Ganie mendengar dari percakapan telpon ayahnya kalau pamannya akan tugas ke Jakarta dan selama di Jakarta akan nginap dirumahnya. Ganie sudah tak sabar ingin berjumpa dengan pamannya itu. Paman Aryo adik sepupu ayahnya yang bekerja sebagai masinis kereta api dan sekarang statusnya baru saja menjadi duda. Semenjak tau dirinya gay, Paman Aryo termasuk pria yang disukai Ganie. Tapi sadar kalau itu pamannya dan saat itu masih menikah maka Ganie hanya memendam perasaannya saja. + a
+ a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“Ganie,” panggil ayahnya ketika Ganie lewat di ruang tamu
“Iya yah?” jawab Ganie
“Kamu rapikan kamarmu ya. Nanti subuh Pamanmu tiba dan kebetulan kamar tamu masih acak-acakan jadi nanti pamanmu numpang tidur di kamarmu ya,” kata Ayahnya. + a
+ a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ganie tak percaya mendengar ucapan Ayahnya. Dia akan sekamar dengan Paman Aryo. Satu ranjang. Ngimpi apa gwe kata Ganie dalam hati.
“Malah bengong kok diajak ngomongnya. Ganie! Kamu denger kata Ayah?!!” kata Ayah lagi
“Denger Yah! Ya udah sekarang Ganie rapiin kamar dulu ya,” kata Ganie.
“Ya sudah sana!” kata Ayahnya. Ganie naik ke loteng menuju kamarnya dan langsung menutup pintu kamarnya. Perasaannya campur aduk. + a
+ a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ganie lalu merapikan kamarnyayang tidak terlalu berantakan karena memang Ganie terbiasa resik. Setelah itu Ganie mengatur suhu AC ke minim dan naik keranjang setelah menukar bajunya dengansinglet dan celana pendek. Malamnya Ganie susah tidur karena membayangkan akan berbagi ranjang dengan Pamannya. Tapi kantuk yang menyerang akhirnya membuat Ganie terlelap. Ganie merasa baru saja terlelap saat dia mendengar orang bicara dikamarnya. + a
You’
+ a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“Biarkan Mas. Nggak usah dibangunin.” Ganie terdengar suara berat yang dia kenali sebagai suara Paman Aryo.
“Ya sudah. Kamu istirahat saja dulu. Besok aku harus pergi pagi – pagi, kalau kamu mau sarapan didepan gang ada yang jual nasi uduk. Nanti suruh Ganie saja yang beli,” terdengar suara Ayahnya berkata.
“Iya Mas. Nanti aku bisa beli sendiri.” kata Paman Aryo lagi. Lalu terdengar pintu tertutupdan Ganie mendengar suara tas dibuka dan lalu pintu kembali dibuka. Ganie berbalik dari posisi membelakangi tadi dan mendapati kalau dia sendiri dan tak lama pintu kamarnya kembali dibuka dan Ganie kembali memejamkan mata. Dia mendengar suara sreg sreg dan lalu merasakan Paman Aryo naik keranjang dan tidur disebelahnya. + a
+ a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ganie masih memejamkan matanya dan tak lama terdengar suaradengkuran halus Paman Aryo. Ganie membuka matanya dan melihat lelaki dewasa berkumis yang berusia 45an sedang tertidur. Ganie terpana karena melihat Paman Aryo tertidur hanya menggunakan sarung tanpa sehelai pakaian. Dada Paman Aryo terlihat bidang walaupun perutnya mulai sedikit membuncit. Tapi hal itu semakin menarik Ganie. Paman Aryo tampak pulas tertidur. Ganie mendekatkan tubuhnya ke Paman Aryo dan lalu menjulurkan tangannya menyentuh dada Paman Aryo yang bidang. Paman Aryo tidak bereaksi dan tetap terlelap. Lalu Ganie membelai kumis Pamannya dan jarinya merasa geli tapi pamannya tetap tidak bereaksi. Ganie akhirnya memberanikan diri menyentuh target utamanya. Tonjolan dibalik sarung. Perlahan Ganie membelai penis pamannya yang masih tertutup sarung. Ganie merasakan penis Paman Aryo masihtertidur. Lalu dengan perlahan mulai meremasnya. Ganie melihat wajah Paman Aryo dan masih tampak terlelap. Ganie lalu melanjutkan aksinya. Perlahan Ganie mengangkat sarung itu dari bawah sampai akhirnya penis Paman Aryo terekspos. + a
+ a,,,,,,,,,,,,