Aku adalah seorang perantau.di jakarta, Namaku hendro. Usia ku 20 tahun saat itu. Berangkat dari kampung dengan cita-cita memperbaiki nasib di tengah kota metropolitan yang katanya kejam . Aku tinggal di rumah petak bersama kakak perempuan di selatan Jakarta. Sebagai pendatang baru di perantaau wajar toh aku numpang bersama kakak, apalagi kakaku berstatus belum kawin. Berikut ini adalah pengalaman ketika aku pertama kali mengenal yang namanya seks. yang mengajariku adalah seorang wanita setengah baya berstatus istri orang bernama bu Irma. Aku sendiri memanggilnya mba irma, mungkin karena sama-sama dari jawa jadi aku memanggil mba.. Mba irma adalah wanita berparas manis berusia 36 tahun. Dia telah memiliki anak berusia 7 tahun yang sedang duduk di kelas 1 SD. Mba irma adalah tetanggaku yang juga ngontrak di deretan rumah petak itu.
Kejadian itu terjadi pada hari minggu di awal bulan. Kakakku ketika sedang jalan-jalan sama pacarnya, sementara suami mba irma juga sedang sedang pulang kampung karena ada sedikit keperluan, mba irma sendiri tidak ikut karena biasanya dia pulang kalo lebaran tok.
Jam setengah dua siang aku baru habis makan di warung nasi depan. Di depan rumah mba irma tampak sendirian. Para tetangga di rumah petak itu mungkin pada jalan-jalan di hari minngu ini. Aku sendiri gak pergi kemana-mana. Cewek gak punya. Jalan-jalan sama siapa.
“dari mana dro” sapa mba irma
“habis makan mba”
“oo….”
Aku sempat masuk ke kemar mandi, kemudian menyalakan tv di ruang depan. Kini posisi ku di pintu rumah sambil ngobrol dengan mba irma yang duduk di tembok pembatas petakan rumah yang tingginya selutut.. Kami pun ngobrol tentang macem-macem,
“retno sebentar lagi mau nikah, kamu sendiri kapan dro” Tanya mba irma. Retno yang di maksud adalah kakakku, memang setelah lebarn ini mau nikah.
“wah gak tahu mba. Belum ada bayangan”
“tapi kalo kawin sih sudah kan?”canda mba irma senyum-senyum
“wah mba ini bisa aja”
“anak jaman sekarang udah nggak aneh, ya kan?”
“iya sih, tapi nggak nggak termasuk saya kan mba” kilahku, karena memang aku belum pernah ml.
Entah bagaimana awalnya, tempat kami ngobrol menjadi berubah. Mba indah di muka pintu rumahku, sementara aku lebih masuk kedalam.
“aduh mba pengen pipis nih, numpang ke belakang ya dro”
Tanpa minta persetujuan dariku mba irma ke kamar mandi di belakang. Sekembalinya dari kamar mandi aku bener-bener terangsang dengan gaya mba irma yang membentulkan posisi celana dalamnya. Yah meskipun dia memakai rok tapi kalo liat dia sambil jalan membetulka posisi celana dalam, terangsang juga. Atau karena memang teganganku tinggi kali ye..
“sering sering aja mba numpang pipis disini, biar nanti saya intip hehehe….” Aku mencandainya
“gak usah di intip, kalo mau lihat juga di kasih” jawabnya kalem mesem-mesem
Skak mat. Mati kutu aku tidak berkata-kata lagi. Ternyata dia pintar bercanda.
Mba irma tertawa dalam kemenangan. Sementara aku juga ikut mentertawakan kekalahanku .
Mba irma tidak keluar dari ruang depan rumahku. Kini dia malah tidur telentang di tikar menghadap tv dengan tergeletak disana.
“dro kalo mau ngintip dari sana”katanya menunjuk
Sontak saja aku kaget. Tapi aku tertawa saja.
“loh kok malah ketawa, katanya mau ngintip hehehe…..”
“aduh kalah deh mba,” kataku tak mau melanjutkan obrolan soal intip mengintip tadi.
“coba kesini sebentar dro”.
Aku mendekati mba irma yang sudah dalam posisi duduk.
“ada apa mba?”
“ade kecil kamu bangun ya?”
Gila…. Edan…. busyet ….sekali lagi aku mati kutu. Wajahku entah mau di taruh dimana lagi di godaan mba irma.
“eee….eeeee……..”
Tangan mba irma bergerilya tepat di kontolku. Meremas-remas keras membuat jantung ku naik turun. Takut. Enak. Dan entah apalagi perasaan yang berkumpul jadi satu.
“wah keras banget dro.” Mbak irma berbisik pelan. Kemudian dia membuka resleting dan kancing celana serta mengeluarkan kontolku dan balik celana dalam.
“mba….mba ….” Aku terbata-bata
Mba irma terus meremas kontolku, matanya kadang melirik kearah pintu. Tubuhnya sudah rapat di tubuku. Bahkan dengan sangat menggairahkan dia sengaja menggesek-gesekan toketnya di lenganku. Sementara aku yang semula diam ikut larut dalam permainan dengan meremas toket dan memeluk tubuhnya.
‘ginama dro, enak nggak….”
Aku hanya mengganguk.
“liat-liat keluar barangkali ada orang”
Setelah mengatakan itu, mba irma lebih nekat. Mulutnya langsung turun ke bawah. Menghisap kontolku. Gila bener. Baru pertama kali kontolku di hisap cewek begini.
‘oghhh…oghhh…..”
Entah apa yang ada di pikiran mba irma, dia sangat menikmat kontolku. Dikocoknya dengan tangan. Di sedot dengan mulut serta di permainkan dengan lidah.
Aku terus bekerja. Tangan kananku menggangkat roknya hingga menampakan celana dalam warna putih. Aku sangat bernafsu meremas bokong besar ini. Sementara tangan kiriku bergerak mengelus kepala mba irma.
Tidak sampai sepuluh menit kejadian itu. Karena tiba-tiba spermaku muncrat ke dalam mulutnya. Crot….crot…..seeerrrrrrr…….
Kepala mba irma sempat terkaget ketika semportan pertamaku. Selanjutkan mulut dapat menguasai lompatan –lompatan air kental ini.
Mulut mba irma baru lepas ketika semprotanku sudah habis. Luar biasa. Setelah itu mba irma menelan semua sperma yang masih terkumpul di mulutnya.
Aku membenahi celana. Kemudian mba irma mengecup jidatku. “enak sayang?”
aku hanya mengganguk kemudian memeluknya.
“ambilin mba minum yah”
Aku mengambil segelas air putih dan memberikan kepadanya. Setelah meneguk setengah gelas. Mba irma kembali mendekat.
“tuntasin mba ya sayang”.setelah mengatakan itu mba irma berbaring telentang, melorotka celana dalamnya. Kemudian memasukan ke saku roknya sendiri. .mba irma kemudian memintaku untuk menjilati memeknya sampai dia mencapai orgasme. Semua aman terkendali tidak ada yang tahu,,,,,,,,,,,,,,,,,,