Erna ialah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah, Aku mengenalnya saat kami sama-sama menjadi peserta dalam pekerjaan workshop untuk mahasiswa/i. Dia peserta dari suatu universitas di kota J, sedangkan akulah yang mewakili universitasku.
Selama workshop, sebetulnya aku telah mulai merasa bila dia memperhatikanku, namun aku pun tahu bila dia telah punya seorang cowok. Sehingga hubungan kami ketika itu melulu sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2016, Erna menelponku. Intinya dia mengatakan kelak pagi bakal ke kota Y dan mohon aku menjemputnya di terminal.
Perkiraan bila dia berangkat dari Kota S jam 7. Maka jam 10 atau sangat lambat jam 11 dia bakal tiba di Y. Pada esok harinya sampai lah aku di terminal bis. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Erna mengagetkanku.
Dia memiliki bentuk tubuh yang lumayan seksi dan berisi, khususnya dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana menyaksikan tubuhnya, dia tiba-tiba saja memelukku. “mas, aku kangen. Pengen tidak sedikit cerita sama kamu, pengen tukar benak dan diskusi kaya ketika workshop dulu” ungkapnya.
“iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil mencungkil pelukannya. “Mau nginap dimana anda malam ini? Masak inginkan langsung kembali ke S?”tanyaku. Aku nginap di tempatmu aja ya mas jawabnya. Mana bisa non bisa di bakar masa kita hehehehe jawabku. Akhirnya dia sepakat akan istirahat di suatu hotel melati dekat kostku. Biayanya aku tolong setengah, sebab dia pun tidak membawa tidak sedikit uang.
Singkatnya, sesudah Erna mandi kami keluar keliling kota selama perjalanan. Dia tidak sedikit bercerita mengenai hubungannya dengan cowoknya yang mulai tidak sedikit ketidak cocokan dan tidak jarang diwarnai pertengkaran.
Setelah santap malam, jam 9 malam aku mengirimkan dia pulang ke hotel lokasinya menginap. Setelah tersebut aku pulang ke kostku. Pukul separuh 11 malam Erna menelponku. “mas, aku ga dapat tidur, hotelnya serem, mas Bams kesini donk, temanin aku” pintanya. kisah seks
Maka aku juga langsung mengarah ke hotel itu. Ketika mengarah ke kamar Erna, aku sempat melihat sejumlah pasangan chek in. Terdapat yg masih muda, terdapat pula yang telah berumur. Aku tau kok kalau hotel ini sering di pake buat mesum dan sering dibicarakan teman-teman kampusku.
Kamar yang ditempati Erna sedang di ujung lorong, sampai-sampai terlihat memang lebih luas. Erna masih belum ganti baju, “aku inginkan k kamr mandi fobia mas, lampunya kecil” jawabnya saat kutanya mengapa ga ganti baju. “Ya udah, aku disini, anda cuci muka trus ganti baju istirahat ya” kataku.
Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata sebab takut (atau entah sengaja) Erna ganti baju tanpa memblokir pintu kamar mandi, pasti saja aku dapat melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku menyaksikan Erna melulu mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya.
Dengan memakai daster, Erna naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Aku pulang ke kos aja ya atau aku disni aja ? tanyaku. Mas Bams disini aj temanin aku jawabnya.
Aku pura pura jaim turun dari spring bed untuk duduk di kursi yang ada di kamar tersebut. “lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan lokasi tidurnya masih luas” protes Erna. Dari pada diprotes terus (dan sebab memang ngarepin) aku juga kembali berbaring di sebelahnya.
Lama kami terdiam, aku kira dia telah tertidur. Sampai-sampai aku lantas membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku. Sebab aku memang tidak biasa istirahat dengan celana jeans, Bahkan kadang aku tidur melulu dengan celana pendek, tanpa celana dalam. “kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Erna yg ternyata belum tidur.
“iya, aku ga biasa istirahat pakai jeans” jawabku. “ya udah, celananya dibuka aja, mas Bams gunakan selimut ini lho” kata Erna lagi smbil memberikan selimut dan lantas membalik badannya. Jadilah aku melulu bercelana dalam berbungkus selimut istirahat disamping Erna.
Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun sebab seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Erna menangis seraya memandangku. Aku yang bingung lantas bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Erna malah makin kuat. Khawatir diperkirakan melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku unik Erna dan mendekapnya.
Erna memelukku erat dan bercerita bahwa mula mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya sebab cowoknya memaksa dia untuk bersangkutan badan. Benar-benar iba, aku juga mendekapnya dalam pelukanku. Lupa bila saat tersebut aku melulu memakai celana dalam.
Makin lama saling berpelukan, kami pun kian terbawa suasana, dari melulu saling mendekap dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling menghampiri dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang terdapat hanyalah nafsu, Erna juga mulai mengindikasikan hal yang sama.
Nafasnya mulai mendesah di tambah ciuman kami yang mulai menganas. Bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya kian lama justeru menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan bermukim bercelana dalam dihadapan Erna.
Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Erna keliatan kian bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku juga merasa tak butuh berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sampai-sampai dia pun melulu tinggal menggunakan celana dalam.
Kami sempat saling memandang, mas sebelumnya aku pernah menolak Ml sama mantanku. Hingga dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal. Tapi kini aku ikhlas mas, bila kamu inginkan jadi pacarku. Aku ikhlas memberikan diriku ke anda malam ini” kata Erna seraya menangis.
Aku tidak menjawab dan kembali memeluknya sambil memberi dia waktu untuk menenangkan diri. Namun tak lama kemudian, dia mulai pulang menciumi bibirku.
Sambil berciuman tanganku mulai meremas toketnya yang sekel juga pantatnya yang montok. Dia yang mulanya melulu meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun namun terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya guna memegang kontolku.
Dan dia juga menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap sehingga membekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, seraya terkadang kupilin putingnya bergantian, dia kian bergoyang binal remasan-remasan tangannya mulai menciptakan perih di tubuhku.
Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, hingga pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya.
Aku berhenti, dan memandangnya, “boleh aku buka?” tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi mengindikasikan dia rajin mengasuh propertinya itu. javcici.com
Belahan memeknya masih paling rapat, kuminta dia guna melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, “malu mas” tapi sesudah aku tidak banyak memaksa, di juga mulai melebarkan kedua kakinya, mengindikasikan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.
Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap seluruh bagian memeknya, mulai unsur labia mayora (bener ga sich tersebut namanya?) hingga klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya, Erna seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berjuang menghindari seranganku ke memeknya,
“udah mas, udah.. geli..aku geli…” tukasnya. Aku tidak memperdulikannya sambil terus ku jilat memeknya yang merekah itu.
Dan tiba-tiba dia berbicara maasss, aku…mau.. keluaaaaarr. Belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, malah kedua paha tersebut menjepit kepalaku, kedua tangannya menarik kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diusung tinggi-tinggi.
Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah kujilat lobang memeknya sekitar 20 menit. Tak ayal cairan memeknya pun mengairi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku kian bernafsu terus kuhisap seluruh cairan yang terbit dari lubang tersebut sampai habis.
Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung pulang ke sampingnya. Kucium bibirnya seraya kubelai-belai toketnya. “Enak, ga ?” tanyaku. “Enak banget, aku hingga lemes banget.
Mas Bams tentu udah sering ya, kok jago banget?” tanyanya dalam situasi seperti ini, bila aku jujur aku telah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia dapat merusak suasana maka kujawab “ aku baru kesatu sama anda ini kok.
Aku Cuma sering liat BF aja pantesan aja jago kata Erna seraya tersenyum dan memelukku. Setelah 1 menit, dia menghirup bibirku dan bertanya “sekarang aku harus gimana bikin gentian muasin mas Bams?” Aku juga tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah terbit dari batas celana dalamku.
Dia tersenyum, kemudian mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan. Dia memegang kontolku kemudian bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yang menggoda, tapi sebab malas basa-basi lagi aku pun membalas “masukin ke memekmu donk, namun sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, kemudian mulai mengocok pelan kontolku.
Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi sebab memang belum pernah (paling tidak menurut keterangan dari pengakuannya) maka rasanya juga tidak terlampau enak. HGPOKER
Agak sakit malah, karena sejumlah kali menyentuh giginya. “jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “aduh mas, sorry, aku ga dapat kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku seraya membuka kedua kakinya.
Melihat posisi itu, aku juga bangkit, kujilati sebentar klitorisnya agar agak basah, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga kepala kontolku kemudian mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya. photomemek.com
Cerita Sex Terbaru – Meski menyatakan sudah tidak perawan sebab paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Erna sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, saat kumulai menyodok lubang memeknya dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya.
Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong saat kurasa sudah lumayan basah, sukses masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya. Di sinilah aku menikmati perbedaan antara memek Erna dengan memek kepunyaan Ika, Ani dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya.
Kalau memek beda kenikmatan tersebut sangat terasa saat aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Erna terasa paling menjepit malah ketika baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, melulu menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.
Namun bertolak belakang dengan yang kurasakan, Erna malah sangat kesakitan dengan teknik itu. “mas, cabut dulu mas. Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia seperti menyangga rasa sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi.
Sebenarnya aku ga tega, namun aku juga merasakan kesenangan dengan melulu bermain di permukaan memeknya itu. Akhirnya aku mengalah dan menyimpulkan untuk menarik keluar kontolku dari memeknya.
Namun sebelum mencabut, aku hendak mencoba memasukkan borongan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong sarat kontolku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, tetapi ternyata mentok dan aku dapat bisa menikmati dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.
Saat itulah aku menikmati perubahan pada diri Erna. Dia yang awalnya menahan sakit tiba-tiba matanya tersingkap lebar, mulutnya menganga tertahan.
“mmmaaaassssss……” suaranya terbendung dan bergetar. “Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….”katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.
Tak lama dia berubah semakin ganas, Setiap kontolku mundur dari memeknya. Dia malah memajukan memeknya seolah tidak mau mengeluarkan sedikit juga kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, lantas tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sampai-sampai sekarang dia sedang di atas tubuhku.
Dia tetap memelukku erat dia mengoyangkan pinggulnya maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi memutar. Aku yang menikmati perubahan ini lantas mulai menata posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Erna menguasaiku.
Tetes keringat kami mengairi kasur, namun keganasan Erna seolah tidak bakal berakhir. Beberapa saat lantas tiba-tiba dia mengurangi dalam-dalam pinggulnya.
Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit terbendung “aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaku sesaat kemudian ambruk diatas tubuhku. AAhhh enak banget mas..enak banget… Aku pgen di entot terus sama kamu masss. Enak banget ujarnya berbisik di telingaku.
Aku hanya senyum saja, sedangkan Erna masih terbaring lemas. Kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak menggali perhatian ;p dia juga merasakannya, dan mulai bangkit.
“Mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich” katanya. Dia langsung berbaring dan membuka kakinya lebar lebar agar memeknya terlihat jelas. Dia berbicara nakal Aku pasrah ajaa entot memek aku sepuas kami mass seraya tersenyum nakal.
Aku juga langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya seraya kulingkarkan di pinggangku. “gini, biar kerasa kian enak” kataku, sesaat lantas aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya.
Ini perbedaan kedua antara memek Erna dengan memek lain yang pernah kurasakan, walau basah sebab cairan orgasme sebelumnya, tapi saat kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti diapit dengan kuat. Aku juga mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.
Setelah menyaksikan liarnya Erna ketika kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kesenangan memeknya ketika di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yakni tiga kali aku dorong dengan melulu memasukkan sepertiga kontolku, dan lantas satu kali desakan dalam yang memasukkan kontolku sedalam-dalamnya hingga terasa mentok di dinding rahim Erna.
Dan efeknya, meski menyatakan sudah lemas, namun tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Erna seperti mengejang. Dengan sambil mendesah Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri.
“Mmmaaasss, tidak boleh nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku juga langsung menyodokan kontolku ke dengan kuat dan dalam ke memeknya.
Dan Erna pulang kesetanan, dia menjawab setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah. Bahkan tangannya menekan pantatku supaya makin dalam masuk kedalam memeknya.
Aahhhhh Ennnakkak sodoookk yang daallleeemmm …eennaakk bangeettt masss… ujarnya.
Dan gerakan pinggulnya juga kurasakan kian terasa nikmat saat memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku. Dan ini menciptakan aku juga mulai menikmati cairan lahar putih bakal mulai muntah dari kontolku. “Erna, aku mau terbit sayang, aku tarik yah” kataku.
Erna mengangguk, tetapi gerakan pinggulnya dan tangannya berbicara sebaliknya. Pinggulnya malah makin terangkat ke atas, sementara tangannya kian menekan pantatku untuk kian masuk ke dalam memeknya.
Sementara didalam juga kontolku terasa kian kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Akhirnya sebab tak tahan aku juga memuntahkan pejuhku dalam memeknya.
Crot… Badan Erna mengejang dan kaku dengan posisi tangan menekan pantatku supaya makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya.
“mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teriaknya terbendung dengan suar bergetar. Aku segera menarik kontolku dari lubang memeknya.
Kulirik jam di HPku, jam 7 tidak cukup 20 menit. Berarti selama 3,5 jam kami memadu kasih dan memburu surga dunia. Aku menghirup bibirnya seraya meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas…” kata Erna. Kami juga kembali tertidur hingga jam 10 pagi Setelah tersebut kami mandi bersama. Setelah sarapan aku pulang mengantar Erna ke terminal bus guna kembali ke kota S.
Sejak ketika itu, aku berpacaran dengan Erna. Hubungan kami sempat berjalan sekitar sekitar 2 tahun, hingga akhirnya dia dijodohkan dengan seorang lelaki tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia sudah mempunyai anak dan tinggal di kota J.
Yang tidak pernah Erna tahu, bahwa dia bukan perempuan satu satunya yang bercinta denganku. Dan bahwa sekitar 2 tahun hubungan kami juga aku sejumlah kali bercinta dengan perempuan lain. END.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,