cerita sex gay; Diperkosa sakit tapi enak
dulu saat aku kelas 1 SMA, aku mempunyai banyak teman, dari yang lebih tua sampai yang lebih muda umurnya. Aku mempunyai seorang teman yang bernama Andi, entah kenapa aku sangat tertarik kepadanya. Memang sejak aku SMP aku suka sekali onani sampai klimaks. Dan Andi pun menceritakan bahwa hingga sekarang pun dia suka onani (setiap kali kalau sedang mandi, katanya). Kami berteman cukup lama. Dan aku selalu menyimpan perasaan suka itu. Awal mulanya begini, kami berdua masuk suatu organisasi (bukan organisasi terlarang), dan diadakan acara di sekolah, kami semua menginap di sekolah. Acara itu diadakan pada sore hari. Dan pada saat mau tidur, aku dan Andi tidak bisa tidur. Kami ngobrol dan bercanda di ruangan sebelah yang agak jauh dari ruang tidur anak-anak yang lainnya. Entah kenapa benda panjang milikku waktu itu berdiri tegak terus. Andi pun menanyakan apa yang kupikirkan sehingga kemaluanku berdiri tegak. Dia pun merabanya, walaupun aku masih mengenakan baju lengkap. Aku juga meraba rudalnya yang masih terbungkus celana pendeknya.
Di ruangan yang gelap itu, aku pun membuka bajuku satu-persatu, mulai dari kaos dan celana pendekku. Dan Andi pun mulai membuka semua pakaiannya dan ternyata ia sudah telanjang bulat dengan batang kemaluan yang setengah tegang. Bulu kemaluannya waktu itu sudah terlihat mulai lebat. Saat itu aku belum membuka celana dalamku, dan batang kejantananku sudah berdiri sangat tegaknya karena ditambahnya pemandangan tubuh telanjang Andi. Lalu Andi pun membatuku membukakan celana dalamku. Dia berlutut di depan batangku yang mengeras. Andi sedikit tertawa melihat ke arah batang kejantananku, karena ia tidak melihat adanya bulu kemaluan di sekitar benda pusakaku, karena memang kemarin harinya aku sengaja mencukurnya sampai habis. Dengan demikian terlihatlah batang kejantanankuyang besar. Berdiri tegak dengan sempurna sampai sedikit berdenyut. Memang saat itu yang lebih bergairahadalah Andi, karena aku sengaja diam saja
untuk melihatreaksinya. Ternyata sadis sekali pemandangan itu. Lalu ia pun langsung menyuruhku duduk di kursi dan ia pun mengulum batang kejantananku, dan wah.. nikmat sekali. Andi memainkan senjataku dengan lidahnya di dalam mulutnya dan semakin nikmat aku merasakannya. Disedotnya burungku dengan kuatnya, dan aku hanya bisa terpejam merasakan nikmatnya kuluman Andi. Kurang lebih 15 menit kemaluanku dimainkan Andi. Aku pun merasakan bahwa aku akan mencapai puncaknya. Lalu Andi mengeluarkan batang kejantananku dari mulutnya dan ia mengocok kembali rudalku dengan tangannya dan, “Crrott.. crott..!” keluarlah cairan putih kental dari dalam kemaluanku dan aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.Org Realitas United States
Reply »|Report Abuse|Judge it!|#3Mar 23, 2013
pagi itu, saya sedang berjalan-jalan di sekitar lingkungan tempat tinggalku untuk mencari angin pagi. Seperti biasa, sambil berjalan, kusapukan pandanganku mencari laki-laki ganteng untuk mencuci mata. Sesosok tubuh pria pribumi bertelanjang dada menangkap perhatianku. Tubuhnya terlihat sangat bagus dari belakang. Memang tidak sebagus tubuh binaragawan, namun tetap saja menggiurkan. Pokoknya cocoklah kalau dia memutuskan ingin menjadi model sampul majalah fitness pria. Warna kulitnya agak gelap, namun dengan tubuh seseksi itu, dianampak semakin menarik. Otot-otot punggungnya terbentuk lumayan, nampaknya dia adalah seorang tukang bangunan atau semacamnya.
Sesekali, dia menengokkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, tanpa sengaja memberiku kesempatan untuk melihat wajahnya. Nampaknya dia tak terlalu tua, sekitar 30an. Tampangnya sangat jantan, tegas, dan “beringas”. Tapi wajahnya lumayan menarik juga. Perlahan-lahan, batang kontolku mulai berdiri. Di dalam otakku yang mesum, kubayangkan nikmatnya diperkosa olehnya. Oohh.. Saya lalu memutuskan untuk berjalan tepat di belakangnya. Kapan lagi bisa ketemu lelaki menggiurkan seperti ini? Telanjang dada lagi
Tiba-tiba, pria itu berhenti. Otomatis, saya berhenti juga. Pada saat dia membalikkan tubuhnya dan memandangku, jantungku serasa ingin lepas. Saya takut sekali. Bagaimana jika dia sampai tahu bahwa saya mengikutinya. Namun pria itu hanya tesenyum. Senyuman itu nampaknya
seperti senyuman seorang penjahat.“Mau apa loe ngikutin gue?” Nada bicaranya terdengar agak tak ramah. Saya hanya terdiam saja. Saat saya tertunduk, kulihat benjolan basah besar di celanaku.
“Gawat, dia pasti melihatnya.. Aduh, bagaimana ini?”, pikirku.
Pria itu mendekatiku. Entah kenapa, saya hanya berdiri terpaku di situ. Saya mulai gemetar ketakutan, namun ketakutanku hanya menambah gairahku. Dalam hatiku, saya berharap dia akan memperkosaku. Saya rela memberikan keperjakaanku padanya.
“Loe suka liat badan gue, yach?” tanyanya setelah mengamati benjolan di celanaku.
Tangan kanannya bergerak menyapu dada bidangnya. Dadanya yang agak gelap diremas-remas. Tak ayal lagi, putingnya mulai menegang menjadi sangat lancip. Gairahku menjadi tak terbendung lagi. Ingin rasanya saya memintanya untuk menyodomi pantatku, namun saya terlalu takut.
“Loe suka ini?” tanyanya lagi, kali ini agak terdengar menantang.
Dia berjalan semakin dekat.. Dekat.. Dan dekat, hingga akhirnya wajahku hampir menyentuh lehernya (Dia lebih tinggi dibanding diriku). Menundukkan kepalanya sedikit,dia berbisik..
“Pengen diperkosa nggak?”
Saya hanya terdiam. Air liurku rasanya susah sekali ditelan. Tangannya meraih turun dan memegang benjolanku dengan kasar.
“Kontol loe pasti bagus. Gue paling suka ama kontol yangnggak disunat..”
Setelah puas meraba-raba daerah terlarangku, dia meraih resleting celananya. Dengan sekali tarik, resleting itu terbuka dan kepala kontolnya menyembulkan diri untuk memberi salam. Namun saya menjadi semakin takut. Palkon (kepala kontol) pria itu begitu besar dan ukuran itu hanya ukuran sewaktu masih lemas. Bagaimana jika kontolnya terangsang? Saya mulai berpikir untuk menolak kesempatan ini. Saya memang ingin dingetotin, tapi bukan oleh kontol kuda. Saya bersiap-siap untuk kabur namun dia dapat membaca pikiranku. sebelum saya sempat bertindak, kedua tangannya telah mencengkeram bahuku dengan sangat kuat.
Sambil menatap kedua mataku dalam-dalam, dia berkata..
“Loe nggak bakal ke mana-mana. Kalo loe berani kabur tau teriak, gue akan sumpah gue bakal ngabisi nyawa loedengan kedua tangan ini..” Cengkeramannya dipererat untuk menegaskkan maksudnya.
Saya sungguh tak
berdaya. Pada saat dia membawaku ketempatnya, saya hanya dapat mengikutinya. Tak ada kesempatan untuk kabur karena dia tetap memegangi bahuku. Kontolnya masih bergoyang-goyang di luar resleting celananya, mengikuti irama jalannya. Akhirnya kami sampai di sebuah rumah kumuh, tak jauh dari gang tempat dia menangkapku. Dari luar, rumah itu nampak tak terawat dan agak gelap.Dengan kasar, dia mendorongku masuk. Pria itu ikut masuk, setelah mengunci pintu untuk memastikan saya tak dapat melarikan diri. Rumah itu memang kumuh sekali. Sinar matahari hampir tak dapat masuk. Suasana di dalam rumah kecil itu remang-remang. Lantainya terbuat dari semen halus, ruangannya hanya ada dua, penerangannya tak memadai, jendelanya hanya ada satu,hampir tak ada ventilasi, dan tak ada perabotan selain beberapa meja dan kursi kayu. Saya terhentak. Ruangan ini lebih tepat disebut sebagai ruang tahanan bawah tanah, tempat para tentara menyiksa musuh-mush mereka.. Apa yang akan dilakukan pria itu terhadapku, tanyaku dalam hati.
“Buka baju loe,” perintahnya.
“Cepat!!” sambungnya, agak kasar dan tak sabaran.
Beberapa saat kemudian, saya berdiri tanpa sehelai benang pun di hadapan pria itu. Kontolku mengeras bak pelat baja. Kolam “precum” terbentuk di atas palkonku yang tertutup kulup. Pakaianku kutaruh di pojok ruanganitu. Pria itu melahap tubuhku dengan tatapan bernafsu. Kontolnya yang masih tergantung di luar mulai hidup. Pelan-pelan namun pasti, kontol itu memanjang, mengeras, dan membesar.
Tak lama kemudian, kontol itu telah mencapai ukuran maksimum. Panjangnya kira-kira 25 cm. Dan keliling batang kontolnya sekitar 15cm. Sungguh besar kontol yang dia miliki, seperti kontol kuda penjantan. Agar lebih nyaman, pria itu melepas celananya sehingga kini dia pun berdiri telanjang bulat. Tak ada rasa minder sedikit pun di wajahnya. Dia bangga dengan tubuhnya dan juga dengan kontolnya.
Dengan bernafsu, Supri membasahi jari-jarinya kemudianjari-jari basah itu dimain-mainkan di lubang anusku yangmasih ketat. Ketika jari-jari itu menekan masuk ke dalam anus, rasanya agak nyeri dan
sakit. Apalagi ketika Supri memutar-mutarnya. Katanya, dia perlu melonggarkan sedikit lubang pantatku sebab lubangku terlalu ketat. Lama-kelamaan terasa nyaman dan nikmat. Saya mulai terbuai..“Aa!! Apa itu?!” teriakku.
Rasanya luar biasa sakit. Sesuatu yang jauh lebih besar tiba-tiba menghunjam masuk. fantasiku.com Tersadar olehku kalau benda itu adalah kontol Supri. Ya, tidak salah lagi, pikirku.Benda itu besar dan panjang, hangat, agak basah di bagian ujungnya dan berdenyut-denyut.
“Aahh..!! Sakit..” erangku.
“Diam loe, homo! Loe adalah budak seks gue dan loe musti mau gue ngentot. Sebentar lagi, loe udah bukan perjaka lagi..” tawanya riang.
“Jarang sekali bisa perkosa cowok homo yang masih perjaka.. Aahh.. Nikmatnya..”
Supri menarik jari-jarinya keluar dan menusukkan kontolnya lebih dalam lagi. Saya mengerang semakin keras. Sakitnya bukan kepalang. Rasanya seperti hendak terbelah dua saja. Lubang pantatku menganga lebar, tersumbat oleh kontol kuda itu. Air mata mengalir dari mataku, saya telah diperkosa oleh Supri.
Pada saat itu, saya benar-benar menyesal telah meminta permohonan konyol macam itu, namun sudah terlambat untuk menyadarinya. Supri mulai menggenjot pantatku. Masuk, keluar, masuk keluar.. Seiring dengan irama genjotannya, saya menangis dan mngerang. Lubang duburku benar-benar panas dan perih. Saya berusaha untuk berontak namun tali itu mengikatku terlalu kuat.
“Aagghh!!” teriakku lagi.
“Ampun, Bang.. Aacchh.. Sakit.. Ampun, Bang..” tangisku.
“Aacchh!!” Namun tangisku tak dihiraukannya. Malah Supri menjadi semakin beringas dan liar.
“Oohh.. Lubang loe ketat sekali.. Aahh.. Lebih ketat dibanding memek.. Uugghh.. Mimpi apa gue semalam.. Aahh.. Bisa dapatin homo kayak loe.. Aahh..” sahutnya di sela-sela aktivitas ngentotnya.
Saya terkejut ketika menyadari bahwa saya menikmati rasa sakitku. Rasa sakit akibat diperkosa Supri itu terasa sangat nikmat. Gesekan kontolnya dengan dinding dalamduburku mengirim sinyal-sinyal nikmat ke otak mesumku. Perlahan namun pasti, saya terhanyut dalam irama ngentotnya.
Supri nampaknya mahir sekali dalam urusan ngetot-mengentot. Dia bisa melakukannya dalam ebrbagai versi.Pertama dia bisa melakukannya dengan sangat lambat. Menusukkan
kontolnya sampai masuk dalam sekali lalu dicabut seluruhnya. Kemudian, kontolnya itu dihujamkan lagi tanpa ampun dan kemudian ditarik lagi. Begitu eterusnya dan semuanya dilakukan dalam tempo lambat.Sungguh sakit, menyiksa, namun nikmat bagiku.hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi “Serial Pelepasan” dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :),,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,