Rina adalah pemain sepak bola wanita yang hebat. Dengan skill yang dia miliki, dengan mudah menggerakkan bola melewati lawan-lawannya, dan mencetak gol. Selain sebagai atlet sepak bola yang hebat, ia juga seorang wanita yang cantik dengan tubuh yang seksi dan tinggi.
Ada satu pria yang tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Rina. Toni, anggota tim medis klub sepak bola tempat Rina bermain, ia terpikat oleh kecantikan dan tubuh seksinya. Dia selalu tertarik pada wanita yang kuat dan percaya diri, dan Rina adalah contohnya.
Selama pertandingan yang sangat intens, Rina mengalami cedera di lapangan. Toni bergegas ke sisinya, jantungnya berdebar kencang saat dia memandangi kaki mulus dan kencangnya. Dia dengan lembut memeriksa lukanya, tangannya menempel di kulitnya saat dia mengagumi wujudnya. Saat itu, Toni tahu bahwa yang ia inginkan hanyalah bersama Rina, ia ingin menjelajahi setiap cm tubuhnya dan menjadikannya miliknya.
Usai pertandingan, Rina terus dirawat oleh Toni. Dia merawat lukanya dengan sentuhanyang lembut. Saat mereka duduk bersama di ruang medis, Toni tidak dapat menahan diri lagi. Dia menggoda Rina, mengatakan betapa dia jatuh cinta padanya dan betapa dia menginginkannya.
Rina terkejut dengan rayuan Toni, tapi dia tidak bisa memungkiri ketertarikan yang dia rasakan terhadapnya. Toni adalah pria yang ganteng dan punya body yang atletis, banyak cewek yang naksir padanya, tampaknya Rina juga. Dia menatap matanya, jantungnya berdebar kencang saat dia memikirkan kata-katanya.
Toni menghela nafas panjang, tangannya gemetar sambil mengulurkan tangan untuk memegang lembut kaki Rina yang terluka. Dia perlahan menggerakkan tangannya ke atas pahanya, jari-jarinya menyentuh ujung celana pendeknya. Rina tidak melawan, tubuhnya merespons sentuhan pria itu saat dia bersandar padanya.
Jantung Toni berdebar kencang sambil terus menjelajahi tubuh Rina, tangannya meluncur ke atas pahanya dan menuju selangkangannya. Dia bisa merasakan panas yang memancar darinya, dan dia tahu bahwa dia menginginkannya sama seperti dia menginginkannya. Dia dengan lembut menyelipkan tangannya ke dalam celana Rina dan meraba memek Rina.
Rina tidak menolak sama sekali memeknya dipegang dan diraba oleh Toni. Rina merem melek tanda dia menikmati jari-jari Toni menjelajahi memeknya. Toni tidak bisa menahan nafsunya lagi. Dia menarik Rina ke arahnya, bibirnya menyentuh bibir Rina saat dia menciumnya dalam-dalam. Dia bisa merasakan tubuhnya merespons sentuhannya, pinggulnya bergesekan dengan sentuhannya saat mereka berdua kehilangan diri pada saat itu.
Sambil terus berciuman, Toni melepaskan tangannya dari celana Rina dan mulai membuka pakaiannya. Dia tidak sabar untuk melihat tubuh telanjangnya, menjelajahi setiap inci tubuhnya dengan tangan dan mulutnya. Rina mengerang saat Toni memasukkan jarinya ke dalam vagina Rina, sentuhannya mengirimkan gelombang kenikmatan menjalar ke sekujur tubuh Rina.
Toni tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dia ingin memasukkan penisnya yang besar ke dalam memek Rina, merasakan keketatan memek Rina saat mereka bercinta. Dia memposisikan dirinya di atasnya, matanya terpaku pada matanya saat dia perlahan memasukkan penisnya. Rina tersentak saat dia penis Toni masuk dengan penuh ke dalam memeknya, Toni mulai memompa penisnya keluar masuk memek Rina.
Mereka bergerak dalam harmoni yang sempurna, tubuh mereka saling bertautan saat mereka kehilangan diri mereka pada saat itu. Toni bisa merasakan kenikmatan yang tiada duanya, penisnya ereksi maksimal bahkan akan memuncratkan sperma yang tampaknya dalam jumlah banyak karena Toni sudah sebulan tidak onani. Rina tampaknya juga akan orgasme.
Saat mereka ngentot dengan nafas yang terengah-engah dan berkeringat, Toni tahu bahwa dia telah menemukan wanita impiannya. Rina adalah segalanya yang dia inginkan, dan dia tahu bahwa dia tidak akan pernah melepaskannya. Mereka masih ngentot, saling berpelukan, tubuh mereka berkeringat bersama dan berguncang kenikmatan.
Toni tahu bahwa dia tidak dapat menahan penisnya untuk muncrat. Dia perlu melepaskan spermanya segera ke dalam memek Rina, untuk merasakan spermanya memenuhi memek Rina. Dia mendorongnya untuk terakhir kalinya, tubuhnya menegang saat dia mencapai klimaksnya. “Ahhhh, aku mau muncrat Rina”, teriak Toni. “Muncratkan saja di dalam memekku, Toni, aku ingin dihamili kamu”, balas Rina. “Ahhh craattt, craatttt, craatttt, bangsaaatttt”, Toni berteriak saat menyemburkan spermanya. Rina bisa merasakan air mani hangat Toni memenuhi vaginanya bahkan hingga tumpah keluar karena tampaknya memek Rina sudah tidak dapat menampung sperma Toni yang banyak.
Mereka berbaring dan tubuh mereka masih gemetar karena guncangan susulan dari hubungan intim mereka. Toni tahu bahwa dia telah menemukan wanita impiannya, dan dia tahu bahwa dia tidak akan pernah melepaskannya. Sejak saat itu, Toni dan Rina sering ngentot, dan akhirnya Rina hamil anak Toni. Mereka berdua akhirnya menikah.