Cerita Dewasa Terkini – cerita panas Indonesia ini adalah cerita mesum yang mana bersumber dari kehidupan ku sendiri, Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Nina, dia seorang model iklan dan enam bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin. Usiaku kini 32 tahun, sedangkan Nina usia 21 tahun. Nina seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Nina, mertuaku, sebut saja Mama Leni, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39tahun. Mama Leni merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, palingpaling sebulan sekali. Kita mulai yah cerita mesum ini. Sehingga Mama Leni bersibuk diri dengan berjualan berlian. Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sndiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di Pondok Mertua Indah. Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Leni juga sibuk, kami jadi kurang banyak berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Leni jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri. Inilah awal hubungan itu terjadi.. Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu.
Tiga bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kirakira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga. Eh, Mama.. belum tidur.. Belum, Vir.. saya takut tidur kalau di rumah belum ada orang.. Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat.. Nina.. pulangnya kapan? Ya.. kirakira hari Rabu, Ma.. Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu.. Ok.. Vir, selamat tidur.. Kutinggal Mama Leni yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, lalu tidur. Keesokannya, Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Leni sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku. Selamat Pagi, Vir.. Pagi.. Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya. Kamu hari ini mau kemana Vir? Tidak kemanamana, Ma.. paling cuci mobil.. Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian. Ok.. Ma.. Hari itu aku menemani Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 07.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Nina makin sibuk dengan dirinya sendiri dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Leni. Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersamasama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tibatiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya. Vir, kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama yach.. habis pegal banget nih.. Dimana Ma? Sini.. Leher dan punggung Mama.. Aku lalu berdiri sementara Mama Leni duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lamalama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Leni tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang sangat menusuk hidungku. Maaf, Ma.. punggung Mama juga dipijat.. Iya.. di situ juga pegal.. Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tibatiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Leni juga sudah mulai terangsang. Vir, Mama kesepian.. Mama membutuhkanmu..
Baca Juga Cerita Seks Dewasa : KLIMAKS OLEH KAKAK dan MEMAMERKAN KESEKSIAN PACAR SENDIRI
Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke
mulutku dan lidah kami bertautan. Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke
arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh
tanganku. Hal ini membuatku semakin
terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang
berhadapan dengan Mama Leni yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya
terlihat jelas olehku. Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Leni lebih bagus dari
milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu
mertuaku yang toples. Vir, koq bengong,
khan Mama sudah bilang, Mama kesepian..
iya.. iya.. iya Mah, Ditariknya
tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya
kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya.
Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada
payudaranya. Payudaranya yang berukuran
36B sudah kuremasremas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Leni
menggoyangkan tubuhnya karena keenakan. Tangannya yang mungil memegang batangku
yang masih ada di balilk celana pendekku.
Diusapusapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai
diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana
dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang
membuatku gelisah. Keringat kami mulai
bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah
mulai menarinari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot
sehingga Mama MLeni ona kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh
tangannya sehingga makin mengeras.
Tanganku mulai merabaraba celana dalamnya, dari selasela celana dan
pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki
jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin
mempercepat kocokan tangannya pada batangku.
Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang
keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Leni
melepaskan tangannya dari batangku yang sudah keras. Mama Leni lalu berdiri di
hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya
dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Leni yang
bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara
berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku
menahan ludah ketika memandanginya.
Vir, ayo.. puasin Mama..
Ma.. tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Nina.. Ah.. masa sih.. Iya, Ma.. kalau tau dari 2 tahun lalu,
mungkin Mamalah yang saya nikahi.. Ah..
kamu bisa aja.. Iya.. Ma.. bener deh.. Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang
penting khan kamu bisa menikmati Mama sekarang.. Kalau Mama bisa memuaskan saya, saya akan
kawini Mama.. Mama lalu duduk lagi,
celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau
tidak terpegang semua karena batangku yang besar tapi tangannya yang lembut
sangat mengasyikan. Vir, batangmu besar
sekali, pasti Nina puas yach. Ah..
nggak. Nina.. biasa aja Ma.. Ya.. kalau
gitu kamu harus puasin Mama yach.. Ok..
Mah.. Mulut mungil Mama Leni sudah
menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat
diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya
sampai biji pelirku, Mama Leni mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam
mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku
saja dalam mulutnya. Hal ini pun sudah
membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Leni menyentuh batangku dengan
lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh
ludah Mama Leni yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku
semakin mengguncang keenakan. Setelah
itu Mama Leni duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua
kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Vagina Mama Leni terpampang di
hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan
vaginanya menusuk hidungku. Ma, Vagina
Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yach. Ah, masa sih Vir, wangi mana dibanding punya
Nina dari punya Mama.
Jelas lebih wangi punya mama dong.. Aaakkhh..
Vagina Mama Leni telah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang
vagina Mama Leni, vagina Mama Leni rasanya sangat menyegarkan dan manis
membuatku makin menjadijadi memberi jilatan pada vaginanya. Ma, vagina.. Mama sedap sekali.. rasanya
segar.. Iyaah.. Vir, terus.. Vir.. Mama
baru kali ini vaginanya dijilatin.. ohh.. terus.. sayang.. Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan
sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan.
Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu
kuhisap sarinya yang membuat Mama Leni menjerit keenakan dan tubuhnya
menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan. Ahh.. ahh..
oghh oghh.. awww.. argh.. arghh.. lidahmu Vir.. agh, eena.. enakkhh.. aahh..
trus.. trus.. Klitoris Mama Leni yang
manis sudah habis kusedot sampai berulangulang, tubuh Mama Leni sampai
terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya
sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan
itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik
di vaginanya maupun paha mama Leni.
Ahg.. agh.. Vir.. argh.. akh.. akhu.. keluar.. nih.. ka.. kamu.. hebat
dech.. Mama Leni langsung ambruk di atas
sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan
cairan vagina Mama Leni, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang
kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang
vagina Mama Leni yang sudah kering dari cairan. Mama Leni melebarkan kakinya
sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku
rasakan liang vagina Mama Leni terasa sempit, aku pun keheranan. Ma.. vagina Mama koq sempit yach.. kayak
vagina anak gadis. Kenapa memangnya Vir,
nggak enak yach.. Justru itu Ma, Mama
punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Nina sudah agak
lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yach?
Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, vaginanya harus Mama rawat
sebaikbaiknya, toh kamu juga yang nusuk..
Iya Ma, saya senang bisa menusukkan batang saya ke vagina Mama yang
sedaap ini.. Akhh.. batangmu besar
sekali.. Vagina Mama Leni sudah
terterobos juga oleh batang kemaluanku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 18
cm, setelah 6 kali kuberikan tekanan. Pinggulku kugerakan majumundur menekan
vagina Mama Leni yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Leni hanya bisa menahan rasa sakit yang
enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan
membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke
vaginanya.
Vir .. nggehh.. ngghh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agghh.. agghh.. aahh.. eenaakkhh.. Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan batangku ke vaginanya Mama Leni terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya. Payudara Mama Leni yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Leni belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tibatiba Mama Leni berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket. Arrgghh.. argghh.. aakkhh.. Mama.. keluar nich Vir .. kamu belum yach..? Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Leni, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya. Kuhujam vagina Mama Leni berkalikali sementara Mama Leni yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, Payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremasremas, punggungnya kujilat.
Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Leni meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Leni hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar. Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali.. Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, meniban tubuh Mama Leni yang sudah lemas lebih dulu. Aku dan Mama terbangun sekitar jam 12.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Leni, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih samasama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Leni memelukku dan mencium pipiku. Vir, Mama benarbenar puas dech, Mama pingin kapankapan coba lagi batangmu yach, boleh khan.. Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba vagina Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Nina nggak pulang. Iya, Vir.. kamu mau ngeloni Mama kalau Nina pergi? Iya Ma, vagina Mama nikmat sih. Air manimu hangat sekali Vir, berasa dech waktu masuk di dalam vagina Mama. Kita Main lagi Ma..? Iya boleh.. Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.
Baca Juga Cerita Seks Dewasa : NGENTOT PERKOSA ADEK MANTAN PACARKU dan TANTE NITA
DENGAN IBU GURUKU
Ini diawali dari ingatanku waktu dulu masih sekolah, pasti
ada saja salah satu guru yang menjadi favorit. Mungkin banyak juga yang
memfavoritkan ibu guru, apalagi ibu guru cantik, dan suka berpenampilan seksi,
jadi pengen ngentot ibu guru kan, dari awalnya menghayal sampailah pada onani ,
okelah ini adalah cerita dewasa tentang pengalaman murid yang bisa bercinta
dengan ibu guru nya sendiri, cerita sex hot dan mungkin akan membuat anda senat
senut. Mungkin . bukan cerita seks ibu dosen, tapi cerita seks ibu guru.
Sebagai siswa sebuah SMU Swasta, aku bukanlah murid yang pintar tapi juga tidak
bodoh-bodoh amat. Biasa-biasa saja. Tidak bisa dibanggakan. Yang bisa aku
banggakan adalah wajahku yang ganteng dengan bentuk tubuh yang atletis. Tinggi
jangkung dan berat yang seimbang. Dan paling aku banggakan adalah ukuran
kemaluanku yang luar biasa besarnya, panjangnya 22 cm dengan diameter 5 cm.
Membuat iri teman laki-lakiku. Namaku Doni, cukup terkenal di sekolahku.
Mungkin karena aku bandel dan sering berganti-ganti cewek. Banyak teman
sekolahku yang pernah aku tiduri. Mereka tergila-gila setelah menikmati jalan
tolku yang luar biasa dan tahan lama kalau bersetubuh. Sore itu, setelah semua
pelajaran selesai aku bergegas pulang kerumah. Semua buku-buku sudah kumasukkan
kedalam tas. Kustart sepeda motorku menuju jalan raya. Tapi di tengah
perjalanan aku baru ingat, pulpenku tertinggal di dalam kelas.
Dengan tergesa-gesa aku balik lagi ke sekolahku. Setelah
mengambil kembali pulpenku, aku berjalan lagi menuju parkir sepeda motorku.
Untuk mencapai tempat parkir, aku harus melewati ruangan guru. Ketika melewati
ruangan guru-guru, aku mendengan suara mendesah-desah disertai
rintihan-rintihan kecil. Aku penasaran dengan suara-suara itu. Aku mendekati
pintu ruangan, suara-suara itu semakin keras. Aku semakin penasaran dibuatnya.
Kubuka pintu ruangan, dengan berjalan mengendap-endap, aku mencari tahu
darimana datangnya suara-suara itu. Begitu mendekati ruangan Bu siska, aku
terkejut. Disana kulihat Bu Siska, guru bahasa Inggrisku yang telah setahun
menjanda, sedang bercumbu dengan Pak Rio, guru olahragaku, dalam posisi
berdiri. Bibir mereka saling kecup. Lidah mereka saling sedot. Tangan Pak Rio
meremas-remas pantat Bu Siska yang padat, sedangkan tangan Bu Siska melingkar
dipinggang Pak Rio. Mereka yang sedang asik tak tahu akan kehadiranku. Aku
mendekati arah mereka. Aku membungkukkan badan dan bersembunyi dibalik meja,
mengintip mereka dari jarak yang sangat dekat. Mereka menyudahi bercumbu,
kemudian Pak Rio duduk dipinggir meja, kakinya menjuntai kelantai. Bu Sisca
berdiri didepannya. Bu siska mendekati Pak Rio, dengan buasnya dia menarik
celana panjang Pak Rio. Tak ketinggalan celana dalam Pak Rio juga diembatnya.
Hingga Pak Rio setengah telanjang. Bu Siska menguru-urut jalan tol Pak Rio.
jalan tolnya yang tidak begitu besar, sedikit demi sedikit menegang.
Bu Siska membungkukkan tubuhnya, hingga wajahnya pas diatas
selangkangan Pak Rio. jalan tol Pak Rio diciuminya. “Isep.. sayang.. isep..
jalan tolku” suruh Pak Rio. Bu Siska tersenyum mengangguk. Dia mulai menjilati
kepala jalan tol Pak Rio. Terus turun kearah pangkalnya. Bu Siska sangat pintar
memainkan lidahnya dijalan tol Pak Rio. “Oohh.. enakk.. sayang.., truss..,
truss”. Pak Rio mengerang ketika Bu Siska mengulum jalan tolnya. Seluruh batang
jalan tol Pak Rio masuk kemulutnya. jalan tol Pak Rio maju mundur didalam mulut
Bu Siska. Tangan Bu Siska mengurut-urut buah pelirnya. Pak Rio merasakan nikmat
yang luar biasa. Matanya merem melek. Pantatnya diangkat-angkat. Aku sangat
terangsang melihat pemandangan itu. Kuraba-raba jalan tolku yang menegang.
Kubuka retsleting celanaku.Kukocok-kocok jalan tolku dengan tanganku. Birahiku
memuncak. Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka, tapi keinginan itu
kutahan, menunggu saat yang tepat. Lima belas menit berlalu, Pak Rio menarik
dan menjambak kepala Bu Siska. “Akhh.., akuu.. mauu.., ke.. keluar sayang” Pak
Rio menjerit histeris. “Keluarin aja sayang, aku ingin meminumnya” sahut Bu
Siska. Bu Siska tak mempedulikannya. Semakin cepat dikulumnya jalan tol Pak Rio
dan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal jalan tol Pak Rio seirama kocokan mulutnya.
jalan tol Pak Rio berkedut-kedut, otot-ototnya menegang. Dan crott! crott!
crott! Pak Rio menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Siska. Bu Siska meminum
cairan sperma itu. jalan tol Pak Rio terus dijilatinya, hingga seluruh
sisa-sisa sperma Pak Rio bersih. jalan tol Pak Rio kemudian mengecil didalam
mulutnya. Pak Rio yang sudah mencapai orgasme kemudian turun dari meja. “Kamu
puas sayang dengan serviceku” tanya Bu siska. “Puas sekali, kamu pitar sayang”
puji Pak Rio sambil tersenyum. “Gantian sayang, sekarang giliranmu memberiku
kepuasan” pinta Bu Siska. Bu Siska melepaskan gaunnya, juga pakaian atasnya,
hingga dia telanjang bulat. Astaga ternyata Bu Siska tak memakai apa-apa
dibalik gaunnya.
Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh mulusnya, putih bersih, ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat, juga bentuk tempenya yang indah dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi. Bu Siska kemudian naik keatas meja, kakinya diselonjorkan kelantai. Pak Rio mendekatinya. tempe Bu Siska diusap-usp dengan tangannya. Jari-jarinya dimasukkan, mencucuk-cucuk tempe Bu Siska. Bu Siska menjerit nikmat. “Isep sayang, isep tempeku sayang” pinta Bu Siska menghiba. Pak Rio menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Siska. Lidahnya dijulurkan ketempe Bu Siska. Disibaknya bibir tempe Bu Siska dengan lidahnya. Pak Rio mulai menjilati tempe Bu Siska. “Oohh.. truss.. sayang.., jilatin terus.., akhh” Bu Siska mendesah. Pak Rio dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir tempe Bu Siska. Dihisapnya tempe Bu Siska dari bagian luar kedalam. tempe Bu Siska yang merah dan basah dicucuk-cucuknya. Kelentitnya disedot-sedot dengan mulutnya. “Oohh.., enakk.., truss.., truss.., sayang” jerit Bu Siska. Hampir seluruh bagian tempe Bu Siska dijilati Pak Rio. Tanpa sejengkalpun dilewatinya. “Akkhh.., akuu.. mauu.. ke.. keluar.. sayang” erang Bu Siska. tempenya berkedut-kedut. Otot-otot tempenya menegang. Dijambaknya rambut Pak Rio, dibenamkannya keselangkangannya. “A.. akuu.., keluarr.., sayang” Bu Siska menjerit histeris ketika mencapai orgasme. tempenya sangat basah oleh cairan spermanya. Pak Rio menjilati tempenya hingga bersih. “Kamu puas Sis?” tanya Pak Rio ******** “Belum! Entot aku sayang, aku ingin merasakan jalan tolmu” pinta Bu Siska. “Maaf Sis! Aku tak bisa, aku harus pulang”.
Baca Juga Cerita Mesum Hot : TANTE RAHAYU NAFSU SEX dan SEKS BINAL PACAR GUE
“Nanti istriku curiga, aku pulang sore” sahut Pak Rio
menolak. “Kamu pengecut Rio! Dikasih enak aja takut!” kata Bu Siska jengkel.
Matanya meredup, memohon pada Pak Rio. Pak Rio tak mempedulikannya. Dia
mengenakan celananya, kemudian berlalu meninggalkan Bu Siska yang menatapnya
sambil memohon. Ini kesempatanku! Pikirku dalam hati. Nafsu birahiku yang sudah
memuncak melihat mereka saling isap, ingin disalurkan. Setelah Pak Rio berlalu,
kudekati Bu Siska yang masih rebahan diatas meja. Kakinya menggantung ditepi
meja. Dengan hati-hati aku berjalan mendekat. Kulepaskan baju seragamku, juga
celanaku hingga aku telanjang bulat. jalan tolku yang sudah menegang, mengacung
dengan bebasnya. Sampai didepan selangkangan Bu siska, tanganku meraba-raba paha
mulusnya. Rabaanku terus keatas kebibir tempenya. Dia melenguh. Kusibakkan
bibir tempenya dengan tanganku. Kuusap-usap bulu tempenya. Kudekatkan mulutku
keselangkangannya. Kujilati bibir tempenya dengan lidahku. “Si.. siapa.., kamu”
bentak Bu Siska ketika tahu tempenya kujilati. “Tenang Bu! Saya Doni murid Ibu!
Saya Ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Rio” sahutku penuh nafsu. Bu Siska
tidak menyahut. Merasa mendapat angin segar. Aku semakin berani saja. Nafsu
birahi Bu Siska yang belum tuntas oleh Pak Rio membuatnya menerima
kehadiaranku. Aku melanjutkan aktivitasku menjilati tempe Bu Siska. Lubang
tempenya kucucuk dengan lidahku. Kelentitnya kusedot-sedot. “Oohh.., truss..
Don.., truss.. isep.. sayang” pintanya memohon. Hampir setiap jengkal dari tempe
Bu siska kujilati. Bu Siska mengerang menahan nafsu birahinya. Kedua kakinya
terangkat tinggi, menjepit kepalaku. Lima belas menit berlalu aku menyudahi
aktivitasku. Aku naik keatas meja. Aku berlutu diatas tubuhnya. jalan tolku
kuarahkan kemulutnya. Kepalanya tengadah. Mulut terbuka menyambut kehadiran
jalan tolku yang tegang penuh. “Wow! Gede sekali jalan tolmu!” katanya sedikit
terkejut. “Isep Bu! Isep jalan tolku!” pintaku. Bu Siska mulai menjilati kepala
jalan tolku, terus kepangkalnya. Pintar sekali dia memainkan lidahnya. “Truss..
Buu.. teruss.., isepp” aku mengerang merasakan nikmat. Bu Siska menghisap-isap
jalan tolku. jalan tolku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.
“Akuu.. tak.., tahann.., sayang! Entot aku sayang” pintanya. “Ya.., ya.. Buu”
sahutku. Aku turun dari meja, berdiri diantara kedua pahanya. Kugenggam jalan
tolku, mendekati lubang tempenya. Bu Siska melebarkan kedua pahanya, menyambut
jalan tolku. Sedikit demi sedikit jalan tolku memasuki lubang tempenya. Semakin
lama semakin dalam. Hingga seluruhnya amblas dan terbenam. tempenya penuh sesak
oleh jalan tolku.
Aku mulai mengerakkan pantatku maju mundur. Klecot!Klecot!
Suara jalan tolku ketika beradu dengan tempenya. “Ooh.., nik.. matt..,
sayang.., truss” Bu Siska mendesah. Kuangkat kedua kakinya kebahuku. Aku dapat
melihat dengan jelas jalan tolku yang bergerak-gerak maju mundur. “Ooh..,
Buu.., enakk.. banget.., tempemu.., hangat” desahku. Sekitar tiga puluh menit
aku menggenjotnya, kurasakan tempenya berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.
“Akuu.., tak.. tahan.., Don, aku.. mau.. keluarr” jeritnya. “Tahan.. Buu..,
aku.. masih tegang” sahutku. Dia bangun duduk dimeja memegang pinggangku
erat-erat, mencakar punggungku. “Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Siska menjerit
histeris. Nafasnya memburu. Dan kurasakan tempenya sangat basah, Bu siska
mencapai orgasmenya. Ibu guruku yang sudah berumur 37 tahun menggelepar
merasakan nikmatnya kusetubuhi. Aku yang masih belum keluar, tak mau rugi.
Kucabut jalan tolku yang masih tegang. Kuarahkan kelubang anusnya. Kedua
pahanya kupegang erat. “Ja,.jangan.., Don” teriaknya ketika kepala jalan tolku
menyentuh lubang anusnya. Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku hingga
setengah batang jalan tolku masuk kelubang anusnya yang sempit. “Aow! Sakitt.. cabutt..,
Don.., aku.. sakitt.. jangan” teriaknya keras. Kusodok terus hingga seluruh
batang jalan tolku amblas. Kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan
pantatku maju mundur. Teriakan Bu Siska mengendor. Berganti dengan
desahan-desahan dan rintihan kecil. Bu Siska sudah bisa menikmati sentuhan
jalan tolku dianusnya. “Jadi dicabut ngga Bu” candaku. “Jangan sayang, enak
banget” katanya sambil tersenyum. Kusodok terus lubang anusnya, semakin lama
semakin cepat. Bu Siska menjerit-jerit. Kata-kata kotor keluar dari mulutnya.
Aku semakin mempercepat sodokanku ketika kurasakan akan mencapai orgasme.
“Buu.., akuu.. mauu.. ke.. keluarr” aku melolong panjang. “Akhh.. akuu juga
sayang” sahutnya. Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat
banyak dilubang anusnya. Kutarik jalan tolku. Kuminta dia turun dari meja untuk
menjilati jalan tolku. Bu Siska menurutinya.
Dia turun dari meja dan berlutut dihadapanku. jalan tolku dikulumnya. Sisa-sisa spermaku dijilatinya sampai bersih. “Kamu hebat Don, aku puas sekali” pujinya. “Aku juga Bu” sahutku. “Baru kali ini tempeku dimasuki jalan tol yang sangat besar” katanya. “Ibu mau khan terus menikmatinya” kataku. “Tentu sayang” jawabnya sambil berdiri dan mengecup bibirku. Kami beristirahat sehabis merengkuh kenikmatan. Kenikmatan selanjutnya kudapatkan dirumahnya. Bu Siska, guruku ternyata hyperseks. Dia kuat sekali ngentot. Satu malam bisa sampai empat kali. Demikianlah cerita bokep hot HOT YANG MENGGODA dan DENGAN IBU GURUKU oleh cerita sex hot.