Cerita kali ini bermula saat saya menjemput penumpang.
Selamat malam. Mau kemana, bu? sapaan standar.
Hotel Nuansa ya, pak. jawabnya datar. Pandangannya menerawang ke luar jendela. Kebetulan saat itu sedang gerimis, mungkin membuat hatinya galau.
Darimana tadi, bu? Kok jam segini belum pulang? tanyaku basa basi sekaligus ingin memuaskan rasa penasaran yg tadi kupendam.
dia diam saja sambil tetap memandang ke luar jendela. Aku memutuskan untuk berhenti bicara. Mungkin dia sedang tak ingin diganggu. Tak lama kemudian, sampai juga di Hotel Nuansa. Dia membayar dengan memberikan uang tip empat ribu rupiah.
Terima kasih, bu. jawabku sambil menerima uang itu. Tapi dia masih tetap diam, hanya mengangguk pelan sambil meninggalkan taksiku. Tanda tanya masih tetap bergelayut di pikiranku.
Dua hari setelah itu, di tempat yg sama, perempuan yg sama.
Selamat malam, bu. senyumku mengembang, berusaha menyapanya ramah. Pikiranku merasa bahwa dia meminta diantar ke tujuan yg sama.
Hotel Nuansa ya, pak. ujarnya sambil kembali memandang ke luar jendela.
Kucoba menganalisis sendiri karena pikiranku semakin penasaran dengannya. Dari logatnya, sepertinya dia bukan orang Jakarta. Ditambah fakta bahwa dia minta diantar ke Hotel Nuansa, semakin menguatkan hal tersebut.
Cuma yg masih menjadi tanda tanya, mau apa dia di Kemang pada dini hari? Kutengok sekilas tempat dia menunggu taksi, tak ada tanda-tanda klub malam atau tempat hiburan. Hanya ada beberapa cafe yg sudah tutup dan sebuah rumah makan 24 jam, serta dua buah mini market.
Dari mana tadi, bu? tanyaku dengan suara keras sehingga dia tak ada alasan untuk tidak menjawab. Demi memuaskan rasa penasaran.
Oh, tadi dari ketemu teman. jawabnya singkat, masih menatap ke luar jendela meski kali ini tak gerimis.
Sepertinya saya tak melihat ada cafe yg masih buka, bu.
Di restoran fast food, pak.
Oh begitu. Lalu temannya tadi sudah pulang?
Pulang duluan, pak, sudah ditunggu istrinya. jawabnya datar, kali ini diakhiri dengan embusan napas berat dan pandangannya beralih ke layar ponsel. Aku jadi tak enak sering melirik ke spion. Konsentrasi lalu kukerahkan pada kemudi saja.
Esok harinya, bagaikan deja vu, kembali taksiku dihentikan olehnya, masih di tempat dan jam yg sama. Sebenarnya aku sengaja lewat tempat itu di jam yg sama, ingin bertemu dengannya lagi. Masih ada beberapa hal yg ingin kutanyakan padanya.
Malam, mba. Hotel Nuansa? aku beranikan diri memanggilnya mba. Tampaknya dia tidak keberatan.
Iya, pak. jawabnya, kali ini dengan senyum.
mbanya bukan orang sini ya? Darimana, mba?
Semarang, pak.
mbanya ke Jakarta dalam rangka apa? Cuma ketemu teman atau ada urusan lain, mba? tanyaku hati-hati. Tak ingin terkesan ingin tahu urusan orang, meskipun kenyataannya memang begitu.
Iya, cuma ingin bertemu teman saya itu. Eh, sebetulnya pacar sih, pak, bukan teman.
Aku mencoba menggali ingatanku. Kalau tak salah kemarin dia bilang bahwa temannya itu sudah ditunggu istrinya. Apakah
Temannya, eh pacarnya itu, sudah punya istri ya, mba? Oke, ini sudah keterlaluan dan aku tak tersinggung jika dia minta turun. Tapi nyatanya tidak, dia masih tetap tenang di jok belakang taksiku.
Iya, pak. Kami sudah berhubungan dari lama. Rumah tangga mereka bermasalah dan katanya mereka akan segera bercerai. Tapi entah, sampai sekarang masih seperti ini. pertemuan-pertemuan kami tak diketahui istrinya, pak.
mba bahagia dengan hubungan itu? Entah kenapa aku malah bertanya hal seperti ini. Rasanya ingin menampar mukaku sendiri.
Sebenarnya sih enggak, pak. Saya sudah menyakiti banyak orang, termasuk diri saya sendiri. Namun rupanya ada satu sisi saya yg bahagia karena bisa bersama dengan orang yg saya cintai, meski tak bisa memilikinya dengan utuh.
Sampai di lobby Hotel Nuansa, dia menyerahkan sejumlah uang. Pak, ini malam terakhir saya di Jakarta. Besok saya pulang. Terima kasih sudah menjadi teman mengobrol saya dua hari ini. Saya sangat menghargainya, pak. dengan mata berkacakaca. Diajak Seks Penumpang Taksi
Iya, sama-sama, mba. kukira dia akan langsung turun seperti biasanya, tapi ternyata
Pak, dia memanggil.
Iya, mba. kupandangi wajahnya yg indah, juga tubuhnya yg sintal.
Emm, boleh saya minta tolong? tanyanya.
Silahkan, mba. Kalau memang bisa, pasti saya bantu.
Bapak nggak keburu pulang kan?
Kulirik jam di dashboard, jam 2 lewat 5 menit. Sudah larut, istriku pasti sudah menunggu di rumah. Nggak, mba. Memangnya kenapa? tapi demi wanita ini, aku rela menundanya.
Bapak mau menemani saya? tanyanya lirih, campuran antara rasa marah dan takut.
Aku tak langsung menjawab, kucoba untuk mencerna perkataannya. Menemani gimana. mba? kutanya balik. Aku butuh kepastian. Apa ini sesuai dengan bayganku?
Tidak menjawab, wanita itu malah menyeberangkan tangannya melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat aku duduk. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yg kurasakan berikutnya adalah bibir basah wanita itu yg langsung mencium mulutku dan melumatnya rakus.
Uh.. uh.. uh.. Aku tergagap sesaat, sebelum akhirnya aku membalas lumatannya. Kami saling memagut melepas birahi. photomemek.comBisa kurasakan lidahnya yg runcing menyeruak masuk ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah segera menghisap dan mencucupnya. Nikmat sekali rasanya saat lidah itu menarinari di mulutku.
Bau harum perempuan itu juga menyergap hidungku. Beginikah rasanya bau tubuh wanita macam ini? Bau alami tanpa parfum sebagaimana yg sering dipakai istriku. Bau seorang wanita muda yg selama 3 hari ini sanggup membuatku penasaran. Bau yg bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini.
Sambil melumat, jarijari lentik perempuan itu juga merambah tubuhku. Dengan lincah dia melepasi kancingkancing kemejaku. Kemudian kurasakan remasan jari halus pada tonjolan penisku. Uuiihh.. tak tertahankan rasanya. Aku menggelinjang. Menggeliatgeliat hingga pantatku naikturun di jok yg sedang aku duduki. Sekali lagi aku merasa edan. Aku digeluti seorang wanita muda indah yg bahkan namanya saja aku tak tahu!
Bibir manis perempuan itu terus melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan total. Akulah yg sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Tangan gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yg naik ke kepalaku membuat wajahku seakan bengap. Dan semakin kesini, semakin aku tidak bisa mencabut persetujuan atas ajakan temani saya dulu ini.
Kita turun yuk, pak. Kita masuk dulu. wanita itu menghentikan lumatannya dan mengajakku memasuki hotel.
Mobil segera kuputar ke palataran parkir dan kutinggalkan disana. Setengah berlari, kubuntuti wanita itu masuk ke dalam kamarnya. Begitu masuk, kudengar telpon berdering, rupanya dari front office hotel.
Bapak mau minum apa, tanya wanita itu, telepon berada dalam genggamannya.
Tidak usah, aku sudah tak sabar ingin merasakan tubuh sintalnya, tidak ada waktu untuk minum-minum.
Atau makan mungkin? dia kembali bertanya.Tidak usah repotrepot. aku kembali menolak. Ayo cepat, kita main, setelah itu aku segera pulang biar istriku tidak curiga.
Tapi tampaknya keinginanku itu memang harus ditunda dulu. Sebentar ya, pak. Saya ke kamar mandi dulu. Sudah kebelet dari tadi. pamit wanita itu sambil buruburu masuk ke kamar kecil yg tersedia di dalam kamar.
Mengangguk mengiyakan, aku segera mencopoti seluruh bajuku saat wanita itu sibuk di dalam. Tak menunggu lama, aku sudah telanjang bulat. Tubuh tuaku yg berlemak tampak menyedihkan, tapi tidak dengan burungku.
Meski sudah lebih 50 tahun, tapi penisku itu masih bisa berdiri tegak. Begitu besar dan panjang. Dengan benda inilah aku dulu menaklukkan puluhan wanita sebelum akhirnya aku takluk pada istriku yg sekarang. Diajak Seks Penumpang Taksi
Wanita itu terlihat malu-malu saat melihatku sudah telentang di atas ranjang. Padahal tadi dia yg mengajak, dan dia juga yg paling agresif saat di mobil. Dia menatapku dengan ekor matanya, kemudian tersenyum. Sudah nggak sabar ya, pak? tanyanya.
Untuk orang seindah, mba. Siapapun pasti tak sabar. jawabku diplomatis sambil memamerkan penisku yg sudah tegang penuh. Dengan ujungnya, kupanggil dia untuk mendekat. Ayo, mba, sini.
Wanita itu mengangguk dan berjalan menghampiri. Aku bisa merasakan betapa sangat terangsang seluruh syarafsyaraf libidoku. Aku, lakilaki tua gendut yg sudah lama tidak main dengan perempuan lain selain istrku, hari ini dengan edannya berada di kamar hotel dengan seorang wanita muda indah yg bertubuh padat sentosa, yg umurnya bahkan belum setengah dari umurku. Sungguh sangat beruntung sekali.
Wanita itu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, tepat di sisiku. Serta merta aku langsung menyambutnya dengan dekapan dan rengkuhan hangat. Kulingkarkan tanganku yg keriput di buah dadanya yg besar. Dia cuma tertawa saat aku meremas dan mengeluselusnya pelan dari luar baju.
Aku sudah tidak ingat lagi akan keberadaan anak istriku di rumah, baygan mereka seakan lenyap. yg ada sekarang adalah aku benarbenar tenggelam dalam pesona dahsyatnya penyelewengan singkat, yg pasti akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjangan dahsyat. Apalagi mengingat lawan mainku yg sangat indah dan seksi.
Pak, bantu saya melupakan sakit hati saya ya? bisik wanita itu mesra. Saya yakin, meski bapak sudah berumur, bapak bisa muasin saya. dia memegang penisku dan mulai mengocoknya pelan. Gede banget, pak. Nggak salah saya milih bapak. ujarnya.
Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan, berbungabunga mendengar pujian macam itu. Aku bagai dilempar ke masa 25 tahun yg lalu, saat aku masih muda dan gagah. Semua wanita yg kutiduri pasti akan bilang begitu.
Sesuai permintaan, mba, akan kupuaskan mba malam ini. sahutku sambil membalik dan menindih tubuhnya.
Langsung kulahap mulutnya yg tipis kemerahan dan kulumat dengan penuh nafsu hingga membuat dia gelagapan kesulitan bernafas. Kumasukkan tanganku ke blusnya.
Saat kuremas payudaranya, wanita itu mendesah lirih sambil mencakari tubuhku, dia menekan bibirnya agar lebih kulumat lagi. Segera kusedot lidahnya. Sekaligus juga air liurnya.
Semakin basah, aku jadi semakin bergairah. Mulutnya seperti kujadikan tempat minumku. Sungguh, aku sangat menikmati kegilaan ini. Setelah seperempat abad berlalu, akhirnya aku merasakannya kembali.
Tanganku tidak kualihkan, sambil terus melumat bibirnya, aku juga tak henti meremasi kedua susunya yg kurasa sangat padat dan kencang. Seperti milik perawan saja layaknya. Atau kalaupun tidak perawan, minimal dia masih belum pernah punya anak. Aku bisa membedakannya.
Tak puas cuma dengan tangan, segera aku singkap blus yg dipakainya ke atas. Juga BH merah kekecilan yg membungkusnya. Saat benda itu sudah terburai keluar, aku memandanginya sejenak, mengagumi betapa kencang payudara itu meski ukurannya begitu besar.
Kulit permukaannya terlihat mulus dan licin, tampak bersinar di kamar yg tidak begitu terang ini, bagai dua bulatan semangka yg ditempeli puting merah keras.
Melihatnya membuatku tak tahan. Aku segera menunduk dan mengganti usapan tanganku dengan bibir. Kujemput payudara bulat itu penuh nafsu. Kujilat dan kusedot putingnya habishabisan.
Di permukaannya yg halus dan licin, kutinggalkan banyak cupang kemerahan. Sementara remasan tanganku yg masih menyertai, membuat benda yg aslinya berwarna putih itu, berubah menjadi kemerahan. Tapi bagiku, jadi tampak makin indah.
Aaghhhhh.. Ssshhhhh.. Oughhhhh.. pemiliknya yg tidak mampu melawan cuma bisa menggelinjang sambil merintihrintih saat sarafsaraf erotisnya yg sensitif terus kurangsang. Auw, ampun, pak geli! Argghhhh desahnya penuh nikmat. Diajak Seks Penumpang Taksi
Tanganku yg tidak bisa diam kini turun untuk meraih celana jeansnya. Kulepas kancingnya dengan cepat dan kubuka resluitingnya tidak sabar. Dengan jarijariku yg besar dan kasar, kudorong benda itu hingga merosot ke bawah, sampai ke mata kaki. Setelah mengusapusap sebentar pahanya yg putih mulus, merasakan betapa halus dan licinnya benda itu, aku kemudian merogoh celana dalamnya.
Aiihh tak terperikan kenikmatan yg kurasakan saat bisa meraba kemaluannya yg licin tanpa rambut. Bisa kupastikan kalau benda itu masih begitu sempit.
Membaygkannya saja sudah membuatku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku, apalagi pas merasakannya nanti, bisabisa aku kejang duluan. Dengan jarijari kasarku, terus kuraba permukaannya yg makin lama terasa semakin basah.
Sasaranku adalah kelentitnya, saat sudah kutemukan bulatan mungil kaku itu, langsung aku menjepit dan menyerangnya bertubitubi.
Auuoogghhhsss.. wanita itu memekik panjang saat menerimanya. Tubuhnya langsung melengkung dengan cengkeraman jarinya di kemaluanku terasa semakin erat.
Aku sampai kesakitan. Segera kubalas dengan menusukkan jarijariku ke lubang vaginanya dan mengocok cepat disana. Ayo, sekarang siapa yg nggak tahan!
Menggelinjang keenakan, tubuh wanita itu terbanting keras ke ranjang, lepas dari pelukanku. Menggeliatgeliat seperti cacing kepanasan, dia merintihrintih merasakan ujungujung jariku yg terus bermain di lubang kemaluannya.
Cairan birahinya yg keluar semakin banyak, kuusapkanusapkan ke permukaaanya, kuratakan sebagai pelumas untuk memudahkan kocokan jarijariku. Sementara bibir dan tanganku yg nganggur, kugunakan untuk kembali menyerang puting susunya dengan menghisap dan melumatnya rakus. Diajak Seks Penumpang Taksi
aaahhhhhh.. ampun, pak.. geli banget! Aku nggak tahan.. ampun.. aaaahhhhh.. hentikan.. dia mengiba, tapi tidak kupedulikan. Terus kuserang dan kugumuli tubuh sintalnya. Aku sudah terlanjur bergairah, nanggung kalau harus berhenti sekarang.
Blusnya yg sudah berantakan memudahkanku untuk merangsek ke ketiaknya. Kujilat dan kusedoti kulit mulus yg bersih tanpa bulu itu. Dia nampak sekali menikmatinya, terlihat dari rintihannya yg semakin keras dan bertubitubi.
Sementara jarijariku terus menusuki lubang vaginanya, menggelitik dindingdindingnya yg penuh saraf birahi dengan tanpa henti. Membuat wanita berkulit putih itu serasa kelenger penuh kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahinya mengalir semakin deras.
yg semula satu jari, kini disusul lagi jari lainnya. Dua jari kini masuk, dan mengocok semakin cepat. Kenikmatan yg kuberikan pada wanita itu semakin bertambah. Dengan pengalamanku, aku tahu persis dimana titiktitik kelemahan seorang wanita.
Jari-jariku kuarahkan ke Gspotnya. Dan tak ayal lagi, dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vaginanya, aku bisa menggiring wanita indah itu sampai titik dimana dia tidak mampu lagi membendung orgasmenya.
Saat rasa itu datang, perempuan itu merangsek balik kepadaku. Dengan terkejangkejang, dia menjatuhkan tubuhnya yg sintal ke atas tubuhku. Segera kuraih kepalanya dan kuremasi rambutnya yg panjang.
Dengan sayg kupeluk tubuhnya yg montok itu eraterat dan kuhunjamkan jariku dalamdalam ke lubang vaginanya, seperti ingin menyumbat celah sempit itu agar cairannya tidak sampai tumpah keluar membasahi sprei. Diajak Seks Penumpang Taksi
Aarrgghhhhhhh menjerit keenakan, wanita itu menarik apa saja yg bisa ia raih. Bantalan ranjang teraduk, selimut tempat tidur terangkat lepas dan terlempar ke lantai. Sementara kakinya menghentakhentak menahan kedutan vaginanya saat memuntahkan sperma.
Sperma seorang perempuan yg berupa cairan bening yg memancar keluar dari dalam kemaluannya. Pahanya yg putih mulus menjepit tanganku, sementara pantatnya yg bulat terangkatangkat menjemput kocokan tanganku yg mulai memelan. Dia tampak sedang menanggung kegatalan birahi yg amat sangat.
Kuusap keringat yg mengucur deras di mata, pipi dan bibirnya, lalu kukecup dia sekali lagi, panjang dan mesra. Kusibakkan rambutnya yg tergerai basah untuk mengurangi gerahnya di kamar yg ber AC ini.
Kuelus bulatan payudaranya, sambil kusisir rambutnya yg awutawutan dengan jarijariku. Sementara di bawah, kuperhatikan cairan cintanya merembes keluar dari celahcelah bibir vaginanya.
Melenguh puas, wanita itu menyandarkan tubuhnya dengan mesra di dadaku. Hawa dingin AC dengan cepat meredakan orgasmenya, membuatnya kembali bisa bernafas normal dan berpikir jernih. Ahh, bapak hebat banget, bisa ngantar saya cuma dengan tangan. Sepertinya malam ini saya bakal puas sekali. bisiknya lirih.
Kukecup bibirnya yg mungil sebagai jawaban. Dia menyambut ciumanku dan sekali lagi kami berpagutan mesra. Saya ambilkan minum dulu ya. kataku sambil beranjak dari tempat tidur.
Dia sempat menggenggam sebentar batang penisku yg masih ngaceng berat sebelum menepikan tubuhnya, memberi jalan bagiku. Dengan tubuh telanjang, aku melangkah menuju kulkas kecil di sudut kamar. Air putih atau soft drink? tawarku.
Air putih aja, dia menjawab dengan nafas masih sedikit ngosngosan. Payudaranya yg putih terlihat semakin mengkilap karena keringat yg menempel di permukaannya.
Kuberikan air putih dingin di tanganku kepadanya. Dia meminumnya sedikit sebelum menyerahkannya kembali kepadaku. Kuhabiskan sisanya dan kutaruh gelas yg sudah kosong di meja. Lalu kembali aku naik ke tempat tidur.
Wanita itu diam saja saat aku mulai menciumi dan menguseluselkan hidung ke tubuhnya. Kuciumi perut, pinggul dan payudaranya. Dia tidak merespon, hanya nafas panjangnya saja yg terdengar.
Mungkin dia masih kelelahan akibat orgasmenya barusan, dan sekarang masih berusaha untuk mengumpulkan tenaganya kembali. Tidak apa, aku bisa mengerti.
Aku terus menciumi payudaranya yg bulat sempurna itu, kuhisap dan kujilati keringat yg mengalir di permukaannya sampai benda itu menjadi bersih. Sementara putingnya yg merah mencuat, kugelitik dan kucucup berkalikali dengan lidahku.
Wanita itu mulai sedikit mendesah, tapi masih terlihat pasrah. Bahkan saat tanganku mulai merabai paha dan selangkangannya, dia tetap tidak melawan.
mba capek ya, bagaimana kalau kita berhenti dulu? tanyaku. Tidak enak juga menggumuli perempuan yg diam seperti ini. Kayak main sama gedebok pisang aja.
Eh, nggak. Nggak, pak. Terusin aja. Saya sudah lewat kok capeknya. Ini juga sudah mulai terangsang. wanita itu tersenyum kepadaku.
Beneran? kuelus rambutnya yg panjang sepinggang.
Saya cuma mikir, tadi kok bisa nikmat banget ya, apa sensasi selingkuh memang seperti ini? Bapak belum ngapaapain, cuma pake tangan, tapi saya sudah kelabakan seperti ini.
dia mengulurkan tangannya dan menggenggam penisku. yg ini, pasti bakal lebih hebat dong. gumamnya sambil meremasremasnya pelan. Diajak Seks Penumpang Taksi
Pastinya, aku tertawa menggoda.
Dia ikut tertawa. Jadi tak sabar saya, pak. Ayo, pak, cepat setubuhi saya. wanita itu meminta.
Aku mengangguk, Saya juga sudah tak sabar mba pengen ngerasaain tubuh mba yg montok ini. sambil kujawil puting susunya.
Ahh, montok apanya, pak. Buktinya, pacar saya ninggalin saya. katanya, wajahnya tiba-tiba terlihat sendu. Mungkin teringat peristiwa yg baru dialaminya.
Ah, maaf, mba. aku buru-buru minta maaf. Aku tidak ingin merusak suasana mesra ini. Jangan sampai gara-gara teringat sama pacarnya, dia jadi mengurungkan perselingkuhan ini. Aku sudah telanjur bergairah, bisa gila aku kalau diputus sekarang.
Tidak apa-apa, bukan salah bapak kok. Malah saya terima kasih banget karena bapak sudah mau nemani saya. Siapa tahu dengan kenikmatan yg bapak berikan, saya jadi bisa melupakan bajingan itu! dia mengepalkan tangannya erat-erat, tampak geregetan. Tapi didalamnya masih ada penisku.
Auw! tentu saja aku langsung menjerit keraskeras. pelan-pelan, mba. Sakit! rintihku.
Wanita itu langsung melepaskan genggaman tangannya, Ah, mmmaaf, pak. Saya nggak sengaja. dia memandangi dan membolak-balik batang penisku, memeriksanya kalau-kalau ada yg terluka. Setelah tahu tidak apa-apa, kami saling berpandangan dan tertawa berbarengan.
Ayo, pak. Katanya mau ngentotin saya, wanita itu berkata genit.
Eh, iiya, mba. mengangguk senang, aku segera menelanjangi wanita indah itu. Celana jeansnya yg sedari tadi masih separoh di kaki, kutarik hingga lepas. Juga blus serta kutang mungilnya, hingga kami samasama bugil.
Aku lalu rebah diantara pahanya dan menelusupkan kepala ke celah selangkangannya. Dengan cepat lidah kasarku kembali menjilati lubang kemaluannya.
Auw, pak Ampunn wanita itu langsung merintih dan menggelinjang. Pelanpelan nafsunya kembali terpancing. Lidahku yg terus menusuknusuk lubang vaginanya membuat dia merasakan kegatalan yg amat sangat.
Ssudah, pak. Cepat setubuhi saya. Jangan siksa saya seperti ini! pintanya memelas. Tanpa dia sadari, tangannya telah menyambar kepalaku dan jari-jarinya meremasi kembali rambutku yg sudah acak-acakan sambil mengerang dan mendesahdesah menikmati rangsanganku yg terus mengalir.
Dia juga menekan-nekan kepalaku agar tenggelam lebih dalam ke lubang selangkangannya. Pantatnya juga ikut naik menjemput lidah dan bibirku. –
Karena kasihan, dan juga karena tidak tahan, aku menghentikan hisapanku. Kuganti dengan memindahkan dan mengangkat kaki wanita itu untuk kutumpangkan ke bahuku. Perutku yg buncit hanya memungkinkan posisi seperti itu saat menikmati tubuh sintalnya. Itulah posisi yg paling mudah.
Siap ya, mba. Saya masukkan sekarang. kutuntun kontolku dan kuarahkan secara tepat ke lubang kemaluannya yg masih tampak sempit dan indah. Hanya karena jilatanku lah, benda itu jadi agak terbuka sedikit.
Jarang dipake ya, mba? aku mengomentari kemaluannya.
Nggak juga sih. Tiap ketemu, kita pasti main. Memang itu yg dicari pacar saya dari hubungan kami. Dia cuma mau tubuhku. Ah, saya memang . Kenapa tidak menyadari itu dari dulu. dia melenguh, antara menyesali nasib dan gesekan ujung penisku pada bibir kemaluannya.
Nggak semua laki-laki seperti itu, mba. Saya yakin, mba pasti bisa menemukan yg lebih baik dari dia. mba indah dan menarik, kalau saja saya masih muda, mba pasti akan kunikahi. Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana kontolku untuk pertama kalinya merambah dan menembusi memeknya.
Terima kasih, pak. Ditemani seperti sekarang aja, saya sudah senang kok. sahutnya dengan tubuh kembali bergetar, saat aku mulai mendorong batang penisku.
Ughhh, aku melenguh, tubuhku seakan terlempar keawangawang. Sendisendiku bergetar. Nikmat sekali rasa perempuan itu. Campuran antara panas, lengket, sempit, dan menggigit.
Auw! wanita itu menjerit kecil saat kepala tumpul yg bulat gede milikku menyentuh dan menguak bibir vaginanya. Rasa kejut saraf-saraf di bibir kemaluannya langsung bereaksi.
Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubangnya menjadi menyempit. Seakan tidak mengijinkan kontolku untuk menembusnya lenih jauh. Itu membuatku jadi penasaran.
Santai aja, mba. Jangan tegang, bisikku di tengah deru hawa nafsuku yg menyalanyala.
Ahhh hhabisnya, bapak gede banget sih. Jauh sama punya pacar saya. Saya jadi takut. Sahutnya terus terang.
Aku tersenyum. Kok takut, harusnya malah seneng dong? terus kugesek-gesekpenisku. Kalau dia memang belum siap, aku tidak akan memaksa.
Istri bapak pasti puas banget ya? dia bertanya, dan menjerit kecil saat kugigit kembali puting susunya.
Itulah kenapa dia tidak menolak kukasih anak 7 orang. aku menjawab bangga, dan tertawa.
Hamili saya juga, pak. Keluarin sperma bapak di dalam. Nggak apaapa, kalau pacar saya tidak mau ngasih anak, biar saya dapat dari bapak saja. wanita itu meminta.
Beneran, mba? bisa kurasakan, setelah berkata begitu, dia menjadi lebih rileks. Kepala penisku yg tadi tertahan, tibatiba bisa meluncur masuk meski masih agak sulit.
Iya, pak. dan dengan katakata itu, ia pun menyerahkan sepenuhnya tubuhnya kepadaku. Bibir vaginanya menyerah dan merekah, menyilahkan kontolku untuk menembusnya.
Bahkan kini vaginanya lah yg aktif menyedot agar seluruh batang kontolku bisa dilahapnya. Tanpa perlu usaha yg berarti, helm tentara itu pun berhasil masuk menguak gerbangnya.
Uugghhhh aku merasakan geli yg amat sangat saat batangku yg kaku dan keras memasuki lubang kemaluannya. Terasa sesak, penuh, hingga tak ada ruang dan celah yg tersisa, terasa begitu nikmat.
Aku terus mendesaknya masuk hingga mentok di mulut rahimnya. Ughhh, pak. Terus terang, seumur-umur belum pernah rahimku ngrasain disentuh seperti sekarang. pacar saya palingpaling menembus sampai tengahnya saja, masih banyak sisa ruang yg longgar. rintihnya mesum.
Tanpa diberitahu pun, aku sudah tahu. Vagina wanita itu memang sangat sempit, seperti perawan saja layaknya. Benar-benar beruntung aku bisa mendapatkannya.
Saat dia tarik maupun dorong pun, saya tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya bapak mengisi rongga vaginaku saat ini. katanya saat aku mulai melakukan pompaan.
Nikmati aja, mba. Akan kupuaskan mba malam ini. dengan pelan dan berirama, aku terus menarik pelan pinggulku kemudian mendorongnya lagi. Begitu berulangulang dengan frekuensi yg makin sering dan semakin cepat.
Ahhhh.. iya, pak. Enak banget! Terus dan wanita itu mengimbanginya dengan pintar. Secara reflek, pantatnya bergerak ke atas ke bawah, mengejar dorongan dan tusukanku. Sesekali dia juga bergerak memutar, sedikit ngebor apabila aku bergoyg pelan. Tak lupa juga ia menggoygkan kegelnya untuk makin memanjakanku.
Ughhh enak banget, mba. aku mendengus. Untuk membalasnya, secara beruntun kukocok vaginanya dengan sangat cepat dan dalam. Ia langsung berteriak keenakan.
Aahhhh.. pak, aarghhhh payudaranya bergoncang-goncang, rambutnya terburai, keringatku dan keringatnya mengalir berjatuhan di sprei. Goygan itu juga membuat ranjang kokoh yg kami pakai sampai berderakderak tak karuan.
Segera kuremas-remas payudaranya sebagai pelampiasan rasa nikmat yg semakin dominan. Kami sudah hilang kontrol. Aku terus bergerak cepat, sementara wanita itu sudah tidak mengeluh sakit lagi. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya.
Posisi nikmat ini berlangsung kurang dari lima menit. Kulihat tubuh montok wanita indah itu sudah berkilatan oleh keringatnya, makin menambah keseksiannya.
Dengan gemas terus kupermainkan puting susunya yg mencuat mungil. Kugigit, kujilat dan kupilinpilin penuh nafsu. Sodokan kontolku makin lama juga makin kencang.
Pada akhirnya, setelah hampir sepuluh menit bercinta, bisa kuhantarkan wanita itu ke orgasmenya yg ke dua. Ohhhh bapak memang hebat. Hanya dari Bapak, saya bisa meraih orgasme seperti ini. Terima kasih, pak. Terima kasih! ucapnya disertai semprotan keras di vaginanya. Diajak Seks Penumpang Taksi
Kuhentikan goyganku. Kuberikan dia kesempatan untuk menikmati puncak kenikmatan itu. Saya juga puas, bisa bercinta dengan orang seindah mba. aku berkata.
Puas apa? Bapak kan masih belum keluar? terengahengah, wanita itu kelihatan makin indah. Sekarang giliran saya untuk memuaskan bapak.
Sehabis berkata begitu, kurasakan vagina wanita indah itu berdenyut begitu keras, meremas dan mencekik penisku begitu rupa. Aku kelojotan. Denyutan satu disusul dengan denyutan lain yg lebih nikmat.
Aku jadi tak tahan. Apalagi dalam tiap denyutan selalu diiringi empotan keras di ujung penisku. Tanpa perlu digoyang pun, aku menyerah. Spermaku muntah tak lama kemudian.
Crott.. crott.. crott..
Ah, banyak sekali, pak. wanita itu menggelinjang geli saat vaginanya kusembur dengan kawah panasku berkali-kali.
Uhh.. aku jadi lemes sekali. Lemas tapi puas.
Sudah lama ya nggak dikeluarin? wanita itu bertanya.
Aku mengangguk. Istri saya sudah manopause, mba. Cuma cinta kasih yg menyatukan rumah tangga kami, nafsunya sudah lama hilang.
Bapak seneng dong sekarang? dia membelai rambutku.
Seneng banget. Sekali-kalinya ngentot, sama orang seindah mba. kucium bibirnya ringan. Di bawah sana, kurasakan penisku mulai mengkerut dan mengecil dan akhirnya lepas dengan sendirinya. Sementara vagina wanita itu masih terus bergetar dan berkedut – kedut.
Mau sampai kapan, mba, begini terus? kutusuk lubang sempit itu dengan jari telunjukku, kucolek air mani dan air cintanya yg terbenam di dalam, lalu kuoleskan ke ujung putingnya.
Sampai besok juga bisa. wanita itu menjawab santai dan meratakan cairan pemberianku ke seluruh permukaan payudaranya. Benda itu jadi kelihatan makin mengkilap karenanya.
Tersenyum penuh kepuasan, kami berbaring telentang di ranjang hotel yg kini sudah acakacakan. Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat penuh birahi ini, siapa juga yg rela meninggalkan wanita seindah dan semolek dia yg rela tubuhnya kutiduri sepanjang malam, namun jarum jam di dinding yg menunjuk angka 2 menyuruhku untuk pulang. Istriku yg sedang menunggu di rumah pasti resah, aku pulang terlambat tanpa memberi kabar apapun.
Bapak mau pulang ya? wanita itu bertanya, seperti mengetahui apa yg kupikirkan.
Iya, istri saya pasti sudah menunggu. begitu jawabku. Setelah meremas payudaranya sebentar, aku bangkit dan mulai mengenakan kembali bajuku. Terima kasih, mba, sudah mengajak saya melakukan ini. Jarang-jarang saya nemuin orang seperti mba. kataku.
Sama-sama, pak. Saya juga terima kasih. Bapak rela pulang telat demi saya. jawabnya sambil ikut memunguti pakaiannya yg berserakan. Diajak Seks Penumpang Taksi
Siapapun orangnya, pasti tidak akan menolak, mba. mba begitu indah dan seksi. kupandang wajah tirusnya yg pucat, dan kembali kulumat bibir tipisnya.
Bapak puas nggak tadi? dia bertanya.
Bukan main, mba. Saya sungguh sangat puas, begitu jawabku. Suatu jawaban jujur dari lubuk hatiku yg paling dalam.
Tapi ini kok masih melendung? wanita itu meraba gundukan di balik celanaku yg masih menggunung.
Iya, mba. Kontolku memang masih ngaceng. Tapi bener, saya sangat puas kok. tapi tidak kutepi tangannya, kubiarkan dia terus meraba selangkanganku. Enak sih rasanya.
Masih pengin ya, pak? tanyanya dengan tangan terus memijiti gundukanku, membuatnya semakin membesar dan mengeras tak terkendali. bapak masih mau lagi ya? dia menaruh kembali celana dalam yg ia kenakan dan menggiringku naik ke atas ranjang.
Tapi, mba aku ingin menolak, tapi remasan tangannya yg nikmat mustahil untuk kuabaikan begitu saja.
Sebentar saja, pak. Sebagai salam perpisahan kita. sahutnya nakal sambil melempar senyum serta melirikkan matanya kepadaku, seperti menanti reaksiku. Sementara tangannya terus meremasi dan menguruturut batang penisku.
Aku terdiam, bingung antara mau menolak atau pengen nambah lagi. Ehm, mba
Tapi kalimatku sudah dia potong. Aku buka lagi ya, pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan bapak. dan tanpa menunggu persetujuanku, wanita itu dengan sigap mengendorkan ikat pinggangku dan membuka kancing utamanya.
Selanjutnya ia meraih resleitingnya dan memelorotkannya ke bawah, menampakkan nampak celana dalamku yg hitam kebiruan. Di balik celana dalam itu, membayg alur daging sebesar pisang tanduk yg mengarah ke kanan milikku.
Oouu.. ini kali ya, pak, yg namanya stir kanan. Kalau stir kiri, mengarahnya ke kiri, hehehe wanita itu menatapnya kagum sambil membelainya dengan sayang.
Sudah kepalang tanggung, aku pun menyuruhnya untuk meneruskan. Buka, mba. Kita lakukan sekali lagi.
Nah, gitu dong, pak. Itu namanya bapak benar-benar muasin saya. dengan tidak sabar, wanita itu segera membetot kontolku dari sarangnya. Melalui pinggiran kanan celana dalamku, batang itu mencuat keluar.
Gede, panjang, kepalanya yg bulat berkilatan penuh nafsu. Pada ujungnya ada secercah titik bening. Rupanya cairan precumku telah terbit akibat remasan tangannya tadi.
Hisap, mba. kuminta dia untuk mengulumnya karena kulihat dia begitu mengagumi benda itu.
Tanpa menjawab, wanita itu segera merunduk dan mendekatkan wajahnya. Bibirnya yg tipis terasa hangat saat menempel di ujung kontolku. Dia menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milikku.
Ughhh.. mba, telan. Masukkan dalam mulutmu. aku meminta.
Dia mengangguk, dan melakukannya. Wanita itu menghisap dan mengulum dengan begitu sempurna.
Batangku ia sapu dengan lidah, ujungnya ia jilat pelanpelan, buah zakarnya ia remas-remas sambil sesekali diciumi juga, sementara jembutnya yg lebat ia sibak agar tidak mengganggu.
mba Uhhh, enak banget sih kuelus-elus kepalanya. Tahu gini, aku minta emut dari tadi. mba pinter banget. Uuhhhh kugerakkan kepalanya maju mundur, kupompa dengan lembut agar dia makin lancar mengulumnya.
Saat aku sudah tak tahan, segera kurebahkan tubuh montoknya dan kutindih kembali. Tanpa membuang waktu, kami pun mendayung untuk mengarungi ronde yg ke dua yg sempat tertunda.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,