Ibu Tiri Yang Erotis

Pagi itu tanpa sengaja pandanganku tertumbuk ke sebuah flashdisk berwarna merah yang tergeletak di dekat pintu depan. Iseng kuambil dengan yakin bahwa flashdisk itu bukan milik suamiku, karena flashdisk punya suamiku selalu yang berwarna hitam.

Lalu punya siapa flashdisk ini? Apa isinya?

Rasa penasaran menjalar. Lalu kubawa flashdisk itu ke dalam kamarku. Kuaktifkan laptopku sambil memasukkan flasdisk itu ke USB.

Ternyata flashdisk itu punya Tito, anak tiriku yang sekarang sedang sekolah. Tadinya kusangka flashdisk itu berisi hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan ujian, karena ia sudah duduk di bangku kelas 3 SMA. Ternyata bukan. Isinya beberapa video dewasa ! Aaah, apakah Tito sudah layak menyimpan video-video sepanas ini? Bukankah usianya baru 17 tahun? Haruskah kutegur dan kunasihati dia agar tidak menyimpan hal-hal yang belum waktunya diketahui? Ataukah kusembunyikan saja flashdisk ini atau kubuang sekalian ke dalam got?

Tiba-tiba perhatianku tertuju ke folder yang berjudul โ€œMamiโ€. Apa isinya? Bukankah aku yang biasa dipanggil mami olehnya? Apakah folder itu berisi sesuatu yang menyangkut diriku?

Dengan penasaran kubuka folder itu. Ternyata isinya tulisan mengenai diriku ! Jujur, aku berdebar-debar membacanya :

Sejak ibu kandungku tiada, Mami hadir dalam kehidupan Papi. Waktu Papi menikah dengan Mami, umurku baru 7 tahun. Aku senang-senang saja punya ibu tiri yang harus kupanggil Mami itu. Terlebih setelah bertahun-tahun ia menjadi pengganti ibuku, aku merasa benar-benar mendapat pengganti ibu kandungku, yang menyayangi diriku, yang selalu memperlakukanku dengan lemah-lembut dan sebagainya.

Setahuku, pada waktu Mami resmi menjadi istri Papi, usianya baru 20 tahun. Sedangkan Papi sudah 40 tahun. Perbedaan usia yang sangat jauh. Tapi kelihatannya mereka enjoy-enjoy saja. Dalam hal itu aku salut juga pada Papi, karena beliau mampu mendapatkan seorang gadis yang masih belia untuk dijadikan istrinya.

Waktu aku masih kecil, sosok Mami tak pernah kuperhatikan secara khusus. Aku cuma tahu bahwa ia seorang ibu tiri yang baik, yang memperlakukanku seperti anak kandungnya sendiri.

Tapi setelah aku di SMA, diam-diam aku mulai sering memperhatikan ibu tiriku itu. Bahwa ia seorang wanita muda yang cantik, bertubuh tinggi semampai, berkulit putih bersih (untuk ukuran orang Indonesia).

Panjang lebar ia memujiku dalam tulisan itu. Tapi yang membuatku terlongong, ketika kubaca kalimat berikut ini:

Pagi itu aku mau minta uang kepada Mami, untuk keperluan sekolah. Memang Papi sudah menyuruhku agar segala keperluanku harus meminta kepada Mami, supaya hatinya enak, katanya.

Papi sudah berangkat kerja. Mami masih di kamarnya. Seperti biasa, kubuka saja pintu kamar Mami, lalu masuk ke dalam. Tapi apa yang kulihat? Oooohโ€ฆaku benar-benar dibuat terkejut lalu terpanaโ€ฆkarena Mami masih tidur terlentang di tempat tidurnya, dengan kimono terbuka lebarโ€ฆ.sehingga sepasang kakinya yang putih mulus itu tak tertutup apa-apa. Tampak jelas dari telapak kaki sampai ke pangkal pahanya. Tapi yang teramat mendebarkan adalah bagian di antara kedua pangkal pahanya ituโ€ฆooohโ€ฆMami tidur tanpa mengenakan celana dalam !?!?!!

Maka bagian yang berbulu lebat hitam itu tampak jelas di mataku !

Aku tak tahu apakah Mami terbiasa tidur tanpa celana dalam atau tengah malam dia buang air dan malas mengenakan kembali celana dalamnya, entahlah. Yang jelas aku jadi gemetaran dan buru-buru keluar lagi dari kamar Mami, dengan perasaan yang tak menentu.

Gilanyaโ€ฆsetelah berada di dalam kamarku lagi, jiwaku jadi dikuasai hasrat yang tak terkendalikan. Penisku ngaceng beratโ€ฆmembayangkan indahnya kalau aku bisa menyentuh dan menggeluti bagian tubuh di antara kedua pangkal paha Mami yang tampak sangat merangsang itu. Oooohโ€ฆkenapa aku jadi begini?

Banyak lagi yang ia tulis di catatan rahasia ini. Kesimpulannya, ia jadi sering membayangkan diriku. Bahkan pada suatu malam ia pernah bermimpi didekati olehku dalam keadaan sama-sama telanjang. Lalu ia melakukan sesuatu yang sering dibayangkannya. Dan esoknya ia mendapati celananya basah, akibat mimpi itu.

Di catatan itu pun ia mengakui bahwa kalau lamunan tentang diriku tak terkuasai lagi, ia melakukan masturbasi, sambil membayangkan tengah menggeluti tubuhku ! Bahkan ia pernah melakukan onani berkali-kali dalam semalam, untuk meredakan khayalannya tentang diriku.

Semuanya itu membuatku jadi serba salah. Tadinya aku akan menegur Tito, karena kutemukan video porno di dalam flashdisknya itu. Tapi tulisan di flashdisk itu, yang berisi kekagumannya terhadap diriku, membuatku jadi kikuk. Maka kuambil keputusan untuk meletakkan kembali flashdisk itu di tempatnya semula, lalu aku akan bersikap pura-pura tidak tahu saja.

Namun di hari-hari berikutnya, aku mulai sering memperhatikan Tito secara diam-diam. Mulai memikirkan apa yang sedang terjadi pada dirinya.

Dan gilanya, aku mulai membayangkan serunya jika tubuhku digeluti oleh anak muda yang anak tiriku sendiri itu. Maklum, aku baru berusia 30 tahun, sementara suamiku sudah 50 tahun. Sesekali memang aku suka membayangkan sosok muda yang perkasa, yang tidak loyo seperti suamiku. Tapi sungguh, tadinya aku tak pernah membayangkan sosok muda itu anak tiriku sendiri. Apalagi semuda Tito yang baru 17 tahun.

Bang Martin (suamiku) tidak impoten. Tapi yahโ€ฆ.potensi lelaki yang usianya sudah setengah abad, tentu beda dengan yang masih muda. Setiap kali berhubungan sex dengan suamiku, aku selalu tidak puas. Tapi aku tak pernah menggerutu ataupun memperlihatkan sikap tidak puas. Karena tenggang rasaku cukup kuat. fantasiku.com Karena di sisi lain, aku mempunyai kepuasan duniawi darinya. Apa pun yang kuinginkan, selalu dikabulkan. Bahkan kehidupan orang tuaku di kampung, sangat diperhatikan oleh suamiku. Rumah baru dibangunkan. Perabotan serba mahal dibelikan. Sehingga derajat orang tuaku jadi meningkat setelah aku menikah dengan Bang Martin.

Kehidupanku sendiri tak pernah kekurangan. Rumahku cukup megah, di daerah perumahan paling elit di kotaku. Mobil untuk keperluan pribadiku sudah dibelikan. Perhiasan yang mahal-mahal pun sudah menjadi milikku. Maka tiada alasan bagiku untuk tidak merasa puas menjadi istri Bang Martin.

Tapi kenapa sejak membaca file dari flashdisk Tito, pikiranku jadi sering melayang-layang tak menentu? Kenapa aku jadi sering memperhatikan gerak-gerik Tito secara diam-diam?

Hari demi hari berlalu dengan pesatnya. Tanpa terasa sebulan telah berlalu. Dan kesempatan yang diam-diam kutunggu pun tiba.

Bang Martin terbang ke Kaltim, untuk mengurus bisnisnya. Biasanya dia bisa lebih dari sebulan berada di Kaltim. Kali ini pun rencananya 40 hari dia akan berada di sana.

Rasanya aku tak sabar lagi menunggu kesempatan ini.

Lalu kuputar otakku. Kuputar sampai soreโ€ฆsampai Tito tampak sudah pulang dari sekolahnya.

Aku pun keluar dari kamarku. Menghampiri pintu kamar Tito. Tadinya aku cuma mau mengajak makan di luar padanya. Tapi ketika kubuka pintu kamarnya, o my Godโ€ฆdia baru menanggalkan seluruh seragam sekolahnya, mau mengganti dengan pakaian rumahโ€ฆdanโ€ฆaku benar-benar terkejut ketika melihat bagian tubuh anak tiriku yang di bawah perutnya itu. Mungkinkah abg berusia 17 tahun bisa memiliki penis sepanjang dan sebesar itu? Jauh lebih โ€œtinggi tegapโ€ daripada punya ayahnya ! Tapi cepat aku ingat cerita suamiku, bahwa mendiang ibu kandung Tito itu wanita Pakistan. Mungkin anatomi Tito banyak menuruni garis ibunya.Sementara suamiku asli Indonesia, maka penisnya pun biasa-biasa saja.

โ€œKita makan di luar aja yuk,โ€ kataku pada Tito yang tampak kaget dan cepat-cepat menutupi kemaluannya dengan kedua tangannya.

โ€œIโ€ฆiya Mamโ€ฆโ€ sahutnya tergagap. Dan aku bersikap seolah tak melihat sesuatu yang aneh.

Beberapa saat kemudian aku dan anak tiriku sudah berada di dalam mobil yang melesat ke arah utara. Sengaja kubiarkan Tito yang nyetir mobilku. Karena sekarang ia sudah punya SIM. Dan cara nyetirnya sudah cukup halus.

โ€œPapi ngasih duit gak?โ€ tanyaku ketika sedanku sudah berada di Jalan Setiabudhi.

โ€œEnggak Mam,โ€ sahut Tito, โ€œPapi bilang kalau ada kebutuhan minta sama Mami aja.โ€

โ€œIya,โ€ aku mengangguk-angguk kecil. Sementara ingatanku melayang pada yang kulihat sekilas tadi. Sebentuk penis remaja yang terkulai lemas tapi panjang dan gede banget. Gak kebayang seperti apa kalau penis anak tiriku itu sudah tegangโ€ฆ.hmmmโ€ฆgila, diam-diam aku jadi horny nih.

Tito membelokkan mobil ke pekarangan restoran langgananku. โ€œDi sini kan makannya Mam?โ€ tanyanya sebelum mematikan mesin mobilku.

โ€œIya. Kamu juga udah lapar kan?โ€

โ€œHeheeโ€ฆ.iya Mam. Kan pulang sekolah tadi belum makan.โ€

Lalu kami melangkah memasuki restoran itu.

Pada saat menunggu makanan pesanan datang, aku tatap wajah Tito. Emang tampan wajah anak tiriku itu. Maklum darah campuran dengan Pakistan. Tubuhnya tinggi semampai, hidungnya mancung, matanya bundar dan kulitnya sawo matang.

โ€œUdah lama gak ke Ciater,โ€ kataku, โ€œNanti pulangnya ke sana yuk.โ€

โ€œIya Mam,โ€ Tito mengangguk dengan senyum ceria, โ€œAku paling seneng berendem di Ciater.โ€

โ€œTapi ini sudah soreโ€ฆpulangnya pasti malem nanti.โ€

โ€œDi Ciater kan rame terus duapuluhempat jam Mam. Makin malam makin rame, sampe subuh masih aja banyak orang yang datang. Tapiโ€ฆ.โ€

โ€œโ€ฆKenapa?โ€

โ€œKita gak bawa handuk dan sabun Mam.โ€

โ€œBeli aja di sini. Kan di samping restoran ini ada minimart tuhโ€ฆโ€

โ€œOh, iyaโ€ฆiya Mam. Sekarang aja belinya Mam, sambil nunggu pesanan kita datang.โ€

โ€œIya,โ€ aku mengangguk sambil mengeluarkan ATMku, โ€œPake debit aja. Beli handuk dua, sabun cair dan shampoo yang biasa mami pakai ya. Nomor pinnya 3050.โ€

โ€œIya Mam.โ€

โ€œOhya, sekalian beli buat cemilan juga To.โ€

โ€œIya,โ€ Tito berdiri dan bergegas keluar dari restoran.

Diam-diam kubuka tas kecilku. Kuambil sebutir pil kontrasepsi dan kutelan, didorong oleh air teh yang sudah terhidang di mejaku.

Setengah jam kemudian kami sudah meninggalkan restoran itu. Dan bergerak menuju Lembang, kemudian menuju pemandian air panas mineral Ciater. Udara sudah gelap ketika kami tiba di Ciater. Waktu pintu mobil kubuka, hiiiโ€ฆ.hawa dingin menyerbu ke dalam mobilku. Dingin sekali.

โ€œMami bawa baju renang?โ€ tanya Tito setelah mematikan mesin mobil dan mengeluarkan kantong plastik berisi peralatan mandi yang dibeli tadi.

โ€œNggak,โ€ sahutku, โ€œBerendam di kamar mandi aja.โ€

โ€œIya, Mam. Di kamar mandi jauh lebih bersih, karena gak nyampur sama orang-orang.โ€

โ€œTapi temanin mami nanti ya. Takut mandi sendirian udah gelap gini.โ€

Tito menatapku sesaat, lalu mengangguk dan menunduk. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Tapi aku yakin dia takkan menyangka bahwa semuanya ini sudah kurencanakan sejak di rumah tadi.

โ€œKamar mandinya mau pakai dua apa satu aja Mam?โ€ tanya Tito waktu mau beli tiket kamar mandi.

โ€œSatu aja,โ€ sahutku, โ€œKan kamu harus nemanin mamiโ€ฆโ€

Waktu menuju ke deretan kamar mandi, kulihat di kolam renang banyak yang sedang berendam air panas. Tapi tidak sebanyak di hari-hari weekend. Dengan sendirinya kamar mandi pun banyak yang kosong.

Aku dan Tito masuk ke dalam kamar mandi yang terlihat paling bersih. Tito langsung mengalirkan air panas ke bak mandi yang cukup lebar dan dalam itu, sementara aku mengeluarkan peralatan mandi dari kantong plastik.

Kutanggalkan celana panjang dan baju kausku, sehingga tinggal celana dalam dan beha yang masih melekat di tubuhku. Lalu duduk di bibir bak yang sudah terisi air panas mineral hampir setengahnya.

โ€œLhoโ€ฆkamu mau berendam dengan pakaian lengkap gitu? Buka dong semuanya,โ€ kataku pada Tito yang tampak salah tingkah, mungkin karena melihat diriku yang tinggal mengenakan beha dan CD doang.

โ€œIโ€ฆiya Mamโ€ฆโ€ sahutnya tergagap sambil menanggalkan celana jeans dan baju kausnya, kemudian menggantungkannya di kapstok, berdampingan dengan pakaianku.

Pada saat yang sama aku pun menanggalkan beha dan celana dalamku, kemudian masuk ke dalam bak, duduk sambil melonjorkan kakiku.

โ€œAyo masuk siniโ€ฆbuka dulu celana dalamnya, biar jangan kebasahan,โ€ kataku.

Tito menoleh dan tampak kaget ketika melihatku sudah bertelanjang bulat. Lalu tampak ragu waktu mau menanggalkan celana dalamnya.

โ€œAyolahโ€ฆ.cepetan buka celananya,โ€ kataku lagi, โ€œDi dalam kamar mandi kan gak boleh lama-lama, karena uap belerangnya bisa bikin sesak napas.โ€

โ€œIโ€ฆiya Mam,โ€ Tito membelakangiku sambil menurunkan celana dalamnya. Kemudian melangkah ke arah bak sambil menutupi kemaluannya dengan kedua tangannya. Dan aku pura-pura tidak memperhatikannya.

Lalu ia duduk bersandar ke dinding di sampingku. Genangan air panas sudah mencapai dadaku. Tapi beningnya air membuat sekujur tubuhku tampak jelas. Termasuk kemaluanku yang berbulu lebat ini (karena suamiku melarang mencukurnya).

Tapi Tito tetap menutupi penisnya dengan kedua tangannya. Dan sepertinya tidak berani memandang ke arah kemaluanku.

โ€œKalau sudah rendaman di sini enak yaโ€ฆbadan kita seperti abis dipijitin,โ€ kataku sambil meraih sabun cair dari bibir bak. Lalu kuelus-eluskan ke sekujur tubuhku, sehingga air panas ini mulai dipenuhi busa sabun.

โ€œIya Mamโ€ฆโ€ sahut Tito hampir tak terdengar.

Untuk mengusir kecanggungan Tito, aku duduk membelakangi Tito sambil berkata, โ€œSabuni punggung mami, To.โ€

โ€œIya Mamโ€ฆโ€ suara anak tiriku makin tersendat, seperti sedang menahan napas. Lalu kurasakan telapak tangannya mengeluskan sabun cair ke punggungku. Kubiarkan agak lama ia menyabuni punggungku.

โ€œPunggung Mami mulus gak To?โ€ tanyaku pada satu saat.

โ€œMuโ€ฆmuโ€ฆmulus sekali, Mamโ€ฆโ€ sahutnya tersendat-sendat.

Kuambil gayung plastik dan kusirami punggungku dengan air panas. Lalu aku berdiri, tetap membelakangi Tito. โ€œPaha dan kakinya juga To. Nanti gantianโ€ฆsetelah mami, nanti giliran kamu yang akan mami sabuni,โ€ kataku.

Tito tetap duduk sambil melakukan perintahku. Mulai menyabuni paha bagian belakangku. Meski gemetaran tangannya terasa enak menggosok-gosokkan sabun dari lipatan lutut sampai pangkal pahaku.

Sengaja kurenggangkansepasang pahaku, agar ia bisa leluasa memandang bagian yang di antara kedua pangkal pahaku.

โ€œJangan ragu-ragu gitu Toโ€ฆsabuni semua yang bisa kamu sabuni,โ€ kataku.

โ€œYaโ€ฆyaโ€ฆya Mamโ€ฆ.โ€ sahutnya dengan suara napas yang tersengal-sengal.

Sekarang tangan kirinya terasa memegang paha kiriku, sementara tangan kanannya mulai menyabuni selangkanganku, sementara bunyi napasnya semakin terengah-engah, seperti orang yang habis lari marathon.

Dan aku ingin melihat ekspresi wajahnya saat ini. Lalu aku membalikโ€ฆmenghadap ke arah Tito yang tampak kaget, terbelalak memandang kemaluanku yang sekarang tepat berada di depan matanya.

โ€œSabuni ininya juga, Toโ€ฆโ€ kataku sambil menunjuk ke arah kemaluanku.

Dengan takut-takut Tito menyabuni kemaluanku. Dan tahukah dia bahwa sejak tadi mataku tertuju ke arah penisnya yang dahsyat itu?

Kucurahkan sabun cair ke telapak tanganku, lalu kueluskan ke penis Tito yang panjang gede ini. Dia agak terkejut. Tapi lalu terdiam salah tingkah ketika aku mulai menyabuni batang kemaluannya, tentu saja dengan cara yang terarahโ€ฆseperti sedang mengocoknya.

โ€œMamโ€ฆooohโ€ฆโ€ Tito terpejam.

โ€œKenapa? Kamu sudah lama ingin menyentuh kemaluan mami kan? Sentuhlah โ€ฆkenapa jadi berhenti? Mami gak marah kokโ€ฆโ€

โ€œOhโ€ฆMami baik sekaliโ€ฆโ€ tangan Tito mulai menggerayangi kemaluanku. Tangannya terasa semakin gemetaran. Sementara aku sendiri mulai asyik mempermainkan penis anak tiriku yang makin lama makin membesar dan menegang ini.

Kemaluanku jadi penuh dengan busa sabun. Batang kemaluan Tito juga. Dan Tito diam saja ketika batang kemaluannya kutarik, lalu kuelus-eluskan ke belahan vaginaku. Wahโ€ฆaku sudah benar-benar horny. Dan tak peduli lagi penis siapa yang sedang kuelus-eluskan ke celah vaginaku ini.

โ€œPunyamu udah tegang gini, Toโ€ฆโ€ kataku sambil membayangkan nikmatnya kalau penis Tito mengenjot liang kemaluanku, โ€œKamu sudah pernah main sama cewek?โ€

โ€œMaโ€ฆmain gimana, Mam?โ€ Tito tampak ragu menatapku.

โ€œBersetubuhโ€ฆpernah?โ€

โ€œBelum Mam.โ€

โ€œMasa?โ€

โ€œBerani sumpah, belum pernah Mamโ€ฆ.โ€

โ€œTapi ngocok sih suka kan?โ€

โ€œIโ€ฆiya Mamโ€ฆ.kok Mami bisa tau?!โ€

โ€œTau lah. Mami juga tau kamu pernah lihat kemaluan mami waktu mami masih tidur kan? Ngaku aja terus terangโ€ฆ.mami gak marah kok.โ€

โ€œIโ€ฆiyaโ€ฆtapi itu gak sengaja Mamโ€ฆ.โ€

Aku tersenyum. Kukecup pipinya, lalu berbisik, โ€œYa udahโ€ฆgak apa-apa. Sejak saat itu kamu mikirin mami terus kan? Jujur aja jawab. Mami suka anak yang jujur.โ€

โ€œIya Mam,โ€ Tito menunduk, โ€œMami cantik sekaliโ€ฆ.akuโ€ฆaku sering membayangkan mami.โ€

โ€œTapi kita gak boleh berlama-lama di kamar mandi ini. Nanti habis napas kita. Mending pulang aja yuk. Nanti kita lanjutkan di rumah aja. Tapi harus hati-hatiโ€ฆjangan sampai ketahuan sama pembantu-pembantu.โ€

โ€œIya Mamโ€ฆtapiโ€ฆ.โ€

โ€œKenapa?โ€

โ€œDi sini kan ada hotelโ€ฆ.โ€

โ€œOh, iya yaโ€ฆ.kamu udah gak sabar ya?โ€

Tito cuma nyengir malu-malu.

โ€œYa udah, kita cek in di hotel sini aja.โ€

Kubilas tubuhku dengan air panas, lalu kulap dengan handuk. Dan kukenakan lagi pakaianku. Tito juga melakukan hal yang sama.

Beberapa menit kemudian aku dan Tito sudah berada di kamar hotel yang masih berada di dalam kompleks pemandian air panas itu juga.

Setelah menguncikan pintu kamar hotel, kupeluk pinggang Tito sambil berkata perlahan, โ€œKamu gak nyangka semuanya ini bakal terjadi kan?โ€

โ€œIya Mam,โ€ Tito membalas dengan pelukan di pinggangku, โ€œRasanya seperti mimpiโ€ฆโ€

โ€œKamu udah punya pacar?โ€ tanyaku sambil mengecup pipinya.

โ€œBelum Mam.โ€

โ€œKenapa? Biasanya anak SMA sekarang kelas satu juga udah punya pacarโ€ฆ.โ€

โ€œAkuโ€ฆakuโ€ฆโ€

โ€œKenapa? Kok seperti takut-takut gitu ngomongnya?โ€

โ€œAku telanjur mengagumi Mamiโ€ฆjadi gak ada semangat buat deketin cewek di sekolah, Mamโ€ฆโ€ kata Tito bergetar.

Sambil tersenyum aku membisiki telinga Tito, โ€œMalam ini mami akan menjadi milikmu. Kamu boleh melakukan apa saja pada mami. Tapi ingatโ€ฆini rahasia kita berdua ya.โ€

โ€œIya Mam. Aku janji akan merahasiakan semua ini.โ€

Aku tersenyum, lalu melepaskan baju kaus dan celana panjangku. Tito memandangku dengan sorot yang jauh beda daripada biasanya. Aku tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. โ€œLepasin dong pakaianmu,โ€ kataku sambil duduk di pinggir tempat tidur.

โ€œIya Mam,โ€ Tito mengangguk, lalu menanggalkan celana jeans dan t-shirtnya. Tinggal celana dalam yang masih melekat di tubuhnya, sementara aku pun sudah menanggalkan behaku.

Pandanganku tertumbuk ke arah celana dalam Tito. Tampak jelas, ada tonjolan, ada yang mendorong dari balik celana dalam anak tiriku itu.

Dengan perasaan semakin dikuasai nafsu, kutarik pergelangan tangan Tito, lalu kupeluk lehernya sambil berkata, โ€œKalau mami kasih apa yang selama ini selalu kamu bayangkan, apa yang pertama kali ingin kamu lakukan pada mami?โ€

โ€œKalau aku berterus terang, Mami marah gak?โ€ Tito balik bertanya dengan suara agak tertahan.

โ€œNggak.โ€ aku menggeleng, โ€œApa yang sangat ingin kamu lakukan pertama kalinya?โ€

โ€œAkuโ€ฆaku ingin menciumi bibir Mamiโ€ฆmenciumi leher Mamiโ€ฆmenciumi payudara Mamiโ€ฆ.โ€

โ€œCuma itu?โ€

โ€œAku juga inginโ€ฆingin menciumi dan menjilati kemaluan Mamiโ€ฆโ€

โ€œSeperti di video yang sering kamu lihat?โ€

โ€œIโ€ฆiya Mamโ€ฆ.tapiโ€ฆMami gak marah kan?โ€

โ€œNggak,โ€ aku menggeleng lagi. Lalu mengecup bibir Tito dengan sepenuh gairah. Dan kataku, โ€œMami sayang kamuโ€ฆ.karena itu semuanya akan mami kasihโ€ฆtapi mami minta semangat belajarmu harus meningkat, jangan sebaliknya, ya.โ€

โ€œIโ€ฆiya Mamโ€ฆaku juga sayang Mamiโ€ฆ.โ€ kata Tito tergagap, karena aku mulai menyelinapkan tanganku ke balik celana dalamnya. Dan terasa batang kemaluannya yang dahsyat ini sudah tegang sekali. fantasiku.com Membuatku makin dikuasai nafsu. Lalu aku tarik pinggang Tito dan meraihnya ke atas tempat tidur, sementara tanganku tetap memegang penis tegang dan hangat ini.

Supaya leluasa, kutanggalkan celana dalamku, kemudian kusuruh Tito pun melepaskan celana dalamnya.

Dalam keadaan sudah sama-sama telanjang bulat ini, tiada lagi rahasia di antara fisik kami. Lalu aku merebahkan diri, menelentang sambil tersenyum kepada anak tiriku yang tampak masih sangat canggung itu. Dan kuraih badannya ke atas dadaku sambil berkata, โ€œAyolahโ€ฆkatanya ingin mencium bibir mami.โ€

Tito yang sudah telungkup di atas dadaku spontan menjawab dengan tindakan. Dengan ganas ia mencium bibirku dan kusambut dengan lumatan dan pelukan bergairah.

Dan penis Tito yang sudah tegang itu terasa menempel ke kemaluanku. Ini membuatku bergairah untuk memegangnya. Aahโ€ฆbenar-benar dahsyat batang kemaluan anak tiriku ini. Membuat napsuku makin menggila. Rasanya ini penis yang sangat aduhai. Panjang besar, ereksinya pun sempurna. Benar-benar keras, tidak seperti penis ayahnya. Maklum ayahnya sudah tua, sementara Tito masih sangat muda.

Dan aku tak sabar lagi. Aku ingin segera menikmati gesekan penis yang sempurna ereksinya ini.

Maka diam-diam kutarik penis Tito, sampai agak membenam ke liang vaginaku yang sudah membasah ini. Lalu kataku, โ€œKalau mau ngemut vegy mami nanti aja di rumah ya. Supaya kamu bisa sepuasnya menjilati vegy mami. Sekarang dorong aja penisnya Toโ€ฆ.biar masukโ€ฆโ€

โ€œIโ€ฆiya Mamโ€ฆ.โ€ sahut Tito dengan napas memburu. Lalu terasa batang kemaluan aduhai itu mendesak kuat ke dalam liang vaginaku yang sudah licin oleh lendir birahiku ini.

โ€œOooohโ€ฆsudah masuk sedikit Toโ€ฆ.iiiiyaaaaโ€ฆ.dorong lagiโ€ฆ.oooohโ€ฆโ€ฆโ€ desahku sambil memeluk leher anak tiriku. Benar-benar mantapโ€ฆ.batang kemaluan yang sangat tegang dan gagah ini sudah masuk setengahnya. Membuat desir birahiku makin menggila. Bukan main rasanyaโ€ฆbaru dibenamkan separuh saja sudah menimbulkan nikmat yang begini dahsyatnyaโ€ฆ

Spontan saja pahaku membuka selebar-lebarnya, seolah mengucapkan selamat datang buat sebentuk penis perkasa yang siap memuasi hasrat birahiku.

โ€œIyaโ€ฆayun dikit-dikitโ€ฆโ€ bisikku.

โ€œAyun?โ€ Tito tampak bingung.

โ€œIyaโ€ฆentotin dikit-dikitโ€ฆnanti lama-lama juga masuk semuaโ€ฆโ€ bisikku sambil memeluk pinggang Tito.

โ€œIโ€ฆiya Mamโ€ฆโ€ sahutnya sambil melakukan perintahku. Awalnya seperti ragu-ragu menggerak-gerakkan penisnya. Tapi akhirnya ia mulai mengayun penisnya dengan benar. Maju mundur, maju mundur, maju mundurโ€ฆdan makin lama penisnya makin dalam membenam ke dalam liang kemaluanku.

Disusul dengan suara Tito yang tersendat-sendat dan bergetar, โ€œDuuuhโ€ฆMaaaamโ€ฆ. duuuuuuhโ€ฆ.enak banget Mamโ€ฆ.โ€

Kusambut dengan pelukan erat di pinggang Tito, dengan kecupan-kecupan penuh nafsu di pipinya, di bibirnyaโ€ฆaaahโ€ฆ.tahukah dia bahwa sebenarnya aku pun tengah merasakan suatu kenikmatan yang luar biasa saat ini?

Namun sayangnya, baru sebentar Tito mengayun penisnya, tiba-tiba ia menahan napasnya, lalu mendengusโ€ฆdan terasa penisnya menyemprot-nyemprotkan cairan hangatnya. Aaahโ€ฆdia sudah ejakulasi. Padahal aku belum apa-apa.

Tapi aku memakluminya. Yah, maklum ia belum berpengalaman. Dan mungkin tadi ia terlalu bernafsu, sehingga tak kuasa mengontrol diri lagi. Biarlahโ€ฆaku yakin ia bisa dengan cepat dibangkitkan lagi.

Aku tak mau protes dengan ejakulasi prematurnya Tito. Takut nanti jadi beban negatif baginya. Tapi aku belum puas. Tadi baru pemanasan dan belum mencapai orgasme satu kali pun. Maka dengan cara yang terlatih, kugenggam penis Tito dan kuremas-remas dengan lembut. Sesekali kuelus moncongnyaโ€ฆmulai menegang lagi sedikit demi sedikit. Sebenarnya aku ingin mengulum dan menyelomotinya. Tapi aku takut terkesan seperti wanita nakal. Terutama karena cowok yang sedang bersamaku ini adalah anak tiriku sendiri.

Lagian cowok seremaja Tito tak perlu โ€œterapiโ€ yang terlalu ekstrim. Dengan elusan dan remasan pun sudah tegang lagi.

โ€œBarusan cepat sekali ya Mam,โ€ kata Tito waktu kudorong dadanya sampai terlentang. Dan aku berjongkok dengan kaki di kanan-kiri pinggul Tito.

โ€œBiasaโ€ฆyang pertama mah biasanya begitu. Tapi kan kita bisa lanjutkan ke ronde kedua, ketiga dan seterusnya,โ€ sahutku sambil tersenyum. Sementara tanganku memegang penis Tito yang sudah ngaceng berat, moncongnya kuarahkan ke mulut vaginaku.

Tito diam saja. Aku pun menurunkan pantatku, sehingga penis Tito mulai terbenam lagi di dalam liang kewanitaanku.

Sekarang aku yang aktif, menaik turunkan pinggulku, sehingga kenikmatan pun kurasakan lagi, kenikmatan pergeseran penis Tito dengan dinding liang kewanitaanku. Tapi aku tak mau aktif sambil jongkok begini. Lalu aku menjatuhkan dadaku ke atas dada Tito dan melanjutkan gerakan vaginaku sambil merangkul leher anak tiriku yang tampan ini.

Tito tampak keenakan dengan aktivitasku. Bahkan ia mulai aktif juga. Pada waktu vaginaku maju, ia pun mendesakkan penis gagahnya. Dan pada waktu vaginaku mundur, ia pun menarik penisnya. Aaaahโ€ฆtak kusangka akan mengalami semuanya ini. Sesuatu yang indah sekali, yang sulit kudapatkan dari suamiku.

Ketika bibirku bersentuhan dengan bibir Tito, reaksinya pun spontan. Ia bahkan melumat bibirku dengan mesranya. Sementara kedua tangannya melingkar di pinggangku, memelukku dengan erat dan mesranya.

Kali ini Tito mulai terasa tangguh. Sudah setengah jaman aku mengayun vaginaku di atas perutnya, belum juga terlihat tanda-tanda ia mau ngecrot. Malah keringatku mulai membasahi leher dan pipiku.

โ€œDuuuhโ€ฆ.gantian kamu yang di atas lagi ya,โ€ kataku sambil menggulingkan tubuh ke samping dan berusaha agar penis Tito jangan sampai terlepas dari jepitan vaginaku.

โ€œAyoโ€ฆsekarang kamu yang genjot lagi,โ€ kataku setelah aku terlentang dan Tito berada di atas dadaku.

โ€œIya Mamโ€ฆโ€ sahut Tito dengan penuh semangat.

Tito sudah mulai lancar menggauliku. Batang kemaluannya mulai mantap memompa liang kewanitaanku. Aku pun sengaja merentangkan kedua pahaku selebar mungkin, supaya batang kemaluan Tito bisa membenam sedalam mungkin. Bahkan terasa berkali-kali moncong penisnya menyundul-nyundul mulut rahimku. Ini membuatku terpejam-pejam dalam nikmat, membuatku tiada hentinya merintih-rintih lirih sambil meremas-remas rambut anak tiriku yang tampan ini.

Tak lama kemudian aku merasa akan mencapai titik orgasme. Lalu kubisiki telinga Tito, โ€œCepetin gerakannyaโ€ฆ.iyaโ€ฆ.iyaโ€ฆnah gituโ€ฆ.Mami mau nyampe nihโ€ฆ.ayoโ€ฆenjot terus sayangโ€ฆTitoโ€ฆooohโ€ฆ.Mami sayang sama kamu, Titoooโ€ฆ..oooohโ€ฆoooooohโ€ฆ.โ€

Akhirnya sekujur tubuhku mengejang. Aku menahan napas sambil menggeliat. Danโ€ฆ.ooohโ€ฆakhirnya aku mencapai puncak kenikmatankuโ€ฆ.yang membuat liang kewanitaanku mengedut-ngedut, lalu basah dengan lendir kenikmatanku.

Tito masih asyik mengayun batang kemaluannya, bermaju-mundur di dalam liang kewanitaanku yang sudah mencapai kepuasan. Kubiarkan saja dia aktif sendiri, sambil menghayati kenikmatan yang baru saja kurasakan.

Tapi beberapa menit kemudian gairahku bergejolak lagi. Aku seperti berpacu dengan waktu, ingin merasakan orgasme yang kedua. Selama ini apa yang kunikmati bersama Tito ini adalah sesuatu yang langka dalam hidupku.

Maka ketika Tito sedang lancar-lancarnya mengayun penisnya, aku pun mulai menggoyang-goyangkan pinggulku dengan gerakan yang meliuk-liuk dan menghentak-hentak. Dengan sendirinya liang kewanitaanku seperti memilin-milin dan membesot-besot batang kemaluan anak tiriku. Sedangkan aku sendiri bertujuan agar clitorisku bisa bergesekan dengan kejantanan Tito. Dan ini nikmat sekali rasanya. Keringat Tito pun semakin bercucuran bergalau dengan keringatku.

Belasan menit kemudian kurasakan seperti mau orgasme lagi. Maka dengan terengah kuminta Tito mempercepat gerakan penisnya, โ€œBiar kita bisa meletus bareng-barengโ€ฆ.pasti enak banget,โ€ kataku.

Lalu kami seperti sepasang manusia kesurupan. Saling cengkram. Saling lumat bibir. Sampai akhirnya Tito merintih, โ€œAduhโ€ฆMaaamโ€ฆ.kayaknya mau ngecrot nihโ€ฆ.โ€

โ€œIya sayangโ€ฆโ€ sahutku tersengal juga sambil mempergila goyangan pinggulku, karena aku tak mau sampai terlambat mencapai orgasme.

Laluโ€ฆ.Tito mendesakkan batang kemaluannya sampai terasa mendorong ujung liang kewanitaanku. Dan saat itulah kami menggelepar bersamaan, menahan napas bersamaanโ€ฆ.kemudian sama-sama mendengusโ€ฆmeledak di puncak kenikmatan yang tiada taranya.

O, puasnya akuโ€ฆ.

Ketika mengenakan kembali pakaianku, Tito pun keluar dari kamar mandi dalam keadaan sudah berpakaian lengkap. Dengan mesra kupeluk anak tiriku dan kutanya perlahan, โ€œEnak?โ€

Malu-malu Tito menyahut lugu, โ€œSangat-sangat enak, Mamโ€ฆ.โ€

Maka kucium bibirnya mesra. Kataku, โ€œNanti di rumah kalau masih mau, Mami kasih.โ€

โ€œBener Mam?โ€ ia tersenyum ceria.

โ€œIya sayang, mau berapa kali pun Mami kasih. Sekarang kita pulang dulu yuk. Bahaya rumah ditinggalin kosong malem-malem gini.โ€

Tito mengangguk dan meraih kunci mobil dari meja kecil. Dalam perjalanan pulang, ketika Tito nyetir di tengah gelapnya malam, suasana perasaanku jadi jauh berbeda dengan sebelumnya. Tanganku tiada bosannya mengelus pahanya yang sudah ditutupi celana jeans. Bahkan terkadang kukecup pipinya dengan mesra.

Dan hari sudah lewat tengah malam ketika kami tiba di rumah. Tubuhku serasa dilolosi, lunglai sekujur-kujur. Tapi setibanya di dalam kamar, aku langsung masuk ke kamar mandi. Menanggalkan seluruh busanaku dan memutar handle shower air panas.

Seharusnya lewat tengah malam gini tak boleh mandi. Tapi biarlah. Aku sudah terbiasa mandi kapan saja, terutama kalau merasa perlu membersihkan tubuhku. Lagian mandi dengan air panas begini, rasanya enak-enak saja.

Aku jarang berendam di bathtube, karena merasa lebih bersih kalau mandi sambil berdiri begini. Sekujur tubuhku kusabuni. Kemaluanku juga kusabuni lalu kusemprot dengan air hangat. Setelah merasa bersih semuanya kuhanduki sampai kering. Lalu kuambil kimono bersih dari lemari kaca kamar mandi.

Kukenakan kimono sutra putih itu tanpa mengenakan celana dalam.

Ketika keluar dari kamarku, tampak Tito sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil nonton sepakbola di tv. Dia memang pecandu sepakbola, khususnya liga Inggris.

โ€œBelum ngantuk?โ€ tanyaku sambil duduk di Tito yang sudah mengenakan piyama coklat bergaris-garis putih.

โ€œBelum Mam,โ€ sahutnya sambil menatapku sesaat dengan senyum manis. Memang manis senyum anak tiriku itu, โ€œSekarang kan malam Mingguโ€ฆ.hari Senin libur pulaโ€ฆโ€

โ€œSo?โ€ kurapatkan dudukku ke sampingnya, lalu kugigit daun telinganya perlahan, sambil melepaskan ikatan tali komonoku.

โ€œJaโ€ฆjadi bisa begadangโ€ฆ.โ€ sahutnya tergagap. Mungkin karena ia baru menyadari bahwa aku tak mengenakan beha dan celana dalam. Bahkan dengan sengaja kusembulkan sepasang payudaraku.

โ€œPayudara Mami bagus sekaliโ€ฆmasih kencang banget,โ€ desisnya sambil meraba payudaraku dengan tangan yang terasa gemetaran.

โ€œYa iyalahโ€ฆ.Mami kan belum pernah menyusui anakโ€ฆ.sekarang kamulah yang pertama netek ke Mami,โ€ sahutku sambil meraih kepalanya, mengarahkan mulutnya ke payudara kiriku.

Tanpa menunggu komando lagi Tito mengulum pentil payudara kiriku. Dan terasa menyedot-nyedot seperti bayi netek.

โ€œElus-elus pentilnya dengan ujung lidahmu, sayang,โ€ kataku sambil menyelinapkan tangan ke lingkaran karet celana piyamanya. Wowโ€ฆ.ternyata penis Tito sudah ngaceng lagi !

Tito mengikuti perintahku. Sambil menyedot pentil buah dadaku, ia menjilatinya juga. Pasti membuatku horny lagi. Sementara aku pun asyik meremas-remas batang kemaluannya dengan casra yang sudah terlatih (karena aku sudah terbiasa harus merangsang suamiku setiap kali aku ingin digaulinya).

Sesaat kemudian, โ€œKatanya pengen jilatin punya Mamiโ€ฆ.sekarang masih kepengen?โ€ kataku sambil merentangkan kimonoku, merentangkan sepasang pahakuโ€ฆ.sehingga kemaluanku seolah menantang Tito untuk diperlakukan sekehendak hatinya.

โ€œBoleh Mam?โ€ Tito berjongkok di atas karpet, menghadap ke arah kemaluanku.

โ€œBoleh sayang. Sekarang Mami kan sudah kamu miliki. Lakukanlah apa pun yang kamu mauโ€ฆ.โ€

Tito tampak bersemangat sekali. Ia berlutut di karpet, di antara kedua belah pahaku yang kurentangkan selebar mungkin. Dengan hati-hati ia menyibakkan bulu kemaluanku yang menutupi celah vaginaku. Lalu kusentuhkan ujung telunjukku ke clitorisku sambil memberi petunjuk, โ€œIni yang harus sering kamu jilati yaโ€ฆ.tapi jangan kasar, karena clitoris ini bagian paling pekaโ€ฆ.โ€

Tito mengangguk. โ€œYang lainnya boleh dijilati gak?โ€

โ€œSesukamu jilati bagian mana punโ€ฆ.biar variatifโ€ฆ.tapi yang paling sering harus dijilati ya clitorisnya itu. Kamu kan sering nonton bokepโ€ฆ.masa belum ngerti juga.โ€

โ€œHeheheeeโ€ฆiya Mam. Jembut Mami lebat sekali,โ€ kata Tito sambil menempelkan mulutnya ke vaginaku.

โ€œIyaโ€ฆmaunya sih dicukur sampai bersih, tapi Papi melarangโ€ฆ.โ€

โ€œEmang iya Mamโ€ฆ.jangan dicukurโ€ฆ.gondrong gini malah merangsang banget.โ€

โ€œAyah dan anak sama seleranya,โ€ kataku sambil tersenyum.

Danโ€ฆaaahโ€ฆ.Tito mulai menjilati kemaluankuโ€ฆ.dari celahnya sampai ke clitorisku. Aku pun menyandar di sofa dengan mata terpejam. Dalam nikmat.

Dengan sedikit petunjuk dariku, Tito mulai pandai menjilati kemaluanku. Mulai rajin menyedot clitorisku dan menjilatinya dengan penuh semangat.

Sebenarnya suamiku juga sering menjilati kemaluanku. Tapi rasanya jauh lebih enak jilatan Tito. Gila. Kenapa begini ya? Entahlah. Mungkin ini yang disebut SIIโ€ฆ.selingkuh itu indah. Terlebih-lebih selingkuh dengan anak tiriku sendiri.

โ€œCukup dulu sayang. Nanti memek mami keburu becek,โ€ kataku sambil mengangkat kepala Tito. Lalu kuminta Tito melepaskan pakaiannya dan duduk di sofa. Setelah Tito telanjang, aku pun menanggalkan kimonoku, kemudian duduk di atas pangkuan anak tiriku, sambil memegang batang kemaluannya yang lalu dengan mudah berhasil kumasukkan ke dalam liang kenikmatanku.

Dalam posisi begini aku yang aktif menggerak-gerakkan vaginaku membesot-besot penis Tito sambil memeluk lehernya. Tito pun memeluk pinggangku erat-erat sambil menggerak-gerakkan penisnya juga dengan arah yang berlawanan dengan gerakan vaginaku. Waktu vaginaku maju, ia mendesakkan penisnya, sementara kalau vaginaku mundur ia pun menarik penisnya. Wowโ€ฆ.enaknya bukan main !

Tito sermakin pandai melakukannya. Ketika senggama posisi duduk berhadapan itu terjadi, tangannya pun mulai aktif. Terkadang meremas buah pantatku, terkadang meremas payudaraku. Dan ketika kuciumi bibirnya, ia pun melumat bibirku dengan penuh kehangatan.

O Tito anak tiriku tercinta !

Dinihari itu banyak posisi yang kami lakukan. Bukan cuma posisi duduk di atas sofa. Agar Tito mengenalinya satu persatu. Di satu saat aku merangkak di atas karpet, Tito kusuruh memasukkan penisnya dari belakang, dalam posisi doggy itu kami lanjutkan persetubuhan kami. Setelah akuj orgasme dan Tito dua kali ejakulasi, kuajak ia tidur di kamarku. Tapi di dalam kamarku, Tito sudah bernafsu lagi. Maka kuijinkan ia menyetubuhiku dalam posisi klasik saja, karena sesungguhnya aku mulai letih dan ngantuk. Karena fajar pun mulai menyingsing.

Kedua pembantuku, Inah dan Wati terdengar sudah datang. Mereka biasa membawa kunci pintu pavilyun, supaya bisa masuk tanpa membangunkanku kalau masih tidur.,,,,,,,,,,,,,,,,,

Author: Dennis Jackson