Indri adalah seorang gadis kampung yang berusia 24 tahun. Indri baru menikah dengan Irwan yang berusia 26 tahun. Indri mengikut Irwan pindah ke Kota setelah mereka menikah. Teman-teman Irwan di kota memuji isterinya yang mempunyai tubuh yang seksi serta pantat montok, sementara buah dada Indri berukuran 36 besar dan padat. Irwan memang menyukai Indri sejak di bangku sekolah. Akhirnya impiannya menjadi kenyataan ketika bisa menikah dengan Indri, gadis idaman setiap pemuda kampungnya. Setelah setahun menikah, pasangan yang belum di karuniai buah hati itu terasa sunyi. Indri menyatakan keinginannya pada Irwan untuk bekerja, setidaknya dapat membantu Irwan dan dapat menghilangkan perasaan sunyinya tanpa anak. Irwan menyetujuinya dan berharap agar Indri dapat membantu mengurangi bebannya.
Indri mendapat kerja di pabrik pakaiandengan gaji yang lumayan. Indri termasuk orang yang ramah, dia sangat ramah kepada karyawan-karyawan yang berada di situ. Indri di tempatkan di bagian pengemasan barang. Di ruangan tempatnya bekerja itu hanya ada 6 orang karyawan, 2 lelaki dan 4 perempuan. Indri yang paling muda dan cantik di situ dibandingkan karyawan-karyawan lainnya. Di dalam ruang pengemasan itu ada 2 orang karyawan lelaki yang bernama Roni dan Fathur. Roni bertugas di QC, dia adalah seorang yang murah senyum, dan dia sudah berumah tangga. Kadang-kadang Roni lah yang banyak membantu Indri. Sedangkan Fathur adalah supervisor di tempat Indri bekerja. Fathur juga sudah menikah tetapi memang mempunyai sifat mata keranjang. Walaupun sudah umurnya sudah kepala 4, tetapi Fathur tetap cermerlang di ranjang. Dia mempunyai 5 orang anak, 3 lelaki dan 2 perempuan.
Kisahnya bermula setelah seminggu Indri bekerja di situ. Dia merasa kurang nyaman dengan sikap Fathur yang sengaja kerap berada di sebelahnya dan sering mengusiknya. Ketika Indri menyapu sampah, Fathur sering mengganggunya. Saat sedang menyapu posisi Indri sedikit membungkuk agar bisa dengan mudah mengeluarkan kotoran di bawah kursi. Fathur tidak melepaskan peluang mencuri pandang kearah buah dada Indri yang besar dan ranum seakan hendak tersembul dari bh-nya. Sungguh besar dan cantik buah dadamu Indri bisik hati kecil Fathur.
Indri tahu dia sedang diperhatikan oleh supervisornya itu, tetapi dia tidak berani menegur Fathur kerana dia hanya karyawan biasa. Pernah suatu hari ketika Indri berdiri di sebelah mesin, Fathur sengaja lewat di tempat sempit itu. Berdesir juga darah Indri ketika tersentak dengan gesekan batang besar Fathur. Saat sampai di belakang pantat Indri, Fathur seketika menghentikan langkah kakinya. Fathur sengaja menekan-nekan saat berada di belakang pantat yang montok itu.
“Memang lembut dan padat bokongmu Indri, rasanya seperti mau muncrat saja air maniku” bisik Fathur kepada Indri.
Awalnya Indri geram juga dan hendak marah, namun apa daya, dia tidak berani karena merasa dia hanya seorang perempuan dan hanya karyawan biasa. Maka Indri membatalkan niatnya dan hanya berdiam diri saja. Walaupun terganggu dengan perbuatan orang yang bernama Fathur, tetapi ada juga Indri merasakan nikmatnya saat Fathur menekan pantat montoknya. Semakin hari semakin menjadi-jadi sikap si orang tua gatal tu. Dia sudah mulai berani bercanda sambil menepuk pantat Indri. Kadang Indri coba melarang keras perbuatan Fathur, tetapi Fathur pura-pura tak tahu saja sambil berlalu tersenyum gatal. Karena sudah terbiasa, maka Fathur mulai membuat strategi untuk memerangkap Indri ke arah ranjang durjana.
Keesokkan harinya seperti biasa Indri diantar ke tempat kerja oleh Irwan dan sorenya Indri akan pulang dengan menaiki kendaraan dari pabrik. Kebetulan sore itu Fathur sengaja melambatkan jam pulang kerja dengan alasan menerima arahan perusahaan. Akhirnya 4 karyawan bawahannya termasuk Indri terpaksa pulang agak malam. Awalnya Indri hendak menelpon suaminya untuk menjemputnya tetapi Fathur menawarkan untuk mengantar pulang keempat karyawannya termasuk Indri dengan memakai mobil kantor, dengan alasan untuk menghargai jasa karyawannya yang pulang malam. Indri hanya setuju tanpa pikir panjang tanpa ada pikiran apapun terhadap niat buruk Fathur itu.
Setelah mengantar semua karyawan bawahannya, maka tinggallah Indri dan Fathur saja di dalam mobil itu. Sambil menyetir Fathur tidak membuang kesempatan memegang paha Indri sambil memuji kecantikkan tubuh Indri. Indri yang agak terkejut dengan tindakan Fathur menegur perbuatan manusia durjana itu. Tapi semakin keras Indri melarang semakin cepat usapan tangan Fathur diatas paha mulus Indri. Pengalaman yang dimiliki Fathur digunakan sebaik-baiknya untuk menjinakkan nafsu Indri.
Indri menepis tangan Fathur, tetapi Fathur tetap berkeras mengusap paha Indri. Kemudian Fathur menghentikan mobil di tepi jalan. Jalan di situ amat sunyi, jarang ada kendaraan yang melintas disitu. Indri terdiam dan tanpa sadar tangan Fathur telah meremas buah dadanya. Indri menggeliat kegelian dalam kenikmatan, walaupun dirinya tidak merelakannya. Fathur memaksa tangan Indri masuk ke dalam celananya. Indri menurut dalam keadaan terpaksa tanpa ada sedikitpun kemesraan dan protes. Indri dapat merasakan barang Fathur sudah cukup keras, besar dan panjang. fantasiku.com
Nafsu Indri semakin terangsang walaupun dia tahu Fathur bukanlah suaminya. Namun Indri tidak dapat menerimanya dengan mudah walaupun nafsunya telah di rangsang oleh Fathur. Indri coba melawan tapi tidak berdaya karena dengan sigapnya Fathur telah menanggalkan baju Indri. BH dan celana dalam yang di pakai oleh Indri dikoyaknya dengan ganas. Maka tersembullah gunung milik Indri serta liang kewanitaannya. Tubuh Indri mulai dikuasai oleh syaitan yang bertopengkan manusia, walaupun pada dasarnya Indri tidak mau tapi akhirnya terpaksa merelakannya juga kerana desakan nikmat hubungan sex terlarang. Payudara Indri tegang diremas dan diisap serakus-rakusnya, pantat Indri diremas-remas dengan geram dan terkadang jari Fathur mencubit biji indah Indri.
“Emmmmhhh… aahhhh…”
Hanya kata-kata itu saja yang keluar dari mulut Indri. Tidak ada lagi bantahan, tidak ada lagi kemarahan, tidak ada lagi perasaan takut, ternyata nafsu telah menguasai dua jiwa yang menginginkan kenikmatan sex. Vagina Indri sudah basah oleh cairan nikmatnya, kemudian tanpa menunggu lebih lama lagi Fathur memasukkan batang besarnya kedalam liang senggama Indri.
“Mmmmmhhh… Oouhhhh…” Indri melenguh keenakan.
Fathur menggenjot sambil menghisap puting Indri dengan rakus.
“Oohhh… mmmmhh… aaahhhhhhhhh…”
Setelah Hampir 15 menit, Indri pun klimaks, dia merasakan kepuasan yang belum pernah dia rasakan. Indri tidak menyangka, orang yang menyetubuhinya sekarang lebih kuat dibandingkan suaminya. Indri tidak tanya pada Fathur kapan dia klimaks, cuma Indri mengerang keenakan dan mendesah menikmati pemberian Fathur tanpa henti. Indri tidak tahu apa yang dilakukan oleh suaminya di rumah sekarang. Apa yang Indri tahu dia sudah tidak peduli lagi, dia hanya mau kenikmatan yang di rasakannya sekarang.
Cuaca malam yang dingin di tambah dengan ac mobil kini tidak memberi kesan lagi. Indri dan Fathur berpeluh dari ujung rambut sampai ujung kaki, paha yang mengangkang kini kian terasa sedap.
“Ooohhh… aaahhhh… mmmmhhh… errrmmhh… aahhhh…”
Fathur mempercepat gerakannya. Indri tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi. Fathur menggenjot dengan penuh nafsu. Indri tahu setelah ini dia tidak akan dapat berdiri tegak lagi. Bagian bawah paha Indri bagai tidak terasa lagi. Seluruh rangsangan yang disalurkan oleh Fathur tertumpu kedalam liang vagina Indri. Fathur terus bergoyang dan terus menggenjot dengan cepat dan menukar ke posisi doggie.
“Oohhh… aahhhh…”
Tubuh Indri bergetar saat Indri mulai klimaks untuk kali kedua. Tangan Indri mencengkeram kursi mobil saat klimaks. Suara Indri meninggi nyaring ketika merasakan Batang Fathur memuncratkan cairan hangatnya kedalam vagina Indri. Satu jeritan nikmat yang tidak dapat Indri bayangkan lagi ketika menerima sperma dari Fathur. Indri amat puas pada malam itu. Setelah semuanya reda, Fathur mengantar Indri pulang ke rumah. Indri hanya pasrah dan berharap agar kejadian itu tidak akan terulang lagi.