Suatu hari waktu aku ke maen ke toko persewaan kaset, unutk melihat lihat film yang sedang ngehits dan terbaru kisaran sore harian deh sepertinya. Pada waktu itu sih aku memakai baju santai aja dan celana pendek aja.
Dengan postur tubuh ku yang lumayan proposional dan macho , sehinggan nampak keren setiap kali aku memakai pakaian. Dengan wajah yang lumaanyan bila di pandang setiap para wanita ( pede dikit lah. . ). Pada saat keadaan di persewaan kaset itu, tidak begitu ramailah.
Sekiranya Mungkin sekitar cuma ada orang 5-6 aja deh di toko tersebut. Aku segera mencari-cari kaset yang bagus dan ku datangi setiap rak-rak itu, untuk ku pilah-pilah.
Lha ini pada saat aku untuk mengambil kaset yang aku incar ada orang lain juga yang mengincar kaset itu.
kami pun saling berebut sesaat, cuma sebentar aja dan setelah itu saling melepaskan kaset itu, sehingga kaset yang kami ambil tadi jadi terjatuh ke bawah.
“Sorry “. .
dengan berkata sambil mengambil kaset yang tejatuh itu dan aku memberikannya kaset itu kepada orang tersebut. Dan ternyata yang berebut dengan ku adalah tante-tante yang kisaran usia menurut aku sekitar 35 tahun.
Dengan berwajah oval, dengan mata yang sexy dengan tinngi badan yang lumayan sama denganku. Dada yang menonjol ke depan,
“Aduhaaai. . .”Pemandangan apa ini pikirku, sangat indah sekali. Aduhai sekali tante ini, di dalam benakku.
“Eh , ini gak papa, nyari kaset adegan semi ya. . ?? tadi saya juga udah cari kemana-maa tapi gak nemu-nemu??” Ucapnya sambil tersenyum.
“iyaa nich. ..kaset nya juga susah dicari nih tante”
“kamu juga suka film semi yacch. . .”
“hehehe. .iya Cuma buat totonan aja. .??”
Lalu kami berbicara banyak tentang film-film sampai akhirnya,
“Mah, Mamah.. uta sudah dapet kasetnya, ambil film ini ya Mah”,
potong seorang gadis cilik masih berseragam sekolah SD.
“Sudah dapet uta.. oh ya maaf ya Dik, tante duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat kasetnya nggak papa. Aku lihat-lihat kaset yang terbaru lagi saja. Sekitar setengah jam kemudian ada yang menegurku.
“Hello, serius amat cari-cari film nya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya.
Tenyata wanita itu kembali lagi, dan tidak bersama anaknya tadi.
“Ada yang kelupaanTante?” “Oh tidak.”
“Putrinya mana, Tante?
“Les privat di daerah Mt.Haryono. . ”
“Nggak dianter Tante ?
“Owwh,sopir tadi yang nganter.”
Kemudian kami terlibat pembicaraan tentang film-film yang kami gandrungi, cukup lama kami berbicara sampai kaki ini pegal dan mulut pun jadi haus.
Akhirnya Tante yang bernama Ratna tersebut mengajakku makan fast food di lantai bawah. Aku duduk di dekat jendela dan Tante Ratna duduk di sampingku.
Aroma parfum dan tubuhnnya membuat aku ereksi. Dan aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku juga merasakan tubuhnya sangat hangat dan penuh pesona.
Aduhaai.. , lengan kananku selalu bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus mungkin. Lalu , ku tempelkan paha kananku pada paha kirinya dan terus kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan paha kirinya.
Terlihat tante beberapa kali menelan ludah dan menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya.
Waduuuh kayaknya tante udah kena nih, pikirku. Akhirnya dia mengajakku pergi meninggalkan restoran tersebut.
“Mau ke mana tante?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.
“Tante tahu nggak, tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
“Tante tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.
Kami menggunakan taksi, dan di dalam taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot.
Sambil meremas-remas kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan.
Hawa tubuh kami meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi. Kami tiba di sebuah motel di kawasan kota dan langsung memesan kamar medium.
Kami masuk lift diantar oleh seorang pelayan motel, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di belakang Tante Ratna yang berdiri sejajar dengan pelayan motel.
Kugesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Tante Ratna, Tante Ratna pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah dengan gesekanku.
Ketika pelayan motel meninggalkan kami di kamar, langsung kepeluk Tante Ratna dari belakang dan kuremas-remas dadanya yang membusung dan kucium tengkuknya.
“Mmhhh.. kamu nakal sekali deh dari tadi.. hhm, aku sudah tidak tahan nih tante . . .”.
Dengan cepat dia membuka bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari resleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas batanganku.
Dia segera membalikkan tubuhnya, payudaranya yang berada di balik BH-nya telah membusung.
“Buka ya bajumu”, pintanya dengan penuh kemesraan.
Dengan cepat kutarik kaosku ke atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terkejut saat melihat batang kontolku yang sudah keluar dari CD-ku.
Kepala batangku cuma setengah cm dari pusar, kalo aku sih tidak mau ambil pusing.
Segera kucium bibirnya yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya.
Sambil berciuman, kutarik kedua cup BH-nya ke atas (ini adalah cara paling gampang membuka BH, tidak perlu mencari kaitannya).
Dan mbluuuug. . .
Payudaranya sangat besar dan bulat, dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya kebiruan.
Tangan kananku segera memlintir puting sebelah kiri dan tangan kiriku sibuk menurunkan CD-nya.
Ketika CD-nya sudah mendekati lutut segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya yang cukup jenjang.
Nafas Tante Ratna semakin tak terkontrol dan kedua tangannya meremas-remas pantatku dan kadang-kadang meremasnya.
Akhirnya mulutku sampai juga ke bakpao putih nya. Aduhaaai , besar sekali.. ampun deh, kurasa BH-nya diimpor secara khusus.
Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami akhirnya saling menindih di atas kasur yang cukup empuk.
Segera kunikmati payudaranya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian antara kiri dan kanan.
Setelah cukup puas, aku segera menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian pusarnya, Tante Ratna menggeliat-geliat. Saya tidak tahu apakah ini karena efek ciumanku atau kedua tanganku yang memlintir -mlintir putingnya yang sudah keras.
Dan semakin ke bawah terlihat bulu kemaluannya yang tercukur rapi, dan aroma khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas menuju liang vagina dan segera kujilat bagian atasnya beberapa kali.
Kulihat Tante Ratna segera menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil.
Dengan lahab kujilat dengan kencang dan cepat. Tante Ratna bergoyang (maju mundur) dengan cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan pinggulnya.
Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Tante Ratna ingin menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan. Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya.
Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Tante Ratna yang tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar.
Dan kuhisap-hisap klitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke atas.
Tante Ratna menjerit-jerit keras dan tubuhnya menggeliat tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan pinggulnya yang bergerak menggeliat ke atas. Terasa liang kewanitaannya sangat basah oleh cairan kenikmatannya.
Dan dengan segera kupersiapkan batanganku, kuarahkan ke liang senggamanya dan
“Jleeeeeeeb…”
tidak masuk, hanya kepala kontolku saja yang menempel dan Tante Ratna merintih kesakitan. “Pelan-pelan sayaang. . ”, pintanya lemah.
“Oke deh Tante”,
dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih Tante, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini.
Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kontolku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi kontolku.
“Aarrghh.. pelan sayaang..”
Gilaaa. . . ,padahal baru kepalanya kontolku saja, sudah susah masuknya.
Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras.
“Arrhhghh…” Tante Ratna menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.
“Kenapa Tante, mau udahan dulu?” bisikku padda Tante Ratna setelah melihatnya kesakitan.
“Jangan Sayaaang, lanjutin sajaa ya sayaang . . terus aja. . ”, balasnya manja.
Kemudian kumainkan maju mundur dan pada hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yes , bibir kemaluannya ikut masuk ke dalam.
Wooooh sakit juga, habis sampai bulu kemaluannya ikut masuk.
Bayangkan saja broow . . ., bulu kemaluan kan kasar terus menempel di batanganku dan dijepit oleh bibir kewanitaan Tante Ratna yang ketat sekali.
Dengan usaha tiga hitungan tersebut, akhirnya mentok juga batang kontolku di dalam liang vagina Tante Ratna.
Terus terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga dan hal ini bisa dilihat dari keringatku yang mengalir sangat deras. Setelah Tante Ratna tenang, segera kontolku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Tante Ratna mulai menikmatinya.
Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun bersama genjotanku.
Akhirnya liang kewanitaan Tante Ratna mulai terasa licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu kemaluannya sedikit berkurang dan bagiku ini adalah sangat nikmat.
Baru sekitar 10 menitan menggenjot brooow, tiba-tiba dia memelukku dengan kencang dan
“Auuoooowwww….”, jeritannya sangat keras,
dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan terbaring lemas.
“Istirahat dulu Tante”, tanyaku.
“Ya Saayang.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. sendi-sendi Tante terasa mau lepas sayaang”, bisiknya dengan nada manja.
“Oke deh Tante, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku dengan mesranya juga.
“Sayaang, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Tante Ratna.
“Ah nggak kok Tante, baru kali ini”, jawabku berbohong.
“Tapi dengan caramu beradegan tadi, terlihat sangat mahir dan enaak sekali sayaang dan profesional juga sayaang,
Kamu hebat sayaang. . . Sungguh perkasa”, puji Tante Ratna.
“Tante juga hebat, lubang surga Tante sempit banget sich.., padahal kan Tante udah punya anak”, balasku balik memuji.
“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia Tante ”, balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan. Tak terasa karena lelah, kami berdua tertidur pulas sambil berpelukan dan kami kaget saat terbangun, rupanya kami tertidur selama 5 jam.
Kami pun melanjutkan permainan yang tertunda tadi. Kali ini permainan lebih buas dan liar, kami bercinta dengan bermacam-macam posisi.
Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada permainan tahap kedua ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti, karena selain kami sudah sama-sama berpengalaman, ternyata liang senggama Tante Ratna tidak sesempit yang pertama tadi.
Mungkin karena sudah ditembus oleh kontolku yang luar biasa ini sehingga kini lancarlah kontolku memasuki liang vaginanya.
Tapi permainan ini tidak berlangsung lama karena Tante Ratna harus cepat-cepat pulang menemui anaknya yang sudah pulang dari les privat.
Tapi sebelum berpisah kami saling memberikan alamat dan nomer telepon sehingga kami bisa bercinta lagi di lain saat dengan tenang dan damai.
The post Cerita Tante Bergambar Memek Tante Ratna Haus Kontol appeared first on CeritaSeksBergambar.