Kalina
Perkenalkan namaku Kalina. Aku adalah seorang wanita berusia 25 tahun berstatus janda tanpa anak. Aku telah menyandang status tersebut sejak empat tahun yang lalu, akibat konflik berlarut-larut yang tidak terselesaikan dengan mantan suamiku. Sejak menikah di usia 19 tahun memang kehidupan kami terasa hambar, ya kami memang dijodohkan oleh orang tua. Mungkin benar kata orang dulu kalau cinta akan tumbuh pelan-pelan lewat kebersamaan, namun parahnya mantan suamiku ini bertabiat buruk. Ia seorang yang suka ringan tangan kalau marah, juga tidak pernah memberiku nafkah, karena dia seorang pengangguran. Secara umum, ia bukan laki-laki yang bertanggung jawab.*Pada akhirnya, ia pun menceraikanku, setelah aku mendapatinya berselingkuh dengan seorang waria…ya, transeksual, gila memang sampai aku tidak habis pikir. Kegagalan berumah tangga yang kualami akibat perceraian itu membuatku mengalami depresi selama beberapa bulan, hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku harus bangkit. Lewat seorang kenalan aku bekerja menjadi sekretaris seorang petinggi partai politik bernama Pak Sutan, umurnya dua kali lebih umurku, di mataku dan di mata kebanyakan orang juga kukira, ia adalah pria tertampan di dunia (lain) dengan mulut lebar mirip kodok dan kumis tipis di atas bibir sensualnya itu,*membuat para betina gemes ingin menciumnya, maksud saya para kodok betina gitu loh. Omong-omong kodok, konon menurut desas-desus nih, orang tuanya Pak Sutan ini memang penggemar berat masakan dari olahan kodok, pokoknya setiap hari kodok itu menu wajib di meja makan. Karena itulah anak-anak mereka, Pak Sutan dan saudara-saudarinya, kulihat di foto keluarga, semuanya mirip dengan kodok, kalau tidak mulutnya lebar, ya matanya belo banget, juga ada yang hobynya makan serangga, mungkin ini kali ya yang disebut karma, gak tau deh, bukan urusanku itu sih, aku sih cuma tau gaji dari kerja dan bonus jalan terus. Lagian ini disini kan aku mau menuturkan cerita seruku, bukan cerita kodok. Oke kembali ke laptop…belum genap sebulan aku bekerja padanya, Pak Sutan sudah berani pegang-pegang dan merayuku dan ujungnya berakhir di ranjang, hal ini sudah kuduga sebelumnya karena beliau memang terkenal sebagai penjahat kelamin. Aku pun saat itu menerimanya tanpa penolakan, mantan suamiku bukanlah pria pertama yang pernah menjamah tubuhku. Waktu kuliah di akademi sekretaris dulu aku pernah melakukannya dengan dua pria lain, yang salah satunya adalah mantan cinta pertamaku yang mengambil keperawananku. Aku tidak lagi memandang seks sebagai sesuatu yang tabu, terlebih setelah mendapati mantan suamiku berselingkuh, menangnya cuma cowok doang yang bisa selingkuh apa? Dari Pak Sutan inilah aku mulai mengenal aliran seks sado masochist, yaitu kepuasan lewat penyiksaan, ia suka sekali memecutiku dan meneteskan lilin ke tubuhku ketika bercinta, terkadang sebaliknya akulah yang disuruhnya menjadi master yang menyuruhnya melakukan hal aneh-aneh. Lebih jauh lagi, Pak Sutan juga seorang yang punya kecenderungan seksual agak miring, yaitu scat atau memakan kotoran manusia untuk kenikmatan seksual, namun untuk ini aku tidak akan menceritakannya di sini, karena terlalu ekstrim, bisa-bisa malah disensor blog/ forum tempat aku mengeposkan ceritaku ini. Karir politik Pak Sutan yang semakin menanjak mengantarnya ke kursi empuk di gedung DPR, ya, ia akhirnya berhasil menjadi anggota dewan. Aku pun sedikit banyak memiliki andil dalam keberhasilannya itu, beberapa kali aku menggunakan tubuhku sebagai alat lobi/ gratifikasi seks untuk menggaet kolega-kolega politik lainnya. Teman-teman Pak Sutan di sini pun perilaku seksualnya tidak jauh beda, pesta seks dan tukar-menukar istri/pacar itu lumrah terjadi.
########################
Sore itu aku telah menunggu di apartemen Pak Sutan siap untuk melayaninya. Tak lama bel pun berbunyi, aku membukakan pintu dan mendapati atasanku itu datang dengan dua koleganya di partai yang juga tidak asing lagi bagiku, mereka adalah Pak Ruhut dan Pak Pohan. Aku kaget sekali, karena saat Pak Sutan sms memintaku bersiap menjadi slave, dia tidak bilang akan bawa teman. Malu sekali karena aku saat hanya mengenakan ‘seragam’ slave yaitu g-string kulit hitam dan bh kulit hitam yang sangat minim, hanya menutupi putingku saja. Di belakangnya turut dua koleganya itu. Aku berusaha keras menahan tawa melihat penampilan Pak Ruhut malam itu yang memakai lingerie seksi warna pink dengan pita merah motif polkadot ala Minie Mouse di kepalanya, batangnya nampak jelas di balik celana dalam wanita yang dipakainya itu, Pak Ruhut memang seorang pengidap transfetish-isme atau kesukaan memakai pakaian lawan jenis, tentu saja hal ini tidak diketahui oleh publik, hanya kita-kita saja ‘orang dalam’ yang tahu. Sementara Pak Pohan saat itu memakai pakaian latex yang biasa dipakai untuk BDSM, ia memakai topeng seperti algojo dan celana dalam yang cuma mentutupi selangkangan dan belahan pantatnya saja. Pak Sutan, segera menutup dan mengunci pintu apartemen. Kedua temannya, Pak Ruhut dan Pak Pohan tak lepas menelusuri setiap detil tubuhku sambil tersenyum penuh arti sampai aku jengah.
“Hehehe…Lin penampilan kamu benar-benar ngeri-ngeri sedap ya malam ini” kata Pak Sutan sambil langsung membuka lemari bound, dan mengambil beberapa alat penyiksaan.
Ia memerintahkanku berlutut, mereka lalu mengepung diriku, Pak Sutan di sebelah kanan dan Pak Ruhut di sebelah kiri. Aku meraba-raba selangkangan mereka yang sudah mengeras. Kupeloroti celana dalam wanita Pak Ruhut ke bawah sehingga penisnya yang berkutil di kepalanya menyembul ke luar dan segera kukocok dengan tanganku. Pak Sutan membuka sendiri resleting celananya dan mengeluarkan penisnya yang agak bengkok itu. Kini aku sibuk melayani dua penis, secara bergantian aku mengocok dan mengoral kedua benda itu. Sementara dari belakang, Pak Pohan memecuti punggungku dengan cambuk. Uuuhh..sensasi perih di punggungku ini menambah nafsuku sehingga aku semakin bersemangat memainkan kedua penis itu.
“Wadowww….!” tiba-tiba saja Pak Ruhut menjerit dengan tubuh tersentak, “bangsat…kenapa pula kau pecut pantatku, sakit tau!” bentaknya pada Pak Pohan
“Hehehe…sabar bro, gak sengaja, terlalu semangat sih!” Pak Pohan cengengesan.
“Hei….jangan ribut dong, ngerusak suasana aja, dasar ikan salmon kau!” bentak Pak Sutan.
“Apa pula kau, dasar ikan pari!” balas Pak Ruhut tak mau kalah.
“Eh…apa kau ikan cucut!”
“Ikan hiu kau, dasar!”
“Ikan tongkol!!”
“Kau ikan paus….apaan kau!!”
Pusing aku, mereka bertiga mulai ribut nih.
“Dasar gurita kau!”
“He…jangan sembarangan kau, gurita itu kan untuk….!”
“Eeehh…udah dong bapak-bapak yang terhormat!” aku menenangkan mereka sebelum menyebut lebih banyak lagi nama ikan, “kalau berantem terus, Lina mending pergi aja ah!” aku berdiri berbalik badan berlagak hendak pergi.
Pak Sutan
“Eh…Lin…Lin maaf, kita ga ribut lagi deh!” Pak Sutan meraih lenganku memintaku kembali, “Ayo kalian sini, minta maaf sama sekretarisku ini!”
“Ehehehe…maafin abang ya Lin, abis tuh orang sih masa mecut pantat abang hehehe!” kata Pak Ruhut, “yuk sekarang kita main lagi yuk!”
“Iya Lin yuk main lagi, bapak gak kasar lagi deh!” timpal Pak Pohan.
Setelah dibujuk-bujuk, aku pun akhirnya mau meneruskan permainan ini. Kini Pak Sutan membuka pintu balkon dan menyuruhku berdiri di sana, ia merentangkan tanganku di pagar balkon dan mengikatnya, sehingga aku berdiri menungging. Kakiku yang menggunakan heels bertali-tali dibuka agak lebar. Sehingga pantatku terekspos lengkap dengan vagina dan dubur yang rapat berwarna merah kecoklatan. Dadaku menggantung masih tertutup belt kulit.
“Aduh jurus aneh apaan lagi nih?” tanyaku dalam hati.
Pak Sutan memasangkan jepitan berantai di ujung kedua putingku, di ujung lain itu adalah jepitan vibrator yang dipasang menjepit daging klitorisku. Ia kemudian mengolesi duburku dengan lotion kemudian memasang gag khusus di sana. Gag itu awalnya seperti dildo kecil, kemudian ia mensettingnya, sehingga menyerupai silinder silicon, diameternya terus menerus ditambah. Aku merasa dinding anusku seperti ditarik, meregang perlahan, membuka seperti silinder.
” Ahhhhhhh sakit…” aku menggeliat dan berteriak mohon ampun agar Pak Sutan berhenti melebarkan diameter gag itu.
*Apartement Pak Sutan yang terletak di lantai 26 ini memang belum ramai penghuninya, ia sengaja memilih lantai yang tinggi agar leluasa “bermain” gila dengan para wanita. Security dan privasi di apartemen ini sangat terjaga. Karena itu teriakanku hanya tertelan bising suara jalanan. Pak Sutan akhirnya berhenti. Kemudian ia menyalakan jepit vibrator di klitorisku. Ahhhh…. Sensasi getarannya membuatku mulai mendesah-desah. Tiba-tiba silinder di duburku mengecil diameternya, kemudian membesar lagi perlahan, begitu terus. Sensasi yg aneh..aku menggeliat-geliat antara enak dan sakit jika diameter gag di posisi maksimum. Aku mulai merintih-rintih minta disenggamai
“Ahhh.. tuan… please entotin Lina dong….mmhhhh.. Fuck me.. Ahhh..” desahku
Agak lama aku dibiarkan merintih dan menggeliat-geliat, mereka bertiga melihat reaksiku sambil tertawa-tawa mesum. Lalu mereka bangkit dari sofa menghampiriku, penis mereka sudah tegang semua, siap mengaduk-aduk vagina dan anusku. Astaga.. milik Pak Sutan sudah benar-benar ereksi maksimal, ukurannya sebesar lengan bayi, hasil terapi ke Mak Erot dengan biaya mahal, sekali terapi nambah sesenti bisa habis puluhan juta. Menurut cerita Pak Sutan padaku tadinya penisnya itu cuma segede crayon setelah beberapa kali terapi barulah bisa mencapai hasil itu, jadi silakan banyangkan sendiri sudah berapa ratus juta beliau habiskan untuk penisnya saja. Darimana uangnya? Jangan khawatir karena dari….ehh…udah ah ga enak ngomongin atasan apalagi buka rahasianya. Oke pembaca, kita kembali ke topik aja ya! Pak Sutan menjambak rambutku, dan memasukkan paksa penisnya yang panjang dan berurat ke mulutku.
*”Sedot yang enak Lin pake sedotan mautmu itu loh!” perintahnya, ia lalu memajumundurkan pantatnya dengan cepat.
Sementara di bawah sana, Pak Pohan tengah mensetting diameter gag hingga ukuran maksimal, sampai aku menggeliat kesakitan, namun cengkeramannya di pinggangku menahan gerakanku. Kemudian Pak Pohan membuka vaginaku dan mendorong penisnya ke dalam dinding lubangku yang rapat.
“Ummm..mmmphhh” jeritku tertahan.
Rasa perih menderaku karena vaginaku terasa semakin sempit akibat gag di duburku meregang maksimum. Keduanya menggenjotku bersamaan dengan kecepatan tinggi. Pak Sutan menambahkan sebuah dildo yang dirojok-rojokkan ke dalam vaginaku sampai mentok.
“Ahhh… Mmhh.. Mmmhhh…” rasanya sakit tapi ada getaran luar biasa di dalam sana
Selama beberapa saat kedua alat bantu seks itu mendera kedua lubangku di bawah sana. Mereka nampaknya sangat puas melihat ekspresiku saat tersiksa. Tetesan lilin dan pecutan menambah derita birahi itu, aku sampai keringatan menahan sensasi nikmat bercampur sakit itu.
“UUUggghhh” tiba-tiba aku melenguh, ternyata Pak Ruhut menarik lepas gag di duburku lalu memasukan penisnya ke liang belakangku.
Pak Pohan menghentikan sejenak genjotannya di vaginaku saat perlahan rekannya itu membuka belahan pantatku dan mulai menyetubuhiku dari belakang. Terasa penis Pak Pohan yang semakin membesar di vaginaku
“Oooohhhh Pak, enak….iyah…enak…” ceracauku.
Pak Ruhut mencengkeram pantatku dan menghujamkan penisnya semakin dalam sampai aku terdongak menahan sakit karenanya. *Dua penis kini menghajar kedua lubangku dengan gagahnya, yang sedikit melegakan adalah Pak Sutan kini telah melepaskan penisnya dari mulutku sehingga aku lebih dapat bernafas dan mengambil udara serta menceracau sejadi-jadinya merasakan deraan sensual ini. Atasanku itu kini berdiri sambil menetes-neteskan lilin ke punggungku, tetesan-tetesan cairan merah panas itu pun memberikan sensasi panas sebelum mengeras di permukaan punggungku. Pak Ruhut semakin kegilaan, pantatku ditampari sekencang-kencangnya sampai merah, ceracau dan makian pun meluncur dari mulut pria itu. PLAKKK…PLAKKKK… suara itu bersahutan di antara desahan, jerit kesakitan, teriakan kenikmatan.Semakin cepat…dan cepat…sampai ia menarik penisnya dan menyemprotkan spermanya di punggungku. Pak Pohan yang sejak tadi menggenjot vaginaku kini menggantikan posisi Pak Ruhut di duburku. Ia menggenjotku dengan kasar, gesekan dinding duburku dan penisnya terasa perih dan panas, sekaligus nikmat. Tangannya mengocok vaginaku dengan cepat. Membuatku melayang dan kembali kini Pak Sutan memasukkan penisnya ke mulutku sehingga kini aku dalam posisi doggy dengan lubang dubur dan mulut dijejali penis. Hisapanku terhadap penis Pak Sutan semakin tak karuan sehingga tak sampai sepuluh menit, ia pun memuntahkan spermanya di wajahku. Tinggal Pak Pohan yang seperti banteng liar, menyodok-nyodok duburku, menjambak rambutku sampai kepalaku terdongak ke belakang. Meremas payudarakuku dengan kasar.
“Ahhh…aahhhh…sakit Pak!!” aku menjerit-jerit tak karuan, orgasmeku entah yang ke berapa mulai kembali menerpa, terasa kedutan otot duburku yang meremas penis Pak Pohan.
“RRRRggggghhhhh…” Pak Pohan menggeram dan mencabut penisnya, spermanya ditembakkan dari luar ke arah pantatku.
*Lendir orgasmeku mengalir perlahan di pahaku. Punggung dan pantatku penuh ceceran sperma dan tetesan lilin yang telah mengeras. Pak Sutan melepaskanku dan memintaku mandi
“Mandi bersih biar seger….tunggu sesi selanjutnya…” katanya.
*########################
Sungguh melelahkan sekali permainan hardcore tadi itu. Aku merasa segar dan kepenatanku berkurang setelah merendam tubuhku di bathtub, aroma bubblenya juga wangi menetralisir bau sperma yang tadi mendominasi. Sambil berendam aku melihat-lihat tabletku, kubuka Twitter untuk sekedar memantau, beberapa PM masuk ke inbox dan segera kubuka. photomemek.com Bah…aku harus menghapusi pesan-pesan dari orang tak dikenal yang iseng sekedar ingin kenalan, beberapa di antaranya juga berisi email mesum. Aku tidak punya waktu melayani yang ginian karena sudah cukup sibuk dengan kerjaanku. Dan bah…dia lagi…dia lagi…gak tau malu banget sih nih makhluk. Kubuka pesan dari @tiffkonak yang isinya gambar penis menegang dan pesan “Lin ini punya saya nih, mau ga nih kita kawin siri? Halal dan dijamin memuaskan,”
Aku geleng-geleng kepala dan menghapus pesan itu. Akun satu ini tak lain adalah akun kloningan si menteri gaptek tapi disuruh ngurus internet itu, yah namanya juga partai koalisi ya bagi-bagi jatahlah. Berbeda sekali dengan akun Twitter resminya yang dipenuhi kata-kata bijak dan tausyah bak orang paling suci, di akun ini justru ia memperlihatkan wujud aslinya. Suka upload gambar-gambar tidak senonoh, follow banyak sekali akun porno, dan suka menulis humor-humor cabul berselera rendah. Hanya segelintir orang yang mengetahui siapa sesungguhnya pemilik akun ini, termasuk aku salah satunya. Beberapa politikus lain pun memiliki akun kloningan sendiri untuk melakukan hal yang nakal-nakal yang tidak pantas diketahui publik.* Misalnya ini nih aku bacakan sebagian yang baru masuk untuk para pembaca deh.
@boss_pilando: 4some di Maladewa dgn 2 artis adik kakak, refreshing sejenak dari lumpur & pajak!!
@kepala_jenggot: bangsat itu si engkoh, dasar pembelot!!!
@engkoh_mnc: hehehe…gua udah cicipin 3 news presenternya, keluar juga ga rugi
Retweet @kepala_jenggot: @engkoh_mnc he pengkhianat…u masih utang janji kasih gw icip2 bini lu, main pergi gitu aja!!
Retweet @engkoh_mnc: EGP : @kepala_jenggot udah untung gw kasih pinjem si Joyce juga lu, bini gw bilang dia geli ama jenggot u!
Retweet @mr_r: @engkoh_mnc new presenter? Siapa? Masih perawan? Pengen nyusu dong! Mau kolab bikin cerita ga nih???
@risatu: aduh…prihatin! prihatin!Click to expand…
Aku keluar dari akunku dan login ke akun kloninganku (emang cuma situ doang yang bisa punya kloningan?) lalu kuinvite si @tiffkonak itu ke beberapa twitter porno. Biasanya beliau pasti follow dengan akun kloningannya. Tapi belakangan akhirnya usahaku mengerjainya membuahkan hasil, mungkin ia sedang kebelet konak atau sibuk, ia akhirnya mem-follow sebuah akun twitter yang kukirim padanya, yaitu @toket_queen lewat akun resminya . Kurang dari sehari setelah gabung di @toket_queen , beliau sudah jadi bulan-bulanan di dunia maya, dan dijawab ngeles typikal orang partainya, “gak sengaja”.
Setelah puas berendam, aku keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk diliit di tubuh, separuh belahan pantatku menyembul. Pak Sutan menangkapku dari belakang, diremasnya payudaraku dari pangkal hingga ujung putingnya dipelintir-pelintir. Leherku digigitnya perlahan-lahan. Handukku terjatuh ke lantai dan tubuhku terpampang telanjang.
“Mmmmhhhhh…Bapak ah” desahku tertahan, remasan tangan Pak Sutan di dada dan pantatku membuatku merinding, “masa minta lagi, Lina capek nih!”
“Main sama kamu Lin, ga ada bosennya deh…bikin hidup lebih hidup” katanya dekat telingaku
Mulutnya yang seksi itu lalu melumat bibirku, memainkan lidahnya. Pandai sekali ia membuatku melayang di langit kenikmatan. Tangannya menguak vaginaku dan mengamblaskan penisnya. Aku pun disetubuhi dari belakang sambil berdiri. Uuuhhhh.. mmhh kepala penisnya keluar masuk dengan kecepatan sedang. *Aku sudah mulai basah. Pak Sutan menyuruhku berposisi doggie.. Ia menampari pantatku, PLAAKKK..Plakkk
“Nah sekarang kita cobain yang satu ini yuk!” katanya, kemudian ia mengambil sebuah dildo silicon hitam panjang yang lalu ia rojokkan dalam-dalam ke vaginaku. Uffffttttt.. Ia kemudian mengaitkan rantai dari dildo itu ke paha, pinggang dan leherku.
*Aku melihat Pak Ruhut yang masih memakai lingerie seksi dan pita Minie Mouse-nya diperlakukan sama denganku oleh Pak Pohan yang sedang menyodominya. Gak usah kuceritakan detil yah, ntar keyboardnya pada kotor kena muntahan deh. Lebih baik kembali ke diriku dan atasanku yang ‘ganteng’ ini. Pak Sutan *menaiki punggungku dan berusaha memasukkan penisnya ke dubur ku yang rapat. Aku memohon padanya untuk memberinya pelumas dulu. Untunglah Pak Sutan cukup berbaik hati, ia menusukan lotion berbentuk suntikan ke duburku, juga mengoleskannya di dinding luar. Setelahnya, barulah ia mendobrak lubang belakangku itu
“Ahhh sakit Pak…” erangku dengan tubuh mengejang.
Meskipun lubang-lubangku sering dipakai dengan berbagai alat dan penis ukuran besar, namun vagina dan duburku tetap sangat rapat, karena Pak Sutan selalu mengoleskan cream khusus dan memberiku obat untuk menjaganya tetap rapat seperti perawan. Beliau pun selalu menyelipkan bola vibrator khusus untuk “ditelan” vagina dan ass ku seluruhnya,fungsinya untuk melatih kontraksi otot kedua lubangku itu, dari luar hanya terlihat benang untuk menariknya keluar setelah selesai latihan. Ahhh…sodokan penisnya semakin cepat, srooooooottttt….Pak Sutan pun akhirnya menyemprotkan spermanya di dalam lubang duburku. Ia melemas menimpa tubuhku, tapi belum melepaskan penisnya, sehingga kamipun hanya bisa berbaring miring masih saling menancap dan terikat jadi satu. Hanya sebentar kami dibiarkan beristirahat. Pak Ruhut yang baru main pedang-pedangan dengan Pak Pohan menghampiriku dan *menempelkan penisnya di bibirku minta dijilati. Aku menjilatinya seperti anjing menjilati tulang. Penisnya mulai membesar seiring nafasnya yang memburu. Pak Ruhut lalu tiduran di karpet, ia menarik dildo “buntut” dari vaginaku dan memintaku untuk mengamblaskan penisnya ke dalam vaginaku. Tanpa disuruh lagi, aku pun naik ke selangkangan Pak Ruhut dan memasukkan penisnya perlahan ke vaginaku. Sempit dan penuh sekali rasanya, pria itu memintaku untuk menggenjot dan mengurut penisnya dengan otot vaginaku. *Ugghh…ughhh….otot-otot kukontraksikan, otomatis duburku bergerak mengurut juga. Penis Pak Ruhut di dalamnya mulai kurasakan mengeras dan membesar. Nafas-nafas berat dan lenguhan-lenguhan pun terdengar. Kami mendaki kenikmatan bersama. Pak Sutan yang beristrahat sebentar kini bangkit mendekati kami, ia berlutut di sebelahku dan meraih payudaraku dengan mulutnya yang lalu ia isap-isap dan remas dengan keras. HHhhh…nikmat sekali…terlebih Pak Ruhut semakin cepat menghentak-hentak pinggangnya di bawahku.* Ketiga pria itu sangat menikmati saat aku menggelepar nyaris pingsan kehabisan nafas, karena aku mengejang dan semua ototku berkontraksi mengurut-urut. Setiap kali itu juga aku hampir orgasme. *Pertempuran kali ini tidak terlalu lama memang, mungkin mereka juga sudah kehabisan tenaga. *Aku sendiri juga benar-benar berkelojotan menghadapi gempuran mereka. Tenggorokanku mengejang, duburku pun menjepit keras, vaginaku terkunci. *Ahhhhhhh….. Aku mendapatkan orgasme hebatku. Ahhhhhhhhh…. hampir bersamaan semua lubangku disemprot sperma diiringi raungan liar 3 laki-laki itu. Dan kami pun ambruk bersamaan..
————-
Pagi ini Pak Sutan menjemputku ke kantor. Tadi malam ia sudah memintaku untuk minum pencahar. Waktu aku membukakan pintu untuknya, Pak Sutan langsung menciumku dengan gencar, meremas-remas dadaku dan menyedot putingnya. Tidak banyak bicara, Ia membuka resleting celana panjangnya dan mengeluarkan penisnya. Ia menunggingkan aku di sofa, menguak rok pendek dan g-stringku, dan langsung menghajar vaginaku. Uhh…terasa perih sih… tapi aku berusaha menikmatinya. Pak Sutan memilin-milin klitorisku, mmmmhhh….nikmat sekali. Seperti ada aliran listrik mengejut-ngejut di tubuhku. Penis atasanku itu mendobrak cepat dan belum sempat aku mengimbangi, ia sudah memuntahkan spermanya di dalam vaginaku.
*”Kau sudah minum pencahar Lin?” tanyanya
*”Sudah Pak”
*”Sudah bersih?” tanyanya sekali lagi
*Ia mengambil dildo kaca bening di laci meja dapurku dan merojokkannya ke dalam lubang analku dalam-dalam.
“Ahhhh..” Jeritku tertahan, Ia memutarnya di dalam lalu menariknya keluar.
*”Masih kotor!” tegasnya
*Ia bergegas mengambil enema dan selang air. Ia memintaku menungging di bath tub, dan menjolokkan ujung enema ke dalam anusku. Didorong nya terus, sampai aku memohon untuk berhenti karena terasa mentok. Ia memompakan air ke dalam analku sampai aku merasa mual. Kemudian selangnya dicabut dan aku harus mengeluarkan airnya. Begitu berulang-ulang sampai air yang keluar sudah bening. Aku mandi sekali lagi dan mengganti baju kerjaku.,,,,,,,,,,,,,