Desahan Suster Seksi

Author:

Sebut saja nama saya Herman. Ceritanya saat itu saya telah nyaris satu minggu sakit kepala, tdk seperti sakit kepala umumnya, saya cemas sakit kepala saya ini semacem vertigo lantaran sakitnya yg beneran tdk nahan. Alhasil, saya sangat terpaksa ke dokter buat check. Ya walau situasi kantong tdk mencukupi, namun kesehatan kan nomor satu.
Buat meriksain sakit saya itu, saya datengin RSUD kota saya yg jaraknya tdk terlampau jauh dari tempat tinggal. Ya umum deh yg namanya RSUD, pasti rame, penuh serta ngantri bukanlah kepalang seperti ingin ngambil beras murah.
Namun aktivitas ngantri saya sedikit lebih mengasyikkan waktu ini lantaran pas di depan saya duduk, yaitu meja resepsionis tempat tinggal sakit yg dibaliknya ada perawat yg lumayan cantik. Tadi sih cocok saya daftar buat berobat, saya teliti namanya, Julia.
Perawat Julia itu penampilannya umum saja lantaran masih tetap pakai seragam perawat putih komplit dengan topi kecilnya yg nempel di atas kepalanya. Kulitnya putih, rambutnya hitam pekat, tubuhnya lumayan sintal. Saya tdk dapat baygin banyak lantaran saya tdk dapat simak pacar semua tubuh.

Seputar 30 menit nunggu, sembari liatin perawat Julia yg lucu, tau-tau nama saya di panggil dokter untuk masuk ke ruang buat di check. Bergegaslah saya masuk ke ruang. Dokter yg meriksa saya cowok, telah tua, ngomongnya saja tdk terang. Agar demikian, tetep saja yg saya pikirin hanya Julia yg di depan tadi. Duh, bagaimana ya langkahnya ngajak pacar kenalan? Demikian yg saya pikirin sepanjang lagi di check si dokter.
Tdk sampai lima belas menit saya di check, sesudah dokter ngasih resep, segera saya keluar. Saat sebelum saya pulang serta tdk menyia-nyiakan peluang, saya samperin saja meja Julia dengan modal sebagian pertanyaan asal.
“Mbak, ingin bertanya dong. Itu bila ingin nebus resep obat dari dokter itu di mana ya? ” bertanya saya, walau sebenarnya saya tau apotek tempat tinggal sakit ini di mana.

Julia yg tengah repot menulis di buku besar ini juga kaget dengan saya yg ajukan pertanyaan dengan mendadak.
“Oh, Mas keluar saja melalui pintu ini. ” Sembari menunjuk pintu di belakang saya,
“ Lantas belok ke kiri. Di ujung lorong, mas saksikan di samping kanan, ini apoteknya mas. ” Terang Julia.
“Oh gitu ya, Mbak? ” Jawab saya, saya sok mikir jalan ke apotek, walau sebenarnya saya lagi mikirin buat nanya terlebih.
“Kalau tempat tinggal mbak, arahnya kemana? ” Bertanya saya ngasal sembari nyengir.
Julia jadi tersenyum kecil. filmbokepejpang.net Senyumnya bener bener manis serta buat saya deg-degan gan.
“Rumah saya jauh, Mas. Sulit dijelasinnya, hehehe. ” Jawab suster Julia sembari terkekeh kekeh.
“Terus bila jauh, Mbak pulangnya bagaimana? Ada yg jemput? ” Bertanya saya lagi.
Masih tetap dengan melempar senyum manisnya, Julia menjawab “Biasa sih naik angkot mas, 2 x ubah. Tdk sulit kok. ”
“Oh gitu. Memang mbak pulang jam berapakah? Bila saya anter pulang, ingin tdk? ” Sesudah nanya itu, saya baru ngerasa saya nekat banget.
Namun ya, jika juga dia tdk ingin, besok juga tdk bakal ketemu lagi, jadi saya tdk bakal malu malu sangat.
“Ah, Mas mungkin. Kelak merepotkan, Mas. Mas juga kan lagi sakit. ”
“Udah sehat kok, Mbak. Mulai sejak tadi simak Mbak pertama kalinya. Hehehe. ” Jawab saya dengan sedikit gombal.
Julia tak menjawab, cuma lihat catatan yg ada di mejanya sebentar lantas berkata,
“Kalau ingin, saya kelak pulang jam lima sore mas. ” Jawab Julia sembari memberi suatu kertas kecil pada saya.
“Mas pulang saja dahulu, istirahat dirumah. ”

Demikian saya saksikan, nyatanya yg dituliskan di situ yaitu nomor telephone. Wah, jalan bagus nih. Demikian pikir saya. Selekasnya saya pulang dengan perasaan suka bercampur salah tingkah lantaran bingung tdk tau kelak mesti bagaimana cocok ketemu Julia.
Saya segera nyodorin tangan saya ke Julia.
“Aku Herman… ” Ucap saya buat kenalan.
“Julia, Mas… ” Jawab Julia sembari menjabat tangan saya.
Singkat cerita, sore ini saya telah parkirin motor saya di RSUD buat nunggu Julia. Dari jauh saya simak Julia jalan keluar dari gedung tempat tinggal sakit masih tetap dengan seragamnya, cuma ditambah sweeter berwarna abu-abu serta ransel kecil yg disangkutkan di bahunya.
Julia melemparkan senyum manisnya demikian lihat saya yg berdiri disamping motor saya.
“Sudah lama ya, Mas? Maaf ya bikin menanti… ” tutur Julia sopan.
“Enggak kok, baru sebentar hehehe. ” Jawab saya sembari menyodorkan helm untuk dipakai Julia. Selekasnya Julia menggunakan helm itu.
“Mau segera pulang? Atau ingin kemana dahulu? ”
“Hmm, terserah mas saja. Saya tdk cepat-cepat kok. ” Jawabnya pelan.
“Kalau makan dahulu, bagaimanakah? ” Bertanya saya.
Julia cuma mengangguk. Selekasnya saya nyalakan motor serta pergi mencari makan.
Sesampainya di tempat makan, sangat banyak hal yg kita bicarakan. Dari mulai masalah pekerjaan, hingga kehidupan pribadi.
Dari percakapan itu, saya temui nyatanya Julia itu baru putus dengan kekasihnya dua bln. waktu lalu serta bekas pacarnya itu saat ini telah menikah dengan wanita lain. Saya tdk nygka, wanita secantik Julia itu dapat ditinggal untuk wanita lain.
Hari makin sore serta gelap, yg nyatanya juga mendung. Kami berdua mengambil keputusan untuk pulang saat sebelum hari hujan. Julia menuturkan arah serta jalan ke tempat tinggalnya yg nyatanya saya cukup hapal daerah itu. Saya selekasnya meningkatkan motor bebek saya melalui jalan tikus yg saya tau agar dapat cepat hingga.
Sebagian ratus mtr. fantasiku.com saat sebelum hingga, tanpa ada di beri aba-aba hujan deras selekasnya turun. Terlampau dekat buat neduh dahulu. Pada akhirnya saya terobos saja ujannya walau baju saya serta suster Julia juga basah kuyup.
“Duh, Mas. Terima kasih banyak ya telah ingin antar saya hingga kehujanan. Maaf merepotkan ya, Mas. ” Kata Julia demikian telah tiba di depan tempat tinggalnya.
Tempat tinggalnya tak terlampau besar, tampak asri dengan adanya banyak tanaman dibagian teras juga cat berwarna hijau yg menaikkan kesan menentramkan.
“Gak permasalahan kok. Saya yg mohon maaf lantaran naik motor sama saya, anda jadi kehujanan… ” Kata saya sembari meringis kedinginan.
“Mas, singgah dahulu yuk. Saya buatkan teh hangat serta pinjamkan baju buat mas. Janganlah dipaksa pulang, kelak jadi lebih sakit. ”
“Gak usah ah, tdk enak ah sama orang tempat tinggal… ” Jawab saya basa-basi.
“Tdk apa, Mas. Lagi juga saya tinggal sendiri. Yuk, mas. Input motornya. ” Kata Julia sembari membukakan pagar tempat tinggalnya.
Saya juga mengambil keputusan untuk singgah sebentar sembari menanti hujan reda. Julia memersilahkan saya untuk duduk di ruangan tamunya yg kecil tetapi bersih serta teratur rapi.
“Duduk dahulu mas, sebentar saya hambilkan anduk ya mas… ” Kata Julia sembari berlalu ke.
Saya lalu duduk sembari lihat saksikan, terdapat banyak photo saat Julia wisuda. Tampak cantik sekali dengan kebaya serta toga. Juga terdapat banyak photo yg kelihatannya yaitu orangtua Julia disamping photo wisudanya.

“Ini mas, handuknya… ” Julia mencengangkan saya dengan memberi handuk berwarna biru tdk tipis untuk saya mengeringkan tubuh.
“Ini ada kaos mempunyai bekas saya dahulu, tdk terlampau bagus, namun kelihatannya muat buat mas… ”
“Iya, terima kasih ya. Oia, panggil Herman saja ah. Janganlah mas. Sepertinya usia kita tdk jauh beda. Hehehe. ”
Kata saya sembari mengambil kaos dari tangan suster Julia.
“Hehehe iya, Herman. ” imbuhnya.
Saya juga bergegas ke kamar mandi untuk bertukar baju. Sesudah usai, saya akan kembali pada ruangan tamu. Waktu melalui satu diantara ruang, saya saksikan pintu yg tdk tertutup rapat. Maksud hati mau tutup pintu itu walau saya tdk paham ini kamar atau ruang apa. Kaget saya demikian saya saksikan nyatanya didalamnya Julia tengah bertukar baju.
Julia yg terlihat cantik walau badannya terbalut seragam kerja, tampak semakin cantik tanpa ada busana. Rambut hitam lurus sepunggung membuatnya terlihat lebih anggun. Badannya yg putih sintal, pantatnya yg kencang serta payudara yg demikian menantang, bikin saya betul-betul segera berpikiran kotor. Celana saya juga makin tdk nyaman lantaran batang yg semakin mengeras. Cemas Julia tau saya ngintip, selekasnya saya balik ke ruangan tamu.
Saya segera duduk di sofa yg ada di ruangan tamu. Berupaya tenang serta sebisa-bisanya tdk salah tingkah lantaran yg saya simak baru saja.
Julia kembali dari kamar. Kenakan pakaian barong Bali berwarna ungu, dengan hotpants berwarna coklat tua dengan handuk yg melilit di kepalanya sembari membawa gelas diisi teh hangat.
“Ini Gi diminum dahulu… ” Kata Julia menyuguhkan minum, sembari duduk disamping saya.
“Iya, terima kasih ya Julia… ” Jawab saya tersipu malu.
Saya ambillah gelas serta minum teh sedikit. Coba-coba mencari bahan perbincangan walau yg saya bayangin hanya Julia yg lagi saya entotin dengan liar.
“Hmm, Herman tadi ngintipin saya ya? ” Bertanya Julia.
DHEG! Kaget bukanlah kepalang, saya bingung harus jawab apa.
“Ah? Tdk kok, memang tadi anda di mana? ”
“Di kamar, telah Gi, saya tahu kok. Tadi saya saksikan baygan anda dari meja rias saya. Anda ngintip saya kan? ”
Selidik Julia dengan suara sedikit lebih tinggi.
Saya tertunduk malu, bingung serta tdk tau harus ngomong apa.
“Iya, Nin. Maaf ya, tadi tdk berniat. Tujuannya ingin nutup pintu, eh jadi jadi ngintip…. ” Jawab saya masih tetap sembari tertunduk.
Saya tdk berani simak muka Julia, sampai tau tau dia ngegeser duduknya agar semakin deket sama saya.
“Terus, hanya nginitip saja? Tdk ingin yg lain? ” Bisik Julia di telinga saya.
Kontan aliran darah saya segera kenceng ke semua tubuh. Yg semula kerasa dingin, mendadak segera panas.
Saat itu juga tanpa ada basa basi saya lumat bibir mungil Julia. Tangan kanan saya narik kepalanya agar ciuman kita makin kuat serta dekat. Nafas Julia segera kenceng tdk teratur. Julia lantas narik handuk yg ada di kepalanya serta ngelemparnya ke lantai.
Ciuman saya turunin ke leher Julia. Segera saja Julia mengangkat kepalanya ke atas, seolah minta saya buat nikmatin lehernya tdk ada yg kesisa. Baju barong Bali nya yg longgar, bikin saya makin leluasa untuk memasukan tangan serta ngeremes payudaranya yg telah dari tadi saya beberapa tunggulah.
“Hmm, uhhhh Herman, pelan-pelan… ” Desah Julia.
Desahan Julia malah bikin saya makin terangsang serta ingin nikmatin tubuhnya tanpa ada bekas. Saya angkat pakaiannya, serta buka kaitan bra-nya dengan sekali tarik. Saat ini dua payudara bulat menantang yg tadi saya liatin dari jauh doang, telah siap buat saya nikmatin sampai senang.
Tdk pakai nunggu lama, saya hisap putingnya sembari saya remes yg sampingnya. Desahan Julia makin jadi. Tanpa ada diakuin, satu tangannya narik rambut saya cukup keras.
“Uuuhhhh, Hermannnnn. Enak Lang…. ” Erang Julia.
Senang meremas payudaranya, tangan saya berupaya untuk ngebuka celana Julia. Serta tanpa ada butuh banyak usaha, lantaran Julia juga tampak telah nafsu membara, suster cantik yg saya simak tadi siang di meja resepsionis, saat ini telah telanjang bulet tanpa ada sehelai benang juga di depan saya, minta buat saya puasin.
Tangan saya dengan lembut ngusap rambut halus yg ada diantara selangkangan Julia. Keliatannya cukup dirawat dengan baik. Kerasa telah semakin basah dari dalam mekinya Julia. Saya selipin tangan saya di antara bibir mekinya, cari klitoris agar Julia semakin mengerang serta kejang lantaran nikmat duniawi yg mungkin saja telah lama dia tdk rasain lagi.
Sebagian menit saya asyik ngorek meki Julia dengan jari saya, Julia narik rambut saya semakin kenceng.
“Arrrghh, Herman, saya keluar argggghhh saya keluarrrr…. ” jerit Julia kecil.
Merasa ada cairan hangat dari dalam lobang kesenangan Julia. Saat ini Julia keliatan lelah serta sedikit terengah-engah. Tubuhnya penuh keringet, meskipun di luar hujan deras, namun ruangan tamu itu merasa semakin panas.
Julia yg memejamkan mata sembari coba mengatur nafas lalu ngeliat ke arah saya.
“Kamu kok pinter banget sih, Lang? Baru pakai jari saja saya telah lelah. Bagaimana lagi bila gunakan itu? ” Kata Julia sembari tangannya mencapai konti saya yg masih tetap ada di dalam celana.
Dengan gesit, ia buka kancing serta reseleting celana saya. Dikeluarkan batang kemaluan saya dari dalam sarangnya. Dengan tangan yg masih tetap ngeremes konti saya, lidah Julia segera dijulurin ke ujung konti saya.
Demikian cepet hingga konti saya masuk seluruhnya ke mulut Julia. Dengan pelan tetapi penuh gairah, ia naik turunin kepalanya agar konti saya yg ada didalam mulutnya merasakan nikmat tdk ada tara. Bener bener permainan yg ajib dari suster yg saya sangka kalem itu.
Waktu saya masih tetap asyik nikmatin sepongan dahsyat Julia, dia ngeluarin konti saya dari mulutnya. Tangannya masih tetap ngeremes pelan konti saya, namun dia bangun serta coba buat duduk diatas saya.
“Kamu ada kondom tdk, Lang? ” Bisik Julia sembari mengeluskan konti saya ke bibir mekinya.

Streaming video bokep Kania cewek langganan om-om colmek sambil berdiri

Tanpa ada ngejawab, saya segera ambillah di tas kondom berwarna item yg saya simpen buat beberapa jagalah. Lantaran sesuai sama kepribadian saya. Keliatan muka Julia seneng banget demikian saya ngeluarin kondom. Di ambil kondom dari tangan saya sembari mencium bibir saya. Sejurus lalu dirobek bungkus kondomnya serta dipasangkan di konti saya dengan telaten.
Sesudah kepasang, Julia semakin siap buat masukin konti saya ke mekinya. Saya hanya duduk sembari ngeliat apa yg dia lakukan ke konti saya serta bagaimana muka dia setiap saat konti saya nyentuh mekinya.
Mata yg merem melek, serta desahan pelan cocok konti saya masuk sedikit untuk sedikit ke meki Julia. Mekinya basah banget, namun merasa sempit, mungkin saja lantaran telah lama tdk ada konti yg masukin.
Konti saya telah masuk seluruhnya ke dalam meki Julia. Ke-2 tangan dia ngelingker di leher saya, serta tangan saya megangin pinggul Julia sembari bantu tubuhnya naek turun diatas pangkuan saya.
“Aaahhh, Hermannn, aaahhhhh yess aarrgghhh…. ” Hanya ini yg keluar dari mulut Julia yg keliatan nikmatin banget konti saya di dalam mekinya.
Saya cobalah buat lebih konsentrasi untuk sembari ngeremes serta ngisep puting payudara Julia yg daritadi berayun naik turun. Cocok putingnya masuk ke mulut saya, automatis kocokan Julia cuma dari panggulnya, tubuhnya dilewatkan diem agar gue dapat senang nikmatin toketnya waktu dia lagi asyik nikmatin konti saya.
Nyaris 15 menit saya diposisi demikian, saya gagasan buat ubah posisi. Saya tujukan Julia buat ubahan duduk serta buka lebar kakinya. Saya taro ke-2 kakinya di pundak saya, serta tangan saya yg telah siap ngeremes dua gunung cantik di dada Julia. Konti saya masukin lagi pelan-pelan ke dalam meki Julia sembari tangan pelan-pelan mulai remes payudara Julia.
Kesempatan ini desahan Julia semakin keras serta semakin meracau tdk terang.
“Arrggg, Hermannn, masukin selalu Langg, saya punya ahhh anda Langg arrrgggghhh” Teriak Julia demikian terlepas.
Saya juga genjot semakin cepet, sesekali saya kasih ciuman ke bibir Julia agar semakin romantis tetapi tetep penuh gairah.
“Hermann, saya keluar Langg. Arrgggggg……… Anda kuat banget sih….. ”kata Julia dengan nada yg agak gak jelas
“Tahan sayang, saya juga ingin keluar…. ” Balas saya, sembari mempercepat lagi genjotan.
“Arrrggh sayang,, arrggghhh.. teruss aargggghh terussss…. ”
Saya rasakan tekanan yg sangatlah kuat dari konti saya, telah tdk dapat ditahan lantaran remasan kenceng dari meki Julia buat konti saya semakin tdk kuat buat berlama-lama serta,
“Aarggggggggggghhh saya keluarr arrrgghhh… ” Jerit Julia bersamaan dengan muncratnya pejuh dari konti saya.
Saya juga sedikit untuk sedikit memelankan genjotan konti saya, sampai saya keluarin konti dari dalam meki Julia.
Cocok saya berdiri mendadak Julia megangin konti saya, dilepasnya kondom yg kepasang serta dimasukannya lagi konti saya ke mulutnya. Kesempatan ini saya ngerasa geli bukanlah kepalang, namun juga enak sewaktu yg berbarengan.
Rupanya Julia dengan bekas birahi yg ada bersihkan konti saya dari bekas sperma yg ada. Matanya yg melirik sesekali berupaya menangkap ekspresi muka saya cocok pacar ngehisap setelah konti saya sampai bersih dari pejuh.
“Enak banget deh mempunyai anda, Lang… kuat banget lagi… ” kata Julia sembari selalu mengocok konti saya.
“Punya anda juga kuat juga, Nin… ” Balas saya sembari menundukan tubuh serta mencium bibir mungilnya.
“Nanti saya ingin lagi ya…. ” Kata Julia manja sembari meremas konti saya.
Kemudian, kami teruskan mandi berdua serta mengulangi aktivitas yg sama di kamar mandi serta di kamar tidur Julia hingga tengah malam mendekati. Julia memaksa saya untuk nginep di tempat tinggalnya yg nyatanya memanglah cuma terisi dianya hingga sebagian minggu ke depan lantaran orang tuanya yg bertandang ke tempat tinggal kerabat diluar kota.
Sejak peristiwa ini, saya serta Julia resmi pacaran. Julia yg tampak lugu nyatanya penggemar seks sama seperti seperti saya. Saya bersukur dapat dapet pacar seperti Julia

The post Desahan Suster Seksi appeared first on CeritaSeksBergambar.