Maunya sih ML dengan Tante sebelah rumah, tapi yah gimana caranya aku ga tau. Mau ajak ngobrol aja ga berani apalagi lebih dari itu. Tapi jujur aku bener-bener terobsesi dengan tante sebelah rumah gua. Sorry, nama ku Egi, aku seorang karyawan swasta di sebuah pabrik di kawasan kota industri di bilangan pinggiran Jakarta. aku tinggal dengan istri yang bernama Dianah dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Bayu. Sebenarnya istri ku ga jelek, cantik malah menurut teman-teman kantor ku dan ditunjang dengan bentuk tubuh yang ideal, tinggi 168 cm, dan memiliki buah dada yang ranum, besar ga kecil juga ga, pokoknya ideal untuk dipegang.
Akan tetapi entah kenapa aku lebih tertarik dengan tante tetangga sebelah rumah. Namanya tante Sri, Sri Widiastuti lengkapnya. Kulitnya sawo matang malah kalau menurut ku cenderung agak hitam, buah dada biasa – biasa saja, tidak terlalu besar, mungkin dengan milik istri ku masih kalah , akan tetapi bongkahan pantat nya yang entah kenapa kalau berjalan selalu bergoyang dengan indah. Setiap aku lihat dia berjalan selalu saja kontol ku berdiri tegak. Tante Sri sudah 15 tahun menikah dengan Oom Rohman, akan tetapi tidak dikaruniai seorang anak pun. Menurut kabar sih katanya Oom Rohman menjadi tak mampu untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami semenjak kecelakaan mobil 4 tahun yang lalu.
Mungkin jauh dari kenyataan bahwa aku akan dapat menikmati tubuh Tante Sri, sangat jauh dari kenyataan. Akan tetapi hal yang tidak mungkin itu terjadi juga. Berawal ketika suatu malam Oom Rohman datang ke rumah , beliau bercerita bahwa beliau akan pergi sekitar 1 minggu untuk berobat ke luar kota. Beliau sangat terpukul dan sedih dengan kondisinya. Keinginan beliau hanya ingin membahagiakan istrinya secara bathin, karena secara materiil Oom Rohman berkecukupan. Aku dan istri akhirnya menyetujui untuk menjaga Tante Sri dan juga rumahnya.
Sudah 2 hari sejak kepergian Oom Rohman, waktu itu aku sedang ngobrol dengan istri ku, dan terdengar suara pintu depan diketuk. Istri ku pun bejalan menuju pintu depan dan tak lama terdengar suara istri ku berbicara dengan seseorang . Tak lama kemudian istri ku datang dengan diikuti Tante Sri dibelakangnya. “Mas, ini tante Sri mau minta tolong di betulkan keran bak kamar mandinya, airnya ga bisa berenti ngalir..” kata istriku. “ Ya Dik Egi, bisa minta tolong kan, soalnya kamar mandi tante jadi banjir….Tolong ya.. sebentar saja” pinta Tante Sri. Aku pun menjawab,” Baik Tante nanti sebentar saya ke sana, saya ganti baju dulu dan ambil tool box.” Dengan wajah senang Tante Sri pun berterima kasih dan pergi meninggalkan kami.
Gua langsung beranjak mengganti baju dan mengganti celana panjang dengan celana pendek. Tak lama istri ku terlihat sedang bersiap-siap untuk keluar rumah. “Mas , aku mau jemput Bayu dulu ya, terus sekalian mau ke supermarket beli keperluan dapur.” aku hanya menjawab,” ya, hati-hati dijalan ya…. kasih kabar ntar..” aku langsung menutup pintu setelah istri ku pergi dan menguncinya. Aku langsung menuju ke rumah sebelah untuk membantu Tante Sri membetulkan Kran yang bocor itu. Begitu sampai di depan rumahnya aku langsung mengetuk pintu rumah Tante Sri. “Permisi….Tante..ini saya Egi” tak lama terdengar suara Tante Sri dari dalam rumah,” Masuk aja Dik, Tante sedang di dapur..” Aku pun langsung masuk menuju dapur untuk menemui Tante Sri. Kulihat Tante Sri sedang sibuk mencuci piring. “Tan, di mana kamar mandinya? Bisa saya liat?”
Tanyaku kepada Tante Sri. Tante Sri pun segera menghentikan kegiatannya dan mengelap tangannya, lalu mengajakku menuju kamar mandi utama nya. Aku diajak masuk melalui kamar tidur Tante Sri….”Wah ,ranjang ukuran King size yang nyaman….”pikirku. entah mengapa tiba-tiba hasrat ku untuk meniduri Tante Sri tiba-tiba muncul dan membayangkan Aku bergumul dengan Tante Sri diatas ranjang tersebut. “ Doorr..!!! Hayyyooo koq malah ngelamun Dik..?” Aku dikejutkan dengan suara Tante Sri dan tepukan halus di pundak ku. “Eh…eh..anu..Tan, kamar Tante bagus ya…nyaman banget keliatannya….enak kayaknya tidur di sini..” kataku dengan perasaan masih terkaget. “Oh..kirain ngelamunin apa…kalau maun tidur boleh aja Dik…”
Duuuuaaarrrr…!!!! (ceritanya suara Petir menyambar…hehehe) Aku kaget mendengar perkataan Tante Sri, dan berpaling ke arah Tane Sri seraya berkata,” Ah, Tante ini gimana sih…mana mungkin saya tidur di kamar Oom, tar ada setan lewat bahaya Tan….hehehe.” Tante Sri tersenyum dan berkata,” Ada setan lewat juga ga apa-apa, Tante ga takut sama setan..” Aku pun menjawab,” wah kalo sampe bener-bener ada setan lewat bisa jadi skandal inetrnasional Tan, ntar masuk infotainment loh…” Tante Sri pun tertawa dan mencolek pinggangku seyara berkata.” Kalau ga ada yang tau kan ga bakalan masuk infotainment kan Dik….” Glek..!! aku menelan ludah dan terasa tak bisa bicara…entah apa maksud Tante berkata demikian. “Maksud Tante? Ga ada yang tau apaan?” aku bertanya dengan nada bingung walau dalam hati berharap Tante Sri mengajaku ML. “Aahh, ga ada apa-apa Dik, Tante Becanda doang koq” Perkataan Tante Sri itu dengan cepat dan kilat menurunkan keinginan dan harapanku yang sedari tadi sudahberharap sesuatu terjadi…” Ya sudah, itu Dik kamar mandinya..” kata Tante Sri menunjukan letak kamar mandinya. Aku pun melangkah menuju kamar mandi dengan perasaan yang kecewa.
Aku pun segera membuka toolbox dan mencoba memperbaiki keran ,dengan pikiran yang tak menentu. Tiba-tiba karena pikiranku tidak tertuju pada keran air , tanpa sengaja aku mematahkan keran tersebut dan otomatis air dari keran itu menyembur dan membasahi baju dan celana ku. Tante Sri pun tak luput kebasahan karena dia berdiri di belakangku. “Waaahh…sorry Tan, bisa minta tolong matikan air dari meteran nya tidak?” kataku sambil menutupi lobang keran itu denga tanganku. “Sebentar Dik…” Kata Tante Sri sembari berlari keluar untuk mematikan aliran air. Tak lama air pun berhenti dan Tante Sri kembali ke kamar mandi. “Duh Tan, harus diganti nih keran nya, udah jelek nih…” tante Sri tersenyum dan Berkata,” ya sudah nanti kamu anter Tante ya beli keran nya, Tante ga ngerti” Aku pun mengangguk sambil mengelap wajahku yang basah. “Tan, saya pulang dulu ya ganti baju, Tante ganti baju jugantar masuk angin..” kataku sambil melangkah menginggalkan kamar mandi.
“Ga usah pulang Dik, Pakai baju Oom saja…sebentar Tante ambilkan” aku tak menjawab hanya melihat Tante Sri melangkah dengan goyangan pantatnya yang seperti biasa menggoda hasrat ku. Tanpa sadar kontol ku berdiri tegak menyaksikan goyangan itu. Kembali aku dikagetkan oleh Tante Sri ,” Heii..ini anak koq demennya ngelamun…ngelamunin apa sih Dik? Nih baju nya, ganti dulu nanti kamu yang masuk angin” Aku pun tersadar dan menerima baju tersebut, Tante Sri kulihat kembali menuju lemari pakaian dan mengambil baju ganti untuknya. Aku masih saja terdiam dan kembali menatap ke arah bongkahan pantat yang sangat menawan itu. “Dik Egi, kamu kenapa sih ngelamun aja dari tadi, ada yang salah dengan Tante ya? Ngeliatin Tante kayak gitu…” Dengan gugup aku menjawab,” eh…. sorry Tan, bukan bermaksud untuk kurang ajar, tapi saya kagum dengan Tante..” Tante Sri menjawab dengan heran,” Kamu kagum apanya sama Tante..?” Aku pun menjawab dengan tertunduk ,” Maaf loh Tan, sekali lagi bukan nya maksud saya kurang ajar, saya hanya kagum liat bodi Tante, apalagi …Maaf..Pantat Tante…entah kenapa tapi saya benar-benar kesengsem sama pantat Tante..” Tiba –tiba Tante Sri tertawa dan berkata,” hahaha…Kamu ini ada-ada saja Dik..Umur Tante udah Tua, dah kepala 5…Jauh sama Bodi nya Dianah..” Aku pun kembali menjawab ,” Tapi bener Tan, saya selalu terbayang sama pantat Tante, tapi sekali lagi saya meminta maaf sama Tante kalau saya sudah kurang ajar.”
Tante Sri tak menjawab, tapi kulihat dia menatap ke arah selangkanganku ,aku pun teringat kalau celanaku basah sehingga kontolku yang sudah berdiri dari tadi terpampang nyata…hehehe kayak syahrini…Aku pun bertanya kepada Tante Sri,” Loh, Tante liatin apa sih..? koq diem aja? Marah ya dengan perkataan saya tadi..” Tante Sri menjawab dengan meta yang masih tertuju ke arah selangkanganku ,” Ga Dik, Tante ga marah..wah adik kamu berdiri tuh, gede juga ya…” Aku pun dengan berpura-pura menutupi selangkanganku padahal aku suka dengan tatapan mata Tante Sri yang tak beranjak dari selangkanganku. “Kenapa ditutupin Dik? Dari tadi Tante dah liat koq…Ga usah ditutupin, dibuka aja sekalian biar jelas…” Kata Tante Sri seraya berjalan ke arahku dan tanganya tiba-tiba meraba kontol ku. Dengan pura-pura menghindar aku berkata ,” Tan, jangan…tar kejadian ada setan lewat “ Tante Sri tak menghentikan aksinya dan menjawab ,”Kan tadi dah Tante Bilang, Tante ga takut dengan Setan…malah pengen banget ada setan lewat…” Aku pun berhenti menghindar dan membiarkan Tante Sri mengelus –elus celana ku yang basah. “Tapi tan, saya takut Oom Rohman tau, Dianah tau…bisa berabe nih” Tante Sri tersenyum dan berkata ,” kamu ini gimana sih, tadi tante dah bilang kalau ga ada yang tau jangankan Oom sama Dianah, infotainment aja ga akan tau kan…” dan tangan Tante Sri tiba-tiba sudah masuk kedalam celana ku.
Ada sebagian dari diriku yang ingin menolak kejadian ini karena terbersit wajah anak dan istriku, juga wajah Oom Rohman pada waktu datang ke rumah untuk menitipkan rumah dan istrinya. Akan tetapi desakan dan dorongan hasrat yang menggebu dan keinginan yang lama terpendam mengalahkan segala logika dan norma. photomemk.com Tapi biarlah memang inilah yang sangan aku inginkan ,segala resiko biar aku tanggung belakangan. Tak berapa lama aku terbangun dari lamunanku dan tanpa aku ketahui celana ku sudah terlepas dan Tante sri masih sibuk mengelus-elus kontol ku. “Hhmmmpphhh….ooohhhh…Tan…” hanya itu yang keluar dari mulutku. Tante Sri berkata dengan nafas yang memburu ,” Dik, beri Tante kenikmatan, sudah lama tante tak merasakan nikmatnya kontol lelaki……” Setelah selesai berkata itu, Tante Sri pun langsung berlutut dan membuka mulutnya hendak memasukan kontol ku ke dalam mulutnya. “Tan, apa tante yakin dengan hal ini…?”
Aku bertanya dengan berharap Tante Sri tidak akan menghentikan aksinya. Tanpa berkata apa –apa, Tante Sri memasukan kontolku ke dalam mulutnya dan hanya menggelengkan kepalanya tanda bahwa dia memang menginginkan hal ini terjadi. Aku hanya terdiam dan menikmati jilatan, sedotan dan ciuman Tante Sri pada kontolku. “Ooouuhh…aaahhh…eee…nnnaakkk…Tan..” Ternyata permainan Tante Sri jauh lebih dahsyat dari permainan Dianah istriku. Sampai lubang anusku pun kena sapuan dan jilatan lidahnya. Benar-benar serasa melayang tinggi ke langit ke tujuh. “ Dik, gantian dongghhh…” Tante Sri pun berdiri dan berjalan menuju ranjang King size nya. Tante Sri langsung berbaring dan mebuka lebar-lebar pahanya. Sambil mengusap-usap memeknya Tante Sri berkata ,”aayyooo Diikk…masukan ceeppaatthh…Tante dah ga saabarr…” Aku pun berjalan mendekati Tante Sri dan berlutut ,”Jangan dulu Tan, saya mau bikin Tante merasakan yang sama dengan apa yang saya rasakan tadi.” Aku pun memegang kedua pahanya dan mengangkatnya sedikit, lalu kubenamkan mukaku tepat di selangkangannya.
Lidah ku pun mulai bermain, mulai dari pangkal pahanya, lalu pelan-pelahan menuju lapisan luar memeknya, bermain sebentar disitu, dan mulai menjilati dan menggigit –gigit kecil clitorisnya. Kulihat Tante Sri menggelinjang, dan meracau tidak karuan, tangannya sibuk menjambaki rambutku dan tangan satunya sibuk meremas-remas payudara kecilnya. “Dik, oouuhhh….terussshhh…jangaann..ber..hentiihh… ” Tak lama kemudian dengan tiba-tiba Tante sri menjambak rambutku lebih keras seraya berteriak kecil ,”Aaaahhhhhh….dddiiikkk..taanntteee..kkelluuaarr rhh….”
Tubuh Tante Sri mengejang dan pahanya pun menjepit kepalaku ,jambakannya pun tak mengendur. Tak lama tubuh Tante Sri ambruk, jambakan tangannya melepas dan jepitan pahanya pun mengendur. “Dik, baru sekarang Tante dibuat keluar seperti ini…eennaakkk banget Dik..” kata Tante Sri dengan nafas yang masih memburu. Aku pun mendekatkan tubuhku ke atas tubuh Tante Sri yang masih merasakan nikmatnya orgasme. Aku pun langsung menjilati payudara Tante Sri dan mulai menggigit perlahan pentilnya. “Dik…taaahhann dulluu…Biaar Tante nafaasss dulu” Aku tak perduli dengan perkataan Tante Sri, malah makin bersemangat menjilati payudaranya. Sementara tangan kiriku kujadikan tumpuan tubuhku, tangan kanan ku menggenggam kontolku dan mulai menggesek-gesekannya ke bibir memek Tante Sri. “Diikk…ttaahhaann ssebbenntaarr…ooouuhhhh…aaahh…hhmmmppff”.
Tangan Tante Sri kembali bermain di rambutku, sedang tangan satunya mengusap-usap punggungku. Perlahan aku mulai memasukan kontolku ke dalam memeknya yang sudah basah akibat orgasme pertamanya. Blesss…perlahan tapi pasti, kontolku pun mulai terbenam ke dlam memeknya yang ternyata jauh lebih sempit dari memek Dianah. Terang saja karena Tante Sri memang belum dikaruniai seorang anak pun.
“Diiikk, pppeelllaann ppelllaann…kontoooll mu peennuuhh bbaanggeett… daaannn..aaaaaahhhhh…..sssttttthhh”. belum selesai Tante Sri bicara, kontolku sudah terbenam seluruhnya ke dalam memeknya. Tanpa sadar aku pun melenguh ,” aaahhhh……hhhmmmppphh, eenaakk bbenneerr mmemek Taanttee.” Aku biarkan kontolku terbenam di dalam memeknya. Dan aku pun berhenti menjilati payudaranya dan berpindah ke arah telinga Tante Sri. Kujilati dan ku gigit cuping telinga nya. Aksi ku ini membuat Tante Sri makin bergejolak dan tanpa disuruh, pinggulnya bergoyang sendiri dengan kontolku yang masih terbenam seluruhnya di dalam memeknya. “Ayyooo..Ddikk…ggennnjjoottthh..” Aku masih saja membiarkan kontolku di dalam memeknya dan asik menjilati telinga Tante Sri. Tak lama aku pun mulai menarik perlahan kontolku hingga batas kepala kontol dan memasukannya kembali, terus menerus ,perlahan tapi pasti dengan ritme yang kuatur sedemikian rupa sehingga akun bisa merasakan kedutan dinding memek Tante Sri. Sepuluh menit aku melakukan hal itu dan mulai mempercepat ritme naik turunnya pantatku.
Tante Sri pun bertambah nafsu dan terus menggoyangkan pinggulnya ,” Diikk…Taannttee mmaauu kkeellluuaarr llaggiii…” Aku tak berkata apapun hanya larut dalam ritme bercinta yang aku rasakan dahsyat. Tak lama Tante Sri kembali mengejang. Tubuhnya terangkat dan tangannya yang sedari tadi mengelus punggungku berubah mencakar punggungku. Rasa pedih pun tak kurasakan yang ada hanya kenikmatan yang tiada duanya dan deru nafas dua anak manusia yang sedang di buru nafsu. Tapi entah kenapa biasanya aku bercinta dengan Dianah istriku tak pernah bisa lama sedangkan sampai saat ini aku masih belum merasakan tanda-tanda kontolku akan meledakkan amunisinya. Tak puas dengan gaya misionaris aku pun segera mencabut kontolku dan membalikan tubuh Tante Sri yang masih tergolek lemas oleh orgasme keduanya. Ketika Tante Sri mengangkat pantatnya untuk menungging ,aku mencegahnya dan tetap membiarkan posisi Tante Sri tertelungkup.
Kugenggam kontolku dan mulai menggosoknya di bibir memek Tante Sri dari arah belakang, kembali perlahan aku masukan kontolku ke dalam memek yang super nikmat itu. Aku merubah posisiku menjadi duduk diatas kedua paha Tante Sri, dan mulai menggenjot kembali dengan irama yang konstan. Tante Sri pun mulai menggoyangkan pantatnya dan terasa sekali kontolku seperti dipijat . “Taann…ennnaakkk beennerr…ssshhhh…ooouuhhh..”. Tante Sri hanya menggangguk dan kulihat matanya terpejam sambil menggigit bibirnya menikmati sodokan kontol ku yang mulai kupercepat ritmenya. Tangan nya pun menggenggam sprei sambil mengerang menahan nikmat. “Diiikk..jangan berrhheenntiiii…teerruuussss…aaahhhh….sshhhh ”. Aku pun semakin mempercepat genjotanku dan tak lama kemudian kembali Tante Sri mengangkat pantatnya tinggi-tinggi sambil berteriak,” Ddiiiikkk….Taanntteee kkkeellluuaarr llaagiii……aaaaahhhhhhhhhhh….”. Kubenamkan sekaligus kontolku sehinggan amblas semuanya dan kudiamkan sebentar memberikan kesempatan kepada Tante sri untuk merasakan orgasmenya.
Tak Lama sesudah itu, aku kembali membalikan tubuhnya, kuangkat kedua kaki Tante Sri dan ku letakan di antara bahuku. Dengan perlahan tapi pasti kuletakan kepala kontolku tepat di lobang memek Tante Sri .Setelah kurasa pas di mulut memeknya akupun langsung menekan pantatku keras-keras. Tak ayal Tante Sri pun mengangkat punggungnya dan berteriak ,” Aaaaaaaahhhh….hhhmmmfffhhh…Diiikkk kkaassaarrr bbaanggeett ssiihhh…”
Setelah terbenam seluruhnya aku pun berhenti sejenak. “Sakit ya Tan, sorry habis gemes banget saya sama memek Tante…”. Tante Sri pun tersenyum dan berkata,” Gak apa-apa Dik, sakit dikit doang…tapi ennaakkk banget udahnya….”. Tiba-tiba Tante Sri mengangkat pantatnya dan mulai menaik turunkan pentatnya yang super bahenol itu. Aku pun hanya diam dan bertahan dengan bertumpu dengan kedua tanganku. “Dik…mmmuulllaaaii laagii dooonnggg….”. Aku pun menuruti perintah Tante Sri dan mulai menggerakan pantatkun naik turun. “ooohhhh….ooouuuhhh…oooouuuhhh….aaahhh….ss shhhhh…mmmpphh..”. Hanya itu yang keluar dari mulut Tante Sri sembari meggeleng-gelengkan kepalanya. Tak lama kemudian mulai terasa ada sesuatu yang mendesak di kontolku. Aku pun mempercepat goyanganku dan berkata,” Taaannnn…sssaaayyyaaa…uuddaaahhh mmaaauu kkeellluuaarrrhh…hhmmmppphh”. Tante Sri pun mengangguk dan berkata,” Ayyyoo Diikkk…sammaa-saaammmaaaaa…Taannttee juuggaa mmaaauuu kkelluarrr……..aaahhhhhh”. Tetapi sebelum aku keluar Tante Sri telah keluar terlebih dahulu dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi sehingga kontolku pun terbenam seluruhnya ke dalam memek Tante Sri. “Aaaaaahhhhh……Ttaanntteee kkkeelluuaaarr…..aaoooohhhhhh….hhhmmmmmpppphh” .
Tak lama Tubuh Tante Sri pun jatuh tergolek tak berdaya. Aku yang sudah mulai mau keluar pun segera mencabut kontolku dan berlutut di depan wajah Tante Sri ,tanpa disuruh ternyata Tante Sri menggenggam kontolku dan memasukannya ke dalam mulutnya, sambil mengocok-ngocok kontolku. “Taannn…ssaaayyaa kkkeellluuaarr yyaaa…aaahhhh..” Aku pun merasakan sesuatu yang sangat nikmat menjalar melalui seluruh titik urat syaraf ku. Dan Tante Sri menyedot kontolku kuat-kuat. Aku pun menyemburkan air maniku di dalam mulut Tante Sri. “Croooott…crroooott…ccroooott…” .Kepalaku mendongak kebelakang menahan nikmat yang tiada taranya. Sedangkan Tante Sri sibuk menelan Air maniku dan menjilati sisa-sianya di lubang kencingku. Terasa sedikit ngilu akan tetapi nikmatnya memang tak tergambarkan dengan keta-kata.
Aku pun segera merebahkan tubuhku di samping tubuh Tante Sri yang juga tergolek lemas. “Dik…hhmmmpphh…Belum pernah Tante merasakan orgasme seperti ini..”. Aku pun menoleh ke arah Tante Sri dan berkata,” Memang waktu Oom Rohman masih mampu, Tante tidak pernah orgasme kayak tadi?” .Tante Sri menggelengkan kepalanya dan tersenyum pahit ,” Tidak Dik, Tante hanya dibuat orgasme sekali kalau sedang berhubungan, itu pun kalau Oom Rohman benar-benar fit badannya, kalau tidak ya Tante pakai tangan sendiri lah”.
Aku pun ikut tersenyum dan membelai rambut Tante Sri yang acak-acakan ,” Ya sudah, kalau begitu, bagaimana kalau saya saja yang jadi pemuas Tante? Ga papa koq, tinggal Tante beri tanda saja kapan kalau Tante sedang mau.” Tante Sri menggangguk dan berkata ,” ga nyesel sama orang tua kayak gini?” Aku pun menjawab ,”Tidak lah, tua kan umurnya, tapi dalemannya wuuuiihhh abg punya, “ aku tertawa kecil sambil mencubit puting nya. “Ya sudah, lekas pakai baju yang tadi Tante sediakan, trus tolong Tante belikan keran baru ya, ntar Tante kasih hadiah lagi”. Aku pun bangkit dan bergegas memakai baju yang Tante Sri berikan padaku. “Ok Tan, saya jalan dulu ya..ntar saya benerin krannya, saya ganti baju dulu ke rumah, baju Oom Rohman kegedean nih”. Aku pun mengecup kening Tante Sri dan meninggalkan nya masih dalam keadaan tanpa busana.
Aku pun pulang ke rumah sambil tersenyum dan berkata dalam hati ,”Akhirnya apa yang aku inginkan tercapai, hehehe…”. Sejak saat itu kalau ada kesempatan aku dan Tante Sri selalu ML dengan gairah penuh seperti layaknya pengantin baru. Sedangkan Oom Rohman setelah pulang dari berobat, beliau mampu menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami, walau pu tetap tidak bisa memuaskan gairah Tante Sri yang menggebu-gebu. Dan untuk Dianah aku masih tetap menjalankan peranku sebagai suami, sehingga tidak pernah ada kecurigaan di mata mereka dengan adanya hubungan gelap ku dengan Tante Sri. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tamat