Kemarin aku sibuk mencari hadiah ulang tahun untuk istriku yang akan jatuh beberapa hari lagi. Di tengah aku mencari hadiah, aku tiba-tiba teringat hadiah istimewa yang pernah aku berikan kepada istriku beberapa tahun yang lalu. Sebuah kesempatan bagi istriku untuk mewujudkan fantasinya sebagai pemuas nafsu seks para pria!
Seminggu sebelum istriku berulang tahun, aku menanyakan kepadanya acara apa yang diinginkan untuk merayakan ulang tahunnya. Dia menjawab dengan cepat, pesta seks …!. Maka di suatu siang, aku pergi ke sebuah hotel yang terkenal akan spa dengan fasilitas tematiknya. Aku bertemu dengan managernya, seorang wanita berusia empat puluh tahunan. Di dalam perbincangan yang privat, aku bertanya apakah di spa tersebut disediakan fasilitas untuk mengadakan private party alias pesta seks. Dia menjawab bahwa hal itu bisa dilakukan di lantai paling bawah yang memiliki fasilitas whirpool. Aku sudah sering ke spa ini jadi aku memiliki bayangan seperti fasilitas yang ada.
Aku menyetujuinya. Lalu dia menanyakan berapa wanita yang dibutuhkan untuk pesta seks ini. Aku mengatakan bahwa tidak perlu disediakan wanita, karena ini adalah pesta tukar pasangan. Dia cukup terkejut dengan jawabanku. Dia katakan menurut aturannya, aku tidak diperbolehkan membawa wanita dari luar. Artinya pesta tersebut harus menggunakan wanita yang ada di spa tersebut. Jika diinginkan wanita lain di luar spa, mereka bisa menyediakannya, namun tetap harus lewat Mereka dan harus tetap berada di koleksi wanita mereka waktu parade pemilihan wanita. Setelah berbicara beberapa waktu, aku menyetujui untuk menyewa beberapa wanita sebagai formalitas. Aku bahkan menambahkan bahwa aku juga membutuhkan jumlah gigolo pria untuk mengimbangi jumlahnya. Aku berpikir mungkin hal ini juga dapat menjadi variasi dalam pesta, sehingga tidak murni pesta tukar pasangan. Pembicaraan tersebut diakhiri dengan kesepakatan tanggal, waktu dan tentunya biayanya.
Beberapa hari sebelum hari H, manager tersebut menghubungi aku. Dia menanyakan berapa pasang yang akan datang menghadiri pesta tersebut. Aku mengatakan bahwa ada sekitar 6 pasang. Dia cukup terkejut mendengar jawabanku. Dia mengatakan ada kesulitan untuk menyelundupkan 6 wanita ke dalam ruangan tersebut tanpa diketahui wanita yang lain. Dan jika hal ini diketahui wanita-wanita yang ada di spa tersebut akan menimbulkan pertanyaan dan memicu kecemburuan. Maka dia mengusulkan apakah mungkin jika ada 2-3 wanita (istri dari para undangan) yang mau untuk bergabung dengan para wanita spa sekitar 3-4 jam sebelum pesta dimulai. Mereka akan berpura-pura sebagai wanita freelance yang memang diperbolehkan ikut serta menawarkan diri di spa tersebut (tentunya ada perhitungan fee yang berbeda untuk wanita-wanita freelance ini dibandingkan dengan wanita yang bekerja tetap di spa tersebut). Manager ini berjanji untuk melindungi para wanita ini dari order para tamu, sampai saat pesta dimulai. Dengan demikian maka di hadapan para wanita spa, wanita-wanita diminta ikut pesta karena seolah-olah terpilih oleh para undangan. Aku menanyakan hal ini kepada para istri yang akan hadir dalam pesta tersebut, termasuk istriku. Istriku, seperi biasa, tentunya tidak keberatan dengan hal ini. 3 istri yang lain juga tidak keberatan. 2 lainnya tidak bisa karena sudah ada kegiatan lain sebelum pesta tersebut, walaupun mereka juga tidak keberatan. Namun mereka memastikan bahwa manager spa tersebut akan melindungi mereka dari pilihan para tamu. Aku dan manager tersebut menjadi tenang. Masalah terselesaikan!
Pada hari H, istriku dan 3 orang temannya datang ke spa tersebut sekitar jam 15.00. Mereka mengenakan pakaian yang seksi dan segera diajak bergabung oleh manager spa tersebut. Menurut cerita istriku, mereka berempat kemudian duduk bersama-sama dengan wanita-wanita spa, ngobrol dan saling bercerita. Tentunya cerita keempat wanita ini adalah sebuah cerita fiktif tentang kehidupan mereka sebagai wanita penghibur dan penjaja seks. Kira-kira jam 17.00, sementara aku sedang memimpin sebuah rapat, telepon genggamku berdering. Istriku yang menelponku. Aku permisi keluar ruang rapat dan kemudian menjawabnya. Ternyata istriku bercerita, bahwa saat ini dia terpilih oleh seorang tamu. Dan istriku minta ijin untuk melayaninya. Aku tahu bahwa dia memang sudah sejak lama memiliki fantasi untuk menjadi wanita penjaja seks. Dia mengatakan apakah di hari ulang tahunnya, dia boleh mendapat hadiah dariku untuk menwujudkan fantasinya. Aku sama sekali tidak masalah, karena memang kami sudah berkomitmen untuk hidup dalam seks yang bebas. Terdengar istriku girang mendengar jawabanku. photomemek.com Aku sampai tersenyum sendiri mendengar kegembiraannya. Belum lagi aku masuk kembali ke ruangan, telepon genggamku kembali berdering. Kali ini dari manager spa tersebut. Di telepon ini terdengar kepanikan dalam suaranya. Dia mengatakan bahwa istriku ternyata menyetujui pilihan tamu itu dan segera masuk ke kamar tematik. Dia panik dan merasa bersalah karena dia berjanji untuk melindunginya. Aku menenangkan dia dengan mengatakan bahwa istriku telah meminta ijin dariku dan aku mengijinkannya. Terdengar suara lega sekaligus terkejut. Sebagai orang normal, mungkin tidak ada yang mengijinkan istrinya untuk menjadi wanita penjaja seks. Sambil masuk ke ruangan, pesan teks masuk ke telepon genggamku. Kali ini dari 3 istri yang datang bersama dengan istriku. Istri loe mau main tuh sama tamu … gile bener!, demikian kira-kira pesan teks yang masuk. Aku jawab dengan emoticon yang menggambarkan acungan jempol dan senyuman lebar.
Aku sampai di spa tersebut sekitar jam 19.30. Pesta akan dimulai jam 20.00. Tidak nampak istriku maupun ketiga temannya. Aku bertemu dengan manager dan dia mengatakan bahwa mereka sudah dibawah karena ternyata para suami mereka sudah datang. Segera aku menuju ke lantai paling bawah. Di sana sudah tampak para pria dan wanita, termasuk wanita dan pria gigolo yang aku pesan. Para wanita sudah mengenakan bikini dan pria hanya mengenakan celana pendek. Aku tidak menemukan istriku disana, sehingga aku menanyakan kepada manager. Dengan agak sungkan, dia menjawab bahwa istriku masih melayani tamu. Kontan keluar dari mulutku ucapan, Wah, kuat juga ya tamu itu. Tiga jam belum selesai…. Dengan agak malu-malu, manager tersebut menjawab, Bukan pak, ini tamu kedua…. Wah, hebat juga nih istriku, dia benar-benar tidak mau menyiakan kesempatan.
Selang beberapa lama kemudian, istriku turun ke bawah, sudah dengan mengenakan bikini. Tamu undangan menyambutnya dengan lagu Happy Birthday. Kami makan makanan kecil (finger foods) dan kemudian melakukan pesta seks. Karena terdapat juga wanita dan gigolo, maka dalam pesta kali ini, tamu lebih banyak menggunakan mereka. Walaupun tentunya tidak semua, karena mereka hanya dibayar untuk 2 kali penetrasi (istilah mereka 2 shots). Pesta berakhir jam 23.00. Tamu undangan mengucapkan selamat dan pulang. Istriku kembali mengenakan pakaian. Ketika kami naik ke lantai atas, terlihat aktivitas spa belum selesai. Memang last order di tempat ini adalah jam 23.30. Istriku tiba-tiba berbisik, yang, hari ulang tahun kan belum habis… boleh nggak kalau satu tamu lagi. Aku tersenyum dan mengangguk.
Foto : Illustrasi – Suasana pesta tukar pasangan yang biasa kami lakukan – Gangbang adalah suatu yang sangat biasa
Dan ternyata dalam last order tersebut, istriku mendapatkan satu tamu lagi. Aku menunggu di lounge sambil menunggu istriku melayani tamu pria itu. Kira-kira jam 01.00, istriku menghampiriku dan mengajakku pulang. Tidak nampak kelelahan dalam wajahnya. Wajahnya ceria. Dia mengucapkan terima kasih kepadaku atas hadiah ulang tahun yang luar biasa. Malam itu kami pulang dan hari itupun berlalu.
Selang beberapa minggu kemudian, istriku tiba-tiba mengatakan bahwa dia selalu terkenang pada pengalaman sebagai wanita pemuas nafsu di span tersebut. Dia bertanya apakah dia boleh untuk mengulang pengalaman itu sekali-kali. Aku katakan, aku tidak masalah sama sekali. Aku merasa aku harus fair, karena akupun sering bermain dengan wanita lain. Selama komitmen kami terjaga, no problem at all.
Setelah hari itu, memang beberapa kali istriku pergi ke spa tersebut dan menjajakan dirinya. Keterbukaan di antara kami, membuat istriku juga tak segan menceritakan pengalamannya melayani tamu yang beraneka rupa dan selera itu kepadaku. Biasanya perbincangan ini akan memanas dan diakhiri dengan hubungan seks antara aku dan istriku.
Kegemaran ini berjalan selama kurang lebih 3 bulan. Suatu malam, istriku menelponku. Waktu itu sekitar jam 01.00. Dia katakan, Honey, aku dalam perjalanan pulang. Sebentar lagi sampai…. bukakan pintu ya…. Aku segera turun dan menunggu istriku di teras depan. Tak lama kemudian mobil istriku masuk ke halaman rumah. Dia turun dari mobil. Betapa terkejutnya aku, karena istriku turun dari mobil dalam keadaan telanjang bulat, tanpa sehelai benangpun! Dan lebih terkejut lagi karena aku melihat vaginanya sudah basah kuyup. Dengan tenang dia berjalan masuk. Aku masuk ke dalam mobilnya dan menemukan kantong belanja. Selain itu aku menemukan sebatang timun ada di kursi depan mobil tersebut; sebuah timun yang basah karena lendir vagina istriku. Tampaknya selama mengendarai mobil, dia juga memasukkan timun itu ke dalam vagina.
Aku masuk ke dalam rumah. Dia sudah duduk di sofa. Aku menanyakan tentang ketelanjangannya. Eh, lu nyetir sambil telanjang? Dia mengangguk. Dari spa XXX?. Dia menjawab, Ya, dong. Gimana kalau kelihatan Satpam Spa atau Polisi? aku meneruskan. Dengan enteng dia menjawab, Gampang, gua bayar aja; pake duit atau pakai lubang sambil tersenyum. Aku sama sekali tidak marah, justru nafsuku makin memuncak. Penisku sudah mulai menegang. Pembicaraan itu berakhir dengan hubungan seks di sofa ruang keluarga itu. Malam itu istriku mengatakan , Ini yang terakhir di SPA itu, gua sudah mulai bosan ….. Tampaknya fantasi istriku untuk menjadi penjaja seks sudah mencapai titik jenuh.
Keesokan harinya aku datang ke spa tersebut. Aku disambut oleh manager spa yang sudah aku kenal baik sebelumnya. Dia juga bercerita, bahwa istriku sering juga ke spa tersebut menjadi freelancer. Bahkan manager tersebut mengatakan, bahwa istriku termasuk favorit di spa tersebut. Aku kemudian memesan kamar dan wanita. Selama di kamar, jelas aku menunaikan nafsu seksku. Namun yang lebih banyak aku lakukan adalah bercakap-cakap dan menggali informasi tentang istriku. Aku bertanya, Eh, katanya di sini ada cewek yang namanya Shinta ya (ini adalah nama samaran istriku di spa ini – aku mengetahuinya dari manager spa). Wanita itu bertanya, Sudah pernah nama Shinta?. Aku menjawab, Belum. Dia meneruskan, Wah, mas kalau Shinta itu memang hebat. Dia wanita yang sudah tidak punya kemaluan… maksudnya tidak ada rasa malu sedikitpun. Dia kemudian menceritakan, bagaimana istriku mengenakan pakaian kalau sedang kontes wanita. Istriku mengenakan gaun pendek tanpa BH dan celana dalam (ternyata istriku tidak pernah mengenakan BH dan celana dalam kalau berada di spa ini). AC yang dingin tentunya membuat puting payudara istriku mengeras dan tampak jelas dari gaun tersebut. Gaunnya yang pendek membuat rambut vagina istriku yang sangat lebat itu tampak juga. Tentu saja, para pria pasti akan tertarik dengan pemandangan ini.
Lebih lanjut, wanita ini menceritakan bahwa istriku selalu berani tampil telanjang bahkan di hadapan para room boy. Ketika para wanita ini mengenakan seragam sesuai dengan tema yang dipilih oleh tamu, sudah pasti seragam tersebut adalah seragam yang minim dan seksi. Setelah mereka bermain di kamar tematik, maka biasanya wanita-wanita tersebut akan mengenakan pakaian itu dan kembali ke loker untuk mandi dan menukar baju dengan gaun yang semula mereka kenakan. Istriku ternyata tidak pernah mengenakan kembali seragam itu ketika sudah melakukan tugasnya memuaskan tamu. Dia dengan tenang berjalan keluar kamar tematik dengan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun dan menenteng pakaian seragam itu di tangannya. Kemudian dengan tenang pula akan masuk ke loker, mandi dan mengenakan kembali gaun seksinya. Para room boy tentunya melihat hal ini. Pertama mereka tentunya kaget dan jengah, namun setelah itu mereka terbiasa. Apalagi istriku terkenal royal dengan membagikan tips para tamu kepada room boy (semua dibagikan karena komitmen seks bebas kami akan bahwa kami tidak boleh dibayar untuk melakukan hubungan seks – lihat posting 1 kami).
Bahkan lebih jauh lagi, wanita ini menceritakan bahwa di kalangan mereka ada seorang tamu yang selalu dihindari. Mengapa dihindari? Karena tamu ini memiliki keinginan untuk melakukan hubungan seks di hadapan orang lain. Kalau dia ada di semua kamar, apapun tema kamar itu, dia selalu meminta agar pintu kamar dibuka lebar ketika mereka melakukan hubungan seks. Tentunya para wanita keberatan. Itu sebabnya para wanita menghindari tamu ini. Namun justru istriku tidak masalah dengan tamu ini. Sejak ada istriku, tamu ini selalu memilih istriku. Setiap kali bermain, pintu kamar selalu dibuka lebar. Para tamu yang kebetulan melewati kamar tersebut akan dapat melihat dengan jelas live show ini. Para room boy pun sudah kenyang melihat pertunjukkan seperti ini. Bahkan suatu kali, pria ini dan istriku berani melakukan seks terbuka bukan di dalam kamar namun di luar kamar; di sebuah sofa di antara kamar-kamar yang ada. Hal ini tentunya menghasilkan teguran dari manager spa kepada tamu tersebut dan tentunya kepada istriku. Masih banyak cerita dan adegan vulgar yang diceritakan wanita ini kepadaku.
Setelah sessi tersebut selesai, aku pun meninggalkan spa tersebut. Namun kali ini aku mampir ke basement hotel, tempat mobil-mobil diparkir. Aku mendekati Satpam di sana dan memulai pembicaraan. Pembicaraan tersebut akhirnya menjurus kepada istriku. Aku bertanya, Pak, disini katanya ada cewek top ya, kalau tidak salah Shinta. Satpam itu langsung mengatakan, Wah, bapak tahu juga. Dia memang gila, pak. Satpam itu menceritakan bahwa kalau istriku pulang setelah spa tersebut last order, biasanya sekitar jam 01.00, istriku selalu turun dari atas ke bawah dengan telanjang bulat. Tampaknya setelah mengakhiri permainan dengan tamu, dia langsung turun tanpa mengenakan pakaian lagi. Turun telanjang bulat dan dengan tenang menuju mobilnya dan kemudian mengendari mobil tersebut dengan telanjang bulat. Tampaknya mengendarai mobil dengan telanjang yang aku temukan malam sebelumnya, bukanlah kali pertama. Bahkan kata Satpam tersebut, suatu kali ketika istriku turun ke basement dalam telanjang bulat, seorang tamu memergokinya di basement. Pembicaraan singkat itu berakhir dengan hubungan seks di basement parkir. Bukan di dalam mobil, tapi di tempat parkir. Satpam itu mengatakan, jika ada yang turun ke basement tentu semua akan dapat melihat dengan jelas adegan itu. Namun sekali Satpam ini mengatakan bahwa istriku adalah orang yang baik hati dan royal, karena sering memberikan uang tipsnya kepada Satpam ini.
Istriku memang wanita yang luar biasa. Beberapa orang memang mengatakan binal bahkan sangat binal. Namun anehnya hal ini tidak membuat aku marah atau cemburu. Aku bahkan makin mencintai istriku, yang tidak memiliki kemaluan lagi dalam urusan seks ini. Aku beruntung mendapatkan istri seperti ini……..,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,