Sebut saja namaku Rangga (samaran), meski nama ini samaran tetapi begitulah beberapa wanita memanggilku. Umurku saat ini 31 tahun dan telah menikah. Aku tinggal di ibukota yang padat penduduk dan bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Sebenarnya sudah sejak lama aku melakukan petualan sex, tetapi baru kali ini aku beranikan diri mengirim cerita setelah beberapa hari yang lalu tanpa sengaja aku browsing situs cerita-cerita erotis dan kudapatkan situs ini.
Aku mengangkat kisah ini dari kejadian sesungguhnya yang kualami, sengaja kuceritakan dari pengalaman yang sekiranya pembaca kurang menarik karena kebanyakan cerita yang kubaca menggambarkan seorang wanita cantik dan seksi.
Tidak demikian hal-nya dengan yang kualami bersama Novi, wanita sebayaku berumur 34tahun. Novi berperawakan diluar kewajaran, bertubuh gemuk dan besar, wajahnya biasa saja. Kalaupun mau disebutkan kelebihan dari fisik Novi adalah kulitnya yang putih dan mulus.
Dengan ukuran tubuh 165cm dengan berat 75kg tentu pembaca bisa membayangkan seberapa besar bentuk tubuhnya, bandingkan dengan tubuhku yang berukuran 171cm dengan berat 67kg. Sebagai lelaki normal, apalagi selama ini telah matang berpetualang dengan wanita-wanita dari segala usia yang berhasil tidur denganku tanpa memberikan imbalan uang sedikit-pun, tentu saja sosok Novi tidak masuk dalam hitunganku.
Namun ceritanya menjadi lain manakala saat pertama kali aku dekat dengan Novi gara-gara bertabrakan saat terburu-buru memasuki pintu lift gedung di tempat aku bekerja. Bisa pembaca bayangkan, dengan berlari kecil mengejar pintu lift yang terbuka, aku langsung saja menyeruduk masuk tanpa kuketahui ruang lift sudah penuh sesak.
Penuh sesak? Sebenarnya tidak juga, tetapi karena ada Novi, tampak ruang lift menjadi sesak, dan saat itu pulalah aku tanpa sengaja bertabrakan dengan Novi, wanita yang bekerja satu lantai denganku tetapi berbeda perusahaan. Tentu saja aku mengenalnya sudah lama, tetapi belum pernah saling berbicara karena memang aku tidak tertarik untuk mengajak berbicara.
“Ups…sorry” itulah kata pertama-ku kepadanya.
“It’s OK, gak masalah” timpalnya dengan muka menunduk.
Aku jadi teringat cerita teman sekantor bahwa di kantor sebelah ada cewek gendut namanya Novi yang pendiam dan pemalu.
Sepintas cerita itu benar, tetapi beberapa saat setelah pintu lift tertutup dan merangkak naik, “Wah…bajunya agak basah mas, terkena tetesan hujan ya? Emang gak bawa paying?” meluncur kata-kata Novi seolah sudah mengenal-ku sejak lama.
“Eh…iya, abis turun dari bus langsung berlari karena ujan deres banget sih” gelagapan aku menimpali pertanyaannya. Novi ternyata ramah juga dan tidak seperti yang kutahu dari cerita teman-teman.
“Biasanya jam segini sudah di kantor, tumben kita ketemu di lift?” Novi masih meneruskan pertanyaannya.
“Bangun kesiangan, karena nonton siaran langsung bola di TV”, aku sudah mulai bisa mengatasi keadaan dan perlahan tiba-tiba menjadi enak ngobrol dengan Novi.
Teng….bunyi lonceng lift menandakan lantai yang kutuju telah sampai. Bruakkkk….untuk kedua kalinya kami bertabrakan, karena kami keluar secara bersamaan. Tetap saja masih belum kusadari bahwa Novi adalah cewek yang bertubuh gemuk.
“Hmmm….gitu ya gak mau ngalah ama wanita…lady first dong…apalagi ukuran-ku kan untuk dua orang” omel Novi dengan nada tersenyum dan bercanda
“Iya deh sorry, kirain cukup buat aku tadi…hehehehe” obrolan semakin mencair.
Sejak kejadian tabrakan di lift, Novi yang semula tidak kuperhatikan, sekarang menjadi salah satu wanita teman ngobrolku di saat istirahat kantor. Maklumlah, di kantorku sendiri juga tidak banyak wanita, jadi kehadiran Novi cukup memberikan suasana segar saat mengisi istirahat.
Hingga suatu saat Novi menawariku dua buah tiket konser, “Rangga, aku punya tiga tiket konser nih, rencananya yang dua buah untuk teman-ku yang sudah pesan, mendadak mereka membatalkan nonton karena harus keluar kota, sayangkan kalau gak kepakai. Nih yang dua buah buat kamu aja, terserah kamu ajak siapa, tapi kalau bisa kita berangkatnya bareng” tawaran Novi disela-sela istirahat kantor.
“Wow, serius nih, tapi siapa lagi yang satu ya? Boleh kan buat istriku” jawab-ku
“Loh terserah aja” jawan Novi
Tetapi ternyata istriku menolak karena kebetulan sudah telanjur janji untuk acara kangen-kangen-an dengan teman-teman satu sekolahnya dulu.
Dihari yang ditentukan untuk nonton konser, kami janjian di sebuah mall di tengah kota, berhubung aku tidak punya kendaraan, maka Novi bersedia berangkat sama-sama dengan mobilnya yang memang kutahu sejak lama bahwa selama ini dia ke kantor juga mengendarai mobil pribadi.
Konser musik rock di ancol ini memaksaku untuk larut ikut berjingkrak-jingkrak. Tidak kusangka Novi cukup pede untuk ikutan jingkrak-jingkrak. Dan tentu saja keakraban kami semakin lengket dan tanpa rasa malu-malu sesekali kami berangkulan sambil goyang bersama.
Konser selesai jam 11 malam, dalam keadaan lelah aku gantian nyetir kendaraan Novi yang sejuk ber-AC. Entah siapa yang memulai, kami saling berangkulan dan Novi merapat ke pundak-ku yang sedang konsentrasi mengendarai mobilnya.
Sepanjang perjalanan dengan kecapatan yang sedang, kami saling bercerita pribadi masing-masing dan tanpa ada rasa malu Novi bercerita bahwa dia belum punya pacar karena terlalu malu dan gak pede dengan keadaan dirinya.
Entah dapat ide darimana tiba-tiba aku bertanya “Nov, selama ini kalau kamu lagi kesepian dan tiba-tiba horny gimana tuh?”
“Ya self service lah” timpal Novi, “Masturbasi?” komentarku, “Iya….abis gimana lagi? Gak ada yang bantuin sih…hahahahaha” seloroh Novi tanpa rasa malu.
“Wah….tau gitu aku bantuin mau gak?” aku juga tiba-tiba menawarkan diri
“Eit…mulai nakal ya….emang berani? Gimana caranya?” sahut Novi penuh penasaran
“Sepanjang kamu gak keberatan, kenapa aku tolak?” tantang-ku.
Tiba-tiba ruang mobil yang ber-AC serasa hangat menggairahkan. Kami tahu, masing-masing dalam kelelahan menahan desahan nafas, sementara dada-ku berdetak tak karuan.
“Rangga….apa kamu gak keberatan memberikan kehangatan?” ajak Novi
“Nngg…..” darahku serasa mendidih dan nafasku memburu.
Jujur saja aku belum punya pengalaman bercinta dengan wanita gemuk, tetapi kini disebelahku duduk seorang wanita gemuk yang menawarkan diri untuk diberi kehangatan. Darah laki-laki-ku terpacu, dan tawaran-nya segera ku-iyakan.
Maka Novi menawarkan untuk meluncur ke rumah pribadinya yang memang kosong dan hanya ditempati dirinya di kawasan Jakarta Selatan.
“Bener nih kamu mau dengan wanita gemuk seperti aku?”
“Loh kan makin asyik karena makin hangat seperti selimut” candaku menahan nafsu.
Tanpa menunggu lama, setibanya kami di garasi rumahnya, aku bergegas digiring ke kamar-nya. Rupanya Novi juga sudah menahan gairah yang terpendam. Diakuinya ini akan jadi pengalaman pertama kali. Pertama kali?
Ya ini akan jadi pengalaman pertama kalinya, karena selama ini Novi mengaku yakin sudah tidak perawan lagi tetapi bukan oleh lelaki tetapi oleh kebiasaannya bermasturbasi. Maklumlah, Novi sangat tidak pede didekati cowok.
“Rangga, selama ini aku hanya tahu lewat nonton BF, please kamu jangan malu, lakukan seperti yang biasa kamu lakukan atau lakukan seperti yang biasa aku tonton di BF ya…” desah nafas Novi semakin memburu.
Dalam hati, ini juga pengalaman pertama aku bercinta dengan wanita gemuk, yang jujur saja sebenarnya tidak menarik dari bentuk tubuhnya. Tetapi tawaran ini tidak bisa kutolak, disamping penasaran juga gairah yang tiba-tiba muncul.
Aku ingin memberikan kesan yang mendalam kepada Novi. Maka secara perlahan kudekatkan wajahku ke wajahnya, dan desahan nafasnya terasa di bibir-ku. Setenang mungkin, kurapatkan tubuh-ku ke dadanya yang empuk dan kenyal. Dan terasa olehku meski masih dibungkus be-ha, tetapi ada yang mengeras di permukaan payudaranya yang berukuran luar biasa.
Bibirnya kurapatkan dan kulumat perlahan tetapi kuat…aagghh, kudengar desah nafasnya yang memburu. Kini bibirnya sudah basah oleh permainan bibir-ku. Dan lidahnya menari-nari di mulutku.
Kusambut juluran lidahnya dengan permainan lidahku yang tak kalah lincahnya. Perlahan tangan-ku meraih kancing baju Novi, satu persatu kulepaskan dan sengaja kusisakan satu kancing terakhir bagian bawah.
Novi tersentak kaget, tetapi gairahnya menuntun rasa keingintahuan yang lebih dalam. Secara insting Novi melonggarkan lengannya agar terlepas dari lengan baju dan dengan kancing tersisa satu buah, baju tersebut terlepas dari bahunya tapi masih menyangkut di pinggulnya.
Kini dihadapan-ku berdiri wanita gemuk yang menggairahkan dengan belahan dada yang rapat dan payudara yang super montok. Baru kusadari bahwa meski gemuk, Novi ternyata seksi juga, karena tidak terlihat tumpukan lemak di sekitar perutnya.
Dibungkus kulit yang putih dan mulus….perlahan kuraba dan kuusap, tanganku menjalar disekitar perutnya dan perlahan naik mendekati dada. Terasa olehku degup jantungnya yang berdetak kencang tak karuan.
Sementara lidahku masih bermain dengan lidahnya yang tak kalah hebat dalam memperebutkan sensasi di mulut kami masing-masing.
“Rangga…oouugghh….this is great. I want it so bad…” Novi mendesah tak karuan.
Tanganku berhenti menjalar dadanya, kini kedua tanganku menjulur kebelakang mencari kaitan tali be-ha yang membuat payudaranya masih terbungkus padat. Tidak sulit untuk menemukannya dan melepaskan kaitannya, dan sesaat kemudian pemadangan didepanku semakin menggairahkan.
Wanita gemuk ini, ternyata memiliki payudara yang padat dan kencang. Putingnya masih berwarna merah merekah besar, dan payudaranya bulat padat kenyal memenuhi dadanya. Payudaranya tidak lembek dan tidak bergelantung dibanding kebanyakan wanita yang pernah bercinta denganku.
Dalam sekejap telapak tanganku meraih gumpalan padat itu, dan….”Wow….akh” Novi menjerit tertahan, perasaan eksotis yang belum terbayangkan selama ini. Diam sejenak, kami menghentikan kuluman dibibir. Dan mataku tertuju ke payudara Novi, sementara telapak tanganku tak cukup untuk menggenggam seluruh permukaan payudara Novi yang sintal.
Moment ini tak disia-siakan oleh Novi, kepalanya mendangak dan mulutnya terbuka sesaat dan sekejap kemudian mulutnya mengatup rapat sambil menggigit bibir. Badannya melengkung kebelakang dan membuat payudaranya semakin menyembul dalam genggaman-ku.
Novi berteriak histeris “Ranggaaa…sshh please….tease me more and more”
Dalam keadaan badan melengkung kebelakang, membuat gerakan kepala-ku semakin leluasa. Dan segera kutelungkupkan kepalaku terbenam di antara belahan dadanya yang merangsang.
Jenggot di dagu-ku yang baru bermunculan after shave beberapa hari yang lalu rupanya menggelitik bagian bawah payudaranya. Hal ini membuat guncangan di perutnya menahan geli sekaligus erangan yang luar biasa.
Kepala-ku terus turun kebawah dan sesekali lidahku menjilati permukaan perutnya. Hingga kepalaku berhenti di bawah pusarnya, perlahan dengan gigi-gigi-ku, kulepaskan kaitan kancing baju terakhir yang masih tersisa. Kini baju yang menempel di tubuh Novi telah terlepas.
Bagaikan selimut yang hangat, aku mulai menikmati permainan ini. Kutelusuri seluruh permukaan tubuhnya dengan jilatan dan kecupan. Novi menggelinjang semakin tak karuan.
Gairah yang tertahan selama ini menyebabkan Novi bergerak liar dan tak kuasa berlama-lama berdiri, dia merebahkan diri ke kasur yang berukuran king size. Sesaat Novi berbaring, aku melepaskan kancing-kancing kemejaku. Di tempat tidur telah berbaring wanita gemuk yang seksi dengan kulit putih mulus dan polos tanpa sehelai benang-pun. Sementara aku berdiri dengan bertelanjang dada.
Mata Novi tak berkedip memandang dada-ku dan sekali lagi kulihat bibirnya merapat dan giginya menggigit bibir bawahnya menahan desahan nafsu. Seolah memberi isyarat bahwa ia-pun ingin menelusuri tubuhku yang telanjang.
Dalam keadaan berbaring, kutindih Novi dengan posisi pasrah. Kukulum payudaranya dan kumainkan lidahku di ujung-ujung putingnya yang mengeras dan makin memerah. Dadanya terasa hangat di tubuhku. Degup jantungnya memburu. Permainan kami semakin tak berirama, gerak tubuh kami semakin liar.
Kami berguling dan saling menindih, seolah berebut posisi untuk dapat mereguk kenikmatan satu sama lain. Saling memagut, bercumbu, bermain lidah. Sesekali kembali lidahku menelusuri seluruh permukaan payudaranya yang mengundang untuk dijamah.
Tidak banyak kata terucap keluar dari mulut kami, hanya desahan nafas yang memburu, rintihan kenikmatan dan teriakan histeris ketagihan.
“Oohh Rangga, aku ingin merasakan penismu…please perlihatkan Rangga….” pinta Novi disela-sela bibir kami berpagutan.
Tak perlu kujawab dengan kata-kata, tetapi segera kupelorotkan celana-ku, dan kini Novi untuk pertama kalinya bisa melihat real penis yang telah berdiri tegak membesar dihadapannya. Sengaja makin kudekatkan penis-ku ke wajahnya.
“Oohh…yeessss…Rangga, penismu sepertinya nikmat banget kalau masuk ke vaginaku….udah basah nih…buka dong” iba Novi seperti ingin segera memulai permainan berikutnya.
Tetapi, sebelum permintaannya terkabul, segera aku berbalik badan dan berusaha melepas celananya termasuk cd-nya. Sengaja kuatur posisi saling berlawanan, dan kini dapat kulihat jelas Novi sangat merawat vaginanya. Rambutnya hitam tetapi tidak lebat dan seolah tersisir rapi melingkupi bibir vaginanya yang memerah. Bau harum khas cairan vagina tercium keluar bibir vagina Novi…..menetes kebagian bawah vaginanya.
Novi segera paham posisi yang kutawarkan, dan tanpa menunda waktu, dibukanya mulutnya dan memegang penisku perlahan untuk disodorkan masuk ke mulutnya. Tak berapa lama…hanya ada perasaan mendesir menjalar disekitar penisku, basah dan hangat penuh terasa oleh kuluman Novi.
Masih kubiarkan Novi memainkan penisku di mulutnya, rupanya penisku belum ia masukkan semuanya….atau…memang tidak cukup masuk semua kedalam mulutnya. Entahlan, yang jelas jilatan dan kuluman Novi di penis-ku terasa hangat dan mengejang.
Harum khas cairan vagina Novi makin tercium, rupanya Novi sudah terangsang hebat. Sesekali pinggulnya dinaikkan hingga vaginanya menyentuh dagu-ku. Kugoda vaginanya dengan sesekali kujulurkan lidahku menyentuh bibir vaginanya. Saat bersentuhan itu kutahu tubuh Novi bergetar dan sekejap menghentikan kulumannya. Rupanya Novi sudah tak kuasa menahan untuk menikmati kulumanku di vaginanya.
Kutelusuri seluruh bibir luar vagina Novi dengan lidahku, dalam keadaan basah, makin kubenamkan lidahku mengulum vaginaku. Semakin dalam semakin masuk ke dinding vagina dalam, Novi semakin bergerak beringas. Kini desah nafas berubah menjadi raungan penuh permintaan.
Kujilati sambil sesekali kukecup vaginanya. Terus kujalar lidahku di vaginanya. Basah liurku bercampur dengan basah cairan vaginanya, semakin licin kurasakan dinding vagina Novi, dan raungan tadi tak henti-hentinya meronta. Kini Novi makin berani, penisku terasa penuh dimulutnya, dan suaranya tertahan di rongga karena tertutup oleh penisku, sementara jilatan-ku tak berhenti menelusuri vaginanya.
Tak berapa lama kemudian kurasakan tubuh Novi bergetar hebat, suaranya melengking tertahan, payudaranya terasa di perutku mengeras dan padat. Dalam keadaan bergetar tersebut, tiba-tiba Novi menghentikan seluruh aktivitasnya, tangannya meramas kuat pantatku. Dan dalam keadaan diam sesaat, tubuh Novi melengkung ke-atas, tak peduli aku masih menindih tubuhnya. photomemek.com Ditahannya posisi vagina-nya agar tetap terbenam dimuka-ku. Sesaat kemudian tubuh yang bergetar tersebut tiba-tiba melemah lunglai disertai teriakan melengking hingga suara Novi hilang disertai melepas tangan yang tadi meremas pantatku.
“Rangga…..aku orgasme rangga…oouugghhh..sshh”
Permainan oral sex kami rupanya telah membuat Novi orgasme, sementara penis-ku yang masih tegang sejenak hanya dibelai-belai sambil menghela nafas kelelahan. Dinginnya ruang AC kamar Novi tak menghalangi peluh keringat Novi menetes dan membasahi sprei kasur Novi yang berawarna hijau susu.
“Rangga, penismu belum masuk aja aku udah orgasme…gimana kalau nanti kamu masukin ya?…ffiiuuhhh memang lebih nikmat dibanding masturbasi ya?” seloroh Novi dengan nafas tersengal.
Demikianlah pembaca, permainan babak pertama dengan Novi. Pada cerita selanjutnya akan saya ceritakan bagaimana permainan babak kedua yang tak kalah hebatnya serta pengalaman-pengalamanku yang lainnya dari yang berhubungan dengan gadis belia (SMA) hingga paruh baya (48 tahun), dari yang straight hingga yang orgy atau sex party.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,