Hari itu aku berangkat pagi-pagi ke sekolah. Biasa, mau nyontek PR teman. O,ya aku sekolah di SMA negeri di kota X. sekolah ini termasuk unggulan, namun bukan dalam hal akademisnya melainkan dalam hal ekskulnya. setiap pulang para siswa terlebih dahulu mengikuti ekskul hingga sore hari. Karena termasuk sekolah baru, guru yang mengajar umumnya masih muda. Mereka rata-rata tidak ada yang berumur lebih dari 30 tahun.
Jam 6 pagi aku sampai di sekolah, segera kucontek PR temanku yang terlebih dahulu datang. Tidak terasa aku mengerjakan PR hingga bel masuk berbunyi. Untungnya PRku selesai lebih dulu. Pelajaran pertama biologi.
Aku sih enjoy aja mengikutinya apalagi gurunya manis, masih muda lebih tinggi sedikit dariku dengan berat badan yang ideal, dan berjilbab. Dia baru mulai mengajar 3 hari yang lalu. Namanya Siti Maghfiroh. Kami biasa memanggilnya Bu Firoh. Pagi itu Bu Firoh datang memakai baju warna hitam dan jilbab dengan warna sama. Dia menggunakan jilbab selengan. Selain mengajar biologi, dia juga menjadi pengurus UKS maklum sekolah kami masih baru minim SDM.
Aku tidak konsen menerima pelajaran karena memperhatikan tubuh Bu Firoh. Aku membayangkan apabila Bu Firoh yang selalu berjilbab dan berbusana muslimah itu telanjang. Tentu merupakan hal yang menarik apabila wanita berjilbab namun tidak berbusana. Selama ini aku hanya bisa mengkhayal bu Firoh yang berjilbab telanjang di depanku. Memikirkan hal itu aku jadi ngaceng. Tak terasa pelajaran selesai kulihat jilbabnya melambai-lambai.
Pukul 1 siang “teeeeeeeeeee………….t” bel pulang berbunyi aku segera mempersiapkan diri untuk ikut ekskul. Aku menjadi kapten tim sepak bola di sekolahku. Sehingga harus bertanggung jawab pada ekskul itu. Ekskul yang kuikuti berlangsung mulai jam 2 siang hingga 4 sore.
Tak terasa sudah jam 4 sore. Semua anggota tim pulang, sedangkan aku masih ada di sekolah untuk membereskan peralatan ekskul. Memasuki sekolah, suasana terasa lain. Jika setiap pagi sangat ramai, keadaan di sore hari berbeda 180 derajat. Koridor yang tadinya ramai kini menjadi sepi.
Aku berjalan menuju gudang untuk meletakkan bola sepak. Pada saat perjalanan kembali aku melewati ruang guru. Kulirik sebentar hanya tinggal tas Bu Firoh. Guru lainnya sudah pulang sedangkan dia masih di sekolah. Aku menyempatkan diri mandi di kamar mandi dekat ruang guru. Di sana hanya ada 2 kamar mandi satu untuk pria satu untuk wanita. Namun dindingnya tidak membatasi dengan sempurna, ada sekitar 30 cm celah di atas dinding yang membatasi kamar mandi itu.
Di kamar mandi bajuku tidak segera kulepas. Aku menunggu keringatku mengering. Belum selesai aku menunggu keringatku kering, terdengar suara kamar mandi sebelah terbuka. Aku hanya diam saja karena kupikir bisa mendapat pemandangan bagus. Saat mengintip aku terkejut karena ternya di sana kulihat Bu Firoh, guru berjilbab yang mempunyai wajah manis seperti artis sinetron. Aku lebih terkejut lagi karena bu Firoh saat itu sedang berjongkok tanpa mengenakan rok panjangnya. Terlihat roknya berada di gantungan kamar mandi. Saat itu dia memandangi gambar di ponselnya. Aku menduga dia tengah menonton bokep, karena terlihat dia tidak bias mengendalikan diri dan menggosok-gosok vaginanya. Tak kusangka walaupun berjilbab, Bu Firoh sangat bernafsu. Kuabadikan masturbasi bu Firoh tersebut dalam ponsel kameraku. Bu Firoh tidak sampai mengerang, muungkin dia malu apabila terdengar orang lain. Walaupun berjilbab namun suka masturbasi ternyata dia masih punya malu.
15 menit setelah Bu Firoh muslimah berjilbab yang “alim” itu keluar dari kamar mandi, aku selesai mandi. Kulihat foto hasil jepretanku tadi. Kulihat seeorang wanita manis berjilbab dengan tangan yang berada di vaginanya. Kulihat kakinya putih dan mulus sekali. Aku jadi ternagsang melihatnya.
Sengaja kulewati ruang guru, kulihat Bu Firoh masih di sana.
Segera kuhampiri dia kemudian kuelus-elus jibab hitamnya.
“Ngapain kamu!” dia menggertak Kutunjukkan fotonya saat bermasturbasi tadi, kulihat dia sangat syok. “kalo ibu tidak mau melayani saya, foto ini akan kusebar luaskan” ancamku sambil terus mengelus-elus jilbabnya.
Dia hanya terdiam tanpa kata-kata. Kujambak jilbabnya agar dia mengikutiku menuju ruang UKS. Sesampainya di sana pintu kukunci.
“Ibu meskipun pakai jilbab ternyata libidonya tinggi yah” kataku. Kulihat air matanya hampir keluar. Segera kuperintah Bu Firoh untuk mengoral kontolku. Dia menurutiku karena takut gambarnya tersebar. Kuusap-usap jilbab Bu Firoh. Air matanya terlihat menetes membasahi jilbabnya. Namun aku tertawa penuh kemenangan sambil mengusap-usap jilbabnya. 15 menit kemudian kurasakan gejolak di penisku, tak mampu menahan lebih lama, spermaku keluar dengan deras. Karena kaget Bu Firoh melepas kulumannya sehingga spermaku tidak hanya menodai wajah manisnya namun juga jilbabnya. Kulihat jilbabnya yang semula hitam polos kini ada motif putih karena spermaku. Namun aku belum puas. Kuperintahkan dia melepas semua bajunya namun tetap mamakai jilbabnya. Dan aku juga segera melepas bajukku. “impianku melihat Bu Firoh berjilbab namun tidak berbusana akhirnya terpenuhi” kataku dalam hati.
Kulihat dugaanku tidak salah, bu Firoh terlihat menantang walau telanjang tanpa melepas jilbabnya. Dadanya montok seolah minta untuk diemut. Segera kuraih dada kanannya dan kukulum dengan rakus.
“ah..ah…ah..” walau kupaksa ternyata Bu Firoh menikmatinya. Kulihat wajahnya di balik jilbab ketika sedang horny, hal itu segera membuatku “ON” lagi.
Bu Firoh kubaringkan di ranjang dalam UKS dan kuserbu mulut guru berjilbab itu dengan nafsunya. Sekitar 10 menit kulakukan hal itu. Kemudian kupandangi wajahnya yang masih terbalut jilbab manis sekali. Kemudian kusuruh dia menungging. Segera kutancapkan kontolku ke memeknya, rasanya semppit sekali. Kugenjot tubuh guruku sambil memegangi jilbab hitamnya. Seperti joki yang memacu kuda. Sekitar 20 menit kurasakan kontolku tidak kuat menahan sperma yang akan keluar.
“ah…………” aku berteriak bersamaan dengan keluarnya spermaku dalam memeknya. Setelah keluar semua. Kucopot jilbab guruku untuk membersihkan kontolku dan memeknya ……dari cairan yang keluar baik dari memeknya maupun dari kontolku. Terlihat rambutnya yang hitam sebahu yeang selama ini tersembunyi di balik jilbabnya.
Aku sangat terangsang melihatnya, apalagi saat itu Bu Firoh terlihat sangat menggairahkan dengan keringat di sekujur tubuhnya.
Setelah aku merasa masih mampu untuk mengocok bu Firoh, kuminta dia untuk berbaring telentang. Tanpa membuang waktu segera kutusuk vaginanya. Dia terlihta sangat menikmati permainanku ini. fantasiku.com Puas dengan posisi itu, gentian aku yang telentang, kemudian kuminta dia menggenjot kontolku dari atas. Jepitan vaginanya terasa enak sekali. Genjotannya yang liar membuatku tidak bisaertahan lama. Lima menit kemudian aku memuncratkan spermaku di lubang kenikmatan Bu Firoh. Terlihat wajahnya yang manis menunjukkan ekspresi kepuasan.
Sehabis itu kami ngobrol sebentar sambil memakai baju. Aku cukup penasaran mengapa tadi waktu kuentot tidak keluar darah, dari ceritanya aku tahu walau berjilbab,dulu Bu Firoh pernah nge-seks dengan pacarnya.
Ngesex pertama dilakaukan saat masih SMA. Sebenarnya Bu Firoh sudah berjilbab sejak SMA. Saat kuliah pun ia selalu berjilbab. Ternyata walau berjilbab ia termasuk wanita berpikiran modern. Ia menganut sex bebas.
Setelah itu kami segera keluar sekolah karena takut ketahuan orang lain.
Tak terasa terdengar adzan maghrib Bu Firoh kulihat segera menuju tempat parkir dan menutupi jilbabnya yang penuh sperma dengan helm sepeda motor, mungkin dia malu bila ketahuan ada sperma di jilbabnya. Akupun segera pulang dengan penuh senyum kemenangan
Tamat,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,