Copas Pergulatan Batin Anakku

Kali ini, saya mencoba hadirkan cerita pendek tanpa kelanjutan. Selamat menikmati.
[copas] Pergulatan Batin Anakku
Rina menyaksikan kepergian suaminya dari teras rumah. Setelah suaminya hilang dari pandangan, Rina Lantas masuk ke rumah. Pekerjaan suaminya memang membuatnya sering bepergian ke luar kota. Rina memang tidak setuju dengan pekerjaan suaminya yang sering meninggalkannya ke luar kota, namun biarlah, pikir Rina selama masih pergi ke kota lain, asal jangan pergi ke rahmatullah.

Setelah masuk, pintu dikunci dan Rina beranjak ke dapur. Ternyata, di dekat pintu, ada anaknya, Henri, yang sedang menatapnya dengan tatapan yang menurut Rina sangatlah aneh.

โ€œKenapa kamu nak? Apa kamu gak enak badan?โ€
โ€œAku hanya gak sabar menunggu tua bangka itu pergi.โ€
โ€œApa katamu?โ€

Rina mundur satu langkah, lantas menatap anaknya, dengan wajah penuh keterkejutan.

โ€œKamu gak tuli kan. Aku bilang aku gak sabar menunggu kamu masuk,โ€ kata Henri dengan mata melotot.
โ€œJaga kata katamu!โ€ kata Rina gemetar menyadari tatapan anaknya yang liar, nakal, brutal membuat Rina menjadi gempar.
โ€œAku bicara sesukaku.โ€
โ€œHenri, kamu makan apa tadi?โ€ Rina melangkah lagi, mundur.
โ€œNamaku Dudung! Jangan samakan aku sama si lembek Henri!โ€
โ€œApa, apa artinya ini? Mama gak ngerti, Riโ€
โ€œKamu tuli ya?โ€

Rina semakin takut saat anaknya mendekat, lantas memegang bahunya.

โ€œJangan Hen, hentikan nak!โ€

Rina terkejut saat telapak belakang tangan anaknya menampar pipinya dengan kuat. Sekuat macan. Memang anaknya suka makan biskuit yang ada gambar macannya.

โ€œDengar, aku kasih tahu sekali lagi. Jadi perhatikan, namaku Dudung. Paham?โ€
โ€œIya, Dung,โ€ Rina memegang pipinya yang sakit akibat tamparan anaknya.
โ€œBagus, gitu dong,โ€ Henri tersenyum puas.

Rina bingung tak tahu apa yang harus dia lakukan saat menyadari kalau dia tersudut, punggungnya mentok menempel ke tembok, sedang di depannya ada anaknya yang bertingkah diluar dari kewajaran. Henri, anak semata wayangnya, selalu seperti wayang. Tak pernah bertingkah aneh, apalagi memberinnya masalah dan atau masbuloh. Tapi kini, anaknya bertingkah laku aneh, seperti remaja nakal, yang suka gila gilaan, baik sendiri ataupun bersama teman teman.

โ€œDung,โ€ Rina akhirnya berkata kata saat melihat anaknya seperti serigala kelaparan yang melihat domba. โ€œMau ngapain kamu?โ€
โ€œGini Rin, kurasa sekarang saatnya aku dan kamu untuk lebih saling kenal lagi.โ€
โ€œMaksudnya apa?โ€
โ€œMaksudku,โ€ Henri tersenyum saat tangannya memegang lengan Rina. โ€œAku ingin ingin mengenal kamu lebih dekat lagi.โ€
โ€œApaโ€ฆ apaโ€ฆโ€ Rina terisak saat tangannya ditekan hingga ke belakang tubuhnya, โ€œmau apa ini?โ€

Rina berontak mencoba melepas cengkraman tangan anaknya agar tangannya tak dikebelakangkan tubuhnya, namun sia sia sudah. Anaknya terlalu kuat hingga kedua tangan Rina akhirnya ada di belakang tubuhnya, terkunci oleh pegangan satu tangan anaknya. Sedang tangan satunya lagi mulai memegang kancing bajunya.

โ€œJangan Henri, nyebut!โ€
โ€œKali ini aku maafkan,โ€ tangan Henri mulai melepas kancing satu persatu, โ€œtapi kalau sekali lagi kau sebut Henri, rasakan akibatnya.โ€

Meski gemetar akibat rasa takut dan jijik, namun Rina menunduk melihat kancing bajunya yang mulai lepas satu per satu.

โ€œAku yakin, dibalik pakaian ini,โ€ Henri tertawa saat semua kancing lepas. โ€œTubuhmu sangatlah seksi.โ€ kali ini tangannya melepas sabuk.
โ€œJangan, demi tuhan. Jangan teruskan!โ€
โ€œKenapa jangan?โ€
โ€œAku mamamu nak!โ€
โ€œKamu mamanya si banci Henri. Bagiku, kamu bukanlah siapa siapa.โ€
โ€œOh, ada apa denganmu nak?โ€

Henri melepas cengkraman pada tangan mamanya, mundur selangkah lantas kembali menampar pipi mamanya membuat tersungkur hingga duduk di lantai.

โ€œDengar Rin, kalau kamu pilih berontak, biar tangan ini yang bicara. Kalau aku jadi kamu, mending aku diam saja, bahkan biar mengalir mengikuti arus. Siapa tahu malah bakal ikut menikmati.โ€

Lidah Rina mengusap gusinya. Rina merasakan darah. Untungnya anaknya hanya menampar, tidak memukulnya. Lidahnya kini menjulur mengusap darah yang ada di sisi bibirnya.

โ€œAku harap kamu mengikuti saranku.โ€

Tangan Henri meraih baju Rina, lantas melepasnya. Rina takut. Rina ingin menghentikan anaknya, tapi tahu apa yang akan terjadi seandainya Rina mencoba berontak. fantasiku.com Maka Rina diam saat saat anaknya melepas bajunya. Rina berharap, suatu saat anaknya lengah dan Rina bisa lari. Baik lari kabur dari rumah dan atau lari dari kenyataan ini.

Anaknya menarik diri Rina hingga berdiri. Kini Rina berdiri di hadapan anaknya dengan hanya berbalut cd dan bh saja.

โ€œWow,โ€ Henri tersenyum penuh kemenangan.

Kenapa aku mengalami hal seperti ini? Batin Rina berteriak. Bagaimana bisa aku biarkan anakku menatapku seperti ini. Merasa telanjang, Rina lantas mengangkat tangan mencoba menutupi dadanya. Namun saat anaknya menggerakan tangan, Rina kembali membiarkan dadanya tak tertutupi tangan.

โ€œNah, bagus. Rupanya kamu belajar dengan cepat.โ€
โ€œHentikan semua ini. Tolonglah!โ€
โ€œBerputarlah, biar aku lepas bhnya!โ€
โ€œJangan!โ€

Air mata Rina, jatuh tak tertahankan hingga bercampur dengan darah yang kembali menetes dari sisi bibirnya.

Dengan memengang lengan Rina, Henri membuatnya berbalik. Tangan Henri melepas kaitan bh dan kembali membalikkan tubuh Rina. Rina merasa risih berdiri hanya berbalutkan cd di hadapan anaknya.

โ€œOh, jangan Henri, jangan!โ€
โ€œDudung, anjing. Dudung!โ€

Rina selalu merasa bangga akan payudaranya, namun kini, kebanggaan itu sirna. Rina malah berharap tak memiliki payudara. Mungkin anaknya takkan berbuat seperti ini andai Rina tak memiliki tubuh yang menarik. Tersedu sedu, Rina kini menyadari tak bisa berbuat apa apa lagi.

โ€œTernyata lebih seksi dari yang aku bayangkan,โ€ suara Henri lirih sambil tangannya menjangkau putting Rina. โ€œSeksi bener.โ€
โ€œOh tuhan, jangan!โ€

Rina berharap dapat keluar dari situasi ini dan bahkan mati saja sekalian.

โ€œKamu mau melepas cdmu? Atau mau aku yang lepaskan!โ€
โ€œJangan!โ€
โ€œBaiklah kalau gak mau.โ€

Tangan Henri kini menjangkau pinggul mamanya.

โ€œTunggu, biar mama lepas!โ€

Henri menarik lagi tangannya lantas melihat Rina melepas cdnya. Setelah lepas, tubuh Rina bergetar akibat isakannya. Tubuh Rina lantas diputar hingga menghadap tangga.

โ€œYuk!โ€

Kaki Rina seolah beku tak bisa didiamkan hingga pantatnya serasa disengat akibat tamparan anaknya. Rina lantas melankah ke tangga.

โ€œTadinya aku mau ngentot kamu di kasurnya si Henri, tapi kasurmu lebih luas.โ€

Rina melangkah pasrah. Otaknya mulai berpikir. Sukses itu, bagi sebagian orang, adalah menggerakan lautan manusia, bukan menggerakan roda perusahaan. Bagi orang lain lagi, melukis dengan cahaya. Tapi bagi Rina, sukses itu, dapat keluar dari keadaan, situasi ini. Akhirnya Rina sampai di kamarnya, tempat dia dan suaminya. Tapi kini, Rina akan berbagi kamar dengan anaknya, Henri atau Dudung. Rina kembali pusing memikirkannya hingga Rina merasakan dorongan yang membuatnya jatuh ke kasur.

Di kasur, Rina melihat anaknya yang melucuti pakaiannya sendiri.

โ€œOh Tuhan.โ€

Tanpa sadar, Rina terpukau melihat kemaluan anaknya yang lebih besar dari suaminya.

โ€œNtar juga kamu akan suka, bahkan ketagihan. Setelah mencobanya.โ€
โ€œDasar anak jahanam. Kamu akan menyesali ini!โ€
โ€œTentu tidak. Sayang sekali si banci Henri gak ada di sini ngeliat kita!โ€
โ€œAku benci kamu. Siapa pun kamu!โ€
โ€œJangan begitu. Jangan sakiti perasaanku!โ€
โ€œKamu gak berperasaan. Bagaimana bisa kamu berlaku seperti ini?โ€
โ€œUdahlah. Berbaringlah!โ€
โ€œAku benci kamu. Terkutuk kamu,โ€ Rina tetap berkata kata sambil berbaring. โ€œKamu akan terbakar di neraka sana!โ€
โ€œHahahaโ€ฆ jadi kamu mau mengirim anakmu sendiri ke neraka? Akulah pendekar terkutuk pemetik bunga!โ€

Henri kini berlutut di atas perut Rina.

โ€œKamu mau nyoba dulu, sebelum dimasukin ke oven?โ€
โ€œBajingan kamu?โ€
โ€œAyolah, dia ingin dicium kamu?โ€
โ€œDia juga bajingan!โ€
โ€œJangan begitulah!โ€

Rina mulai memajukan kontol ke bibir Rina.

โ€œKalau kamu perlakukan temanku ini dengan buruk, akan aku beri pelajaran lagi.โ€
โ€œBajingan!โ€

Rina mulai membuka mulutnya. Henri mendorong kontol hingga helmnya mulai masuk ke mulut Rina.

โ€œIsep dikit dong. Inget, kena gigi uang kembali!โ€
โ€œMphmphโ€ฆโ€

Rina mulai menekan gigi ke kontol anaknya. Lantas Rina melihat anaknya mengacungkan tangan.

โ€œKalau aku jadi kamu, aku takkan berbuat seperti itu. Kecuali kamu mau kehilangan seluruh gigi setelahnya!โ€

Mata Rina menatap anaknya dengan penuh kebencian, tapi mulutnya mulai menghisap kontol.

โ€œNah, gitu dong. Kayak dibetterin aja nih!โ€

Andai bukan demi Henri, anaknya, Rina lebih memilih membunuhnya.

โ€œUdah cukup. Aku gak mau keluar di mulut kamu.โ€
โ€œUdah, hentikan!โ€

Rina memohon saat Henri bangkit dan mulai memegang pahanya. Rina menutup pahanya erat.

โ€œLebarkan kalau gak mau dilebar paksakan!โ€

Mendengar ancaman lagi, Rina mencoba santai mengendurkan paha hingga bisa dilebarkan anaknya.

โ€œIndahnya, basah lagi.โ€

Kok bisa basah? Pikir Rina. Pasti ada yang salah. Gak mungkin memeknya basah. Mungkin tubuhnya hanya menyiapkan keadaan. Entahlah. Rina merasa tak terangsang oleh anaknya dan kontolnya yang lebih besar dari suaminya. Tapi, mungkin memang terangsang, walau secuil. Yang pasti, amarahnya lebih besar dari yang secuil itu.

Rina mulai merasakan sentuhan kontol di memeknya. Namun kontol itu tak masuk jua.

โ€œMasukin anjing!โ€

Sambil terisak, Rina meraih kontol dan membantu memasukan ke memeknya. Merasa dibantu, Henri lantas menusukan kontol ke memek hingga mentok.

โ€œOhโ€, engah Rina. Rina tak pernah merasa ditusuk sedalam ini. Helm kontol anaknya serasa menembus rahim. Sebelum Rina berpikir lagi, anaknya mulai memompa kontol. Ditarik, didorong. Rina mulai merasakan gairah. Kontol anaknya yang luar dari pada biasa ikut menggesek itilnya. Meski Rina mengutuk perbuatan anaknya pada dirinya, namun dia tak bisa menahan tubuhnya yang mulai merasakan kenikmatan.

โ€œDasar anak durhaka. Ayo, lebih cepet lagi!โ€

Kata kata Rina bagaikan minyak yang disiram ke api unggun. Titik titik sensitif di itilnya mulai membuat Rina lupa daratan, meski saat ini Rina memang sedang berada di daratan, tidak di laut dan atau udara. Kini Rina tak bisa lagi pura pura tidak menikmati persetubuhan ini.

โ€œOhโ€ฆ Ohโ€ฆ.โ€

Rina tak bisa berhenti mengerang sambil menggoyangkan pinggul mencoba menyambut setiap tusukan pinggul anaknya.

Hingga tiba saatnya, orgamse pun datang. Tubuhnya berkhianat, tubuhnya berkhianat. Rina mengerang dan tak bisa tak mengerang. Rina terjatuh dalam lautan kenikmatan.

Saat kesadarannya kembali pulih, Rina masih merasakan anaknya yang masih sibuk memompa layaknya superman, meski anaknya tak suka mendengarkan superman is dead.

โ€œBajingan, lebih cepat lagi. Bikin mama keluar lagi!โ€

Tubuh ibu dan anak itu beradu sambil mengeluarkan suara berisik. Rina menjadi gila akan kontol anaknya. Rina menjadi ingin dan ingin terus dientot oleh kontol anaknya itu. Bukan kontol sekedar kontol, namun ditambah unsur pemaksaan dan pelakunya adalah anak sendiri, membuat Rina tergila gila.

Sambil memompa mama, tangan Henri bermain di susu dan meremasnya.

Seperti air yang selalu terjun di curug cinulang, orgasme Rina kini terus melandanya tiada henti. Saat kontol anaknya serasa ditusuk dengan lebih dalam lagi, saat itulah kontol anaknya menyemburkan peju yang langsung diterima oleh memek Rina. Peju itu terus menyembur seiring cengkraman memek pada kontol anaknya.

โ€œOhhโ€ฆ, jauhkan tubuhmu dari mama bajingan!โ€

Henri berguling ke samping membuat kontolnya lepas dari memek Rina. Namun, Henri tak berkesempatan menjawab karena langsung tertidur.

***

โ€œAda apa ini mah? Apa Henri sakit? Pingsan?โ€
โ€œUh.. apa kamu gak ingat?โ€

Rina mengamati wajah anaknya, mencari sesuatu, yang ada di wajah.

โ€œIngat apa?โ€
โ€œApa kamu gak ingat yang terjadi tadi pagi?โ€
โ€œYang Henri ingat, terakhir Henri tidur di kamar.โ€
โ€œKapan itu?โ€
โ€œEntahlah, mungin dini hari. Apa yang terjadi mah?โ€
โ€œEntahlah.โ€
โ€œKok Henri bisa ada di kamar mama? Gak pake baju lagi?โ€
โ€œEntahlah. Mama juga mau nanya gitu sama kamu. Apa kamu ngigau, terus jalan sambil tidur?โ€
โ€œGak tau tuh mah.โ€
โ€œYa udah, kamu ke kamarmu dulu. Biar mama masak.โ€
โ€œIya deh ma. Tapi, Henri gak bawa baju nih mah.โ€
โ€œYa udah. Mama merem deh.โ€

Rina menutup mata, namun tidak menutup telinga dan lubang lain di tubuhnya. Terasa kasur bergetar pertanda anaknya beranjak.

โ€œApaโ€ฆ mengapa?โ€
โ€œAda apa nak?โ€

Rina membuka mata lantas melihat anaknya sedang berdiri di samping ranjang sambil menunduk.

โ€œKok ada baju Henri di sini sih?โ€
โ€œMama gak tahu tuh.โ€
โ€œSungguh aneh tapi nyata, takkan terlupa.โ€

Henri lantas membungkuk meraih pakaiannya. Dengan pakaiannya itu Henri lantas menutupi selangkangannya.

โ€œNah ini punya mama!โ€

Henri lantas melemparkan pakaian, cd dan bh mamanya ke kasur.

โ€œMakasih.โ€

Tangan Rina lantas meraih pakaian, namun malah membuat selimut yang menutupi tubuhnya melorot. Terpampanglah kini payudara Rina.

Oh tuhan, kata Henri melihat payudara mamanya, lantas membalikan badan, keluar dari kamar.

Setelah anaknya pergi, Rina mencoba merenungkan kembali apa yang terjadi, terjadilah. Rina yakin Henri tak menyadari atau mengetahui apa yang telah terjadi. Berarti ada dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama, Henri anaknya benar benar jago bersandiwara, meski Rina akui dunia ini adalah panggung sandiwara.
Kemungkinan kedua, anaknya tidak sehat.

Jangan jangan, anaknya berkepribadian ganda. Ganda campuran atau ganda kembang misalnya. Kalau gitu kasusnya, bagaimana caranya agar anaknya bisa berganti kepribadian?
Atau jangan jangan kerasukan jin, iblis, setan dan atau sebangsanya?

Bingung, bingung Rina memikirnya. Apakah dia harus memberitahu semua pada anaknya, atau menunggu langkah selanjutnya dengan membawa anaknya ke dokter?

Sekarang, yang pasti Rina mesti bertanya apakah Henri tahu sesuatu mengenai Dudung.

Rina pun beranjak lantas berdiri. Saat melihat diri, Rina menyadari susunya yang masih ada sisa sisa peju anaknya.

Apa anaknya harus diberitahu kalau dia baru saja memperkosa ibunya?
Apa anaknya harus diberitahu kalau susunya dipenuhi pejunya?

Akhirnya Rina putuskan untuk mandi. Karena hari masih sore, Rina putuskan untuk tidak mandi kembang. Setelah mandi, Rina memakai cd. Saat memasang bh, susunya terasa tak nyaman. Rina pun putuskan tak memakai bh. Lagian anaknya pun sudah melihat. Rina lantas memakai daster pendek selutut.

Saat melewati kamar anaknya, Rina melihat pintunya setengah terbuka. Rina putuskan untuk masuk. Ternyata anaknya sedang berbaring dengan hanya memakai handuk yang menutupi selangkangannya.

โ€œKenapa lagi nak?โ€
โ€œEntahlah mah. Rasanya ada aneh.โ€
โ€œAneh gimana?โ€ Rina mulai merasa takut.
โ€œEntah, rasanya Henri seperti pingsan dan atau sejenisnya.โ€
โ€œKapan, barusan?โ€
โ€œBukan hanya barusan. Tapi kadang kadang. Seperti tak ada energi, meski setelah meminum minuman energy drink.โ€
โ€œMau mama bawa ke dokter?โ€
โ€œEntahlah mah. Henri merasa pegal pegal. Juga gak nyaman.โ€
โ€œGak nyaman di mana?โ€
โ€œEh, di bawah mah,โ€ kata Henri sambil menunjuk selangkangannya yang terbalut handuk.
โ€œMaksudmu, di kemaluanmu?โ€
โ€œMah!โ€
โ€œYa udah, kamu mandi aja. Siapa tahu jadi enakan.โ€
โ€œIya deh.โ€

Rina lantas ke dapur dan duduk di kursi. Sepertinya anaknya menyadari suatu keganjilan. Selesai memasak, Henri tak muncul jua. Rina putuskan untuk ke kamarnya.ย  photomemek.com Ternyata anaknya sedang berbaring di kasur, matanya menutup. Tubuhnya hanya memakai celana pendek saja. Rina menatap anaknya yang sedang tertidur. Bagaimana mungkin anak semuda ini melakukan hal hal buruk padanya?

โ€œHenri, sayang.โ€
โ€œIya Rina!โ€

Anaknya menjawab. Matanya menatap mata anaknya yang membuka. Mata yang penuh nafsu, sepeti mata yang ditampilkan saat dia ingin dipanggil Dudung.

โ€œMasih belum puas ya? Mau lagi?โ€
โ€œTidak. Bukan.โ€

Rina berteriak, mencoba bangkit dan berlari. Namun ternyata, tangan anaknya telah mengangkap kakinya.

โ€œTadinya aku pikir kamu gakkan kembali ke sini.โ€
โ€œOh tuhan, jangan lakuin ini. Tolonglah.โ€

Rina mencoba berontak saat tangan anaknya berusaha melepas cdnya.

โ€œUdahlah. Aku juga tahu kamu pun menyukainya.โ€

Henri mendorong mamanya hingga berbaring di kasur. Meski berontak, namun cd Rina tetap lepas juga. Tenaganya bukanlah tandingan bagi tenaga anaknya. Dengan penuh ketakutan, Rina melihat anaknya melepas celana pendek yang dipakainya. Rasa takut kembali menyelimutinya saat Rina melihat kontol anaknya kembali terpampang

โ€œHentikan Dung, mama mohon. Jangan lakukan ini.โ€

Rina menekan dada anaknya, mencoba mendorong tubuhnya.

โ€œKenapa? Lagian kali ini kamu menyebut namaku tanpa salah.โ€

Henri meraih ujung daster dan mencoba menariknya ke atas. Rina mencoba mengembalikan posisi roknya. Namun akhirnya dasternya disobek oleh anaknya.

โ€œJanganโ€ฆ sudahโ€ฆโ€

Tangan Henri lantas memegang tangan mamanya dan menekannya ke kasur.

โ€œMau ikut berpartisipasi atau mau diperkosa lagi?โ€
โ€œJangan lakuin ini pada mamaโ€ฆ tolonglah.โ€

Rina berontak mencoba melepas tangannya.

โ€œBaiklah, aku kasih kau kesempatan untuk berpartisipasi.โ€

Henri melepas satu tangan, lantas memegang kontol dan membimbingnya ke memek mamanya.

โ€œJangan.โ€

Rina berteriak. Tangannya mencakar wajah anaknya. Tak mempedulikan wajanya, Henri menekan kontol hingga masuk ke memek mamanya.

โ€œOh tuhan, tidak.โ€

Rina mengerang saat merasakan kontol anaknya kembali memenuhi memeknya. Tangan Henri kembali memegang tangan mama dan menekannya kembali ke kasur.

โ€œOHโ€ฆ bajingan. Anak setan!โ€
โ€œAyolah Rin. Gak usah pura โ€“ pura gitu.โ€

Henri mulai memompa kontolnya. Sama seperti sebelumnya, tak butuh waktu lama bagi Rina untuk mulai merasa birahi. Meski Rina sangat membencinya, namun Rina tak bisa membuat tubuhnya menikmati rangsangan yang ada.

โ€œBajingan. Aku bunuh kau!โ€

Menyadari tubuh mamanya yang sudah merespon, Henri melepas cengkramannya.

โ€œMama benci kamuโ€ฆโ€

Rina mengangkat pinggul saat anaknya membenamkan kontolnya. Kali ini, kakinya melingkari pantat anaknya. Tangannya mencengkram punggung hingga kukunya menancap di kulit anaknya. Rina merasakan tiap tusukan kontol anaknya membuat orgasmenya makin datang. Lalu, sesaat orgasmenya akan datang, anaknya tiba tiba berhenti.

โ€œJangan berhenti bajingan!โ€

Pinggul Rina bergerak mencoba meraih orgasmenya yang hampir melanda. Rina menatap wajah anaknya yang penuh dengan ekspresi bengis. Lantas Rina merasa anaknya bergerak dan mengejang. Ekspresi wajah anaknya mulai berubah. Rina ketakutan. Rina tak tahu apa yang terjadi. Yang Rina tahu pasti, Rina tak bisa bergerak akibat rasa takutnya.

Rina hanya diam saat anaknya mulai mengeluarkan liur, bahkan mulutnya mulai berbusa. Rina tak tahu, apakah mulut anaknya yang berbusa itu seperti ular, seperti ular, sangat berbisa, sangat berbisa.

Sepeminuman teh kemudian, anaknya berhenti bergetar, lantas ambruk menimpa tubuhnya. Rina diam selama beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan berkata kata.

โ€œNak, kamu kenapa?โ€
โ€œApa, dimana, kenapa ini?โ€

Perlahan, anaknya mengangkat kepala dan menatap Rina.

โ€œKamu Henri bukan?โ€
โ€œIya mah. Tapiโ€ฆโ€ wajah Henri tampak terkejut.

Perlahan, tangan anaknya mulai bergerak hingga tubuhnya mulai mengangkat. Matanya lantas mulai melihat ke bawah tubuhnya, tempat bagian tubuhnya yang menyatu dengan bagian tubuh mamanya.

โ€œOh tuhan, ada apa ini mah?โ€

Anaknya kembali menatap Rina. Wajahnya anaknya terlihat takut.

โ€œOH Henri, mama senang kamu kembali nak,โ€ tangan Rina memeluk anaknya, membuat anaknya kembali dalam pelukannya.
โ€œTapi, ada apa ini mah, kenapa ini?โ€
โ€œGak ada apa apa. Tenangkan hatimu nak. Mama senang kamu kembali.โ€

Karena anaknya telah kembali, Rina menjadi senang. Tangannya memegang kepala anaknya, menariknya lantas menciumnya. Saat bibirnya sibuk mencium, Rina merasa kontol anaknya berdenyut. Rina begitu bahagia hingga lupa kalau memeknya masih terisi kontol anaknya. Rasa takut yang tadi menyelimutinya berganti dengan kelegaan dan kebahagiaan. Hingga tanpa permisi, gairah, libido yang tadi dibangun oleh Dudung, kembali datang.

โ€œMah, kenapa Henri di sini?โ€
โ€œGak apa apa nak. Nanti mama jelasin. Sekarang mama ingin kamuโ€ฆโ€
โ€œHenri mesti ngapain mah?โ€
โ€œMama inginโ€ฆโ€ Rina tiba tiba kehilangan keberaniannya.
โ€œIngin apa mah?โ€

Bagaimana mungkin Rina meminta anaknya mengentot dirinya. Kalau begitu, apa beda dia sama Dudung? Sama sama memanjakan nafsu. Tapi, Rina melakukan ini sebelumnya karena Dudung memaksanya. Kali ini, Rina ingin anaknya, Henri, melakukan ini dengan penuh cinta. Apa anaknya akan memahami keinginannya menuntaskan birahi?

Lantas Rina merasa kontol anaknya kembali berdenyut lebih kencang seperti genderang mau perang. Rina merespon dengan mencengkram kontol anaknya dengan memeknya.

โ€œOh tuhan. Mah, maafin Henri.โ€

Henri meraik kontolnya, perlahan.

โ€œOH, tidak. Jangan sayang,โ€ Rina merintih saat merasakan kontol anaknya mulai ditarikโ€ฆ
โ€œMaaf mah, Henri โ€ฆโ€ Henri kembali menusukkan kontol ke memek mama, โ€œgak bisa berhenti.โ€
โ€œOh, iya nak. Jangan berhenti sayang.โ€

Lantas Henri mulai memompa kontolnya. Pompaannya dalam dan menusuk, tapi tidak sebrutal sebelumnya.

โ€œOh, mahโ€ฆ ohโ€ฆ mama..โ€
โ€œIya sayangโ€ฆ entot mama sayangโ€ฆโ€

Tangan Rina kini mengelus dan membelai anaknya. Tak lupa, kakinya dia lingkarkan ke tubuh anaknya.

โ€œOh sayangโ€ฆ mama sayang sama kamuโ€ฆโ€ Rina mengerang saat orgasmenya makin dekat. โ€œTerus nak, mama mau keluarโ€ฆโ€

Rina merasa pompaan anaknya makin cepat hingga akhirnya Rina orgasme. Tubuhnya mengejang. Rina tak pernah orgasme senikmat ini.

Saat orgasmenya mereda Rina merasakan semburan peju ke dalam memeknya. Semburan itu membuat Rina kembali orgasme.

Setelah kontol anaknya berhenti menyemburkan peju, anaknya terkulai lemas di atas tubuhnya.

โ€œOh, mah, maafin Henri.โ€

Apakah Rina harus memberitahu anaknya kalau dia juga sama sama menginginkannya ataukah Rina biarkan anaknya menanggung perasaan bersalah? Entahlah.

Yang pasti, saat anaknya berbaring di atasnya, saat kontol anaknya masih tetap terbenam di memeknya, Rina tahu kalau Dudung takkan pernah muncul lagi. Entah kenapa Rina seperti tahu Henri takkan membiarkan Dudung mengambil alih saat Henri bisa mendapatkan memek mamanya kapan pun juga.

Selesai.,,,,,,,,,,,,,,,

Author: Richard Anderson