cerita sex gay; KLIMAKS
BAGIAN TIGA
“mandi yuk mas …” ajaknya dengan tatapan sayu.
Kemarahanku langsung memudar saat melihat tatapannya yang sahdu. Sebenarnya aku tahu, sikapnya yang kasar, beringas dan sok cuek bukanlah sikapnya yang sebenarnya. Bisa jadi factor lingkunganlah yang membuatnya jadi begini.
Aku segera bangkit dari tidurku.
Kurangkul bahunya. FER diam saja. Kucium pipinya. Dia tak membalas ciumanku. Tapi dia pasrah dan diam saja. Kuanggap itu sebagai pertanda yang positif. Diamnya seperti diamnya seekor ular sanca. Diam-diam mematikan.
Aku segera membuka baju dan celanaku.
FER sudah membuka keran air. Air dari shower mengucur dengan pelan membasahi tubuhnya. Kuambil sabun dan mulai membilas tubuhnya yang hitam pekat. Sesekali FER menggelinjang kala aku mulai menyentuh bagian-bagian sensitifnya.
“Geli, mas …” erangnya lirih.
Aku tak tahan lagi. Kucium bibirnya dan kupeluk erat tubuhnya. FER membalas pelukanku dengan erat. Bibir kami saling berpagut, menyatu di bawah siraman air hangat.
“Kamu hebat …” pujiku.
FER menciumku. Aku menciumnya dengan panas. Ya Tuhan, aku tak menduga orang yang sekasar ini bisa berlaku sebegitu romantis. Beberapa menit berciuman, FER menekan kepalaku untuk segera mengoral penisnya.
Aku bersimpuh dan mulai menghisap, menelan dan menjilat-jilat penisnya.
FER mengaduh. Gaduh. Ssssttt … dinding kamar sebelah tipis, sayang. Suara gaduhmu itu bisa terdengar dari kamar sebelah. Nanti kalau penghuni kamar sebelah minta ikutan dihisap, bibir siapa yang bakal jontor? Bibirku bukan?
Tangan FER bergerak, mengocok penisku.
Aku merasakan kenikmatan yang teramat sangat. FER seperti senang melihatku mengaduh. Gaduh. Sama seperti gaduhnya ketika mulutku mulai mengoral penisnya dengan gerakan yang liar tadi.
“FER … pindah …”
Aku tak mau muncrat hanya karena kocokan tangan Fer. Aku mau kami bersatu dalam posisi yang benar. Bersatu di atas ranjang rasanya lebih melenakan jiwa.
Kutaris tangan Fer dan membawanya ke atas ranjang.
“Aku gak mau ditusuk mas”
“Ssssttt …”
Wajah Fer terlihat tegang. Aku diam seribu kata. Dalam kondisi seperti ini, tak perlu banyak kata yang diucapkan. Kita butuh action, baby. Action, you know!
Tanganku merogoh ke dalam tas kecilku. Ada QY di dalamnya. Kutekan tubenya dan kuoleskn pada ujung penis Fer. FER meringis. Mungkin gel itu membuatnya terasa dingin.
Kuoleskan juga gel sisanya ku permukaan anusku. Dan aku mulai menaiki penisnya. Agak sedikit sesak saat ujung penisnya yang besar, merah dank eras itu mulai menembus anusku. Ada rasa perih yang menyentak hingga terasa ke ujung kepalaku.
“Ohhhhh … enak mas …” desis FER saat penisnya sudah ambla ke dalam lubangku.
Aku menghela napas panjang. Tunggu sebentar lagi, FER. Itu baru permulaan. Sebentar lagi akan kau rasakan jurus “Puting Beliung memutar Naga Sosro”
SATU >>> DUAA >>>> TIGAAA …
Aduhh mas … aduhhh …
Aku tak mempedulikan teriakannya. Tubuhku sudah naik turun di atas tubuhnya. Penisnya terlihat keluar dan masuk secara bergantian. Aku juga merasakan kenikmatan yang teramat dasyat.
FER nyatanya tak tinggal diam. Dia membalas gerakan putting beliungku dengan jurus “TONGKAT PENAHAN BADAI”
Arrrghhh … shiittt … aduhh …
Aku mulai tak tahan dengan serbuan tusukan penis FER. Nyatanya jurusku kalah dengan jurus FER.
CROOOTTT … CRRROTTT CROOOT …
Aku muncrat duluan. Spermaku tumpah berceceran di atas perut FER. Aku malu. Ternyata ilmu yang kubangga-banggakan tumbang dalam beberapa menit oleh ilmu digdaya yang dimiliki FER.
“HAHAHAH ….” Tawanya pongah.
AKU DIAM dan PASRAH>
FER mulai menunjukkan powernya. Dia balik tubuhku dan mulai menusuk-nusukkan penisnya sesuka hatinya ke lubang anusku. Aku menggelinjang kesakitan. Aku berharap dia segera mencapai klimaks.
Tapi dugaanku salah.
BAH … ini tak bisa dibiarkan. Kalau diteruskan begini, bisa-bisa ledeh dan dobol anusku nanti. Kutahan tubuhnya. Kutarik penisnya dari lubangku. fantasiku.com Kuurap ceceran spermaku di atas dadanya.
RASAKAN JURUS PAMUNGKASKU,”LENDIR NYI BLORONG”
Kulumasi penisnya dengan muntahan spermaku. Kuputar ke kanan dan kekiri, ke atas dan ke bawah.
ADUH MAS >>> ADUUUHHHH >>>
Kucium bibirnya dalam dalam, sementara tanganku terus bergerak merangsang penisnya.
CROOTT CROOOT CCRROOTT …
Spermanya muncrat kemana-mana. Ke pahaku, ke udelku, ke sprei hingga ke badannya sendiri. Sumpah, ini bukan sperma manusia. Ini sperma kuda. Jumlahnya banyak sekali. Banyaknya sebotol yoghurt.
Ah, sekuriti manja.
Ternyata jurusmu masih kalah dengan jurus telapak blorongku. Hahaha, lagian lelaki mana sih yang tak takhluk pada ajian Nyi Blorong?
Puas rasa hati melihat FER, sang sekuriti manja yang songong, cuek dan beringas jatuh terlena dalam kondisi telanjang bulat dalam pelukanku.
hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi “Serial Pelepasan” dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :),,,,,,,,,,,,,,,