in
Sebut saja nama saya Riyo saya mendapati peristiwa yang mana terjadi kira kira 5 bulan yang lalu, saya sudah berkeluarga dan mempunyai 2 orang anak yang bungsu baru menginjak umur 1 tahun, saat itu saya yang habis pulang dari kantor jam 12 malam mendapati laporan yang harus di kerjakan , dengan memakai mobil saya pulang lewat jalan perumahan yang sepi kebetulan waktu itu juga hujan rintik rintik.fantasiku.com
Ditengah perjalanan saya memperhatikan wanita setengah baya berdiri di bawah pohon di pinggir jalan.
Saya merasa kasihan lalu saya menghentikan mobil dan menghampirinya.
Saya bertanya, “Ibu sedang menunggu apa?”
Ia memandangku agak curiga tetapi kemudian tersenyum. Dalam hati saya memuji, Manis juga ibu ini walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye Arsita dan ketika itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda.fantasiku.com
“Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?”
“Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?”
Ia kelihatan gembira. “Apa tak merepotkan?”
“Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!”
Setelah ia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa ia berasal dari Jawa Tengah, ia sedang mencari suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya tak ada nomer teleponnya.
Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu profesi.fantasiku.com
“Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang. Kebetulan kami satu PO.”
Kemudian kami permisi pergi. Kelihatan di dalam mobil ia sedih sekali.
“Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku.
“Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.”
“Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu sedang hamil, berapa bulan?”
“Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?”
“Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari ibu saya antar ke sini lagi, gimana?”
“Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.”
“Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?”
“Panggil saja saya Mbak Monic, dan sekarang saya 35 tahun.”
Malam itu, ia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang untuk anakku yang pertama.
Malam itu saya tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja jadi sabtu dan minggu saya libur. Sebenarnya saya ingin pergi ke Malang tetapi sebab ada tamu, kutangguhkan kepergianku minggu depan.
Sekitar jam 8 pagi saya bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu saya bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing.
Sebab agak ngantuk saya kurang mengawasi apa yang terjadi, ketika saya selesai kencing saya tak sadar kalau di bathup Mbak Monic sedang telanjang dan berendam di dalamnya. Matanya melotot memperhatikan kemaluanku yang menjulur bebas, ketika saya membalik ke samping saya kaget dan sempat tertegun memperhatikan tubuh telanjang Mbak Monic, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat mengkilat sebab basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B.
Pasti empunya gila seks. Lalu matsaya berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh bulu kemaluannya yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan saya lupa kalau belum mengancingkan celana,
Dan Mbak Monic sempat tertegun memperhatikan kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tetapi kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Monic sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta mengapitkan kakinya. Saya baru sadar lalu buru-buru keluar.fantasiku.com
Di kamar saya masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Monic. Andai saja saya bisa menikmati tubuh itu… saya malah berpikiran ngeres sebab memang sudah lama saya tak mendapat jatah dari isteriku, ditambah lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua. Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata ia sudah keluar lalu kucari ke kamarnya.
Ketika di depan pintu samar-samar saya mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan. Sungguh pemandangan yang amat syur.
Kulihat Mbak Monic sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di ranjang ia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas buah dadanya bergantian.
Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya kelihatan memerah dengan mata terpejam.
“Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Saya kian penasaran ingin memperhatikan dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya pelan- pelan tanpa suara saya berjingkat masuk. Saya kian tertegun memperhatikan pemandangan yang merangsang birahi itu.
Samar-samar kudengar ia menyebut namaku, “Ouhhh Riyoo.. Sss Ahhh..” Ternyata ia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali rasanya saya sudah tak tahan lagi ingin segera menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak membuncit, justru menambah nafsuku. Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga saya telanjang bulat.
Batang kemaluanku sudah sangat tegang, kemudian tanpa suara saya menghampiri Mbak Monic, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah dadanya. Ia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya.
“Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup.
“Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tak kita salurkan bersama,” katsaya merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tetapi ia terus menghindar.
“Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Ia terus menghiba.
“Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tetapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu..
Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!”
“Tetapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus.
Saya hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan aku.. jujur saja.” Dan saya berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik ia dan kujatuhkan di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tetapi ia terus meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku. Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang mulai nakal.
“Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya.
Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu-bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah. Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh dengan cairan mani.fantasiku.com
“Uhhh… ssss..” Akhirnya ia mulai pasrah tanpa perlawanan. Nafasnya mulai tersengal-sengal.
“Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Monic kian liar, ia mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Saya senang, kini ia mulai menikmati permainan ini.
Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya dan mengocoknya. Saya kian beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya. “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang.
Kemudian saya bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Saya kian bernafsu memperhatikan liang kewanitaannya yang merah mengkilat. Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Monic.
“Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini kelihatan rapi seperti habis disisir.
Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya.
“Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. saya sudah nggak tahan..” pinta Mbak Monic.
Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka. Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin sebab diameter kemaluanku yang terlalu lebar.
“Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Ia menjerit ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku hingga saya merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-lama kupompa kian cepat.
“Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Monic mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei, tampaknya ia menikmati betul permainanku.
Bibirnya tampak meracau dan merintih, saya kian bernafsu, dimatsaya ia ketika itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir saya sedang meniduri istri orang apalagi ia sedang hamil.
“Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Ia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku. Kurasakan,
“Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam kemaluannya. Ia mengalami orgasme yang pertama. Saya kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya.
Saya belum mendapat orgasme. Kemudian saya memintanya untuk doggy style. Ia kemudian menungging, kakinya dilebarkan. Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur.
Mbak Monic menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang kejantananku. “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” katsaya sambil mempercepat gerakanku.fantasiku.com
“Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Ia kian bergoyang liar seperti orang kesurupan. Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit.
Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Saya merasa sampai ke klimaks, dan ternyata ia juga mendapatkan orgasme lagi.
“Creeett.. croottt.. serrr..” spermsaya menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang keluar lagi.
Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Saya berbaring, di sebelah kulihat Mbak Monic dengan wajah penuh keringat tersenyum puas kepadaku.
“Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya.
“Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku.
“Sebenarnya saya juga masih pengin, tetapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.”
Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu saya tak keluar rumah, menikmati tubuh montok Mbak Monic yang sedang hamil 4 bulan.
Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan sempat di halaman belakang sebab rumahku dikelilingi tembok.
Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli ia sepuasnya. Pada istriku kutelepon kalau saya ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin.
Mbak Monic bilang selama 2 hari itu ia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tak seperti ketika ia bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO. Dan Ia berjanji kalau sedang mengunjungi suaminya, ia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.
Minggu malam kuantarkan ia ke kost suaminya tetapi hanya sampai ujung gang dan tak lupa kuberi ia uang sebesar Rp 500.000,- sebagai bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah sakit. Setelah istriku balik ke rumah, ia menghubungiku lewat telepon di kantor dan ketemu di terminal.
Kami melakukan persetubuhan disalah satu hotel murah di Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau malam hari. Hingga kehamilannya menginjak usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang ia belum memberi kabar, kalau dihitung anaknya sudah lahir dan berusia 6 bulan.