Cerita Sex Dewasa : Pembalasan Dendam Mirna

Author:

Hatiku terasa hancur berkeping-keping, setelah di hianati oleh orang yg di cintai. Orang yg selama ini jadi bagian hidupku. Tp tekadku sudah bulat, aku harus membalas atas semua perbuatanya padaku. Di hadapanku telah berdiri seorang laki-laki yg sama-sama di hianati oleh orang yg di cintainya.
Aku Mirna dan suamiku bernama Bobi, bertahun-tahun aku mengarungi mahligai rumah tangga yg bahagia. Sampai akhirnya kebahagiaanku itu musnah setelah dihancurkan oleh suamiku sendiri yg berselingkuh dgn tetangga sebelah rumah.
Ya, Mas Bobi suamiku kedapatan tidur dgn Tante Hima. kami pun bertengkar hebat, akan tetapi aku masih menahan rasa ingin bercerai karena selalu terbayang wajah Bayu anakku
Tetapi satu tekadku yg bulat yaitu pembalasan dendam. Aku ingin membalaskan dendam dgn cara yg sama suamiku lakukan terhadapku. Dan caranya yaitu tidur dgn Oom Feri suami dari Tante Hima. Dan aku ingin melakukannya dgn sepengetahuan suamiku sendiri. Aku ingin dia pun ikut merasakan apa yg kurasakan pada saat dia tidur dgn orang lain.
Dan hari yg kutunggu pun tiba. Setelah sebelumnya aku merencanakan hal ini dgn Oom Feri. Kami sepakat untuk melakukannya di hotel. Dan berniat akan merekam segala perbuatan kami dan memberikan rakaman itu kepada pasangan kami masing-masing. Dan memang Oom Feri kali ini sudah kembali menjadi pria yg normal setelah menjalani terapi sekian lamanya.
Di hadapanku ,Oom Feri menyiapkan segala kebutuhan untuk merekam kegiatan bercinta kami. Dipasangnya DVDcam di atas Tripod. Tak hanya 1 DVDcam, tetapi 3 buah dia pasang. Sehingga mendapatkan 3 sudut pandang kamera yg berbeda. Kami juga tak lupa menyewa kamar hotel di bilangan utara Jakarta. Sebuah penginapan khusus yg dikelilingi oleh cermin, sehingga sensasi yg didapatkan akan berbeda.
Tak lama kemudian ,kulihat Oom Feri telah selesai dgn kamera nya.
“Dik Mirna, sekarang bagaimana? Mau mandi dulu?” tanya Oom Feri kepadaku. Aku pun menjawab,
“Oom saja duluan mandi, nanti saya belakangan…”. Oom Feri pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi, dan tak lama kudengar suara air mengalir dari shower kamar mandi.
Tiba-tiba muncul perasaan enggan melakukan hal ini. Terbersit kembali wajah Bayu anakku. Dan tanpa sadar aku meneteskan air mataku. Akan tetapi ketika muncul bayangan wajah Mas Bobi di pikiranku, kembali hatiku diselimuti amarah dan dendam. Dan pada akhirnya setelah mengumpulkan keberanian ku, aku pun bertekad tetap akan melakukannya.
Kudengar suara shower telah berhenti dan kemudian munculah Oom Feri yg hanya memakai handuk yg dililitkan di pinggangnya. Aku pun beranjak menuju kamar mandi. Ku basahi tubuhku dgn siraman air hangat. Kugosok pelan setiap inci dari tubuhku. Dan kubersihkan meqiku dgn sabun sehingga tercium aroma harum dari meqiku. Setelah kurasa bersih, aku pun melilitkan handuk di badanku. Dan aku pun keluar dari kamar mandi.
Kulihat di ranjang Oom Feri telah berbaring di bawah selimut. Dan kulihat dia tersenyum kepadaku. Aku pun berjalan mendekatinya. Kemudian kulepaskan handukku. Dan terpampanglah keindahan dan kemolekan tubuhku di hadapan Oom Feri. Dan tanpa basa basi Oom Feri pun membuka selimutnya sehingga tubuh telanjangnya tampak jelas di mataku. Ku lihat ternyata penis Oom Feri jauh lebih besar dari Mas Bobi. fantasiku.com Dalam keadaan tertidur pun kulihat penisnya sudah besar ukurannya. Hal ini membuatku sedikit ngeri, tetapi sekaligus penasaran dgn ukuran penis yg besar itu.
Oom Feri pun bangkit dari ranjang dan berjalan mendekati DVDCam dan mulai merekam. Dan Oom Feri pun mendekatiku hingga dia berdiri tepat di belakangku. Tangannya mendekapku dgn lembut, mengelus bahuku, kemudian turun ke arah lenganku hingga sampai ke telapak tanganku. Den dgn lembut membimbing tanganku sampai akhrinya kurasakan tanganku menyentuh batang kejantanannya yg masih tertidur.
Dgn perlahan aku pun mengelus-elus penis Oom Feri yg menempel tepat di belahan pantatku.
“Emmmhhhh….ssssshhhh….diik…” Oom Feri pun mendesah dgn lembut.
Tak lama kemudian kurasakan penisnya mulai mengeras hingga akhirnya berdiri dgn tegak. Aku pun membalikan badanku, dan astaga ternyata benar apa yg kubayangkan. Penis Oom Feri berdiri tegak dan besarnya membuat aku tercekat dan tak bisa berbicara. Penis nya mungkin sekitar 18 centi dan berdiameter 4 cm. Itu perkiraanku. Aku masih berpikir apakah penis itu bisa masuk kedalam meqiku atau bahkan malah merobeknya.
Ketika aku masih tertegun melihat penis Oom Feri yg besar itu, tiba-tiba Oom Feri menekan tubuhku sehingga aku pun berlutut dan wajahku tepat berada di depan penisnya. Kemudian Oom Feri sedikit menekan kepalaku hingga wajahku menempel di penisnya. Aku pun mengerti keinginannya, dan tanpa disuruh lagi aku pun membuka mulutku dan perlahan memasukan penisnya ke dalam mulutku. Dan ternyata memang sesak sekali terasa dalam mulut ku. duniasex99.com Dan aku pun mulai memaju mundurka kepalaku sambil sesekali kujilat kepala penisnya. Mulai dari atas hingga ke pangkal pahanya. Sesekali kukulum biji Oom Feri dan tampak jelas wajah Oom Feri yg memerah menahan nikmat.
Tak lama kemudian Oom Feri menarik tubuhku dan menidurkan ku di atas ranjang. Kemudian dgn kedua tangan kekarnya di bukalah kedua pahaku sehingga meqiku terpampang denga jelas di depan wajahnya. Oom Feri pun berlutut, kemudian kulihat tangan kirinya mengusap-usap meqiu dgn lembut.
“Aaaaahhhh….oooohhhhh……aauuuuhhhhh….”. tanpa sadar aku pun mendesah merasakan kenikmatan yg tiada tara.
Belum sempat aku menarik nafas lagi, tiba-tiba kurasakan lidah Oom Feri menyeruak kedalam meqiku. Menyapu bagian bibir meqiu hingga dinding dalam meqiku.
Dan tanpa sadar aku pun menjambak rambut Oom Feri karena kenikmatan yg kurasakan bertambah dgn sapuan lidahnya.
“Oooohhhh….mmmmppphhhh…ooohhhhhh….” eranganku keluar begitu saja dari mulutku.
Titik-titik syaraf dalam tubuhku serasa dibangunkan dan disengat oleh aliran kenikmatan yg tiada tara. Belum lagi ditambah dgn jari tengah Oom Feri kurasakan masuk kedalam meqiu dan mengobok-obok isinya. Sedangkan lidahnya berpindah menyapu klitorisku. Otomatis saja tubuhku mengejang kuat menahan geli dan nikmat pada saat yg bersamaan.
“Ooommmhhhhh…. sssuuddahhh….. saaayyyaaaa… nggaaakk.. taaahhhaannn……Oooohhhhhh…..!!!” aku pun berteriak dgn keras dan menjambak rambut Oom Feri dgn lebih kuat lagi.
Ya, aku mendapatkan orgasme pertamaku. Dan rasanya bagaikan diterbangkan ke atas langit ke tujuh dan dijatuhkan ke dalam kolam kenikmatan yg tiada tara. Dan bukannya berhenti akan tetapi jari dan lidah Oom Feri ternyata bertambah kencang menstimulasi meqiku.
”Oommm…. sssuuuddaaahhhhh… sssuuddaaahh…oooohhhh….sssshhhhh….aaauuuu uuuhhh!!!!” teriakku dgn keras.
Kemudian Oom Feri pun tersenyum dan berdiri di antara kedua pahaku yg masih terbuka dgn lebar. Tangan kanannya menggenggam penis besarnya itu, kemudian dia mulai menggosok-gosokannya di bibir meqiku. Sesekali penisnya dipukul-pukulkan ke meqiku. Tak lama kemudian dgn perlahan penisnya pun ditekan. Terasa sekali pada saat kepala jamurnya yg besar itu menyeruak masuk ke dalam meqiku.
“Hhhmmmmppphhh…. ooouuhhh….!!!” hanya erangan kenikmatan yg keluar dari mulutku.
Akan tetapi pada saat penisnya mulai masuk terus kedalam meqiku terasa agak perih, mungkin penisnya memang terlalu besar untuk ukuran meqiku.
“Oooccchhhhh…… sssaakkkiittt…. ooommm…. ppppeeelllaaannnnn…..uuucchhhhhh….”.Jeritku pelan.
Oom Feri hanya tersenyum, kemudian perlahan mencabut kembali penisnya sampai hanya tersisa kepala penisnya saja. Dan kembali menekan penisnyan lagi hingga masuk sekitar sepertiga nya. Terus menerus dgn hati-hati Oom Feri melakukannya, hingga akhirnya rasa perih dan sakit itu hilang dan berganti rasa nikmat yg kurasakan sekarang.
“uuucchhhhh…. oooohhhhhh…… ooommm… nniiikkkmmaaaaatttt….ssshhhhhh… oooohhhhh…!!!” erangan ku semakin keras dan liar keluar dari mulutku.
Mendengar erangan ku yg berubah dari erangan menahan sakit menjadi erangan menahan kenikmatan, tanpa menunggu lama Oom Feri tiba-tiba menekan penisnya kuat-kuat sehingga habislah seluruh penisnya masuk kedalam meqiku.

“Oooohhhhhh…….!!!!!” jeritku menahan sakit, nikmat dan kaget sekaligus pada saat yg bersamaan. “Oom….saakiittt…. jaangann llaanggssuungg ggittuuu…eemmmpphhhh…!!” kataku pada Oom Feri.
Oom Feri tersenyum dan berkata ,
”Maaf dik, habis meqi kamu nikmat banget…. rapet banget, padahal kan dah punya anak…..”. Aku pun berpura-pura cemberut dan marah ,
”Tp kan sakit Om, punya Om besar banget….”. Oom Feri berkata ,
”Ya deh…maaf ya… tar Oom kasih hadiah buat gantiin sakitnya….”. dan begitu selesai berbicara Oom Feri pun melumat bibirku.
Lidahnya bermain liar di dalam mulutku. Sesekali menghisap dan menggigit kecil bibir dan lidah ku. Aku pun tak tinggal diam, ku lingkarkan kedua tanganku di lehernya dan membalas ciumannya dgn lebih liar lagi.
Sementara itu penis Oom Feri yg telah masuk seluruhnya masih terbenam di dalam meqiku. Hingga lama-lama rasa perih dan sakit itu hilang kembali. Aku pun menurunkan tanganku dari leher Oom Feri. Dan memegang pinggangnya dan memberikan isyarat supaya Oom Feri kembali menggerakan penisnya. Oom Feri pun mulai menarik penisnya keluar dgn perlahan dan menekannya kembali. Terus menerus , terkadang menggoyangkan penisnya ke kiri dan kanan.
“Aauuuuhhhhh…. ooomm… nikmaatttthhhh… sshhhhh..!!!’. eranganku sambil kembali mengimbangi permainan lidah Oom Feri.
Tangan kiri Oom Feri pun tak tinggal diam, dan mulai meremas –remas toketku dan terkadang memelintir putingku, sehingga kurasakan nikmat nya bertambah.
“Diiikk…. me… meeeqqiiiiii… mmuuuhhh… nniikkmmaatttttt… bbaanngeett… oooohhhh…!!” Oom Feri mengerang dan kulihat kepalanya mendongak ke belakang menandakan dia merasakan nikmat yg luar biasa.
Aku pun menggoyangkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Oom Feri. Gerakan pinggangku membuat Oom Feri terlihat menahan rasa nikmat. Dan kurasakan genjotannya semakin cepat dan semakin kuat. fantasiku.com Akan tetapi aku tdk lagi merasakan sakit atau perih. Entah mungkin meqiku sudah beradaptasi dgn ukuran penisnya yg besar itu. Sesekali kugerakan otot meqiku sehingga menjepit penisnya. Dan memang Oom Feri tampak sangat menyukai permainan meqiku.
Tak lama kemudian Oom Feri mencabut penisnya dan menarik tubuhku. Dia pun membaringkan tubuhnya di kasur. Aku pun mengerti kalau dia ingin agar aku menaiki penisnya. Maka tanpa basa –basi, kugenggam penisnya dan kubimbing tepat di bibir meqiku. Kugesek-gesekan sebentar penisnya di beber meqiku. Dan aku pun mulai menurunkan tubuhku sehingga perlahan penisnya tampak masuk sedikit demi sedikit. Kurasakan penisnya yg besar itu menggesek dinding dalam meqiku sehingga tanpa sadar akupun mengerang karena merasakan nikmatnya disaat penis Oom Feri masuk.
“Aaaaaahhhhhh…. ssshhhhhhh…. Ooommmm…..!!” erangku.
Dan ketika penisnya telah masuk dua pertiganya kuangkat kembali tubuhku. Dan terus berulang –ulang hingga tanpa terasa genjotan dan goyanganku pun semakin cepat. Tangan Oom Feri pun tak tinggal diam. Kedua tangannya meremas – remas toketku dgn kuat. Sakit dan enak kurasan bersamaan disaat Oom Feri meremas toketku. Kadang sesekali kedua tangannya memegang pinggangku dan membantu menaik turunkan tubuhku di atas penisnya.
“Diiikkkk…. tteeerruuussshhhh…. oooohhhhhhh…. hhhmmmppp…”. erang Oom Feri. Eranganku pun tak kalah hebat. “Oooohhhhhhh….. sssshhhhh….. eemmmmmpphhhh…. ooohhhhhh…… ooouuuhhhhhh….!!!”.
Keringat kami pun membasahi seluruh tubuh kami berdua. Dan memang tak lama dari itu aku merasakan kalau aku akan segera mencapai orgasme. Dan kupercepat goyanganku hingga akhirnya aku pun mencapai orgasme.
“Aaaaahhhhh…… sssshhhhhh…… oooommmm…. ssayyyyyaaa… kkkee…llluuuaaarrrrhhhh…. oooohhhhhh…!!!!!” jeritku dgn kuat bersamaan dgn orgasme ku yg kedua. Kutekan sekuat-kuatnya pantatku hingga penis besar Oom Feri pun hilang ditelan meqiku. dan kurasakan tubuhku bergetar hebat dan seluruh bulu di tubuhku merinding menahan nikmat yg tiada duanya. Dan tak lama kemudian aku pun ambruk di atas tubuh Oom Feri.
Tanpa menunggu lama, Oom Feri membalikan tubuhku tanpa mencabut penisnya dari meqiku. Kemudian kaki kananku diangkat tinggi dan diletakan di dadanya. Sedangkan kaki kiriku diletakan di antara kedua kakinya. Oom Feri mulai menggenjot penisnya keluar masuk dari meqiku. Dan tangan kirinya meremas toketku sedang tangan kanannya memegang kakiku yg bersandar di dadanya. Sesekali Oom Feri menjilat dan mengulum jemari kakiku. Geli ,nikmat kurasakan bersamaan dgn genjotan dan hisapan Oom Feri.
“Aaahhhh…. Oooommm…. ooouuhhhh….ooouuuuhhhh…..sssshhhhh….!!!!!”. erangku dgn kencang terdengar memenuhi ruangan kamar hotel yg mulai kurasakan suhunya memanas.
Cukup lama Oom Feri menggenjotku dgn posisi seperti itu. Akan teapi tdk kulihat tanda-tanda Oom Feri akan mencapai puncaknya. Mungkin ini akibat dari terapi kelamin yg dijalani Oom Feri selama ini. Pikiran ku pun buyar karena tiba – tiba Oom Feri membalikan tubuhku dan menarik pantatku sehingga posisiku kini menungging. Dan tanpa menunggu lama Oom Feri kembali menusuk meqiku dgn penisnya. Akan tetapi kali ini kurasakan penisnya lebih menyesakan meqiku. Dan ku buka kedua kaki ku lebih lebar supaya tdk terlalu sesak. Akan tetapi ditahan oleh Oom Feri.
“Jangan Dik… lebih nikmat begini….”. kata Oom Feri sembari mulai menggenjot penisnya.
Akupun mengikuti keinginan Oom Feri, walau kurasakan sesaknya meqiku hingga terasa sampai ke ulu hati. akan tetapi aku tdk merasakan sakit sama sekali, bahkan bisa dibilang jauh lebih nikmat dari posisi sebelumnya. Dan memang dgn posisi seperti ini aku pun mulai merasakan akan mencapai orgasme kembali.
“oooommmm….. yyyaannnggg… kennnceeennggg….oooohhhhh… oooohhhhh….. saaayyyaaahhh… mmmaauuu… kkkeellluuaaarrr…. oooohhhhh…!!!” jeritku sembari menggenggam sprei dgn kuat.
Dan memang akhirnya aku pun mencapai orgasme ku kembali.
“oooohhhhh……… saaayyyaaa… kkeellluuaaarrrr…. oooouuuuccccchhhhhh….. !!!!”. Kurasakan tubuhku bergetar dgn hebat.
Dan orgasme yg kurasakan kali ini jauh lebih nikmat dari sebelumnya. Sehingga aku pun menggigil kenikmatan dan seluruh syaraf tubuhku seperti tersengat arus listrik kenikmatan.
Tubuhku terasa lemas dan lunglai, tetapi disaat yg sama kurasakan pula kenikmatan yg sangat luar biasa. Bisa dibilang melebihi kenikmatan yg kudapatkan dari mas Bobi. Belum lagi aku bernafas dgn tenang, Oom Feri menggenjotku kembali dgn kuat dan cepat.
“oooohhhhh….. Oooommm…. uuudddahhhh…. uuudaaahhh…ddduuullluuuu….. oooohhhhh…….!!!!”. jeritku merasakan sodokan kuat dari penis besar Oom Feri.
Akan tetapi Oom Feri seperti tdk mempedulikan teriakanku. Dia terus menggenjot dan menggenjot dgn kuat. Toketku pun tak luput dari remasan kuat tangannya.
Rasa letih yg kurasakan bertambah kuat kuarasakan. Akan tetapi ada kenikmatan pula yg kurasakan dari sodokan penis Oom Feri. Dan genjotan Oom Feri kurasakan semakin kuat dan semakin kuat lagi. Dan Oom Feri pun mengerang dgn hebat ,
”Diiikkkk…. oooohhhhh…. mmaauuuu…. kkkeellluuuaarrr…..sssshhhhh…. oooohhhhh….!!!”. aku pun kembali merasakan desakan orgasme kembali datang.
“Yyaaaahhhh…. tteeerrruuuussshhh…. ooommmm…. oooohhhhh…. ssaayyyyaaa… jjuugggaaa… mmaauuu… lllaaagiiiihhh…. oooohhhhh…..oooohhhhh….!!!” jeritku dgn kuat.
Tak lama berselang Oom Feri menjerit dan menekan penisnya sekuat tenaganya sehingga tubuhku terhenyak.
“ooooooooohhhhh……….. ccreeeeettt….cccrrreeeeettttt….cccrreeeeetttt…. !!”. aku pun menjerit dgn kuat saaat orgasme ku kembali datang bersamaan dgn hentakan penis Oom Feri di dalam meqiku.
“Ooooooooommmmmm….. oooohhhhh……!!!!”. dan kurasakan semprotan air mani Oom Feri di dalam meqiku begitu kuat dan banyak.
Tubuhku langsung ambruk tak berdaya, kurasakan seluruh tubuhku seperti tak bertulang lagi. Lemas dan tak bertenaga. Tetapi nikmat yg sungguh tak terkira kurasakan pada saat yg bersamaan.
Oom Feri pun bangkit dgn sedikit lunglai, tubuhnya yg kekar tampak basah kuyup oleh keringatnya. Oom Feri mendekati ku dan mengarahkan penisnya yg masih sedikit berdiri ke arah mulutku. Meski sedikit enggan ,entah kenapa aku membuka mulutku dan membiarkan penisnya masuk kedalam mulutku. Oom Feri pun menggenjot perlahan penisnya di dalam mulutku. Lidah ku pun menyapu penisnya dan menghisapnya, membersihkan sisa –sisa air mani yg masih sesekali menetes dari lobang penisnya. Setelah kurasa bersih, aku pun mengeluarkan penisnya dari mulutku.
Kulihat Oom Feri tersenyum puas dan dia pun mengecup kening ku seraya berkata ,
”Hebat kamu Dik….meqi kamu memang ga ada duanya…”. aku pun membalas senyumannnya dan berkata ,
”Ya Oom, punya Oom juga hebat….saya sampai ga punya tenaga lagi untuk bangun…”. Kulihat Oom Feri berjalan menuju DVDcam dan mematikannya. Dan tak lama kemudian terdengar suara ketukan dari pintu hotel.
Oom Feri mengambil handuk dan melilitkannya ke pinggangnya kemudian berjalan menuju pintu. Dan ternyata pegawai hotel yg mengetuk pintu bermaksud memberitahukan bahwa jam sewa kamar telah habis. Kulihat Oom Feri kembali berjalan mendekatiku.
“Dik, pakai bajunya, kita keluar….nanti kalau mau kita janjian lagi saja ya..”.kata Oom Feri sembari memberikan pakaianku.
Aku pun segera berpakaian walau badan masih terasa lemas. Dan selesai berpakaian kami pun bergegas meninggalkan hotel. Dalam hatiku masih ada rasa tak percaya kalau aku mempunyai keberanian untuk membalaskan dendamku terhadap Mas Bobi dan Tante Hima. Tp ada sebagian rasa bersalah muncul apabila wajah Bayu muncul dipikiranku.
“Sudahlah Dik, yg penting kamu sudah bisa balas perbuatan suamimu dan istriku…disamping itu kita juga sudah terpuaskan…betul tdk..” kata Oom Feri memecah keheningan dalam mobil.
Tangan kiri Oom Feri mengelus pahaku dan sesekali naik ke atas rok ku. Aku pun tersenyum dan berkata ,
” Ya Oom, saya sudah merasa dendam saya terbalaskan…….tp….”. Oom Feri kembali berkata ,” tp kenapa Dik…? masih kurang yg tadi? Hehehe…”. Canda Oom Feri.
“Ah, Oom Feri bisa saja….tp kalau memang mau kita atur saja waktunya ,Oom….” balasku.
Jujur, aku merasa mendapatkan kepuasan yg tdk aku dapatkan dari Mas Bobi. Dan mobil kami pun melaju dan meninggalkan kenangan yg tdk akan kulupakan. Maafkan Mama mu Bayu, kesucian keluarga kita telah ternoda, semua gara-gara Papamu.