Ayah mendekatkan kepalanya di memekku yg sdh basah, dan mulai menjilatinya. Aku mendesah saat ujung lidahnya menyentuh memekku,
“Ohh..!”
Ayah terus menjilatinya secara teratur dan berulang-ulang. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku menahan kenikmatan. Ayah terus menjilatinya dan mulai menyTonit-nyTonit klitorisku. Aku meracau sambil menjambaki rambut Ayah.
“Ahh.. teruss.. teruss, enak Yahh..! Ohh..!”
Ayah terus menyTonit-nyTonit dan aku pun berteriak seiring dgn menjepit kepala Ayah kuat-kuat. Kusemburkan cairan kewanitaanku dan Ayah menjilati dan menghisapnya pelan sekali. Mungkin dia tahu aku menahan ngilu pada memekku. Ayah lalu mencium buah dadaku dan menghisapnya cukup lama hingga aku terangsang kembali. Aku langsung menggenggam batangnya yg sdh tegang itu. Kuelus-elus, kemudian kumasukkan dlm mulutku. Kujilat-jilat, kugigit-gigit lembut kepala batangnya. Ayah melenguh mengusap-usap rambutku.
“Mirna.. teruss.. Sayangg..! Hisapp teruss Sayangkuu..! Ohh..!” desahnya.
Aku terus menghisap dan mengeluar-masukkan batang Ayah dlm mulutku semakin cepat, kukocok-kocok semakin cepat dan kuat.
“Akhh.. Mirna.. Ayahh.. mauu.. keluarr..!”
“Crett.. Crett.. Crett..!” batang Ayah menembakkan spermanya ke dlm mulutku aku tersedak dan menelan sperma Ayah.
Kuhisap-hisap ujung k0ntolnya sampai bersih, Ayah melenguh dan ambruk di sampingku. Kemudian kucium bibir Ayah.
“Mirna sayang Ayah..!” ucapku sambil membiarkan Ayah meremas buah dadaku.
Lalu Ayah menggendongku sambil terus melumat bibirku, dibaringkannya tubuhku di samping Toni.
“Ayah.., nanti Toni bangun.” ucapku pelan.
“Ssstttt..!” guman Ayah sambil mengangkat Toni dan dibaringkannya di sofa.
Kemudian Ayah mendekatiku dan menindih tubuhku, diciumnya bibirku dgn hangat. Tangannya meremas-remas pantatku, lalu bibirnya turun di atas buah dadaku dan diciumnya sambil dihisapnya bergantian. Aku hanya mendesah keenakan ketika dibukanya kedua kakiku dan Ayah berjongkok dan mulai menjilati memekku. Aku mendesah-desah tdk kuat, tp Ayah terus menjilati dan menghisap-hisap memekku yg sdh basah lagi. Ayah pun sepertinya sdh tdk tahan, sehingga diarahkannya batangnya ke lubang memekku. Kemudian digesek-gesekkannya kepala batangnya yg plontos itu di belahan memekku berulang-ulang. Aku melenguh menahan sensasi nikmat di daerah memekku.
Setelah semakin basah, Ayah menekan kepala batangannya untuk masuk lebih dlm pada lubang memekku.
Diperlakukan seperti itu aku berteriak,
“Akhh.. sakitt.. Yah..!”
“Tahan sedikit Sayang..!” ucap Ayah menenangkanku.
Kemudian Ayah mencobanya lagi hingga berkali-kali. Dan akhirnya, Blessh.. Ayah menekan batangnya dlm sekali hingga selaput daraku robek. Aku menjerit menahan nyeri dan merasakan memekku begitu sesak.
Ayah mendiamkan aktifitas tubuhnya sambil mengelus-elus tubuhku. Tdk terasa air mataku menetes setelah beberapa saat ayah menggerakkan pinggulnya dan mulai mengeluar-masukkan batang kemaluannya. Aku melenguh nikmat sekaligus perih. Ayah menggenjotku selama 10 menit. Memekku sdh semakin basah dan aku menjerit karena mendapatkan orgasme lagi. Kurasakan memekku berdenyut-denyut. duniasex99.com Ayah mendiamkan batang kejantanannya di dlm memekku sambil menyTonit-nyTonit buah dadaku.
Kemudian Ayah mencabut batangnya dan menyuruhku menungging. Kurasakan memekku dimasuki kembali batang kemaluan Ayah, setelah itu mulai dikeluar-masukkan kembali ke memekku dgn pelan. Sementara itu tangan Ayah masih meremas-remas dan menarik-narik puting buah dadaku dgn kuat. Aku mulai mendesah menahan rasa nikmat.
“Ayahh.., ahh.. teruss.. sodokk.. sodokk.. nikmat sekali..!” racauku tdk tahu malu.
Ayah terus menekan dan menarik batangnya semakin cepat, dan aku semakin meracau tdk karuan.
“Akhh.., Mirna suka.. ohh.. teruss.. ahh..!”
Ayah terus meyodok memekku dgn kuat, aku pun memaju-mundurkan pantatku sehingga persetubuhan kami sangat menggairahkan. Aku dan ayah mendesah-desah penuh kenikmatan.
“Ohh.. auhh.. akhh..!” aku pun makin keras mendesah.
Ayah semakin cepat mengeluar-masukkan batang kejantanannya.
“Ahh.. Mirna mau keluarr.. Yahh..!” teriakku karena aku akan orgasme.
Ayah semakin gencar menyodok-nyodok memekku sambil terus menarik-narik dan meremas-remas buah dadaku. Sodokan-sodokan pada memekku membuatku menjerit karena merasa tdk tahan lagi.
“Akhh.. ehhmm..!” lenguhku.
Tubuhku lemas sambil memeluk Ayah kuat-kuat. Karena Ayah belum orgasme, Ayah terus mengeluar-masukkan batangnya tanpa memperdulikan memekku yg masih ngilu.
“Ohh.. ahh.. Mirna engga kuatt.. aughh..!” teriakkanku malah makin membuat Ayah semakin cepat menghujamkan batangnya pada memekku.
“Ayahh.. hampirr.. Sayang.., tahan sebentar.. ohh..!” lenguh Ayah.
Lalu kurasakan Ayah memelukku erat-erat seiring dgn tembakan spermanya, rasanya hangat dan nikmat. Tubuhku lunglai dan Ayah masih mendiamkan batangnya berada dlm memekku. Kami berpelukan sambil mengatur napas.
Setelah agak tenang, Ayah mencabut batangnya. Kemudian kami berciuman dgn mesra, lidah kami saling berpaut diselingi hisapan-hisapan Ayah di lidahku. Tangan Ayah tentu saja meremas-remas buah dadaku. fantasiku.com Semakin lama kami semakin terangsang kembali. Ayah memainkan puting buah dadaku, dijilat-jilatnya dgn rakus dan terus menghisap dgn penuh nafsu. Aku mulai mendesah merasakan memekku basah kembali. Ayah meneruskan jilatannya ke perutku, kemudian menyuruhku mengangkat dan melipat kedua kakiku ke atas hingga berada di antara kepalaku. Dgn posisi ini sdh jelas memekku yg basah terbuka lebar di depan matanya.
Ayah menjilat-jilat memekku sambil menusuk-nusukkan lidahnya di antara belahan memekku. Mendapat rangsangan seperti itu aku mendesah tdk terkendali lagi.“Ohh.. Ayahh.. enak sekali.. teruss.. ohh.. hisapp teruss..! Hisapp.. memekk Mirna.. ohh..!”
Ayah semakin cepat menghisap-hisap memekku yg banjir oleh cairan kewanitaanku. Aku semakin merengganggkan kedua kakiku lebar-lebar agar Ayah lebih leluasa melakukan gerakannya.
Jilatan-jilatan di memekku yg enak itu membuatku memohon-mohon.
“Ohh.. Ayahh.., masukkan..! Mirna.. mohon..!” pintaku pada Ayah.
Ayah pun menggesek-gesekkan batang kejantanannya di memekku yg becek. Aku melenguh nikmat, mulutku mendesis-desis tdk tahan. Ayah memasukkan batangnya pada lubang memekku.
Penetrasinya itu membuatku terus meracau,
“Oh.. nikmat Yahh.. mmmpphhhhh.. lebih cepat.. ohh.. nikmat sekali.. sodok.. terus.. memek Mirna Yahh..! Akhh.. mmff.. ohh..!”
“Iya Sayangku. Ayahh.. suka memek kamu.. ohh.. Mirna..!” racau Ayah membalasku.
Genjotan ayah di memekku semakin cepat dan liar hingga terasa menyentuh rahimku.
“Mirna.. mau keluar Yahh.., ohh..!” teriakku.
“Ayahh.. juga Sayang.., ohh..!”
Crett.. Crett.. Crett..! Kami berdua menjerit, bersamaan itu kurasakan tembakan sperma Ayah yg kuat. Ayah mencium bibirku. Karena kelelahan, kami pun tertidur lelap.
Paginya saat kami bangun, Toni naik ke ranjang.
Dia yg tdk mengerti apapun tersenyum manis sambil berkata,
“Toni juga mau.. bobo ama Bunda Mirna yah.”
Kami hanya berpandangan dgn penuh kemesraan sambil memeluk Toni.
Keesokannya ketika aku datang ke kamar Ayah, dia sedang berbaring di tempat tidur. Kudekati dan duduk di tepian ranjang.
“Kenapa Toni dan Cintia pergi jalan-jalan tanpa Ayah..?” tanyaku pada Ayah.
“Ayah sedikit pusing Sayang.” jawab Ayah sambil tersenyum.
“Hmm.. Mirna pijit ya..?” Ayah pun mengangguk.
Aku pun memijit dahi Ayah sambil menatap matanya. Mungkin karena gemas, Ayah menarik kepalaku dan mencium bibirku dgn lembut, lalu dikulumnya dan dihisap-hisapnya lidahku, aku pun membalasnya. Tiba-tiba tubuhku ditarik ke sampingnya dan Ayah menindihku sambil menciumi leherku, kemudian kembali lagi melumat bibirku yg basah.
Ayah menarik baju ketat yg kupakai. Aku pun membantu Ayah melepaskan seluruh pakaiannya hingga kami berdua telah telanjang. Lalu Ayah berbisik di telingaku.
“Sayang.., Ayah ingin bercinta dgnmu.” aku hanya tersenyum.
Tanpa dikomando, Ayah mencium bibirku dan tangannya sibuk meremas-remas buah dadaku.
Aku pun mulai meresponnya dgn desahan,
“Ahh.. Ayahh..!”
Ayah meneruskan jilatannya ke leherku, ketiak dan mengakhirinya di buah dada kiriku. Dijilatinya seluruh buah dada ku hingga basah.
Lalu Ayah berdiri menuju selangkanganku. Aku pun mengangkangkan kedua kakiku dan kurasakan jari Ayah menyibakkan memekku. Jilatan lidahnya membuatku tersentak dan medesah tdk karuan, apalagi Ayah melakukannya berulang-ulang. Refleks kakiku bergerak menjepit kepala Ayah, tp Ayah memegangi kedua kakiku agar tetap dlm posisi mengangkang. Yg kurasakan saat itu adalah jilatan-jilatan Ayah yg sungguh luar biasa. Cairan kewanitaanku meleleh keluar terus menerus.
“Ohh.. Ayahh.. Mirna engga kuatt lagi.. ahh..!” jeritku sambil mencengkram seprei yg kami tiduri.
Setelah hampir 10 menit menjilati dan menghisap-hisap memekku, akhirnya aku mencapai orgasme, kujepit kepala Ayah. Ayah pun bangkit, kemudian tubuhku ditindihnya, bibirnya mencium bibirku dgn sangat bernafsu. Tangannya tdk mau kalah meremas-remas buah dadaku dgn kuat. Lalu Ayah bersimpuh di antara pahaku dan menggesek-gesekkan jempolnya di belahan memekku yg masih basah.
Aku medesah keenakan,
“Ahh.. Ayahh.. enakk.. Sayangg.., nikmat sekalii..!”
Aku semakin membuka kakiku lebar-lebar, Ayah dgn sigap mengarahkan batang kejantanannya yg sdh menegang itu ke memekku. Lalu kurasakan gesekan-gesekan kepala batang k0ntolnya yg sangat enak dan hangat.
“Ohh.. Ayahh.., teruss.. Sayangg.. aughh.. nikmat sekali..!”
Ayah pun menekan batang kemaluannyanya hingga amblas.
“Akhh..!” jeritku.
Lalu ayah mengeluar-masukkan batangnya. Saat itu juga aku mendesah-desah lagi, cairan kewanitaanku mulai keluar dari memekku.
Ayah nampaknya mengerti keadaanku, sehingga dCintiaikkannya tempo gerakannya. Ditarik.. ditekan.. berulang-ulang. Dgn refleks kugoyang pinggulku ke kanan dan ke kiri. Akhirnya aku merasakan ada kekuatan yg menjalar di memekku.
Aku meracau keras,
“Ahh.. Sayang.. teruss.., Ayahh.. ohh.. ohh.. Mirna.. mauu..”
Ayah pun ikutan meracau,
“Iya.. Sayang.. ayo keluarkan.. ayo..! Agar memekmu bisa meremas k0ntolku..! Aohh..!”
Tanpa dapat kami bendung lagi, aku dan Ayah menjerit bersamaan.
“Ayahh.. keluarr.. ohh..!”
“Ayahh.. ohh..!” jeritku sambil berpelukan dgn erat.
Kurasakan lelehan cairan keluar dari memekku. Ayah mencium bibirku, tubuh kami terkulai lemas.
Beberapa saat kami terdiam sambil berpelukan. fantasiku.com Lalu Ayah menyuruhku berdiri di dekat meja. Aku menurutinya saat satu kakiku dCintiaikkan di atas meja dan kedua tanganku bertumpu pada dinding. Ayah mencium bibirku, sedangkan tangan kirinya mengorek-ngorek memekku yg terbuka lebar. Aku mendesis saat jari-jari ayah menggesek-gesek klitorisku.
“Ahh.. Sayang.., teruss..! Ohh memek Mirna.. ohh..!” racauku.
Ayah tersenyum dan menimpali racauanku, tetapi tangannya masih mengorek-ngorek memekku yg sdh lembab.
“Kenapa memek kamu Mirna sayang..?”
“Ohh.. Ayahh.. memek Mirna.. basahh.. Yahh.. ohh..!” jawabku sambil melenguh tdk kuat.
“Iya.. Sayang, memek kamuu basah.. Ayahh.. suka. Nanti k0ntol Ayah akan bersarang di sana sayangku..!”
Mendengar kata-kata jorok Ayah, aku semakin gila dan terangsang.
“Ohh.. Ayahh.. teruss.. lebihh.. cepatt..! Mirna.. mauu..” ucapku lirih.
“Mau.. apaa.. Sayang..?” ucap Ayah sambil terus menggesek-gesekkan klitorisku yg semakin besar.
“Ohh.. Mirna.. mauu.. k0ntol Ayahh.. ahh.. Ayahh.. masukin dong..! Memek.. Mirna.. inginn.. k0ntol.. Ayahh..!” jawabku tdk terkendali lagi.
“Baikk.. Sayang.., memekmu sdhh tak tahan ya..? Rasakan k0ntol.. Ayahh.. ini.. ohh..!” ucap Ayah sambil mengarahkan batang kejantanannya pada lubang memekku dan menggesekkannya ke atas ke bawah.. berulang-ulang.
Aku medesah penuh kenikmatan,
“Ohh.. nikmat.. Yahh.. masukkan lagii.. ohh..!” pintaku pada Ayah.
Ayah pun langsung menekannya hingga amblas pada memekku.
“Akhh..!” jeritku menahan rasa sakit.
Ayah mengeluar-masukkan batangnya dgn cepat. Aku semakin menjerit histeris.
“Oh.. Ayahh.. enakk.. k0ntolmu.. masukk.. memekku.. ohh..!”
“Iya.. Sayang.. terimalahh.. k0ntolku.. oughh..!” lenguh Ayah sambil terus menggenjot memekku semakin cepat.
Gerakanku semakin liar, napas kami turun naik menahan kenikmatan yg telah sampai pada ubun-ubun kepala kami.
Akhirnya aku menyerah sambil menjerit keras,
” Ahh.. Sayang.. memek.. Mirna.. mauu.. keluarr.. ohh..!”
“Iya.. Ayah.. jugaa.. tahan.. Sayangku.. rasakan.. pejuhku.. yg banyak ini.. ohh..!”
“Ayah, Mirna.. ohh.. ohh..!” desahku menyambut orgasme yg kurasa akan meledak.
“Iyaa.. Sayang, keluarkan.. Sayang.. Ayahh.. ingin.. memek.. kamu mejepit k0ntol Ayahh.. ahh..!” racau Ayah menggenjotku keras dan sangat cepat.
Aku dan Ayah memekik bersamaan,
“Akh.. ohh..!”
“Crett.. Crett.. Crett..!” sperma Ayah memenuhi memekku.
Ayah memelukku erat sambil menahan tubuhku yg sdh ambruk pada pundaknya. Dicabutnya batang k0ntolnya, kemudian kujilati hingga bersih. Kami pun naik ke ranjang dan tertidur.