– Ceme, 29 tahun, ialah seorang ibu lokasi tinggal tangga dgn 2 orang anak 3 dan 5 tahun. Suaminya, QiuQiu, 36 tahun, ialah karyawan dari di antara perusahaan konstruksi besar di Bandung.
Ceme pada dasarnya ialah istri yg paling setia untuk suaminya. Tdk pernah terdapat niat berkhianat terhadap suaminya dlm hati Ceme sebab dia sangat menyukai suaminya. Tp terdapat satu peristiwa yg menjadi mula berubahnya cara beranggapan Ceme mengenai cinta.
– Suatu siang, Ceme sedang merawat anaknya di depan rumah. Dikarenakan kedua anaknya waktu tersebut berlari jauh dari rumah, maka Ceme langsung memburu mereka. Tp tanpa disengaja, kakinya memasuki sesuatu hingga akhirnya Ceme terjatuh, Lututnya berdarah. Ceme langsung berjongkok dan meringis menyangga sakit.
Pada masa-masa itu, Sakong, anak tetangga depan lokasi tinggal Ceme kebetulan lewat mau kembali ke rumahnya. Ketika menyaksikan Ceme sedang jongkok seraya meringis memegang lututnya, Sakong langsung lari ke arah Ceme .
“Kenapa tante?” tanya Sakong.
“Aduh, lutut saya luka sebab jatuh,” ujar Ceme seraya meringis.
“Bantu saya berdiri,” kata Ceme.
“Iya tante,” kata Sakong seraya memegang tangan Ceme dan dibimbingnya bediri.
“Her, bantu bawa anak saya kemari.. Anterin ke lokasi tinggal saya, ya” kata Ceme.
“Iya tante,” kata Sakong seraya segera mendekat anak Ceme.
– Sementara Ceme segera kembali ke rumahnya seraya tertatih-tatih. Waktu Sakong mengirimkan anak-anak Ceme ke rumahnya, Ceme sedang duduk di kursi depan seraya memegangi lututnya.
“Ada obat merah tdk, tante?” tanya Sakong.
“Ada di dlm,” kata Ceme.
“Kita ke dlm saja…” kata Ceme lagi seraya bangkit dan tertatih masuk ke dlm rumah.
“Ma, Donny ngantuk,” kata anaknya untuk Ceme.
“Tunggu sebentar ya. Saya inginkan antar mereka dulu ke kamar.” kata Ceme seraya tertatih mengantar anaknya ke kamar tidur.
“Mana obat merahnya, tante?” tanya Sakong.
“Di atas sana” kata Ceme seraya menunjuk kotak obat.
“Maaf ya, tante.. Saya lancang,” kata Sakong.
“Tdk apa-apa kok. Tante senang terdapat yg menolong,” kata Ceme seraya tersenyum.
“Aduh, perih” kata Ceme seraya agak menggerakkan lututnya.
Secara bersamaan rok Ceme agak tersingkap sampai-sampai sebagian paha mulusnya nampak di depan mata Sakong. Sakong terkesiap melihatnya. Tp Sakong pura-pura tak melihatnya. Tp tetap saja paha mulus Ceme menggoda mata Sakong utk melirik meski kadang-kadang.
– Ceme kelihatannya sadar bila mata Sakong sesekali melirik ke arah pahanya. Segera Ceme membereskan duduknya dan jg memblokir pahanya. Sakongpun kelihatannya terkesima dgn sikap Ceme tersebut. Sakong menjadi malu sendiri.
Sakong, 16 tahun, ialah anak tetangga depan lokasi tinggal Ceme. Masih duduk di bangku SMP ruang belajar 3. Seperti banyak sekali anak laki-laki tanggung lainnya, Sakong ialah sosok anak laki-laki yg telah mulai merasakan masa puber.
“Kenapa anda nunduk terus?” tanya Ceme.
“Tdk apa-apa, tante…” ujar Sakong seraya sekilas menatap mata Ceme lalu membungkuk lagi seraya tersenyum malu.
“Ayo, terdapat apa?” tanya Ceme lagi seraya tersenyum.
“Anu, tante.. Maaf, barangkali tadi sempat marah sebab tadi saya sempat menyaksikan secara tdk sengaja…” kata Sakong seraya tetap menunduk.
“Lihat apa?” tanya Ceme pura-pura tdk mengerti.
“Lihat.. Mm.. Lihat ini tante,” kata Sakong seraya tangannya mengusap-ngusap pahanya sendiri.
“Tdk apa-apa kok,” kata Ceme.
“Kan melulu melihat.. Bukan memegang,” kata Ceme lagi seraya tetap tersenyum.
“Lagian, saya tdk keberatan kok anda melihat paha tante tadi,” kata Ceme lagi seraya tetap tersenyum.
“Kamu kan tadi sedang membantu saya menyerahkan obat,” kata Ceme.
“Benar tante tdk marah?” tanya Sakong seraya menatap Ceme.
– Ketika kaki Sakong menyentuh kakinya, laksana terasa terdapat sesuatu yg berdesir dari kaki yg tersentuh hingga ke hati. Ceme menikmati sesuatu yg lain bakal kejadian tak sengaja itu.. Tiba-tiba Ceme menikmati ada sesuatu kemauan tertentu hadir yg menciptakan perasaannya tdk menentu.
Sentuhan kaki Sakong terasa begitu hangat dan membangunkan suatu perasaan aneh. Sakong diam seraya tetap menunduk. Tangannya kian gemetar. Ceme mendekatkan tubuhnya ke tubuh Sakong. Wajahnya di dekatkan ke wajah Sakong.
– Sakong tetap diam dan gemetar. Wajahnya agak tertunduk. Ceme mengelus pipi anak tanggung tersebut. Lalu diciumnya pipi Sakong. Sakong tetap diam dan kian gemetar. Ceme terus menciumi wajah Sakong, kemudian akhirnya dilumatnya bibir Sakong.
Ceme sesudah melepas semua pakaiannya, segera naik dan telentang di lokasi tidur. Sakong terkesima menyaksikan tubuh telanjang Ceme. Seumurumur Sakong, baru kali ini dia menyaksikan tubuh telanjang perempuan di depan mata.
Sakong segera menaiki tubuh telanjang Ceme. Ceme langsung melumat bibir Sakong dan Sakongpun langsung membalasnyanya dgn hebat. Sementara satu tangan Sakong meremas payudara Ceme yg tdk terlampau besar. Pahanya rapat mengapit kepala Sakong. Sementara tangannya semakin mengurangi kepala Sakong ke memeknya.
– Sakong kemudian mengangkangi wajah Ceme. Ceme segera mengulum penis Sakong. Tdk melulu itu, penis Sakong kemudian dijilat, dihisap, kemudian dikocoknya silih berganti. Sakong tubuhnya mengejang menyangga rasa nikmat yg teramat sangat.
Ceme tersenyum.. Setelah sejumlah lama memompa penisnya, tiba-tiba tubuh Sakong mengejang. Gerakannya kian cepat. Ceme sebab sudah memahami langsung meremas pantat Sakong dan menekankannya ke memeknya. END – ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,