Cerita Dewasa – Hari telah senja awan mendung pun mulai menyelimuti kota metropolitan ini membuat suasana semakin gelap, di saat itu di sebuah SMU Negeri terkenal di kota itu nampak gadis-gadis membubarkan diri dari sebuah ruang aula olahraga. Mereka mengakhiri latihan rutin paduan suaranya.
Tawa dan canda khas gadis-gadis SMU mengiringi mereka bubar,
satu demi satu mereka keluar dari halaman sekolah yang telah gelap itu.
Sementara itu suara gunturpun terdengar pertanda hujan akan segera turun. Ada
yang dijemput oleh orangtuanya, adapula yang membawa mobil pribadi, dan ada
juga yang menggunakan angkutan umum.Aku sangatlah hafal dengan aktifitas
anak-anak SMU ini, karena memang sudah hampir sebulan ini aku bekerja sebagai
tukang cat disekolah ini. Usiaku memang sudah tidak muda lagi, saat ini aku
berusia 48 tahun. Aku adalah seorang duda, istriku sudah lama minggat
meninggalkanku setelah mengetahui aku tengah melakukan hubungan intim dengan
keponakannya. Reputasiku sebenarnya lebih banyak didunia hitam, dulu aku
dikenal sebagai seorang germo yang aku sambi dengan berdagang ganja. Namun
beberapa bulan yang lalu semua para wanita yang aku jajakan terkena razia dan
kemudian bisnis ganjaku hancur setelah kurir yang biasa membawa ganja ditembak
mati oleh aparat.Di sekolah ini aku tidaklah sendirian aku masuk bekerja dengan
sahabatku yang bernama Ahong yang seorang residivis kambuhan. Usianya tidak
begitu jauh denganku yaitu 46 th, perawakannya tinggi besar rambutnya panjang
dan kumal. Kami berdua sengaja hidup berpindah-pindah tempat. Kami bukanlah
pekerja tetap di sekolah ini, kami hanya mendapat order untuk mengerjakan
pengecatan kusen-kusen pintu-pintu kelas di sekolah ini.
Kami tidak dibayar mahal namun kami memiliki kebebasan untuk tinggal dilingkungan sekolah ini. Maklumlah kami adalah perantau yang hidup nomaden. Di antara gadis-gadis tadi, ada salah seorang yang paling menonjol. Aku sangatlah hafal dengannya. Karena memang dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga akupun sering melihat dia mondar-mandir di sekolahan ini.Ririn namanya. Postur tubuhnya mungil, wajahnya cantik dan imut-imut, kulitnya putih bersih serta wangi selalu, rambutnya ikal panjang sebahu dan selalu diikat model ekor kuda. Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpotongan sejengkal di atas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol, sampai-sampai garis celana dalamnya pun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus itu.Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta kepadanya. Namun perasaan cintaku kepada Ririn lebih didominasi oleh nafsu sex semata. Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannya disaat aku tengah bekerja di sekolah ini. Ingin aku segera meyetubuhinya. Banyak sudah pelacur-pelacur kunikmati akan tetapi belum pernah aku menikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Ririn ini. Aku ingin mendapatkan kepuasan itu bersama dengan Ririn.Informasi demi informasi kukumpulkan dari orang-orang disekolah itu, dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekolah. Dari merekalah aku mengetahui nama gadis itu. Dan dari orang-orang itupun aku tahu bahwa Ririn adalah seorang siswi yang duduk di kelas 2, umurnya baru 16 tahun. Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-16 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas. Diapun termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan paduan suara dan paskibra di sekolah ini. Dan yang informasi terakhir yang kudapat bahwa dia ternyata adalah salah seorang finalis foto model yang diselenggarakan oleh sebuah majalah khusus untuk remaja putri terkenal di Negeri ini dan bulan depan dia akan mengikuti seleksi tahap akhir.Kini disaat sekolah telah sepi salah satu dari gadis-gadis anggota paduan suara tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah gadis yang terakhir kalinya masih tersisa di dalam sekolah ini, yang sedang asyik bercanda ria dengan temannya melalui HP-nya, sementara yang lainnya telah meninggalkan halaman sekolah. Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya kuikat dengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kain gombal. Setelah itu kuseret tubuhnya ke bangsal olahraga yang berada di bagian belakang bangunan sekolah ini.Tidak salah salah lagi gadis itu adalah Ririn, gadis cantik sang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku sangat hafal dengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supir orang tuanya di kala selesai latihan sore dan sang supir selalu terlambat datang setengah jam dari jam bubaran latihan.
Baca Juga Cerita Bokep : Bercinta di Kamar Mandi Bersama Amel
Sehingga dia paling akhir meninggalkan halaman sekolah. Kini
dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang teredam oleh kain gombal
yang kusumpal di mulutnya.Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi
apa peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik
itu. Sesekali nampak dia meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang
yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat
erat dengan berbagai simpul.Posisinya kini bersujud di hadapanku, tangisannya
kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada
dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat di dalam dirinya.
Kunyalakan sebatang rokok dan kunikmati isapan demi isapan rokok sambil kutatap
tajam dan kupandangi tubuh gadis cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya
putih bersih, pantatnya sekal berisi.Kunikmati rintihan dan tangis gadis cantik
yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan
musik di dalam ruangan sepi. Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan
kesunyian bangsal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali dia meronta-ronta
mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya itu.Lama kelamaan
kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras tadi dan
sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah habis
setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya yang telah
tersumbat. Sepertinya di dalam hatinya dia menyesali, kenapa Jimmi supirnya
selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang Nana sahabat
karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar
dari lingkungan sekolah di saat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP
bercanda ria dengan Meli sahabatnya. Yah, semua terlambat untuk disesali
pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya.“Beres
Bon.., pintu pagar depan sudah gue tutup dan gembok”, terdengar suara dari
seseorang yang tengah memasuki bangsal.
Ternyata Ahong dengan langkah agak gontai dia menutup pintu
bangsal yang mulai gelap ini. “OK.. Sip, gue udah beresin nih anak, tinggal
kita pake aja..”, ujarku kepada Ahong sambil tersenyum.Kebetulan malam ini Pak
Jani sang penjaga sekolah beserta keluarganya yang tinggal di dalam lingkungan
sekolah ini yaitu sedang pulang kampung, baru besok lusa mereka kembali ke
sekolah ini. Mereka langsung mempercayakan kepada kami untuk menjaga sekolah
ini selama mereka pergi.Maka tinggallah kami berdua bersama dengan Ririn yang
masih berada di dalam sekolah ini. Pintu gerbang sekolah telah kami rantai dan
kami gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah tidak ada aktifitas
atau orang lagi di dalam gedung ini. Pak Jimmi sang supir yang menjemput Ririn
pastilah berpikiran bahwa Ririn telah pulang, setelah melihat keadaan sekolah
itu.Kupandang lagi tubuh Ririn yang lunglai itu, badannya bergetar karena rasa
takutnya yang teramat sangat di dalam dirinya. Hujanpun mulai turun, ruangan di
dalam bangsal semakin gelap gulita angin dinginpun bertiup masuk ke dalam
bangsal itu, Ahong menyalakan satu buah lampu TL yang persis diatas kami,
sehingga cukup menerangi bagian disekitar kami saja. Kuhisap dalam-dalam
rokokku dan setelah itu kumatikan. Mulailah kubuka bajuku satu per satu, hingga
akhirnya aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah lama berereksi semenjak
meringkus Ririn di teras sekolah tadi.
Baca Juga Kisah Sex : Pembantu Kedapatan Bercinta dengan Anak Majikan
“Gue dulu ya..”, ujarku ke Ahong. “Ok boss..”, balas Ahong sambil kemudian berjalan meninggalkan aku keluar bangsal.Kudekati tubuh Ririn yang tergolek dilantai, kuraba-raba punggung gadis itu, kurasakan detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu, kuusap-usap pantatnya dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali kutepok-tepok. Badan Ririn kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali terdengar, sepertinya dia kembali memohon sesuatu, akan tetapi karena mulutnya masih tersumbat suaranya pun tidak jelas dan aku tidak memperdulikannya.Dari daerah pantat tanganku turun ke bawah ke daerah lututnya dan kemudian menyelinap masuk ke dalam roknya serta naik ke atas ke bagian pahanya. Kurasakan lembut dan mulus sekali paha Ririn ini, kuusap-usap terus menuju keatas hingga kebagian pangkal pahanya yang masih ditutupi oleh celana dalam.Karena sudah tidak tahan lagi, kemudian aku posisikan tubuh Ririn kembali bersujud, dengan kepala menempel dilantai, dengan kedua tangannya masih terikat kebelakang. Aku singkapkan rok seragam abu-abu SMU-nya sampai sepinggang.
“Waw indah nian.. Gadis ini” gunamku sambil melototi paha
dan pantat sekal gadis ini.Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna
putih itu, terlihatlah dua gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih.
Sementara Ririn terus menangis kini aku memposisikan diriku berlutut menghadap
ke pantat gadis itu, kurentangkan kedua kakinya melebar sedikit. Dengan jari
tengahku, aku coba meraba-raba selangkangan gadis ini. Disaat jari tengahku
menempel pada bagian tubuhnya yang paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis
ini mengejang. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan
seorang lelaki.Di saat kudapatkan bibir kemaluannya kemudian dengan jariku itu,
aku korek-korek lobang kemaluannya. Dengan maksud agar keluar sedikit cairan
kewanitaannya dari lobang kemaluannya itu. Tubuhnya seketika itu
menggeliat-geliat disaat kukorek-korek lobang kemaluannya, suara
desahan-desahanpun terdengar dari mulut Ririn, tidak lama kemudian kemaluannya
mulai basah oleh cairan lendir yang dikeluarkan dari lobang vaginanya.Setelah
itu dengan segera kucabut jari tengahku dan kubimbing batang kemaluanku dengan
tangan kiriku kearah bibir vagina Ririn. Pertama yang aku pakai adalah doggy
style, ini adalah gaya favoritku. Dan..“Hmmpphh..”, terdengar rintihan dari
mulut Ririn disaat kulesakkan batang kemaluanku kebibir vaginanya. Dengan
sekuat tenaga aku mulai mendorong-dorong batang kemaluanku masuk kelobang
kemaluannya. Rasanya sangat seret sekali, karena sempitnya lobang kemaluan
gadis perawan ini.
Aku berusaha terus melesakkan batang kemaluanku kelobang
kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang mencengkram erat
pinggulnya.Kulihat badan Ririn mengejang, kepala mendongak keatas dan sesekali
menggeliat-geliat. Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang
tiada taranya. Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya,
namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Ririn
saat itu, rintihan-rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal
itu.Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang kemaluanku,
kini bobol sudah lobang kemaluan Ririn. Aku telah berhasil menanamkan seluruh
batang kemaluanku ke dalam lobang vaginanya. Kurasakan kehangatan di sekujur
batang kemaluanku, dinding vagina Ririn terasa berdenyut-denyut seperti
mengurut-urut batang kemaluanku.Sejenak kudiamkan batang kemaluanku tertanam di
dalam lobang vaginanya, kunikmati denyutan-demi denyutan dinding vagina Ririn
yang mencengkram erat batang kemaluanku. Selanjutnya kurasakan seperti ada
cairan mengucur mengalir membasahi batang kemaluanku dan kemudian meluber
keluar menetes-netes. Ah.. Ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut
keperawanan dari gadis cantik ini.Sementara itu kepala Ririn kembali tertunduk
di lantai, desah nafasnya terdengar keras, badannya melemas. Setelah itu, aku
mulai memompakan kemaluanku di dalam lobang vaginanya. Kedua tanganku yang
mencengkram erat pinggulnya juga membantu memaju mundurkan tubuhnya. Badan Ririn
kembali tegang, rintihan kembali terdengar. Semakin lama aku semakin
mempercepat gerakanku, hingga tubuh Ririn tersodok-sodok dengan cepat sesekali,
badannya juga menggeliat-geliat.Raut mukanya meringis-ringis akibat rasa sakit
di selangkangannya. Hujanpun mulai turun dengan deras dan aku ingin menikmati
rintihan-rintihan dari gadis ini. Sementara aku terus menyodok-nyodok dari
belakang, aku putuskan untuk membuka gombal yang sedari tadi membekap
mulutnya.Dan, “Aakk.. Akkhh.. Oohh.. Ooh.. Iihh.. Oohh..”, suara erangan Ririn
kini terdengar, kunikmati suara-suara itu sebagai penghantar diriku yang tengah
menyetubuhi gadis ini.
Suaranya menggema di seluruh bangsal olahraga ini, namun
masih tertelan oleh suara derasnya hujan diluar. Ririn semakin terlihat
kepayahan, tubuhnya melemah namun aku masih terus menggenjotnya, gerakanku
semakin cepat.Bosan dengan posisi itu aku cabut kemaluanku dari lobang
vaginanya dan kulihat darah berceceran membasahi selangkangannya dan
kemaluanku. Sejenak Ririn mendesahkan nafas lega, kubalik tubuhnya, dan kini
posisi dia telentang. Setelah itu kurentangkan kedua kakinya dan kulipat hingga
kedua pahanya menyentuh dadanya. Kulihat jelas kemaluan gadis ini, indah
sekali. Bulu-bulunya yang masih jarang-jarang itu tumbuh menghias di sekitar
bibir kemaluannya.“Ohh.. Jangann Bang.. Ampun.. Bang.. Oohh.. Sakitt sekali..
Bang”, terdengar Ririn merintih pelan memohon belas kasihan kepadaku.
Dengan menyeringai aku tindih tubuh Ririn itu. Kembali aku
benamkan batang kemaluanku di dalam lobang vaginanya.“Aakkhh..”, Ririn terpekik
matanya terpejam, roman mukanya kembali meringis kesakitan dikala aku
menanamkan batang kemaluanku ke dalam lobang kemaluannya.
Setelah itu aku kembali memompakan tubuhku, menggenjot tubuh
Ririn. Batang kemaluanku dengan gaharnya mengaduk aduk, menyodok-nyodok lobang
kemaluannya.Tubuh Ririn kembali tersodok-sodok. Sesekali kuputar-putar
pinggulku, yang membuat tubuh Ririn kembali kelojotan, dari bibir Ririn
terdengar desahan-desahan halus “Ohh.. Enngghh.. Oohh.. Ohh.. Oohh..”.Setelah
sekian menit lamanya aku menyetubuhinya, aku merasakan diriku akan
berejakulasi. Segera kupeluk kepalanya dan kucengkram erat dengan kedua
tanganku setelah itu irama gerakanku kupercepat.Kulihat raut muka Ririn saat
itu nampak panik, sinar matanya menunjukkan kekalahan dan kepedihan. Dengan
tatapan sayu dia memandangiku disaat aku mengejang menyemprotkan spermaku yang
terakhir. Ahh nikmat sekali gadis ini, baru kali ini aku merengut keperawanan
seorang gadis kota yang cantik.Setelah itu akupun merebahkan tubuhku menindih
tubuhnya yang lemah, sambil mengatur nafasku. Tubuhku berguncang-guncang akibat
dari isakan-isakan tangisnya serta nafasnya yang tersengal-sengal, sementara
itu kemaluanku kubiarkan tertanam di dalam lobang kemaluannya.Kubelai-belai
rambutnya, kukecup-kecup pipi dan bibirnya. Terasa lembut sekali bibirnya,
kumainkan lidahku di dalam mulutnya, sejenak aku bercumbu mesra dengan Ririn.
Dia hanya terisak-isak dengan nafas yang terus tersengal-sengal. Akhirnya
kusudahi permainanku ini, aku bangkit sambil mencabut kemaluanku. “Ouugghh..”, Ririn
merintih panjang saat kutarik kemaluanku keluar dari lobang vaginanya.Kulihat
diselangkangannya telah penuh dengan cairan-cairan kental dan darah penuh
membasahi bulu-bulu kemaluannya. Tak kusadari Ahong ternyata telah berdiri
didekatku, dan rupanya dia telah telanjang bulat menunggu gilirannya, badannya
yang kekar dan tinggi itu nampak semakin sangar dengan banyaknya gambar-gambar
tattoo yang menghiasi sekujur dada dan lengannya. Dengan rasa toleran sebagai
seorang sahabat, akupun menyingkir dari tubuh Ririn yang tergolek lemas
dilantai. Aku ambil jarak beberapa meter dari tubuh Ririn kemudian aku kembali
merebahkan tubuhku. Dengan tiduran terlentang dilantai aku menggali kembali
rasa nikmatku setelah melampiaskan nafsuku ke Ririn tadi.
Sedang asyik-asyiknya aku istirahat, terdengar olehku bunyi sesuatu, “Srett.. Sreett.. Sreett.. Brett..” diikuti oleh isak tangis Ririn yang terdengar kembali.Setelah kuperhatikan, oh ternyata Ahong dengan sebuah pisau cutter ditangannya tengah sibuk merobek-robek baju seragam Ririn. Dengan kasarnya Ahong mencabik-cabik baju seragam putih Ririn, termasuk BH putih yang dikenalkannya. Dan akhirnya kini badan Ririn telah telanjang, kedua buah payudaranya yang tidak begitu besar kini terpampang jelas. Termasuk juga rok abu-abu yang melilit di pinggangnya setelah kusingkap tadi dirobek-robeknya, haya sepasang kaos kaki putih setinggi betisnya serta sepatu kets masih dikenakannya.“Ouuhh.. Ammpuunn.. Bang.. Ampun..”, suara Ririn terdengar lirih memohon-mohon ampun ke Ahong yang sepertinya tengah kalap kemasukan setan itu. Setelah itu dengan gombal yang tadi menyumpal mulut Ririn, Ahong membersihkan daerah selangkangan Ririn. Dengan sedikit kasar Ahong mengusap-usap selangkangan Ririn sampai-sampai tubuh Ririn menggeliat-geliat. Akupun kembali merebahkan tubuhku, mengatur nafasku serta kunyalakan sebatang rokok sebagai penghantar istirahatku.Sementara itu hujan diluar mulai reda, namun angin dingin terus berhembus masuk ke dalam bangsal tempat pembantaian Ririn ini. Tiba-tiba semenit kemudian di kala aku sedang rebahan dan asyik-asyiknya menikmati rokokku. Terdengar olehku jerit Ririn yang memilukan “Aaakkhh..”.Akupun terbangun, kulihat dari asal suara itu. Ternyata Ahong tengah menyodomi Ririn. Posisi Ririn kembali bersujud dengan kepala yang mendongak keatas, bola matanya terbelalak, wajahnya cantiknya terlihat miris sekali, mulutnya menganga membentuk huruf “O” dan Ahong berada dibelakangnya tengah asyik menanamkan batang kemaluannya yang besar itu ke dalam lobang anus Ririn.
Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Skandal Dengan Perawan Pramugari Garuda
“Aakkhh..” Ahong pun mendesah lepas tatkala dia berhasil menanamkan batang kemaluannya dilobang anus Ririn. Setelah itu lubang anus Ririn dihujani sodokan-sodokan batang kemaluan Ahong, Ahong melakukannya dengan gerakan yang cepat dan kasar sampai-sampai tubuh Ririn terdorong-dorong dan tersodok-sodok dengan keras. Tidak ada suara rintihan lagi yang keluar dari mulut Ririn mungkin karena suara tertahan ditenggorokannya karena menahan rasa sakit yang dideritanya, akan tetapi badannya masih kaku menegang, raut mukanya kini meringis-ringis, mulutnya masih saja menganga terbuka.Rasa sakit dan pedih kembali melanda dirinya yang tengah disodomi oleh Ahong. Melihat ini aku kembali terangsang, nafsu birahiku kembali memuncak. Aku bangkit dari rebahanku mendekati mereka berdua. Kemaluanku kembali ereksi melihat keadaan Ririn yang tengah menderita. Kuamati wajahnya dari dekat dan dia masih terlihat cantik, keringatpun mengucur deras membasahi wajah cantiknya.Aku dengan posisi berlutut berada didepan wajah Ririn, yang masih mendongak kesakitan itu, sementara itu seluruh badannya terus tersodok-sodok karena ulah Ahong yang menggenjotnya dari belakang. Kini aku dan Ahong berhadap-hadapan sementara Ririn berada ditengah-tengah kami. Ahongpun menghentikan sejenak genjotannya untuk memberikan kesempatan padaku memposisikan diri. Kuraih batang kemaluanku yang telah berdiri tegak, dan kujejalkan kemulut Ririn yang masih menganga itu.Ah, rasa dingin dan basah menyelimuti sekujur batang kemaluanku tatkala masuk di dalam rongga mulut Ririn. Nikmat rasanya, juga kurasakan kelembutan mulut dan bibirnya di sekujur batang kemaluanku. Setelah itu kembali Ahong menggenjot tubuh Ririn dari belakang. Kulirik mata Ririn menjadi sayu, nafasnya tersengal-sengal, aku hanya berdiri santai saja, karena tubuh Ririn yang bergerak-gerak maju mundur sebagai akibat sodokan-sodokan Ahong yang tengah mulai menyodominya kembali dari belakang. Kubelai-belai rambutnya yang indah, sambil kutatap wajah dan badannya.
“Ahh.. Ahh.. Ah..”, nikmat sekali rasanya mulut gadis ini,
sambil memejamkan mata dan menikmati rokok aku terus merasakan kenikmatan di
sekujur batang kemaluanku yang tengah dikulum keluar masuk mulut Ririn.Tidak lama
kemudian Ahong semakin cepat menggenjot, memompa lobang anus Ririn, badannya
semakin banyak mengeluarkan keringat, kulihat dia sepertinya akan berejakulasi.
Benar saja, tubuhnya nampak menggelinjang dan menegang, dari mulut Ahong keluar
pekikan kecil yang disusul oleh desahan yang penuh dengan kepuasan. Ahong pun
berejakulasi dilubang dubur Ririn. Setelah itu badan Ahong pun ambruk disamping
badan Ririn.Akan tetapi posisiku masih tetap seperti semula, kemaluanku masih
tertanam dimulut Ririn. Kubuang rokokku dan dengan kedua tanganku kuraih kepala
Ririn, kini dengan gerakan tanganku kepala Ririn ku maju-mundurkan. Ah.. Nikmat
rasanya, kemaluanku seperti dipijit-pijit dengan mulut Ririn, bibir sensualnya
melingkari batang kemaluanku, memberi rasa nikmat tersendiri, kurasakan pula
lidahnya menggelitik kepala batang kemaluanku, ah nikmatnya penuh
sensasi.Setelah sekian lama menikmati itu, tiba-tiba kembali aku akan
berejakulasi, maka kugerakkan kepalanya semakin cepat untuk mengulum batang
kemaluanku. Dan, akupun berejakulasi di dalam mulut Ririn, spermaku memancar
keluar membasahi mulut hingga tenggorokannya sampai-sampai meleleh keluar dari
mulutnya.
Rasa nikmat yang tiada taranya kembali melanda sekujur
tubuhku. Kucabut batang kemaluanku dari mulutnya, dan Ririn terbatuk-batuk
sepeti akan muntah, samar-samar kulihat mulutnya penuh dengan cairan-cairan
lendir kental sampai membuat mulutnya nampak mengkilat karena belepotan cairan
sperma.Wajahnya yang lesu dan lemah sejenak memandangku dengan tatapan mata
sayu penuh dengan keputus-asaan serta air mata yang kembali meleleh. Kemudian
dia terjatuh lunglai dilantai, hanya suara nafasnya yang terdengar menderu-deru
tersengal-sengal dan isakan-isakan tangisnya. Aku kembali merebahkan tubuhku di
samping Ririn, akhirnya akupun tertidur.Tidak lama rupanya aku tertidur, dan
kemudian terjaga setelah kembali telingaku menangkap suara erangan-erangan dan
rintihan-rintihan. Setelah aku bangun ternyata Ahong tengah menyetubuhi Ririn,
tubuh telanjang Ririn yang hanya tinggal mengenakan sepasang kaos kaki dan
sepatu kets ditiduri oleh Ahong. Dengan garangnya Ahong menggenjot tubuh Ririn,
iramanya cepat dan kasar sekali, tubuh lemah Ririn kembali
terguncang-guncang.Kini nampak roman muka Ririn telah lunglai sepertinya hampir
pingsan, beberapa saat yang lalu masih kudengar suara rintihan lemah yang
keluar dari mulut Ririn namun kini suara itu hilang sama sekali. Tidak lama
kemudian Ahong pun berejakulasi, kembali rahim Ririn disiram dan dipenuhi oleh
cairan sperma. Ririn nampak tidak sadarkan diri dan pingsan.Waktu sudah
menunjukkan pukul 10 malam, 4 jam lamanya kami memperkosa Ririn. Kini tibalah
waktu kami untuk angkat kaki, setelah kami berpakaian rapi kemudian kami angkat
tubuh Ririn dari ruang aula menuju ke sebuah gudang dibagian paling belakang
sekolah ini. Kami rebahkan gadis cantik primadona sekolah ini di sana. Di
sisinya kami tebarkan baju seragam sekolah, tasnya serta HP miliknya yang
sedari tadi terus berbunyi.
Kini gadis cantik itu, terkulai pingsan di dalam gudang yang kotor, badan telanjangnya dipenuhi dengan cairan-cairan sperma yang mulai mengering, juga darah yang nampak masih menetes dari lubang duburnya sebagai akibat disodomi oleh Ahong tadi. Kemaluannya pun terlihat kemerahan dan membengkak. Puas kami memperkosanya. Tepat pukul 22.15 setelah kami menghilangkan jejak kami, kami pun pergi meninggalkan gedung sekolah ini, berjalan menuju ke pelabuhan dikota metropolitan ini untuk menumpang kapal yang entah kemana membawa kami, menuju ke suatu tempat yang jauh dari kota metropolitan ini. Demikian lah Cerita Bokep Gadis Cantik Neng Ririn di SMU oleh Cerita sex hot