Ujang merasa curiga kenapa sepertinya banyak mobil yang memutar balik, ia khawatir bahwa telah terjadi longsor, dan kekhawatirannya pun terbukti , akses satu-satunya jalan ternyata mengalami longsor dan semua kendaraan diminta untuk putar balik. “waduh gimana ini, ih ngeselin bgt” gerutu dinda sambil memukul-mukul jok kursi, ujang pun tampak tidak bisa berkata-kata “ya udah deh, kita kembali saja ke kota Y” kata dinda dengan kesal, “maaf non, ada masalah lain…bensin mobil kita gk akan cukup untuk dipakai kembali ke kota Y” dengan wajah tampak menyesal “pak ujang gimana si,lah terus sekarang gimana donk, mau nunggu dimana sampai mereka kelar bersihkan jalan” kata dinda dengan kesal. Dinda kemudian mengeluarkan hp nya mencoba mencari cara, namun sayangnya sinyalnya kecil. “sinyal hp pun jelek…ughh sial bgt gerutu dinda,
Ujang kemudian mengambil kunci cadangan villa yang tersimpan di salah satu pot tanaman “untung aku masih ingat dimana kunci ini disimpan” kata ujang dalam hati. Ia pun kemudian membuka pintu villa dan mereka berdua pun masuk kedalam, didalamnya tampak villa ini terlihat dalam kondisi bersih terawat lengkap dengan furniturenya “wah bersih juga ya” ujar dinda tampak kagum melihat interior villa ini. “iya..ini villa rutin dibersihkan seminggu 1x” kata Ujang. dinda pun kemudian berjalan ke sofa empuk yang berada di ruang tengah yang berisi perapian, “wah nyamannya ini sofa” ujarnya . “ohya non.. sementara diam disini dulu saya harus mengecek genset, dan mengambil kayu bakar dkk” kata ujang *kriukkk* suara perut dinda terdengar keras, dinda tampak wajahnya memerah sambil memegang perutnya “iya non, saya juga lapar…oke deh saya kebelakang dlu” ujar ujang “jangan lama-lama ya pak !” kata dinda dengan nada agak ketus.
Beberapa jam kemudian, pukul 6 sore
Ruang tengah villa tersebut terlihat suasananya lebih hangat, dengan diterangi cahaya lampu remang-remang, suara kayu bakar di tempat perapian, dan di meja makan telah terhidang hidangan yang menggugah selera. “wah aku tidak menyangka pak ujang pintar masak” kata dinda dengan wajah senang sambil tersenyum dengan manis. “hehe…iya donk ujang gitu” ucapnya “huh jangan GR ya” kata dinda sambil menatap ke arah Ujang.
Jam menunjukkan pukul 19:00 malam , baik dinda dan ujang sama-sama tampak terdiam di ruang tengah sambil menatap kearah api yang ada di perapian, dengan di iringi suara kodok, jangkrik yang saling bersahutan di luar villa. Pak ujang kemudian melihat kearah Dinda ia penasaran akan efek dari ramuan tersebut “hmmmmm aku harusnya tanya ke boss dalam berapa lama efeknya bekerja” “tunggu..apa dosisnya udah tepat ya, kata boss dia Cuma pakai 1-2 tetes saja, ak malah masukkan 2-3 sendok makan…waduh” pikir ujang. selang beberapa menit kemudian, Ujang memperhatikan Dinda yang tampak gelisah, sambil bermain Hp kakinya terlihat bergerak kesana kemari, tangannya juga tidak henti-hentinya menarik bajunya. “non kenapa …..?” tanya ujang kepada bosnya “emphh…tidak pak, duh kok rasanya lembab bgt ya” ujar dinda yang tampak mulai berkeringat. “lembab? Saya saja kedinginan non” kata ujang dengan polosnya. “ihh.***k…lembab tw” kata dinda dengan kesal, sesaat kemudian dinda mulai menggaruk badannya kesana kemari “non…nyamuk ya ?” tanya ujang. “ih iya nih kayanya” kata dinda , meskipun ujang dalam hati merasakan tidak ada nyamuk sama x di ruangan ini “sbentar ya non..di mobil ada salep nya , saya ambilkan” kata ujang beranjak bangun dan pergi ke mobil.
Mata Ujang langsung melotot tajam karena kini di hadapannya tersaji pantat dinda yang putih, kenyal, dengan kulitnya yang lembut, tertutupi oleh celana dalam yang ia kenakan. Ujang sempat khawatir dinda akan berteriak atau menamparnya, namun dinda hanya diam saja , tidak ada berusaha menghindar, kedua tangan Ujang pun tidak menyiakan kesempatan dengan meraba-raba pantat Dinda “p…ppak…ngapain…emmmp….sstt” dinda hanya menoleh sejenak kebelakang , namun kemudian dirinya Kembali hanyut merasakan setiap remasan yang Ujang berikan “Pantat non dinda seksi bgt..lo..ini pinggang bentuknya kya gitar spanyol hehe” rayu ujang sambil ia mulai mendekatkan wjahnya pada punggung dinda , dan otot pantatnya “ah….ssttt…gak pak…ah, biasaa aja ih” kata dinda yang terlihat menikmati sentuhan Ujang “sstt….emmpphhhh” desah dinda saat ia merasakan bibir ujang dan lidahnya mulai mencium sekitar wilayah punggung, pinggang , dan otot pantat Dinda “mpppphhhh……sssttttt desah dinda.
“Non dinda begini cantiknya , semua orang di kantor pada ngefans hehe” puji ujang sambil tanganya mulai bergerilya di pinggang dinda, kedua tanganya terlihat mulai mengelus-ngelus wilayah pinggangnya dan juga pahanya, dinda hanya tersipu malu. “ah….ohh…emmp gk pak, dinda hanya malu….sstt” ucap dinda sambil merasakan sensasi-sensasi seksual yang diberikan ujang. bau rambut dinda yg harum membuat ujang pun makin bernafsu, tanpa basa basi ia mulai menciumi leher dinda “hmmmpp pak….” Awalnya dinda sedikit menghindar, namun ujang mencobanya lagi dan kali ini dinda tidak terlihat melawan “ssttt….mmpphhh…sssttt” desah dinda sambil menutup bibirnya, ujang dengan lembut mulai mencium leher dinda, dan mencupangnya dengan lembut “ohhhh…..” dinda mendesah sambil tubuhnya melengkung ke atas “sruppp…sruuppppp” suara ujang dengan semangat mencupang leher dinda sampai air liurnya menetes keluar dari bibirnya, disisi lain tangan kanan pak ujang bergerak naik ke atas, dengan segera tangannya mendarat di salah satu payudara Dinda yg berukuran 34B tersebut telapak tangan ujang kemudian mulai meremas-remas payudara Dinda yang masih tertutup Bra tersebut “oh…..ssssttt…ahhh….pak” dinda mulai mendesah manja tanpa malu, ujang bisa merasakan tubuh dinda yang semakin memanas sambil bergerak ke kanan-kiri dengan erotis “non dinda payudaranya lembut dan kenyal bgt…pernah di isep gk ?”goda Ujang sambil berbisik ke telinga dinda “sstt….emmpp..ahh” desah dinda sambil menggelengkan kepalanya. Jawaban ini membuat ujang semakin bernafsu dan Kembali mulai mencium leher dan kadang menggigit kecil telinga dinda “ohh……ahhh..pakk…emmpphhhh” desah dinda, sambil kedua tangannya terlihat berusaha meremas-remas sofa dan baju ujang
Di bawah, tangan ujang mulai bergerilya menuju vagina Dinda tangannya mulai meraba-raba vagina bosnya yang masih tertutup celana dalam tersebut, jari-jarinya mulai digosok-gosokkan di bibir vaginanya “sttttt…..eehh..pakk….ahhh….sstttt…..ohhh” desah dinda yang sempat melihat sebentar ke bawah namun kemudian Kembali hanyut dalam rangsangan yang diberikan ujang, jari-jari ujang mulai bergerak ke atas bawah di bibir vagina Dinda, semakin cepat jari-jari ujang bergerak , semakin tubuh dinda menggelinjang ke kanan-kiri. Dan kedua tanganna terlihat meremas-remas tangan ujang yang mengesek-gesek vaginanya.
Ujang kemudian mengakhiri ciumannya, ia kemudian lanjut beranjak berdiri dan meraih kedua tangan dinda “ayo, kita lanjut di atas sayang” kata ujang sambil membantu Dinda berdiri , sejenak Langkah dinda terasa berat untuk berdiri, namun ujang mengelus kepalanya “gak papa…ayo kan sama pak” kata ujang yang kemudian berhasil membantu dnda berdiri dan menuntunnya ke dalam kamar. Ujang kemudian membuka pintu kamar tersebut dan menghidupkan lampunya, terlihat sebuah kasur berukuran king size di hadapan mereka, ujang kemudian menuntun Dinda untuk duduk di dekat Bed, ujang kemudian mulai melepas baju dan celananya sehingga kini ia telanjang bulat dengan penisnya yang sudah menegang, dinda tampak takjub melihat penis ujang “belum pernah lihat penis secara langsung ya , nanti pak buat dinda enak deh” kata Ujang sambil mendekat kearah dinda “ta..tapi pak, saya…saya” kata dinda dengan ragu-ragu namun ujang Kembali mendekat ke dinda sambil tangannya membelai pipinya “gpp sayang..gpp”
Suasana dinginnya malam yang menyelimuti wilayah tersebut tidak mempengaruhi 2 insan yang berada di dalam kamar berukuran sedang ini, di ranjang terlihat dinda sedang berbaring pasrah dalam keadaan telanjang, smentara ujang menarik lepas celana dalam yang dinda kenakan, membuatnya kini dalam keadaan telanjang bulat. Ujang dan Dinda saling bertatapan dengan penuh makna, Ujang terkesima melihat tubuh telanjang dinda yang begitu seksi , tidak menyangka bahwa dia akan ML dengan wanita yang selama ini hanya jadi bahan fantasy coli oleh teman-teman di kantornya. “pak..dingin” kata dinda dengan suaranya yg manis, dengan wajah malu-malu bersemu merah sambil menutup kedua payudaranya dengan tangan-nya “sebentar lagi akan jadi hangat kok hehe” kata Ujang, ia kemudian mulai menindih Dinda sambil mencium Bibirnya , kedua saling berpelukan dan berciuman dengan mesra, tubuh mereka berdua terasa semakin hangat ditengah kondisi udara malam yang dingin. Ujang dengan penuh nafsu memainkan lidahnya di dalam mulut Dinda, sambil tangannnya memilin-milin puting payudara dinda yang sudah menegang
Ciuman ujang pun mulai menyasar Kembali leher Dinda, dengan semangat dia mulai mencupang leher dinda sambil badannya mulai menindih Dinda dengan rapat sambil perlahan mulai memposisi kan dinda dalam posisi misionaris, sambil menciumi Dinda, Ujang juga mulai menyentuhkan penisnya pada bibir vagina Dinda, “ahhhh…..ssttt……ohhhh…..” desah dinda yang merasakan vaginanya yang bersentuhan dengan penis ujang. “siap-siap ya dinda sayang” kata ujang berbisik pada telinga Dinda. “ahhh….ssttt…pak…i…ya” desah dinda sambil mengiyakan,
Ujang kemudian membalikkan badan Dinda, ia meminta Dinda untuk posisi menungging, dinda pun menyanggupi permintaan ujang, Ujang pun makin bernafsu melihat dinda dalam posisi menungging, kedua tangannya dengan segera memegang pinggang Dinda , dan ujang Pun mulai Kembali bersiap memasuki penisnya “ronde 2” kata Ujang. Penis ujang pun mulai memasuki vagina Dinda dalam gaya doggy style “aaahhhhh…pakkkk…sttttt” Dinda mendesah sambil tangannya meremas-remas sprei ranjang. “sttttt….ohhh” penis ujang Kembali memasuki vagina dinda , setelah berada sepenuhnya di dalam, ujang kemudian mulai Kembali menggerakkan pinggulnya “ohhh….oohh….ahhhh….ssstttt” tubuh dinda yang dalam posisi menungging ikut bergerak ke depan belakang mengikuti ritme Gerakan ujang, ujang mulai menggerakkan penisnya dengan tempo yg cepat , kedua tangannya meremas kedua payudara DInda sambil jari-jarinya menarik-menarik dan mencubit-cubit puting susunya, “ssstttthhh….nghhhh…pakk ohhhhh” desahan dinda semakin menjadi-menjadi di iriingi Gerakan ujang yang semakin cepat, pikiran dinda hanya dipenuhi oleh nafsu yang menggebu-gebu “ssttt…ohhhh….pak nghh” dinda makin mendesah dengan lantang ,keringat membasahi kedua tubuh mereka, mereka berdua sepenuhnya larut dalam nafsu. “dinda sayang ini lagi” kata ujang sambil Kembali menyemprotkan spermanya ke Rahim Dinda “sstttt….ahhhhhh pak ohh” di iringin denga desahan dinda yang keras, memecah heningnya malam . Ujang terlihat puas karena berhasil menggauli idolanya selama ini ia kemudian merebahkan badannya di samping dinda, mereka pun kembali saling berciuman dan berpelukan
ke esokan paginya
Sinar matahari mulai menembus jendela di ruangan kamar tersebut, suara burung yang saling bersahutan membuat ujang membuka matanya, ia duduk di kasur, dan melihat di sebelahnya tampak dinda masih tertidur dengan wajah yang damai, Ujang kemudian membelai-belai rambut Dinda dengan lembut.ujang merasa senang dengan yg terjadi semalam , namun disisi lain ia merasa galau “bagaimana kalau saat ia bangun efek obat tersebut hilang…bahaya aku” pikirnya, sesaat kemudian dinda bergerak memeluk tangan ujang, matanya pun terbuka perlahan , ia kemudian menatap ujang lalu tersenyum “terimakasih pak semalam..dinda senang” ucap dinda dengan manja sambil memeluk tangan Ujang. dalam hati ujang pun agak heran dibuatnya “mungkin aku harus tanya bos setelah kita Kembali” pikir ujang dalam hati.