Cerita Sex Perawan Mencari Celah

Aku lelaki yang memang senang sekali bermain seks perkenalkan namaku Danil dimana aku mempunyai cerita sewaktu aku di bangku SMA hobiku kalau gak cokli ya mesum, begitulah diriku karena memang saat itu masa masanya puber, kejadiannya terjadi saat liburan semester dimana waktu itu juga ada acara pernikahan saudara.

Aku mulai bantu bantu di hari sebelumnya dimana badanku yang lelah butuh istirahat dulu kira kira habis magrib aku menyelinap di dalam kamarku untuk tidur duluan , kira kira pukul 12 malam aku terbangun rupanya sepupuku tidur di sampingku, sebut saja Tina, Mia dan Nadine.

Waktu itu memang tempat hajatannya termasuk rumah aku, karena rumah kak Ati emang sebelahan persis ama rumahaku, jadi sebagian panitianya pada ngerjain persiapannya di rumah aku juga.

Kamarku ada di lantai dua, terdiri dari dua ruangan. Ruang pertama yang merupakan tempat pintu masuk dari tangga adalah ruang belajar aku yang berukuran 3 x 2 meter, kemudian bersambung ke ruangan ke dua yang berukuran 3 x 4 meter adalah kamar tidur aku.

Kamar aku cukup luas, dengan 2 kasur kapuk empuk hampir memenuhi seluruh lebar kamar dengan menyisakan setengah meteran buat aku naruh radiotape sebagai hiburan sekaligus pengantar tidur. Alasan inilah yang membuat Tina, Mia dan Nadine memilih tidur di kamar aku karena memang kamarnya muat buat tidur bersepuluh juga.

Malam itu aku tidur cuman pake kaos dan sarung. Kaga pake CD karena kalo malem aku sering coli, biar gampang tidurnya dan katanya bisa bikin penis membesar hehehe… Ngomong-ngomong, penis aku sebenernya ga gede2 amat sih, tapi kalo udah tegang, kerasnya minta ampun .

Kembali ke topik, malem itu aku tidurnya di tengah-tengah kasur aga minggir ke kiri. Sebenernya aku terbangun pas ketiga sepupu aku masuk kamar yang emang ga pernah aku kunci itu, tapi aku pura2 tidur karena aku tau mereka mau tidur di kamar aku. Sehingga pas mereka dateng, mungkin takut ganggu tidur aku, mereka langsung ambil posisi aja. Si Tina dan Mia di sebelah kanan aku, sementara si Nadine di sebelah kiri aku.

Kebetulan banget nih….dalam ati aku… Si Nadine adalah sepupu aku yang paling cakep, perawakannya ssekilas mirip Titi Kamal. Cuman dia kurang didandanin aja. Pokoknya bikin penis cenat-cenut deh…aku sering intip die mandi, hmmmm bener2 bikin ga bisa merem. fantasiku.com

Toketnya bulet let let, kaya bola dibelah pas ditengah, dengan puting yang mancung kemerahan. Kalo diliat, kaya gunung yang mau meletus aja tuh…eehhhh anjimiag….konak abis… Turun ke bawah, di area terlarang, pahanya mulus dengan ditumbuhi bulu2 halus kemudian ke atasnya ada memek yang tebel berbelah tengah sebuah lipatan halus berwarna kemerahan dengan diujung garis ditumbuhi beberapa bulu2 halus….ah…..aku coli dulu yah….ntar dilanjut lagi ceritanya

Pucuk dicinta ulam pun tiba…aku yang udah lama cuman bisa mengagumi dan membayangkan nikmatnya tubuh sekel si Nadine, kini tubuh itu ada di samping kiriku. Malam itu dia pake kaos putih dengan bawahan rok cokelat sebatas lutut. Alamaak, kok ya pas kebetulan banget ya…tinggal singkapin, trus hajar deh… pikiran itulah yang terlintas dalam pikiranku saat itu….

Tapi aku ga mau grabag-grubug, soalnya die masi sepupu aku. Kalo aku langsung nyosor, trus dia ngamuk, waah bisa mati diamuk orang sekampung aku… Jadi malam itu kuputuskan untuk menunggu mereka bertiga ketiduran dulu. Begitu setengah jam, aku liat mereka udah pada tertidur tuh, capek kayaknya. Mulailah tanganku bergerilya.

Mula mula, kusingkap perlahan rok si Nadine, takut dia bangun… sampai keliatan jelas memek tebel terbungkus sempak biru muda. Seketika penis aku pasang sikap sempurna bagaikan seorang kopral ketemu Panglima tentara. Darah mengalir deras, jantung berdebar-debar, dan nafas terasa putus ditengah jalan melihat gundukan daging dengan tekstur terbelah lembut pas ditengah gundukan.

Anjing…aku nelen air liur buat nenangin jari yang gemeteran melihat pemandangan seindah itu.
Tanpa pikir panjang, dengan hati-hati aku selipin jari aku ke samping sempak si nadine buat menyingkap tabir yang telah membatasi pemandangan terindah yang pernah aku liat. Mhh…begitu sempak tersingkap setengah, terlihat jelas tuh memek si Nadine yang kemerahan dengan bulu halus yang merangsang.

Detak jantungku bertambah cepat, dan jariku jadi tambah gemetar. Buru-buru aku tarik lagi jariku dari pemandangan indah itu, takut dia terbangun, dan aku pura2 tidur lagi. Diam-diam aku dengerin nafas si Nadine masih teratur, pulas juga nih anak tidurnya. Akhirnya kuberanikan lagi untuk menyelipkan jariku sambil masih pura2 tidur miring menghadap ke arahnya. Kali ini aku agak berani, ga cuman nyingkap sempak, tapi aku jg nyoba ngobel tuh memek.

Jantungku serasa mo keluar dari dada, saat ujung jari telunjukku menyentuh lipatan memek, terasa ada lendir lembut disana…dan tanpa pikir panjang lagi, pelan-pelan kutusuknan jariku ke dalam memeknya…pless…pless..pless…sampai se ruas paling ujung jari. Lembut sekali memek nih anak, pikirku, sambil ku gerak2kan naik-turun menyusuri lipatan memek dari ujung ke ujung.

Sampai akhirnya tiba-tiba si Nadine membuka matanya. Jelegerrr…..bak kesamber petir rasanya saat itu…Aku takut, tapi kepalang malu aku ga pindahin tuh jari dari tempatnya, sambil masih pura-pura tidur. Tiba-tiba si Nadine memegang tanganku yang masih menancapkan jari ke memeknya.

Tak disangka-sangka ternyata si Nadine malah semakin membenamkan jariku ke dalam lipatan yang semakin dalam semakin rapet, sambil memejamkan mata lagi menikmati permainanku. Tanpa pikir panjang, langsung aja aku terusin ngobel2 memek sambil nahan konak yang udah di ubun-ubun.

Selanjutnya, dengan perlahan aku deketin kepala aku ke kepala Nadine, dengan maksud pengen menciuminya. Tiba-tiba si Nadine malah miring ke arahku, dan langsung mencium bibirku sambil tangan kirinya memegang lembut penisku yang udah mau memuntahkan semprotan lendir…ahh…anjing bener…kagak tahan aku..

Aku ikutin aja permainannya, aku kenyot bibirnya yang merah dan lembut sambil terus aku kobel tuh memek yang udah mulai banjir lendir pelumas memek. Nadine juga mengimbangi, dia masukin tangannya ke dalam sarung aku sambil mengocok lembut peler aku….ah…anjing….birahi udah tak tertahankan dan akhirnya croott crott crott…aku tak kuasa menahan lendir yang memaksa keluar dari dalem penis…

Si Nadine memperlambat kocokannya sambil berbisik lirih, cepetin dikit danil…aku jg udah mo keluar nih…. Sambil menikmati orgasme yang luar biasa, bw kobel terus tuh memek dengan lembut menyusuri lipatan kemerahan dengan lendir lembut disekitarnya. fantasiku.com

Makin lama makin cepet obelan aku sampai akhirnya tubuh Nadine menegang kuat sambil dia gigit bibirku yang masih mencumbunya tanda dia sudah mencapai klimaksnya…. Nyut…nyut..nyut…rasa di jariku, serasa diemut dan kemudian seperti ada lendir hangat yang mengalir pelan membasahi jari aku… Dengan lembut aku puter2 jari aku sambil merasakan lendir yang keluar dari memek si Nadine.

Setelah puas, Nadine melepaskan ciumannya dan kembali telentang sambil memejamkan mata…mungkin menikmati sensasinya. Sementara aku mencium jari yang tadi aku pake ngobel, emh…aromanya khas banget…

Seperti aroma bawang lembut bercampur samar-samar wangi sirih…hmmm…spontan peler aku bangun lagi…Anjing…aku pengen ngentot, pokoknya udah kaga tahan….

Aku peluk Nadine yang masih tidur telentang sambil roknya masih tersingkap dan sempak biru mudanya yang basah oleh lendir di bagian lipatan bawahnya. Kucium pipinya lembut, sambil kubisikkan

“Dine…yuk kita lanjutin yang beneran”… Nadine menoleh pelan kepadaku, sambil menjawab

“Engga ah…ada Tina ama Mia” jawabnya berbisik…

“Ga apa2, mereka tidur pules tuh..” rayuku lirih….

“Besok aja yah, aku belom siap sekarang”…jawabnya…dia menciumku sambil mengocok lagi pelerku…

“besok ya….kita berdua aja…sekarang gini aja ya…” sambil mempercepat kocokannya…. Aku mengangguk sambil menikmati kocokannya, dan setelah dua menit akhirnya…. Crott…Crott…crottt…. Tangan Nadine belepotan oleh semprotan lendirku, begitu pula sarungku

Keesokan harinya…

Acara pernikahan kak Ati diadakan, semua pada sibuk membantu tak terkecuali aku ama Nadine. Hari itu aku janjian ama Nadine, “Nanti pas acara adat dimulai kita lanjutin yang semalem ya..” kataku padanya, “OK” jawabnya sambil tersenyum manis.

Setelah hiruk pikuk dengan segala pekerjaan persiapan pernikahan Kak Ati, akhirnya acara adat dimulai. Semua panitia bergabung untuk ikut menyaksikan prosesi yang biasanya berlangsung selama 1-2 jam itu. Terkecuali aku sama Nadine, kami berdua secara diem2 kabur dari acara menuju kamar aku satu persatu. Dia berangkat duluan untuk menghindari kecurigaan keluarga besar kami, kemudian aku menyusul.

Setelah beberapa saat aku lihat Nadine menghilang dari kerumunan orang, akhirnya aku juga menuju ke kamar dengan perasaan berbunga-bunga, dengan peler yang tegang berat membayangkan apa yang akan kami lakukan saat itu.

Pelan-pelan aku masuk kamar dan aku kunci pintu dari dalam karena aku liat si Nadine telah tiduran di kasurku dengan cuma mengenakan celana dalam tipis banget berwarna putih. Payudaranya dibiarkannya terbuka sambil sesekali dia remas perlahan, membuat aku langsung melepas semua pakaian yang ada di tubuh dan langsung mendekapnya penuh gairah.

Tanpa sepatah katapun yang keluar, kami langsung terlibat dalam pergumulan penuh birahi di atas kasur. Kuciumi bibirnya yang merah dengan penuh birahi sambil kuremas kedua teteknya.

Sejurus kemudian aku rebahin deh tuh body sintal ke kasur sambil kuciumi lehernya. Peler aku yang udah lepas dari sarungnya aku gesek2in di lipetan memek yang terbungkus kain sempak tipis yang udah mulai basah.

Aaaahhh… aku rasain peler semakin tegang dan tegang….sementara aku mulai menurunkan gerakan ciuman aku dari leher ke teteknya. Aku main2in tuh puting yang merah merekah dan seketika itu Nadine mendesah keras karena terangsang dengan hebat.

Sementara di luar suara gamelan Jawa sangat keras terus mengalun, kami mendesah seenak kami menikmati gairah yang sedang menjuluri kami tanpa kuatir ada yang mendengar. Semakin lama gairah aku semakin menumpuk, begitu juga si Nadine. Terlihat dari wajahnya yang mulai memerah seolah menahan gairah yang sangat besar.

Setelah puas bermain2 dengan puting Nadine, sekarang ciuman aku mulai bergeser ke perut dan semakin kebawah menyusuri renda-renda sempak tipis yang samar-samar menampakkan lipatan memek nadine yang memerah. Saking ga tahannya aku nahan konak, akhirnya aku plorotin pula tuh sempak dan SREENGG…. aroma yang sama dengan yang semalem tercium keluar dari gundukan daging putih mulus dengan lipatan merah merona membujur kebawah.

Dengan lembut aku regangkan kedua kakinya untuk menikmati lipatan memek secara utuh. Lipatan merah yang telah basah dengan lendir bening lembut aku renggangin menggunakan kedua jari aku dan dibagian ujung atas terselip butiran daging merah nongol sebesar biji kacang.

Aku kecup dengan selembut mungkin bibir vaginanya yang udah basah sambil gemeteran menahan konak, dan Nadine pun mengerang keenakan. Aroma sirih campur bawang yang keluar aku isep-isep dengan penuh nafsu, dan Nadinepun semakin mengerang menjadi-jadi.
Tanpa ampun aku jilatin lipetan kemaluan yang memerah dan merekah menebarkan aroma khas memek. Dan tak lama kami tak kuat menahan birahi. “Danil, aku udah ga kuat, masukin sekarang”, pinta si Nadine. “Aku juga udah ga tahan dine, pelerku udah pengen muncrat nih” sahutku.

Dengan lembut aku mulai beranjak maju ke sela kaki yang udah direnggangkan Nadine dan aku acungkan senjata jarum tumpulku tepat di depan lubang kenikmatan yang menganga siap ditusuk.

Sambil gemeteran nahan nafsu yang udah memuncak aku oles-olesin perlahan pucuk peler aku ke bibir vaginanya, ah…ah… nikmatnya udah ga ketahan…Si Nadine yang sudah dikuasai nafsu birahi turut memeluk pinggul dan pantatku seraya mendorong maju tanda dia sudah siap dieksekusi. Saat itu puyeng udah ga karu-karuan, serasa peju aku udah ngumpul diujung peler.

Maklum, baru kali ini aku bener2 berhadapan dengan memek. Selanjutnya ku dorong2 badanku agar pelerku bisa masuk ke lobang memek Nadine tapi meleset karena lobangnya masih rapet dan licin oleh pelumas yang mengalir cukup banyak. Tiga kali usahaku tidak berhasil dengan kendala yang sama. Nadinepun tak sabar, dan tangan kanannya memegang penisku untuk diarahkan ke lobang kewanitaannya secara tepat sambil tangan kirinya mendorong maju pantatku.

Akupun tak ingin membuang waktu mendorongkan pelerku ke dalam dan PLESSS…setengah pelerku udah nancep kuat ditambah dengan sensasi cenat-cenut karena dijepit oleh memek yang begitu tegang mencengkeram sambil kemat-kemot seperti menghisap masuk torpedoku ke dalam, sementara Nadine meringis sambil memejamkan mata entah keenakan entah sakit, aku ga peduli.

Ujung peler serasa menyentuh sesuatu yang bertekstur bintik-bintik halus entah apa itu. Birahi udah taktertahankan lagi dan kuputuskan untuk menancapkan lebih dalam paku tumpulku, dan pless…emh…serasa ada yang hangat membasahi senjataku bersamaan dengan rasa sedikitperih karena membentur sesuatu yang kemudian sobek.

Aku mengerang bersamaan dengan Nadine dalam keriuhan suasana di luar kamar. Kutarik separo dan kumasukkan lagi pelerku, dan nadinepun mengerang semakin cepat. Beberapa kali kulakukan tarik-tancap dan setelah sekitar yang ke sepuluh gerakan menusuk….CRROOTTT…CRROOTT…CRROOTTT…CRROOTT…ahh…aku tak kuasa menahan keluarnya lendir klimaksku

Sehingga kutumpahkan semuanya di dalem sambil kutancepin lebih dalem peler aku, dan tiba-tiba nadine mengerang sambil mencengkeram pundakku kuat2 dan tubuhnya bergetar hebat…ahhh…AHH…lalu terasa sesuatu yang hangat melumuri seluruh penisku diiringi isepan yang berulang2 dari bibir kemaluannya. fantasiku.com

Rupanya Nadine orgasme juga. Kami pun semakin erat dalam pelukan, seakan ga ingin dilepas… “Dine…aku keluar di dalemhhh…”bisikku lirih…”iya…aku juga…hhh” jawabnya. Kamipun berciuman sangat lama sambil terus menancapkan peler ke memeknya.

Setelah puas kami berpelukan, kutarik keluar senjataku dari lubang kenikmatan pertamaku. Dan kuintip disana mengalir cairan putih kental perlahan keluar dari kemaluan Nadine bersama dengan bercak merah. Kuambil sarung di dekat bantalku dan kuusap bersih memeknya. hmmmm…aroma santan bercampur bawang dan sirih keluar dari kemaluannya.

Kucium lagi tuh memek dan kemudian kupasangkan kembali celana dalamnya selanjutnya kamipun berpakaian rapi lagi. Sambil kupeluk kubisikkan kepadanya, “Dine…makasih ya…tadi enak banget, besok-besok lagi ya”.

Sementara dia menjawab dengan senyuman sambil mencium bibirku lembut. Lalu tiba-tiba saja dia menangis. Kutanya kenapa, dia cuma menggeleng kepala. Kemudian kupeluk erat tubuhnya dan kamipun larut dalam pelukan.

“Dine, aku sayang kamu…kalau nanti kamu hamil, aku mau bertanggungjawab” kataku. Nadine tersenyum sambil mengusap airmatanya tetap tanpa kata-kata kemudian dia kecup lagi bibirku dan beranjak berdiri.

Lalu tiba-tiba suaranya keluar “Yuk, kayaknya acara udah mo abis tuh…” dan kamipun bergegas kembali ke arena pesta dengan berlagak seolah tak pernah terjadi apa-apa… Oh Nadine, kau telah merenggut keperjakaanku. Terimakasih atas keperawananmu. Akan selalu kuingat saat itu…takakan pernah kulupakan seumur hidupku.

Author: admin