Cerita Bokep Indonesia – cerita mesum ini adalah cerita dewasa cerita asli ku. Namaku Otong (bukan nama sebenarnya), aku bekerja di sebuah perusahaan cukup terkenal di Jawa Barat, di sebuah kota yang sejuk, dan saya tinggal (kost) di daerah perkampungan yang dekat dengan kantor. Di daerah tersebut terkenal dengan gadis-gadisnya yang cantik & manis. Aku dan teman-teman kost setiap pulang kantor selalu menyempatkan diri untuk menggoda cewek-cewek yang sering lewat di depan kost. ini adalah awal dari pengalaman ngentot ku.. Di sebelah kostku ada sebuah warung kecil tapi lengkap, lengkap dalam artian untuk kebutuhan sehari-hari, dari mulai sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb itu ada semua. Aku sudah langganan dengan warung sebelah. Kadang kalau sedang tidak membawa uang atau saat belanja uangnya kurang aku sudah tidak sungkan-sungkan untuk hutang. Warung itu milik Ibu Ita (tapi aku memanggilnya Tante Ita), seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil. Warung Tante Ita buka pagi-pagi sekitar jam lima, terus tutupnya juga sekitar jam sembilan malam. Warung itu ditungguin oleh Tante Ita sendiri dan keponakannya yang SMA, Krisna namanya. Seperti biasanya, sepulang kantor aku mandi, pakai sarung terus sudah stand by di depan TV, sambil ngobrol bersama teman-teman kost.
Aku bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, tapi rasanya ada yang kurang.., apa ya..?” pikirku Oh ya rokok, tapi setelah aku lihat jam dinding sudah menunjukkan jam 9 kurang 10 menit (malam), aku jadi ragu, apa warung Tante Ita masih buka ya..? Ah.., aku coba saja kali-kali saja masih buka. Dan ternyata warung Tante Ita belum tutup, tapi kok sepi.., “Mana yang jualan ya”, batinku. “Tante.., Tante.., Dik Krisna.., Dik Krisna”, lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung” pikirku lagi Ah kucoba panggil sekali lagi, “Permisi.., Tante Ita?”. “Oh ya.., tungguu”, Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya. Yang keluar ternyata Tante Ita, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas. “Oh.., maaf Tante, Saya mau mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam, lho Dik Krisna mana? “Ohh.., Krisna sedang dibawa sama kakeknya.., katanya kangen sama cucu.., maaf ya Mas Otong Tante pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich”. “Tidak apa-apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini aku lihat sebagian besar tubuh Tante Ita, soalnya biasanya Tante Ita selalu pakai baju kebaya. Dan lagi aku baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Ita tidak memakai BH” Pikiran kotorku mulai kumat. Malam gini kok belum tutup Tante..? “Iya Mas Otong, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pake’ pakaian dulu? “Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian”, kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan. “Wah ngerepoti Mas Otong kata Tante Ita.., sini biar Tante ikut bantu juga”. Setelah warung tertutup, kini aku pulang lewat belakang saja. “Trimakasih lho Mas Otong..?”. “Sama-sama..”kataku. “Tante saya lewat belakang saja ya”.
Baca Juga Cerita Seks Panas : SANG PEMUAS WANITA KESEPIAN dan GADIS BERJILBAB HOT
Saat aku dan Tante Ita berpapasan di jalan antara rak-rak
dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk
dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Ita terlihat hanya mengenakan celana
dalam saja yg berwana pink. Tante Ita
menjerit sambil secara reflek memelukku.
Awwwwhhhhh….!!! jeritnya “Mas Otong..,
tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante ya”, kata tante
dengan muka merah padam. Aku jongkok
mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di
depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam berwarna pink,
dengan background hitam rambut-rambut halus di sekitar vaginanya yang tercium
harum. Kemudian aku cepat-cepat berdiri
sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika aku mau
melilitkan handuk tanpa kusadari burungku yang sudah bangun sejak tadi
menyentuh tante. “Mas Otong.., aduh… anu
nya bangun ya..?”. “Iya Tante.., ah jadi
malu saya tan.., habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu
aku Tan..” ucapku blak-blakan “Ah tidak
apa-apa kok Mas Otong itu wajar..”. “Eh
ngomong-ngomong Mas Otong kapan mo nikah..?”.
“Ah belum terpikir Tante..”. “Yah..,
kalau mo’ nikah harus siap lahir batin lho.., jangan kaya’ mantan suami
Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah akibatnya sekarang Tante
harus berstatus janda. tidak enaknya jadi janda, malu.., tapi ada yang lebih
menyiksa Mas Otong.. kebutuhan batin tidak terlaksana terus..” ucapnya terus
terang “Oh ya Tante.., terus gimana
caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..”, tanyaku usil. “Yah.., Tante tahan-tahan saja..”. Kasihan sekali, andaikan aku diijinkan untuk
memenuhi kebutuhan batin Tante Ita.., Ouhhh mantap sekali nih” pikiranku tambah
usil. Waktu itu bentuk sarungku sudah
agak berubah, agak kembung, dan rupanya tante Ita juga memperhatikan. “Mas Otong anu nya masih tetap bangun ya..?”. Aku cuma megangguk saja, terus sangat di luar
dugaanku, tiba-tiba Tante Ita meraba burungku.
“Wow besar juga anu kamu Mas.., burungnya sudah pernah
nyobain lawan duetnya belum?” tanya nya penuh dengan muka mesum “Belum..!!”, jawabku bohong sambil terus
diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah
kurasakan. “Mas.., boleh dong Tante
ngeliatin burungmu bentar saja..?”, belum sempat aku menjawab, Tante Ita sudah
menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos
oblong. “Oh.., sampe’ keluar gini
Mas..?” ucap tante Ita “Memang kalau
burungku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Aku sendiri tidak
tahu persis berapa panjang burungku..?”, kataku sambil terus menikmati kocokan
tangan Tante Ita. “Wah.., Tante yakin,
yang nanti jadi istri Mas Otong pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas
Otong..”, kata tante sambil terus mengocok burungku. Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan
tangannya yang halus kecil putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat,
tanpa aku tahu, Tante Ita sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi,
itu aku tahu karena burungku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah
dadanya yang tidak terlalu besar itu. “Ough..,
Tante.., nikmat Tante.., ough..”, desahku sambil bersandar memegangi dinding
rak dagangan, kali ini tante memasukkan
burungku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan burungku di
mulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya.
Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.”
desahku Aku kaget, tiba-tiba tante
menghentikan kegiatannya, dia pegangi burungku sambil berjalan ke meja dagangan
yang agak ke sudut, Tante Ita naik sambil nungging di atas meja membelakangiku,
maka sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini. “Mas Otong.., ayo cepetan mainkan yang
belahan ini…!” ucap tante Ita sambil menunjuk belahan memeknya Tanpa basa-basi lagi aku tarik celana
dalamnya selutut.., woow.., pemandangan begitu indah, vagina itu mempunyai bulu
halus yang tidak terlalu banyak. Seolah-olah Aku tidak percaya kalau Tante Ita
sudah punya anak, aku langsung saja
mejilat vaginanya yg harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari
vaginanya itu.
Aku lahap rakus vagina tante, aku mainkan lidahku di bagian
klitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya. “Ough Mas.., ough..”, desah tante sambil
memegangi susunya sendiri. “Terus Mas..,
Maas.. teruuuuuuuuuuss..”, aku semakin gemetaran, terlebih lagi waktu aku
masukkan lidahku ke dalam vaginanya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil
semakin membuatku gila. Kemudian Tante
Ita membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke
atas. “Ayo Mas Otong.., Tante sudah
tidak tahan.., mana burung kamu Mas.. langsung dorong lurus aja ke sini mas”
pintanya menyuruhku untuk membuat dia lemas.
wowww.., Mas Otong.., burung Mas Otong kalau bangun dongak ke atas
ya..?” ucapnya Aku hampir tidak dengar
komentar Tante Ita soal burungku, karena aku melihat pemandangan demikian
menantang, vagina dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan lendir demikian
terlihat mengkilat, aku langsung tancapkan burungku dibibir vaginanya. “Aughh..”, teriak tante ita ketika penisku
masuk ke lubang memeknya “Kenapa
Tante..?”, tanyaku kaget. “Udahlah
Mas.., teruskan saja…” ucapnya, maka aku masukkan lagi kepala burungku di
vaginanya yg sempit sekali. “Tante..,
sempit sekali Tante.?”. “Tidak apa-apa
Mas.., terus saja.., soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian.., ntar juga
menyesuaikan ukuran penis kamu kok..” ucap tante Ita Yah.., aku paksakan sedikit demi sedikit..,
baru setengah dari burungku amblas.., Tante Ita sudah seperti cacing kepanasan
gelepar ke sana ke mari.
“Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., terus … terus…” celotehnya acak-acakan Begitu juga aku.., walaupun burungku masuk ke vaginanya cuma setengah, tapi sedotannya sangat luar biasa. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Kali ini burungku sudah amblas dimakan vagina Tante Ita. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Ita. Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku dan mencakarku. “Oughh Mas.., ough.., luar biasa.., Ouhhhh… Ouhhhh…”, katanya sambil merem-melek. Tapi permainan kami tidak begitu lama, karena aku khawatir di lihat warga masuk ke rumahnya terlalu lama. Setelah beberapa ratusan kali coblos, maka aku akhirnya sampai di ambang orgasme. “Mas Otong sudah mau keluar ya..?”. Aku menggelengkan kepala, karena aku berpura-pura saja. Kemudian Tante Ita telentang kembali, aku seperti kesetanan menggerakkan badaku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan. Maka tante Ita semakin mendesah, “Ough.., Mas..”, tiba-tiba Tante Ita memelukku sedikit agak mencakar punggungku. “Oughh Mas.., aku mau keluar.”, kemudian dari lubang kewanitaannya aku rasakan semakin licin, tapi denyutannya semakin terasa, aku dibuat terbang rasanya. Ah rasanya aku sudah mau keluar nih, sambil terus goyang ku tanya Tante Ita. “Tante.., Aku keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh nggak..?”. “Terrsseerraah..”, desah Tante Ita. Ough.., aku percepat gerakanku, burungku berdenyut keras, lalu aku muntahkan cairan itu di dalam lubang memeknya. Crooot… Crooot… ! air mani itu masuk ke dalam dan akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. “Mas Otong.., Perkasa juga ya” pujinya mengomentari pergerakanku. Setelah itu aku kembali kenakan celana dalam serta sarungku. Tetapi tante Ita masih tetap telentang di atas meja yang dalam keadaan bugil.
Baca Juga Cerita Seks Dewasa : PEMUAS NAFSU TANTE PENGGILA SEK dan SEKS NIKMAT MEMBAWA MALU
“Mas Otong.., kalau mau beli rokok lagi.., jam-jam begini
saja ya.., nah kalau sudah tutup digedor saja.., tidak apa-apa kok.., malah kalau
tidak digedor Tante jadi marah deh..”, kata tante menggodaku sambil memainkan
puting dan klitorisnya yang masih nampak bengkak. “Tante ingin Mas Otong sering bantuin Tante
tutup warung”, kata tante sambil tersenyum genit. Lalu aku pulang.., di perjalanan baru terasa
lemas badanku, tapi itu tidak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang
baru kudapat. Keesokan harinya ketika aku hendak berangkat ke kantor, saat di
depan warung Tante Ita, aku di panggilnya… !
“Rokoknya sudah habis ya mas.., ntar malem beli lagi ya..?”, katanya
penuh pengharapan, padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, tapi mereka tidak
tahu apa maksud perkataan Tante Ita tadi, akupun pergi ke kantor dengan sejuta
ingatan kejadian kemarin malam.
GESEKAN NIKMAT UNTUK MEKI IBU GURU YANG SEKSI
Duduk dikelas 3 SMP memberiku tekanan untuk terus konsentrasi belajar dan harus lulus EBTA dengan baik untuk dapat meneruskan ke SMA yang bagus. Sayangnya pengalaman pendidikan pengenalan seksku yang tiba2 banyak, membuat konsentrasi belajar menjadi buyar. Nilai2 ulangan semua mata pelajaran turun. Aku resah, tetapi ternyata bukan hanya aku, sekolahkupun resah. Pelajar yang biasanya nilainya lumayan kok tiba2 jeblok. Maka mulailah aku dipanggil ke ruang kepala sekolah, yang bersama wali kelas menanyakan permasalahanku. Lalu dipanggil ke ruang BP (Bimbingan Penyuluhan) untuk membantuku. Aku hanya menjawab bahwa aku rindu orangtua di Bengkulu karena sudah lebih dari dua tahun tidak bertemu. Cantik dan Montok Mereka berusah menghibur dan membangkitkan semangatku. Mereka juga sepakat bahwa untuk mengembalikan konsentrasiku, beberapa guru dari beberapa mata ajaran utama akan memberiku les privat selama sebulan. Setiap pulang sekolah sampai sore aku wajib belajar privat di sekolah atau di rumah masing2 guru. Tapi karena siang hari sekolah sepi, akhirnya aku harus ke rumah guru. Aku jadi ingat saat harus sering belajar privat untuk lomba pelajar teladan. Aku jadi ingat sama Diah. Siang itu adalah jadwal privat Bahasa Indonesia, ini adalah privat yang ketiga kalinya aku datang ke rumah Bu Lia. Biasanya Pak Endang, suami Bu Lia yang membukakan pintu, namun kali ini Bu Lia sendiri yang membuka pintu dan kami privat di ruang tamu. Setelah selesai biasanya Pak Endang menemani dan kami ngobrol sebentar dan Pak Endang turut memberiku semangat. Tapi kali ini dia tidak keluar menemuiku. Gairah Nafsu Guru “Bapak kemana Bu? Sakit?”, tanyaku “Tadi pagi sama temannya ada urusan ke Bandung.
Katanya urusannya sampai sore terus langsung kembali lagi, paling2 sekitar jam 7 jam 8 sampai rumah,” jawab Bu Lia “Jar, kalau menurut ibu, hilangnya konsentrasi kamu karena masalah cewek”, Bu Lia membuka pembahasan. Aku diam tidak menjawab. “Ibu perhatikan dulu kamu dekat dengan Diah dan menurut ibu cukup dekat. Ibu tahu dari wajah dan bahasa tubuh kalian,” Bu Lia coba memancing. Aku masih diam. “Satu lagi. Ingat waktu kamu dan teman2 sekolah membantu mempersiapkan pernikahan ibu di rumah orang tua ibu?” tanyanya. “Iya. Kami sampai harus menginap semalaman”, jawabku “Kamu dan anak2 laki tidur di bale di luar dekat tenda. Disitu ibu lihat kamu berbeda”, katanya. Aku tertegun dan ingin mendengar penjelasannya. “Tidak seperti anak lain, kamu tidur pakai sarung dan dibalik sarung kamu tidak pakai celana atau celana dalam”. Sebelum sempat bertanya Bu Lia melanjutkan, “Malam itu ibu beberapa kali keluar, ibu lihat kamu seperti bermimpi dan ibu lihat dibalik sarung penismu ngaceng. Lalu dinihari ibu keluar lagi, dan ibu lihat lagi2 penismu ngaceng dan sarungmu basah. Kamu mimpi basah. Jadi menurut ibu masalah kamu adalah masalah wanita”, kata ibu menyimpulkan. “Darimana ibu tahu, kalau aku ngaceng?” tanyaku menyelidik “Justru ibu juga kaget, karena kelihatannya ukuran penismu besar sehingga terlihat jelas. Kalau ibu perhatikan, kamu tidak pernah pakai celana dalam. Ini berarti kamu sudah banyak tahu tentang seks. Kamu sudah berhubungan badan dengan Diah? Atau seseorang?”, tanyanya. Aku menggelengkan kepala. “Kalau begitu pengalaman seks apa yang pernah kamu rasakan”, Bu Lia merendahkan suaranya. Dari tadi nadanya memang tidak memaksa, tetapi mencoba menjadi seorang sahabat. Ragu2, aku mulai menceritakan pengalamanku dengan Ceu Kokom sampai Soraya, dan tahu seks melalui film porno. Bu Lia menghibur aku, bahwa waktu kuliah dia juga pernah beberapa kali nonton film porno bersama geng cewek. Tetapi pengalamannya dengan beberapa lelaki hanyalah sampai cium kening dan pipi. Sedangkan pengalaman seks hanya dengan suaminya, dan itupun tidak seheboh seperti di film porno. Aku dengar memang Bu Lia adalah guru primadona, karena memang wajahnya mirip paramita rusady dan perawakannya cukup tinggi dan langsing.
Baca Juga Cerita Mesum Indonesoia : PERSELINGKUHAN DITA MEMBAWA BENCAN KELUARGA
Tambah lagi ia selalu rapi, segar dan murah senyum. Banyak lelaki yang berusaha mendekatinya dan
beberapa pernah dekat dengannya walaupun sebentar. Ia memutuskan untuk memilih
Pak Endang perjaka tampan insinyur teknik, dan menikah beberapa bulan lalu. Bu Lia bercerita tentang adegan film porno
yang pernah ditontonnya. Ceritanya terbuka dan vulgar, membuatku risih tapi
sekaligus terangsang, sehingga tanpa bisa dicegah, penisku ngaceng. Meskipun
aku sedang dalam posisi duduk, tetapi lekuk penis ngacengku terlihat di celana. “Coba kamu berdiri”, kata Bu Lia. Aku ragu
dan malu karena penisku ngaceng, tetapi Bu Lia membantuku berdiri. “Kamu memang tidak pernah pakai celana dalam,
jadi kalau lagi ngaceng bisa kelihatan”, katanya. Lalu menarikku pindah dari
ruang tamu ke ruang makan. Dia duduk di kursi makan sedangkan aku berdiri
disampingnya. Lalu dia meneruskan cerita
adegan di film porno. Yang membuat aku kaget dan deg2an adalah sambil
bercerita, tangannya mengusap2 celana persis dibagian penisku yang ngaceng. Aku
yang tadinya bingung akhirnya memutuskan untuk menikmati belaian tangan Bu Lia.
Memejamkan mata dan sedikit mendesah. Saat
sedang asyiik menikmati rabaan, tiba2 Bu Lia memelorotkan celanaku dan secara
reflek aku menutupi penis dengan tanganku. Dengan lembut dan perlahan Bu Lia
menyingkirkan tanganku dari penis. Sejenak dia memperhatikan penisku dan
mengukur dengan jengkalan tangannya. Lalu membelai2 penisku. “Hebat kamu, kecil2 tapi burungnya gede”,
katanya. Lalu dia melanjutkan cerita
adegan film porno lagi, sambil memberi contoh. Saat bercerita tentang adegan si
wanita mencium penis si laki2, Bu Lia juga menciumi penisku Lalu…diemut!. Ahh…
aku kaget, berjuta rasa berkecamuk. Ini
pertama kali penisku diemut. Ibu guruku yang primadona itu mengemut penisku.
Lalu dia memasukkan penisku lebih dalam ke mulutnya. Mengeluarkan dan
memasukkan penisku kemulutnya. Berulang-ulang.
Lama juga Bu Lia menikmati penisku.
Daripada berdiri, aku merebahkan diri, dan Bu Lia tetap tak
mau melepaskan penisku dari mulutnya, ia mengemut sambil tiduran. Kulihat
belahan dadanya, maka tanganku menggerayang menyusup bh, mengelus2 susunya. Bu
Lia mendekatkan susunya agar mudah terjangkau tanganku. Bu Lia bercerita lagi, dan semakin bernafsu
memainkan penisku. Aku menggeser badanku sehingga kepalaku lebih dekat ke
bagian pinggulnya. Kusingkap roknya, dan kuperosotkan celana dalamnya. Bu Lia
membantu membuka rok dan mencopot celana dalamnya sendiri, sambil tetap
mengemut penisku. Wow, vaginanya tebal dengan bulu jembut yang juga tebal. Kuberanikan diri mendekatkan wajahku ke
vaginanya, Bu Lia dengan sadar membuka kakinya sehingga terlihat jelas
vaginanya. Pemandangan ini tidak kusia2kan. Tanganku segera membelai jembut dan
vaginanya. Kubuka bibir vaginanya dan inilah pertama kali aku melihat bagian
dalam vagina. Ada itil dan ada lubang. Sesuai
dengan celotehan Bu Lia tentang adegan berikutnya, maka aku mainkan itilnya
dengan jariku. Bu Lia menggelinjang. Lalu jariku memainkan lubang vaginanya.
Dengan rasa penasaran aku mencoba mengikuti jalan cerita Bu Lia untuk menciumi
vaginanya. Saat kucium, sejenak Bu Lia
menghentikan mengemut penisku. Lalu kucium lagi, kubuka bibir vaginanya dan
itilnya kujilati dengan lidahku. Ahh.. Bu Lia mendesah dan meremas kuat
penisku, lalu mengemut dan mengocok penisku dengan mulut dan tangannya. Bu Lia
berhenti bercerita dan menikmati permainan kami. Setelah itil, kujilati juga seluruh bagian
vaginanya dan lubang vaginanya. Rasanya aneh, aku ingin meludah. Akhirnya aku
hanya menciumi bagian luar vaginanya. Cukup lama aku menikmati menciumi dan
menjilati vagina. Selanjutnya kuarahkan
jariku ke lubang vaginanya. Kumasukkan jariku kedalamnya. Bu Lia mendesah lagi.
Di dalam vagina Bu Lia kurasakan ada gundukan2 kecil. Didalamnya, jariku serasa
dipijit2 oleh vaginanya. Kukeluar
masukkan jariku ke vagina, Bu Lia menggelinjang2. Terus kulakukan sampai
akhirnya Bu Lia mengejang. Kelihatannya dia sudah sampai puncak nikmat. Adegan ini membuatku semakin terangsang.
Setelah cukup lama, kurasakan penisku mau mengeluarkan mani.
Aku bernafas kencang, Bu Lia semakin mempercepat ngocoknya.
Dan akhirnya…. Aaahhh, maniku muncrat keluar. Bu Lia tidak siap, sehingga
sebagian maniku masuk ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai muka dan matanya. Aku terlentang lemas dengan wajah masih
mencium vagina Bu Lia. Sementar Bu Lia juga lemas dengan kepala di pahaku dan
mencium penisku yang mulai meloyo. Tak lama kemudian ia mengambil lap untuk
membersihkan mani dan cairan vaginanya yang berceceran di lantai. Lalu dia
menuntunku kekamar mandi untuk membersihkan diri. Aku menyiram dan membersihkan penis dan
sekitar selangkangan. Bu Lia mengambil handuk dan kemudian ikut masuk kamar
mandi untuk membersihkan. Ternyata Bu Lia malah mencopot baju dan bh nya
sehingga bugil. Wah ternyata badan Bu
Lia mulus, dengan warna kulit khas orang sunda. Susunya tidak terlalu besar,
tetapi putingnya cukup panjang, mungkin hampir 1 cm. Bu Lia berusia 22 tahun
dan baru menikah dengan Pak Endang beberapa bulan lalu. “Kalau habis seks, sebaiknya mandi”, dia
menjelaskan. Aku ikuti sarannya dan mencopot semua pakaian dan mandi bersama. Bu Lia membantu memandikanku dan dia
menyabuniku dari atas. Agak lama dia menyabuni penisku, sambil digosok2.
Katanya biar bersih, tapi kenyataannya penisku menjadi ngaceng lagi, dan dia
tersenyum. Lalu dia minta aku menyabuninya.
Aku juga menyabuni Bu Lia dari atas sampai bawah, dan sengaja berlama2
saat menyabuni susunya. Bukan hanya menyabuni tapi meremas2 susu dan memainkan
putingnya. Bu Lia tersenym. Begitu juga saat menyabuni vaginanya, aku memainkan
itilnya. Setelah menyiramkan air untuk
menghilangkan sabun, kulihat susunya sangat menantang. Aku beranikan diri
mencium dan menghisap susu. Bergantian kiri dan kanan Aku semakin ngaceng lagi, dan kutempelkan
penis ngacengku ke pantat dari belakang. Lalu membalikkan tubuh Bu Lia dan
menempelkan penis ke vaginanya dari depan. Kugesek2an dan kami berciuman.
Permainan ini membuatku ingin mencoba memasukkan penis ke vagina. Kupegang
penisku dan kuarahkan ke vaginanya.
“Jangan ya.. ibu
belum hamil. Ibu ingin punya anak dari Pak Endang”, katanya lembut. “Digesek2 gini saja” katanya sambil
mempercepat gerak pinggulnya. Kelihatannya
Bu Lia menikmati gesekan penisku divaginanya, dia mendesah2 hingga erangan
panjang menandai bahwa ia telah mencapai puncaknya. Bu Lia lemas dan merebahkan
kepalanya dipundakku. Sedangkan aku terus menggesek2an penisku. Bu Lia terduduk lemas di kamar mandi,
sekalian kurebahkan dia dan kuciumi seluruh tubuhnya. Dan kembali aku menciumi
dan memainkan vaginanya. Jilatan di vagina membuat Bu Lia terangsang kembali
dan mendesah2 memegangi kepalaku untuk dibenamkan ke selangkangannya. ML dengan
guru cantik “Sudah dulu ya.. terus cepat
mandinya. Sebentar lagi Pak Endang pulang”, tiba2 Bu Lia menghentikan permainan
kami karena ingat suaminya segera datang.
Tanggung penisku sudah ngaceng, aku merangkak menindih tubuh Bu Lia,
“aku mau keluar Bu”, kataku memohon, Bu Lia tersenyum mengangguk. Lalu
kogoyang2 pantatku menekan selangkangannya.
Sementara tangan Bu Lia memposisikan dan menjaga penisku agar tidak
masuk ke lubang vaginanya. Cukup lama aku bergoyang. Bu Lia yang tadinya pasrah
menunggu aku keluar akhirnya menikmati lagi. Aku mempercepat goyangan dan
akhirnya maniku meledak keluar di perutnya.
Kelihatannya Bu Lia juga akan memuncak, kedua tangannya memegang erat
pinggulkan sambil menggoyang2kan pinggulnya dan menggesek2 vaginanya ke
kelaminku. Sampai akhirnya iapun mencapai puncak dan kami terkulai lemas di
kamar mandi. “Aku.. tiga..
kali..sama..kamu..”, kata Bu Lia dengan napas terengah2. Maksudnya tiga kali
mencapai puncak. Tanpa istirahat, Bu Lia
langsung mandi. Sedangkan aku membersihkan penisku dulu. Saat akan
membersihkan, aku melihat penisku basah diselimuti cairan, tapi bukan maniku,
tapi seperti cairan vagina. Aku kaget,
apakah saat gesekan terakhir saat Bu Lia memuncak, tanpa sadar dan tanpa terasa
penisku masuk ke vaginanya.
Aku memandang Bu Lia yang sedang mandi, diapun melihatku memperhatikan penisku. Dia hanya tersenyum penuh arti dan meneruskan mandi. Kami selesai sebelum Pak Endang pulang. Saat pamitan aku ucapkan terimakasih kepada Bu Lia. Diapun mengucapkan terimakasih dan berharap kejadian ini menambah semangat dan konsentrasi belajarku. Setelah hari itu, aku masih 4 kali lagi les privat di rumah Bu Lia. Tetapi tidak ada kesempatan untuk mengulang menciumi vagina Bu Lia, karena Pak Endang selalu ada di rumah. Paling2 saat tahu Pak Endang mandi atau ke warung, kami memanfaatkan waktu yang sebentar itu untuk saling meraba dan mencium vagina dan penis. Bu Lia, guru bahasa indonesiaku memberiku pengalaman pertama penisku diemut dan juga pengalaman pertama menciumi dan memainkan vagina. Demikianlah cerita mesum seks JANDA HAUS SEKS NGAJAK SEX KARENA LAMA GAK NGENTOT dan GESEKAN NIKMAT UNTUK MEKI IBU GURU YANG SEKSI oleh cerita sex hot