cerita sex gay; MUSIM BERCINTA

cerita sex gay; MUSIM BERCINTA

Aku melihat seorang lelaki dengan sepeda motor vario putih di sudut gang.

Guys, malam ini aku kencan dengan Frans, 23 tahun, yang kukenal dari Grindr. Lagi-lagi grindr yang jadi fasilitator kencanku. Tak ada harapan apapun dengan pertemuan kami kali ini. Tapi aku penasaran dengan sosok Frans. Dalam chat-chat kami sebelumnya, dia bilang memang menyukai pria-pria tua sebagai teman kencannya.

Kog yo masih ada ya yang punya selera begini?

โ€œHai โ€ฆโ€ sapaku.
โ€œMas Lov?โ€
โ€œIyaโ€

Kami bejabatan tangan.

โ€œLho mas mau kemana? Katanya mau ke rumah mas, kan?โ€
โ€œIya, tapi kita makan di luar aja dulu. Di rumah masih banyak orangโ€ kataku beralasan.

โ€œKemana? Aku nggak mau masโ€

Ya Tuhan. Apa yang ada dalam pikirannya? Dia pasti berpikir aku ini bajingan yang menyamar jadi homo. Aku tak menyalahkan pendapatnya itu. Kriminalitas yang terjadi di dunia gay memang banyak.

โ€œFrans, kamu percaya aku tidak?โ€
Frans diam. Matanya melengos. Aku menatapnya dalam-dalam, mencoba meyakinkannya bahwa aku bukanlah bajingan yang suka merampas harta para gay.

โ€œYa sudah, begini saja. Kalau kamu nggak percaya sama aku, kamu pulang sajaโ€ kataku memutuskan. Aku sudah berniat akan pergi dan membatalkan janji kencan kami.

โ€œNggak gitu, mas. Tadi mas kan janji mau ngajak aku ke rumah masโ€

Aku menghela napas panjang. Sungguh susah memang menghadapi lelaki muda seumuran Frans. Maunya dituruti segala keinginannya. Seharusnya dia paham, malam minggu bukanlah waktu yang tepat untuk singgah ke rumah teman lelaki. Seharusnya dia berkencan dengan wanita muda yang masih ranum dan segar, bukan berkencan dengan lelaki tua yang pantas menjadi ayahnya.

โ€œJadi, gimana?โ€

โ€œOk. Tapi kita tetep ke rumah mas kan?โ€
โ€œIya. Nanti jam sembilan sajaโ€

Aku melihat jam masih menunjukkan pukul tujuh. Masih ada waktu dua jam lagi untuk melewatkan malam.

โ€œKita kemana?โ€
โ€œMakan bakso aja ya. Di situ, di tempat yang ramai. Biar kamu nggak curigaโ€

Kami meluncur ke warung bakso langgananku. Nggak ada banyak kata yang terucap. Kami seperti sedang mereka-reka kepribadian kami masing-masing. Aku sedang membaca kepribadian Frans, begitupun sebaliknya.

โ€œEnak baksonya masโ€
โ€œIya. Ini langgananku sejak remaja duluโ€
โ€œWih. Sampek tua masih langganan di sini?โ€
โ€œIya. Aku kan type lelaki setia. Beda sama kamuโ€
โ€œLah. Aku juga type setia kog masโ€
โ€œMaksudku setia sama bakso ini lho!โ€
โ€œHehehe โ€ฆโ€

Sepertinya hubungan kami sudah mulai mencair. Aku bisa membaca bahasa tubuh Frans yang mulai melunak. Sesekali kami saling menggoda. Sesekali tanganku menyentuh pahanya. fantasiku.com Dan Frans diam saja. It means, dia sudah menerimaku sebagai temannya. Dia pasti sudah tak menganggapku sebagai bajingan yang menyamar sebagai homo.

Nah, gitu dong!

**

โ€œBosen mas disiniโ€
โ€œYa sudah, kita jalan saja sambil nunggu jam sembilanโ€

โ€œMas yang di depan ya?โ€
โ€œGakโ€
โ€œMaksudnya?โ€
โ€œGak tahan kena pelukan kamuโ€
โ€œYah. Modus nihโ€
โ€œHahahaโ€

Aku tetap berada di belakang Frans. Aku suka membaui aroma rambutnya yang wangi. Aku juga suka dengan parfum yang sedang dia kenakan saat ini. Bukan parfum mahal memang, tapi aromanya sanggup melemahkan jiwa.

โ€œMas โ€ฆ kita ke situ aja yuk,โ€ katanya sambil menunjuk ke lokasi yang biasa digunakan para muda-mudi berbuat mesum.

โ€œHush. Itu kan tempat mesum, dikโ€

โ€œAku pengen masโ€

โ€œLha. Maksudmu apa?โ€

โ€œKita โ€ฆ ah mas pura-pura gak tahuโ€

โ€œBukan. Maksudku kamu aja yang nggak tahuโ€

โ€œNggak tahu apa?โ€

โ€œNggak tahu kalau aku juga pengen mesum sama kamuโ€

CIAAAATTTTTTT โ€ฆ jurus bangau mencuri ikan sudah terlaksana.

Jujur aku memang berharap banyak pada Frans. Setelah beberapa lama berkomunikasi dengannya, aku merasa bahwa Franslah lelaki yang dikirim Tuhan sebagai penghiburku saat ini. Aku berharap banyak padanya. Aku ingin Franslah pria yang menjadi tumpuan hatiku saat ini.

Dia tampan, muda dan lucu.
Apalagi yang aku cari dari seorang pria? Tiga kriteria itu sudah cukuplah memenuhi kriteria sebagai seorang lelaki idaman hatiku. But wait! What about his sexuality? Belum teruji memang, namun dengan melihat hidungnya yang mancung, pahanya yang ketat dan dadanya yang melenting keras, itu saja sudah cukup menonjolkan sex appealnya.

ย 

Frans menghentikan laju motornya di bawah pepohonan.

โ€œDua cowok yang tadi goncengan kemana ya mas?โ€ tanya Frans.

Sejak di awal gerbang pintu masuk area taman tadi, kami memang berpapasan dengan satu sepeda motor dengan dua orang penumpang lelaki. Ini jelas mencurigakan, cos ini adalah tempat pasangan berlainan jenis bercinta.

โ€œNggak tahu. Lagian ngapain kita ngikuti mereka?โ€
โ€œPengen tahu ajaโ€
โ€œDuh. Mending bikin acara sendiri, sayโ€
โ€œHehehe, kepo aku masโ€
โ€œKamu naksir mereka?โ€
โ€œGak. Pengen tahu ajaโ€

Frans terdiam. Sepertinya dia mulai sadar aku nggak suka dengan tingkahnya ngepoin orang. Nggak ada perlunya mau tahu urusan orang. Mau ML di pantai kek, mau emut-emutan di bawah pohon, mau threesome kek, ngapain dikepoin? Kalau sudah ada pasangan, ngapain lagi ngurusi pasangan yang lain? Urusi saja urusan kita masing-masing.

Aku berdiri dan mulai mengamati daerah tempat kami berhenti. Gelap, sepi dan temaram. Hanya ada sepertiga cahaya bulan yang menerangi tempat ini. Terlihat beberapa muda mudi yang mojok di atas sepeda motor mereka masing-maing. Entah apa yang sedang mereka lakukan di tempat yang gelap ini.

โ€œFrans โ€ฆ hug meโ€

Frans segera bangkit dari motornya dan mulai memelukku. Bisa kurasakan hangat yang mulai menelusup ke seluruh tubuhku. Entah siapa yang memulai, kami sudah saling berpagut bibir. Semenit dua menit kami berciuman. Bibirnya seperti mengandung magnet. Pengen terus menerus dicum olehnya.

โ€œYank โ€ฆ pengen โ€ฆโ€
โ€œIya. Makanya buruan balik ke rumahโ€
โ€œMasih jam 8โ€
โ€œNunggu sejam lagi. Hhhh โ€ฆโ€
โ€œMasih lama. Tapi aku mau sekarangโ€

Kutarik tangan Frans dan kubawa masuk agak ke dalam semak-semak lebat dibalik pepohonan. Frans pasrah saja dengan keinginanku. Dia hanya melenguh pelan ketika aku mendorongnya ke pohon yang tumbuh dengan suburnya. Aku tak sabar mulai membuka ritsluiting celananya dan merogoh penisnya yang sudah mulai mengejang dengan kerasnya.

โ€œYank โ€ฆ dilihat orangโ€
โ€œSssh โ€ฆโ€

Aku tak peduli. Lagian siapa yang peduli dengan kelakuan kami? Ini memang taman khusus untuk bercinta, kog! Kalau mau dirazia, bakal ada ratusan atau ribuan orang yang bakal kena razia.

โ€œYank โ€ฆ aduh โ€ฆ yank โ€ฆโ€
โ€œApa โ€ฆโ€
โ€œGantian โ€ฆโ€

Haaa โ€ฆ ternyata Frans juga pengen mengoral penisku. Padahal aku ingin segera menuntaskan hasratnya saat ini. Biar dia ejakulasi dulu. Biar dia tidak mendesakku untuk main ke rumahku.

Aku segera berdiri. ini giliran Frans yang mulai mengoral penisku. Not bad. Hisapannya nyatanya menimbulkan sensasi yang berbeda. Jilatannya, hisapannya yang tak stabil, kadang keras kadang lembut nyatanya sanggup membuatku melambung ke awang-awang. Aku seperti sedang tak menapak di bumi.

โ€œAduh โ€ฆ yank berhentiโ€
โ€œAda orang?โ€
โ€œGak ada. Aku mau muncrat!โ€
โ€œAduh. Tahan dongโ€

Kutarik tubuh Frans yang bersimpuh di hadapanku. Kuciumi lagi bibir-bibirnya. Kami berpagut dengan panasnya. Frans memeluk dengan mesranya. Aku ingin waktu berhenti saja. Biarkan kami menikmati masa-masa yang penuh dengan kenikmatan ini.

โ€œKe rumahmu sekarang, masโ€
โ€œMasih 8.30โ€
โ€œUdah gak tahan masโ€
โ€œBentar lagi sayangโ€

Frans meremas-remas pantatku. Sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera menikmati panasnya permainan cintaku. Dia pasti ingin melihat seberapa lincah aku bermain di atas tubuh telanjangnya. Dia pasti tak tahan merasakan jurus getar melintar maju mundur syantik pantatku yang bahenol ini.

Sabarlah, sayang.
Masih kuat menunggu setengah jam lagi, kan?

hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi โ€œSerial Pelepasanโ€ dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :),,,,,,,,,,,,,,,,,,

Author: Samuel Wright