Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Menghamili Suster Polos ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Cuaca malam itu sungguh tidak bersahabat diman sejak jam sebelas tadi hujan gak kunjung berhenti deras
sekali disertai petir yang menyambar, di depan pintu kamar periksa ada pak Yoga, dia seorang dokter
yang sedang piket terlihat dia sedang asyk membaca buku. Umurnya yang kepala tiga masih nampak cakep
dan gagah.
Hampir delapan tahun dia bekerja di rumah sakit ini, dia mempunyai istri yang masih muda dikarunia dua
anak yang masih lucu lucu, karena sudah delpan tahun bekerja disini maka kesepian udah menjadi
makanannya setiap hari apabila dia saat jaga terdengar suara aneh sosok bayangan tapi hal itu di buat
biasa karena sudah kebal.
Pak dokter Yoga masih terus juga membaca buku yang sengaja dia bawa dari rumah. Hening sekali suasana
di sana, bunyi yang terdengar hanya bunyi rintik hujan, angin. Tak lama kemudian terdengar bunyi lain
di lorong itu, sebuah suara orang melangkah, suara itu makin mendekat sehingga mengundang perhatian
dokter itu.
“Siapa tuh ya, malem-malem ke sini ?” tanya dokter Yoga dalam hati.
Suara langkah makin terdengar, dari tikungan lorong muncul lah sosok itu, ternyata seorang gadis
cantik berpakaian perawat dan berjilbab lebar. Di luar seragamnya dia memakai jaket cardigan pink
berbahan wol untuk menahan udara dingin malam itu. Suster itu ternyata berjalan ke arahnya.
“Permisi, Pak” sapanya pada Yoga dengan tersenyum manis.
“Malam Sus, lagi ngapain nih malem-malem ke sini” balas Yoga.
“Ohh…hehe…anu Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makannya sekalian mau keliling-keliling
dulu”
Dokter Yoga bingung sebab tidak tahu kalau suster itu juga jaga. Maka Yoga bertanya, “Oh iya kok saya
rasanya baru pernah liat Sus disini yah ?” tanya Yoga.
“Iya Pak, saya baru pagi tadi sampai disini, pindahan dari rumah sakit *****” jawabnya, “jadi sekalian
mau ngenal keadaan disini juga
“Oo…pantes saya baru liat, baru toh” kata Pak dokter Yoga.
“Emang bapak kira siapa ?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku panjang dan duduk di
sebelah Yoga.
“Wow, hoki gua” kata pria itu dalam hati kegirangan.
“Dikirain suster ngesot yah, hahaha” timpal dokter Yoga mencairkan suasana. “Hehehe dikira suster
ngesot, nggak taunya suster cantik” sambung Yoga lagi tertawa untuk menghangatkan suasana.
“Kalau ternyata memang iya gimana Pak” kata gadis itu dengan suara pelan dan kepala tertunduk yang
kembali membuat pria itu merasa aneh.
Tiba-tiba gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan dan tertawa cekikikan.
“Hihihi…bapak dokter ini lucu ah, sering jaga malam kok digituin aja takut” tawanya.
“Wah-wah suster ini kayanya kebanyakan nonton film horror yah, daritadi udah dua kali bikin kita nahan
napas aja” kata Pak Yoga.
“Iya nih, suster baru kok nakal ya, awas Bapak laporin loh” kata Yoga menyenggol tubuh samping gadis
itu. Sebentar kemudian suster itu baru menghentikan tawanya, dia masih memegang perutnya yang
kegelian.
“Hihi…iya-iya maaf deh pak, emang saya suka cerita horror sih jadi kebawa-bawa deh” katanya.
“Sus kalau di tempat gini mending jangan omong macem-macem deh, soalnya yang gitu tuh emang ada loh”
sahut dakter Yoga dengan wajah serius.
“Iya Pak, sori deh” katanya “eh iya nama saya Farah Puspita, panggil aja Farah, suster baru disini,
maaf baru ngenalin diri…emmm Bapak dokter siapa yah?” sambil melihat ke dokter itu.
“Kalau saya Suherman, tapi biasa dipanggil Yoga aja, saya yang jadi dokter jaga di sini malam” pria
setengah baya itu memperkenalkan diri.
“Omong-omong Sus ini sudah lama di RS ini?” tanya si dokter.
“Ya belum sih” kata Suter Farah.
“Pantas baru saya lihat, saya sudah lihat namanya dalam jadwal tapi baru inilah saya lihat orangnya.
Cantik!” kata Yoga sambil memandang wajah cantik yang sedang mengobrol dengannya itu.
Malam itu dokter Yoga merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti suster Farah, biasanya
suster-suster lain paling hanya tersenyum padanya atau sekedar memberi salam basa-basi. Maklumlah
mereka semua tahu kalau dokter Yoga sudah beristri dan punya dua anak.
Mereka pun terlibat obrolan ringan, pria itu tidak lagi mempedulikan buku bacaannya dan mengalihkan
perhatiannya pada suster Farah yang ayu itu. Sejak awal tadi dokter Yoga sudah terpesona dengan gadis
ini.
Pria normal mana yang tidak tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu,
rambut hitamnya disanggul ke belakang tampak terbayang walau tertutup dengan jilbab panjangnya yang
putihnya, tubuhnya yang padat dan montok itu lumayan tinggi (168 cm), pakaian perawat dengan bawahan
rok panjang itu menambah pesonanya.
Suster Farah sendiri baru berusia 24 tahun dan belum menikah. Untuk gadis secantik Farah sebenarnya
tidak begitu susah mendapat pasangan ditambah lagi dengan bodinya yang montok dan padat, tentu banyak
lelaki yang mau dengannya.
Tapi sejauh ini belum ada pria yang cocok di hati Suster Farah. Sebagai wanita alim berjilbab dia
sangat menjaga pergaulannya dengan lawan jenis. Namun malam ini dia gelisah juga melihat dokter Yoga
yang tampan dan gagah itu.
Sayang dia sudah beristri, keluh Suster Farah dalam hati. Namun hati kecilnya tidak dapat dibohongi
bahwa dia suka pada dokter Yoga itu.
Yoga, si dokter, makin mendekatkan duduknya dengan gadis itu sambil sesekali mencuri pandang ke arah
belahan dadanya membayang di balik baju panjang dan jilbab panjangnya.
Suasana malam yang dingin membuat nafsu pria itu mulai bangkit, apalagi Pak Yoga sudah seminggu tidak
ngentot istrinya karena lagi datang bulan dan walaupun istri Yoga lebih cantik dari Suster Farah, tapi
dalam hal bodinya tentu saja kualitasnya kalah dengan suster muda di sebelahnya ini.
Cerita Sex Menghamili Suster Polos Semakin lama dokter Yoga semakin berani menggoda suster muda yang alim itu dengan guyonan-guyonan
nakal dan obrolan yang menjurus ke porno. Suster Farah sendiri sepertinya hanya tersipu-sipu dengan
obrolan mereka yang lumayan jorok itu.
“Terus terang deh Sus, sejak Sus datang kok disini jadinya lebih hanget ya” kata Yoga sambil
meletakkan tangannya di lutut Farah dan mengelusnya ke atas sambil menarik rok panjang suter berjilbab
itu sehingga pahanya mulai sedikit tersingkap.
“Eh…jangan gitu dong Pak, mau saya gaplok yah ?!” Farah protes tapi kedua tangannya yang dilipat tetap
di meja tanpa berusaha menepis tangan pria itu yang mulai kurang ajar.
“Ah, Sus masa pegang gini aja gak boleh, lagian disini kan sepi gini, dingin lagi” katanya makin
berani, tangannya makin naik dan paha yang mulus itupun semakin terlihat.
“Pak saya marah nih, lepasin gak, bapak kan sudah punya istri, saya itung sampai tiga” wajah Farah
kelihatannya BT, matanya menatap tajam si dokter yang tersenyum mesum.
“Jangan marah dong Sus, mendingan kita seneng-seneng, ya?” sahut Dokter Yoga, entah sejak kapan tiba-
tiba saja pria tidak tau malu itu sudah di sebelahnya .
Dokter jaga itu dengan berani merangkul bahu Farah dan tangan satunya menyingkap rok suster muda itu
di sisi yang lain. Suster itu tidak bergeming, tidak ada tanda-tanda penolakan walau wajahnya masih
terlihat marah.
“Satu…” suster itu mulai menghitung namun orang itu malah makin kurang ajar, dan tangannya makin nakal
menggerayangi paha yang indah itu, “dua…!” suaranya makin serius.
Entah mengapa suster itu tidak langsung beranjak pergi atau berteriak saja ketika dilecehkan seperti
itu. Si pria yang sudah kerasukan nafsu itu menganggapnya sandiwara untuk meninggikan harga diri
sehingga dia malah semakin nafsu.
“Tig…” sebelum suster Farah menyelesaikan hitungannya dan bergerak, si dokteritu sudah lebih dulu
mendekapnya dan melumat bibirnya yang tipis.
“Mmm…mmhh !” suster itu berontak dan mendorong-dorong Yoga berusaha lepas dari dekapannya namun
tenaganya tentu kalah darinya, belum lagi dokter Yoga juga mendekapnya serta menaikkan rokknya lebih
tinggi lagi. Farah merasa hembusan angin malam menerpa paha mulusnya yang telah tersingkap, juga
tangan kasar dokter itu mengelusinya yang mau tak mau membuatnya terangsang.
“Aahh…jangan…mmhh !” Farah berhasil melepaskan diri dari cumbuan si dokter tapi cuma sebentar, karena
ruang geraknya terbatas bibir mungil itu kembali menjadi santapan Yoga.
Lalu tangan Pak Yoga mulai meremas-remas dadanya yang masih tertutup seragam suster dan jilbab
lebarnya – Yoga dapat merasakan kalau tetek suster alai mini masih kencang dan padat pertanda belum
pernah dijamah lelaki lain – sementara tangan satunya tetap mengelus paha indahnya yang menggiurkan.
Farah terus meronta, tapi sia-sia malah pakaian bawahnya semakin tersingkap dan jilbab lebar perawat
itu nyaris copot. Pak Yoga melepaskan jaket cardigan pinknya suster Farah sehingga tinggal baju
seragam perawatnya yang terlihat.
Lama-lama perlawanan suster Farah melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan
pertahanannya. Birahinya bangkit dengan cepat apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yang
masih mengguyur dan dinginnya malam.
Ditambah lagi hati kecil suka dengan dokter Yoga. Bulu kuduk Farah merinding merasakan sesuatu yang
basah dan hangat di lehernya. Ternyata dokter Yoga itu sedang menjilati lehernya yang jenjang dengan
menyingkapkan jilbab panjang suster alim itu, lidah itu bergerak menyapu daerah itu sehingga
menyebabkan tubuh Farah menggeliat menahan nikmat.
Mulut Farah yang tadinya tertutup rapat-rapat menolak lidah Yoga kini mulai membuka. Lidah kasap si
doketr itu langsung menyeruak masuk ke mulut suster berjilbab itu dan meraih lidahnya mengajaknya
beradu lidah.
Farah pun menanggapinya, lidahnya mulai saling jilat dengan lidah pria itu, liur mereka saling
tertukar. Sementara Pak Yoga mulai melucuti kancing bajunya dari atas dan sekaligus mencopot jilbab
panjang suster Farah.
Tangan perkasa dokter itu menyusup ke dalam cup branya, begitu menemukan putingnya benar-benar masih
kencang dan padat, belum terjamah lelaki lain lalu langsung dimain-mainkannya benda itu dengan
gemasnya.
Di tengah ketidak-berdayaannya melawan dokter brengsek itu, Farah semakin pasrah membiarkan tubuhnya
dijarah. Tangan doketr Yoga menjelajah semakin dalam, dibelainya paha dalam gadis itu hingga menyentuh
selangkangannya yang masih tertutup celana dalam.
Sementara baju atasan Farah juga semakin melorot sehingga terlihatlah bra biru di baliknya.
“Kita ke dalam aja biar lebih enak” kata Pak Yoga.
“Kamu emang kurang ajar yah, kita bisa dapet masalah kalau gak lepasin saya !” Farah masih
memperingatkan dokter itu.
“Udahlah Sus, kurang ajar- kurang ajar, kan lu juga suka ayo !” Yoga narik lengan suster itu bangkit
dari kursi. “Sus, seneng-seneng dikit napa? Dingin-dingin gini emang enaknya ditemenin cewek cantik
kaya Sus” lanjut Pak Yoga. Markas Judi Online Dominoqq
Dokter Yoga menggelandang suster alim itu ke ruang periksa pasien tempat mereka berjaga. Farah disuruh
naik ke sebuah ranjang periksa yang biasa dipakai untuk memeriksa pasien. Selanjutnya pria itu
langsung menggerayangi tubuh Virna yang terduduk di ranjang.
Yoga menarik lepas celana dalam gadis alim itu hingga terlepas, celana itu juga berwarna biru, satu
stel dengan branya. Kemudian ia berlutut di lantai, ditatapnya kemaluan suster alim itu yang ditumbuhi
bulu-bulu yang lebat, bulu itu agaknya rajin dirawat karena bagian tepiannya terlihat rapi sehingga
tidak lebat kemana-mana.
Farah dapat merasakan panasnya nafas pria itu di daerah sensitifnya. Pak Yoga mempreteli kancing baju
atasnya yang tersisa, lalu bra itu disingkapnya ke atas. Kini terlihatlah payudara suster Farah yang
berukuran sedang sebesar bakpao dengan putingnya berwarna coklat.
“Uuuhh…Pak!” desah Faraha ketika lidah Pak Yoga menelusuri gundukan buah dadanya. Lidah itu bergerak
liar menjilati seluruh payudara yang kencang dan padat itu tanpa ada yang terlewat, setelah basah
semua, dikenyotnya daging kenyal itu, puting mungil itu digigitinya dengan gemas.
“Aahh !” tubuh Farah tiba-tiba tersentak dan mendesah lebih panjang ketika dirasakannya lidah panas
Yoga mulai menyapu bibir vaginanya lalu menyusup masuk ke dalam. Maklum Yoga sudah pengalaman
merangsang wanita.
Farah sebagai gadis alim sebenarnya jijik melakukan hal ini dengan dokter Yoga ini, tapi rupanya
libidonya membuatnya melupakan perasaan itu sejenak. Mulut Pak Yoga kini merambat ke atas menciumi
bibirnya, sambil tangannya tetap menggerayangi payudaranya.
Kemudian dokter itu kembali menghisap memek suster ini, si dokter makin membenamkan wajahnya di
selangkangan Farah, lidahnya masuk makin dalam mengais-ngais liang kenikmatan suster muda itu
menyebabkan Farah menggelinjang dan mengapitkan kedua paha mulusnya ke kepalanya Yoga.
“Nah, sekarang tinggal kita mulai Sus” kata Pak Yoga membuka pakaiannya “pokoknya malam ini Bapak
bakal muasin Sus hehehe!”
Cerita Sex Menghamili Suster Polos Farah tertegun melihat pria gagah itu sudah telanjang bulat di hadapannya, tubuhnya terbilang kekar,
penisnya yang sudah menegang itu lumayan besar juga dengan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat.
Dia naik ke ranjang ke atas tubuh gadis alim itu, wajah mereka saling bertatapan dalam jarak dekat.
Kali tanpa penghalang sebab jilbab panjang suster alim itu sudah dicopot dokter Yoga. Pak Yoga begitu
mengagumi wajah cantik Farah, dengan bibir tipis yang merah merekah, hidung bangir, dan sepasang mata
indah yang nampak sayu karena sedang menahan nafsu.
“Pak, apa ga pamali main di tempat ginian ?” tanya Farah.
“Ahh…iya sih tapi masabodo lah, yang penting kita seneng-seneng dulu hehehe” habis berkata dia
langsung melumat bibir gadis itu. Mereka berciuman dengan penuh gairah, Farah yang sudah tersangsang
berat itu melingkarkan tangannya memeluk tubuh Pak dokter Yoga.