Suasana pagi yang tenang dan damai menyelimuti sebuah perumahan yang asri. Deretan rumah berjajar dengan model yang hampir sama. Yang menjadi pembeda adalah warna serta renovasi renovasi kecil yang dilakukan oleh para pemiliknya.
Termasuk salah satunya rumah sederhana berwarna putih dengan aksen warna coklat dan merah. Rumah itu memiliki nomor 70 di depan pagarnya serta memiliki kanopi untuk garasi mobil.
Di dalam rumah itu diisi oleh keluarga kecil yang terdiri dari suami, istri, dan seorang anak berusia dua tahun. Rendi sebagai kepala keluarga di rumah itu bekerja sebagai seorang pegawai swasta di bidang finansial, sementara sang istri bernama Sisil yang sehari hari hanya mengurus rumah dan anaknya.
Rendi dan Sisil sudah menikah sekitar tiga tahun dan baru dikaruniai seorang anak laki-laki berusia dua tahun bernama Azka. Rendi saat ini berusia 29 tahun sementara Sisil saat ini berusia 26 tahun.
Memang Rendi dan Sisil memutuskan untuk menikah muda sebab menjadi permintaan terakhir dari ayah Sisil sebelum meninggal dunia, dan lagi secara finansial Rendi sudah cukup. Sementara Sisil memutuskan untuk tidak berkarir dan hanya menjadi Ibu Rumah Tangga saja mengurus suami dan anaknya.
“Sayang Bangun, sudah jam tujuh” Ucap Sisil membangunkan suaminya yang masih terlelap karena kelelahan sehabis bercinta dengannya setelah sholat subuh tadi.
“Hoammm..” Rendi menggeliat saat dibangunkan oleh Sisil. “Iya Sayang” Ucapnya.
“Aku udah masak nasi goreng kesukaan kamu, jadi cepet bangun dan siap siap. Nanti terlambat loh.” Balas sisil sambil membuka tirai jendela kaca kamarnya itu.
Rendi pun membuka matanya dan melihat Sisil dari balik cahaya pagi yang masuk dari luar jendela. Bibir Rendi tersenyum melihat sosok istrinya itu yang sedang membelakanginya, terlihat tubuh molek Sisil hanya berbalut tank top serta celana pendek berwarna coklat.
Diperhatikannya tubuh istrinya itu, terlihat sangat menggoda. Sisil memiliki tinggi badan sekitar 155 Cm dengan payudara yang sangat menggoda berukuran 35 B dan bokong yang bulat serta kulit yang putih.
Beruntung sekali Rendi bisa mendapatkan gadis tersebut, dengan wajah yang cantik serta tubuh yang sexy dan sikap yang lemah lembut menjadi sosok perempuan yang sangat didambakan oleh semua lakilaki. Sementara Rendi memiliki tinggi badan rata-rata orang Indonesia sekitar 165 cm.
Sangat kontras ia lihat Sisil saat berada di rumah dan jika di luar rumah. Jika keluar rumah sisil selalu mengenakan hijab dan baju yang tertutup sementara jika di rumah Sisil selalu menggunakan baju yang minim. Melihat itu membuat Rendi kembali terangsang, Rendi beranjak dari tempat tidurnya dan langsung memeluk tubuh Sisil yang sedang merapihkan tirai jendela itu. Sisil sedikit terkejut dengan peluk Rendi namun Sisil hanya bisa tersenyum dan memegang tangan suaminya yang melingkar di pingganya.
“Sayang…” Ucap Rendi
“Hemm.. Apa?” Jawab Sisil
Tanpa basa basi Rendi membalik tubuh Sisil dan langsung mencium bibirnya, tak lupa tangannya meremas secara bergantian payudara yang hanya dihalangi oleh tank top tipis berwarna coklat.
Mendapat serangan dadak dari suaminya itu Sisil hanya bisa membalas ciuman yang Rendi berikan dimulutnya dan menikmati remasan remasan di payudaranya. Padahal baru pagi tadi ia bermain birahi bersama suaminya namun kini suaminya itu sudah bernafsu lagi.
Melihat suaminya yang sudah bernafsu itu Sisil mengambil inisiatif untuk memegang kontol suaminya yang sudah keras yang hanya berbalut celana Boxer tipis. Ia meremas kontol Rendi yang sudah tegang dibalik celananya itu, sementara bibir dan lidah keduanya masih saling membelit satu sama lain.
Rendi yang sudah sangat bernafsu langsung mendorong istrinya itu ke atas kasur, dan meloloskan tank top coklat yang saat ini dipakai oleh Sisil dan langsung menyosor puting susu yang sudah mengacung keras. Sisil hanya bisa mendesah kenikmatan saat putingnya dijilat oleh sang suami.
“Sayang jangan lama lama, nanti kamu telat ke kantor” Ucap Sisil ditengah tengah desahanan kenikmatannya.
Mendengar ucapan istirnya Rendi langsung membuka celananya sementara Sisil juga membuka celananya agar Rendi dapat dengan muda melakukan pentrasi. Tak butuh waktu lama sepasang suami istri itu sudah telanjang bulat di atas ranjang pengantin mereka.
Rendi yang merasakan vagina Sisil sudah basah langsung mengarahkan Penisnya yang memiliki ukuran tidak terlalu besar sekitar 11 cm dengan diameter 4 cm itu ke vagina istrinya dengan mudah. Begitu dirasa penisnya sudah masuk Rendi langsung memompa Vagina sisil dengan ritme yang cepat.
“Ahhh.. Iya sayang terus” Ucap sisil yang sudah sangat horny dalam dekapan suaminya itu.
Rendi hanya bisa mendesah menikmati jepitan vagina istrinya yang sangat nikmat itu, sesekali ia mencium leher Sisil meninggalkan bercak merah dileher Sisil. Sementara Sisil hanya bisa mendesah sambil memeluk dan melingkarkan kakinya dipinggul sang Suami.
“Terus sayang ah.. iya enak..” desah Sisil disela sela gonjotan Rendi
“Aaakku mau kelur sayang” Ucap Rendi
“Ahh jangan dulu yang, tahan bentar lagi..” Ucap Sisil memohon pada Rendi
“Ahh.. Ahh.. Ga kuat sayang” Kata Rendi sambil berusaha menahan ejekulasinya itu
“Ahhh … ahhh.. ahh..” Desah sisil
“Aku keluar, aku keluar..” Ucap rendi mempercepat genjotan penisnya di vagina sisil.
Tak berjalan lama sekitar 5 menit rendi sudah memuntahkan kembali spermanya di dalam rahim Sisil. Sepintas terlihat raut wajah datar dari Sisil saat merasakan suaminya itu sudah mengeluarkan sperma di dalam vaginanya namun dia buru buru tersenyum saat rendi mencium keningnya.
“Makasih ya sayang” Ucap Rendi sambil mengelus rambut Istrinya itu
“Iya sayang sama-sama, sudah sana sekarang kamu mandi dan siap siap terus berangkat ke kantor” Ucap sisil dengan senyum manisnya itu
Rendi beranjak dari atas tubuh Sisil, lalu kembali mengenakan celananya dan pergi ke kamar mandi yang berada di luar kamar untuk mandi. Sementara Sisil masih terbaring di atas kasur menghela nafas panjang dengan tubuh yang telanjang menikmati sisa sisa kenikmatan yang hampir saja ia dapatkan tadi.