Waktu SMk kls x, di rumah ada pembantu baru namanya Mbak Nur. Gue suka melihat Mbak Nur makannya banyak.
Terus gue penasaran ternyata Mbak Nur seksi amat ya kalau pake handuk gitu “ dalam hati kecil gue bilang gitu “. Gue cari akal gimana caranya bisa ngintip Mbak Nur kalo lagi mandi dari kamar Gue.
Lalu Gue mikir kalau ada lubang dari kamarku pasti bisa langsung kelihatan isi kamar mandinya kalau Mbak Nur lagi mandi, Lalu Gue cari sela-sela di kamar Gue biar tidak mudah di ketauhi orang.
Sedikit – dikit kulubangi dengan obeng kecil. Jadilah lubang sebesar 1cm kebetulan kamar gue gak tembok semuanya bawahnya tembok tp atasnya sejenis triplek tapi tebel Gue pun gak tau namanya jadi mudah untuk kulubangi, Cukup besar untuk melihat kalau mbak Nur lagi mandi lah. Nah,,, saat itu aku rajin mengintip Mbak Nur mandi dari kamar Gue.
Mbak Nur ini orangne baik, kulitnya putih, bersih, dan payudaranya gede banget. Dia suka mainin toketnya kalo lagi mandi. Gue sering juga Onani juga kalau pas lagi ngintip Mbak Nur mandi.
Suatu hari Gue maen ke rumah temen, Gue dikasih dua butir pil tidur sama teman.
Pil itu Gue umpetin di lemari, di sela tumpukan pakaian Gue.
Nah,,, Gue percaya kesempatan itu nggak datang dua kali. Setelah berbulan-bulan kemudian, keluarga Gue pada liburan ke puncak di Bogor. Gue ditinggal berdua saja dengan Mbak Nur karena Gue bilang, malas pergi-pergi kemana mana.
Malamnya sehabis makan, Gue tumbuk pil tidur itu dua butir sampe halus. Lalu Gue taruh di kertas dan Gue lipat menjadi tipis, lanjut Gue kantungi di celana pendek.
Tak lama Mbak Nur Gue panggil dari ruang tamu tak suruh nemenin nonton Bola karena TV nya di ruang tamu, sini
Sebentar temenin nonton Bola Mbak Nur, “Gue bilang ke Mbak Nur gitu”. Lanjut Gue ke belakang bikin teh.
Gue sekalian bikin teh hangat dua. Tapi yang satu kububuhi tumbukan pil tidur tadi yang udah ku tumbuk sampai halus.
Sempat lama mengaduknya karena serbuk itu masih ada yang mengambang, tapi lama-lama hancur juga.
Gue bawa dua gelas teh hangat tadi ke ruang tamu. Teh hangat yang sudah dibubuhi serbuk pil tidur kukasihkan ke Mbak Nur.
Mbak Nur awalnya nolak, tapi Gue bilang, “Nggak apa-apa, Mbak. Sekalian tadi bikinnya….”
Gue bilang gitu.
Sambil nonton TV, Gue ngobrol sana sini Mbak Nur ternyata seorang janda, umurnya sekitar 32 tahunan.
Yang Gue pernah dengar cerita dari Mamah Gue, Mbak Nur dicerai suaminya karena nggak bisa punya anak. Karna pernikahan umurnya udah lama Mbak Nur belum di kasih keturunan mungkin mandul. Posisi kita nonton bola di kursi yang panjang, tapi nggak lama, Mbak Nur merubah posisinya awal duduk, menjadi tiduran sambil kepalanya ditopang bantal besar yang di kursi.
Gue terus ajak dia ngobrol sambil nonton Bola. Lama-lama, kok Gue kayak ngomong sendiri? ?Nggak taunya Mbak Nur udah ketiduran.
Gue diam sambil berfikir, ada kali setengah jam sambil melirik posisi Mbak Nur yang tidur dengan keadaan lelap sekali Mbak Nur pakai daster merah selutut.
Gue panggil-panggil Mbak Nur , “Mbak…. Mbak Nur….”
Tapi tetep aja masih tidur.
Lalu Gue pegang tangannya sambil kuguncang-guncangkan dan panggil namanya perlahan “Mbak…. Mbak Nur….”
ternyata dia sudah pulas sekali. Gue cek satu kali lagi dengan mengguncang-guncangkan pahanya.
“Mbak….. Mbak Nur….” Dia tetap diam, napasnya saja yang naik turun kayak ala kadarnya kalau tidur pular.
Ternyata Mbak Nur pulas sekali tidurnya. Jantungku dag dig dug sangat keras.
Dengan terburu-buru Gue untuk menutup pintu depan, lalu pintu dapur. Gorden juga Gue tutup. Mbak Nur masih tertidur dengan posisi yang sama. Ah, aman,,,!
Perlahan Gue dekati Mbak Nur. Kuguncang-guncangkan tangannya lagi. Dia tetap tidur. Bantal besar yang mengganjal kepalanya perlahan-lahan kugeser sehingga terlepas dari kepalanya.
Dada Gue terasa sakit karena jantung berdegup kencang Lalu Gue angkat perlahan dasternya dari bawah sampai ke atas perut sambil melihat mukanya, hmm…… masih pulas…!
Sekarang terlihat paha Mbak Nur yang bulat, besar, agak putih, dan bersih nggak ada bekas lukanya.
Perutnya gemuk berisi. CDnya warna item. Menyembul di atas perutnya payudaranya besarnya yang ditutupi BH warna item.
Tapi Gue nggak terlalu penasaran dengan payudaranya karena sudah sering melihatnya.
Aku lalu coba merunduk Kuciumi mekinya yang masih pakai CD. Ah, nggak ada bau apa-apa Lalu ku elus-elus pahanya serta mekinya perlahan-lahan sambil sesekali melihat muka Mbak Nurul. Masih pulas juga.
Malah sekarang sudah mendengkur halus.
Lalu kupegang gundukan mekinya. Hmmmmm,,,,, tebal bangeet. Pelan-pelan, kucoba korek sedikit mekinya lewat sela CD. Hmmmmm, Gue ingat, bulu mekinya sedikit dan jarang-jarang tumbuhnya.
– Keringat dingin mulai keluar dan Gue semakin gemeteran.
Lama Gue begitu, korek-korek meki sambil elus-elus mekinya Mbak Nur dari luar CD, sambil sesekali kulirik mukanya, khawatir dia terbangun.
Lama-lama Gue makin penasaran, kucoba buka CDnya Pelan-pelan kuturunkan CDnya dari bawah pantat sambil terus melihat muka Mbak Nur.
Uhhhhh, berat banget badannya Kugeser CDnya sedikit demi sedikit lewat bawah pantatnya Keringat dingin mengucur di badanku, padahal angin malam dari luar menerobos masuk dari atas lubang pintu.
Penis Gue yang terbungkus CD dan celana pendek sudah tegang banget sejak tadi.
Berhasil! CD Mbak Nurul sudah lewat dari pantatnya yang besar. Tanggung, kuloloskan saja sekalian dari kakinya.
Sekarang Mbak Nur tidak memakai CD. Telentang. Bulu mekinya jarang, mekinya tembem dan rapat. Penisku jadi keras banget. Gue beringsut ke bawah kaki Mbak Nurul, lalu kurenggangkan kakinya. Wuaah…..!
Ini pengalaman Gue yang kuingat terus sampai sekarang. Pertama kali Gue bisa melihat meki cewe dengan bebas, ya saat itu Hmm, indah sekali…
Lalu Gue renggangkan lagi kaki Mbak Nur lebar-lebar sampai badanku dapat duduk bebas di antara selangkangan kakinya Mbak Nur.
Gue mulai merunduk di atas meki Mbak Nur. Gue buka mekinya yang tembem dan rapat itu dengan kedua tangan Gue, perlahan.
Hmmmmm, kuciumi mekinya. Wanginya aneh, tapi justru wangi ini yang nggak akan kulupakan, gimanaa gitu.
Gue ingat banget, fantasiku.com lubang luar mekinya sempit, cuma segaris saja keliatannya dari luar.Pas kusibak, warna pinggir lubangnya merah tua dan dindingnya tebal, lembut, dan lubang dalamnya merah muda serta berkilat.
Napas Gue mulai terengah-engah.
Gue cari yang mana sih, yang disebut klitoris itu? Gue buka-buka perlahan mekinya, tapi sepertinya saat itu Gue tetap nggak tau deh, yang mana atau seperti apa bentuknya klitoris (sekarang sih udah tau, hehe..).
Gue semakin penasaran. Lubang meki Mbak Nurul semakin kuperlebar. Lama kuperhatikan.
Kini terlihat dua belah bibir kecil dengan lubang kecil, dan lubang kecil itu berwarna merah jambu dan agak basah. Penisku semakin keras dan besar Jantungku berdetak keras.
Dengan tangan kiri, kutahan bibir meki Mbak Nurul, lalu kumasukkan jari tengah tangan kananku ke dalam lubang kecil itu. Aah, terasa lembut sekali daging merah jambu didalamnya. Lalu Gue angkat jari Gue, kuciumi mekinya baunya Oohhh…
Lalu kumasukkan lagi jari tengahku ke dalamnya, kugosok-gosokkan perlahan jariku di dinding-dinding dalam meki Mbak Nurul. Uuh,,,, terasa lembut sekali daging basah di dalamnya.
Lama aku begitu sambil sesekali mengelus-elus bibir luarnya dan menjilat-jilatnya dengan lidahku.
Semakin penasaran, kumasukkan dua jariku ke dalam lubang kecil meki Mbak Nurul. Ah, ternyata muat, lalu kugosok-gosokkan lagi bergantian dengan masuknya ujung lidahku ke dalam lubang kecil itu Agak asin-asin gurih gitu, rasanya.
Penisku semakin keras dan terasa menyakitkan dibungkus CD dan celana pendek.
Ah, Gue coba masukkan penisku ke dalam mekinya Mbak Nurul, pikiran Gue saat itu Cepat-cepat karena nafsu, kupelorotkan saja celana pendek serta CD Gue.
Kaos masih kupakai Lalu kuambil posisi badan Gue di atas Mbak Nurul yang masih pakai daster cuma CDnya saja yang Gue lepas.
Dengan satu tangan, kudekatkan penisku ke mekinya Mbak Nurul Kugosok-gosokan di bibir luar meki dan bulu mekinya.
Seer, seer, asik deh. Terus, kucoba masukkan penisku ke dalam mekinya. Duh, susah banget. Lalu kubasahi penisku dengan air liur Gue kucoba lagi naik di atas Mbak Nurul seperti orang mau push-up dan Pelan-pelan dengan satu tangan kumasukkan Penisku.
Bless….! Masuk kepala Penisku yang berkilat dan licin, Pelan-pelan kusodokkan lagi dibantu dengan tangan Gue.
Bless….! Makin dalam Rasanya hangat gitu, malah keluar liur dari bibirnya.
Perlahan dengan napas memburu kumaju-mundurkan penisku semakin cepat.
Ughhhhh…….! Rasanya hangat dan agak geli-geli gitu ada kali sekitar sepuluh menit Gue maju-mundurkan penisku.
Keringat dingin makin deras menetes dari badan Gue Jantungku makin berdegup kencang Daging lembut yang hangat dan licin karena basah terasa membelai-belai Penisku.
Sampai tiba-tiba terasa terasa air mani mau keluar Gue coba tahan tapi tak kuasa.
Buru-buru kucabut penisku Gue kocok sedikit, dan air mani gue pun muncrat di permadani. Crut,, Crut,,Crut,,,ahhhhhh.
Setelah itu yang Gue ingat saat itu adalah rasa bersalah Dengan napas yang masih terengah-engah karena dadaku berguncang keras, buru-buru kubersihkan air mani yang berceceran di tubuh Mbak Nurul.
Secepat kilat Gue pakaikan CDnya Mbak Nurul lagi sambil kurapihkan dasternya Lalu Gue berlari ke kamar mandi yang ada di samping kamar Gue.
Setelah itu Gue masuk kamar dan kubiarkan TV menyala biar Mbak Nurul gak curiga dia masih tertidur pulas di depan Tv.
Gue tertidur pulas sampai pagi.
Paginya Mbak Nurul sudah masak sarapan pagi Seperti nggak ada apa-apa dan biasa aja.
Kejadian itu cuma sekali sampai Mbak Nurul pulang kampung di jawa tengah, Sampe Gue Kuliah.
Lebih dari itu, Gue nggak berani bilang ma Mbak Nurul dengan perbuatan Gue karena takut Mbak Nurul bilang ke orang tua Gue.