MENEMANI TANTE CANTIK

Author:

Cerita Sex – Akhir pekan ini aku uring-uringan cerita Porno banget, abis Beby pacarku 3 Cerita dewasa bulan terakhir ini, kayanya Cerita bokep ada gejala menjauhi aku… beberapa kali kupergoki jalan sama Teddy anak arsitek itu… en beberapa kali kutelpon selalu maminya bilang kaga’ ada, malah tante ira mami si Beby bilang,“Udah, kalo mau main dateng aja…ntar juga pulang, tungguin aja Bon…” kata tante Ira lembut. Nggak tau Jack… malem ini, angin apa yang niup mobilku buat parkir di depan rumahnya.. pikir-pikir asyik juga kok ngobrol sama tante Ira… biar kata udah 40 tahun tapi bisa ngobrol gaya anak muda.. itu aja dasar pemikiranku…“Eeeeeiiiii…. anak muda… gitu dong apelin tante sekali-sekali…” sambut tante Ira ramah banget. Coca cola dingin yang disajikan si Sum babu centil itu hampir tandas, tante Ira nggak muncul-muncul katanya mau ganti baju dulu. Akhirnya kusosot habis juga minuman itu setelah kuputuskan mau jalan aja…“Bonny… naik aja, ngobrol di atas aja yuuk..” kudengar panggilan tante Ira dari lantai atas, dilantai atas memang ada ruangan yang dibikin home theatre… beberapa kali kusetubuhi Beby di ruangan itu sambil nonton BF… tentu saja waktu nggak ada tante Ira.

Benar saja tante Ira sudah menunggu di ruangan itu…
busyyyeett.. tau nggak Jack… aroma parfum mahalnya semerbak lembut memenuhi
ruangan itu… dan yang bikin biji mataku hampir meloncat keluar pakaian yang
dipakai doi… gaun panjang transparant, mirip gaun tidur,aku yakin tante Ira
nggak pake daleman alias BH en celana dalem, sebab di bagian itu bakal
kelihatan bayangannya kalo doi pake… agak canggung juga pada awalnya, palagi
ketika tante Ira menumpangkan kaki satunya di kaki yang lain, pahanya kebuka,
ternyata gaun itu berbelahan samping sampai ke pinggang. Tapi gaya ngobrolnya
yang santai membuatku agak santai juga walaupun mata ini lebih sering menatap
karpet atau langit-langit rumah, sebab menatap kedepan yang kutemui

kalo nggak
paha panjang berkulit mulus, atau buah dada montok dengan puting susu yang
tercetak jelas di balik kain transparant itu.“Kamu kenapa siih… kaya orang
kedinginan…” tegurnya melihatku yang salah tingkah.“Iya tante ACnya dingin
banget…” jawabku asal kena, tapi memang di ruangan itu kurasakan dingin
sekali.“Tante punya minuman sampagne, mau kamu Bon…? lumayan buat anget-anget…”
Katanya sambil membuka kulkas di sudut ruangan… wooow… ketika kulkas terbuka
aku menyaksikan silhoutte tubuhnya yang terbentuk karena sinar terang dari
dalam kulkas menghilangkan bayangan kain transparant. body yang sempurna dan
memastikan perkiraanku bahwa tubuh berbody gitar ini tanpa pakaian dalem,
bahkan kulihat bayangan rambut kemaluannya, karena tante Ira berdiri agak
mengangkang, agak lama juga kunikmati pemandangan ini.setelah menuangkan
minuman dijatuhkannya pantat montoknya di sebelahku.“Ayo anak muda, demi
kehangatan tubuh…” kata tante Ira sebelum kita toast…. kuteguk setengah gelas
sampagne,… busyet… doi segelas disikatnya sampagne itu tandas… kuikuti aja toh
rasanya enak nggak kaya minuman keras lainnya… nggak lama gelasku penuh lagi,
karena tante Ira menuangkan lagi minuman enak itu… sampai beberapa kali.“Gimana
Bon..? sudah hangat tubuhmu…?” tanya Tante Ira.“Iya tante apalagi deket tante…
jadi hangat…” Aku tak menduga jawabanku menjadi kacau begitu, tapi aku heran
tante Ira malah ketawa geli dan tubuhnya makin mepet ke tubuhku.“Kamu pikir
tubuh tante ini kompor, bakal ngangetin masakan…? kamu deket tante aja hangat,
apalagi nempel pasti mendidih… hi… hi… hi…” kepalaku yang mulai pusing akibat
minuman, makin pusing aja sebab toket montoknya dengan kekenyalannya menempel
ketat di dadaku, sementara kepalaku diusap-usapnya manja.“aduuhhh… kalo ini sih
nggak mendidih lagi, tubuh tante bagai kompor listrik yang rusak… jadi bikin
korsleting…” jawabku ngawur. Tante Ira ketawa ngakak… jari jemarinya yang indah
menelusup dan menggelitik masuk ke dadaku, matanya bersinar binal menatap
wajahku dengan gemas. Kesadaranku mulai goyang, entah kapan mulainya tahu-tahu
di layar lebar home theatre itu sudah terpampang adegan mesum
dari film BF, dan
baju hemku sudah terbuka seluruh kancingnya sehingga dadaku terbuka lebar…
uuiihhh… buah dada tante irapun sudah terbuka sebelah dan kini menggesot-gesot
dadaku… entah siapa yang memulai, bibir kami berpagutan, lidah tante Ira
menggeliat liar melata masuk ke mulutku, membelit lidahku dan dengan gemas
kuremasi buah dadanya yang ternyata memang mengkal menggemaskan.“kamu nakal
Bonny… harus diajar sopan…” desisnya sambil diremasinya selangkanganku, bahkan
dengan lincahnya ikat pinggangku berhasil dilolosinya dan mencuatlah
kejantananku dari balik celana jeansku.“Iiiihhh… kamu malah nantangin ya…?”
celoteh tante Ira disela-sela dengus nafasnya yang memburu penuh nafsu, sambil
meremasi kontolku yang sudah setengah ngaceng… dadaku diciumi dan dijilatinya,
aku menikmati aksi itu sambil tanganku tak lepas meremasi buah dadanya yang
memang montok dan kenyal, sesekali kupelintir-pelintir puting susunya…. wow…
alamak… berbarengan dengan adegan di film, tante Ira kini juga sedang mengulum
dan menjilati kepala kontolku, membuatku menggeliat dan mengeram penuh kenikmatan,
kulihat wajah tante Ira berbinar senang melihat ekspresiku merespon aksinya,
sesekali batang kemaluanku yang sudah 100% ngaceng ini ditimang-timangnya
dengan ekspresi wajah gemas penuh nafsu…

“Mmmm… mantap sekali Bonn… tante suka yang macam begini…” sejenak dikocok-kocoknya batang kemaluanku dan kembali dikemotnya.“Iiiihh… keras banget Bon… gede lagi… tante jadi ngeri dehh… mmmm… ccllp… clpp” kuamati saja tingkah wanita setengah baya ini sambil kunikmati aksi oral sexnya yang canggih.“Boon… tante juga mau digituin…” rengeknya manja sambil berdiri, langsung saja kusergap selangkangannya karena dengan aku duduk di sofa rendah itu wajahku tepat di depan bukit vaginanya yang di selimuti rambut subur tercukur rapi.“Aiiihh..! kamu nggak sabaran deh…” protesnya centil, namun selanjutnya dengan posisi berdiri tante Ira mengatur posisinya dengan lihay, kaki kirinya ditumpangkan di sandaran sofa, sehingga wajahku tepat diantara selangkangannya.Wuuiiihhh… tercium semerbak bau harum, begitu selangkangan tante Ira mengangkangi wajahku, entah parfum merek apa yang memproduksi parfum memek… segera aku beraksi menunjukkan kecanggihan oral sexku… kudaratkan

ciuman dan jilatanku ke seputar bukit vagina yang sudah menggembung gemuk akibat gairah seks yang meningkat.“Booonnn… geliii doong sayaang… iiihhh… kamu nakal banget….” tante Ira mulai gemas karena lidah dan bibirku belum juga singgah di tempat yang dimauinya… pinggulnya bergerak gemulai mencari titik kenikmatan.“Eiiihhh…! yaaa… Bonny… disituuu… nikmat banget Booonnn…” celoteh tante Ira, begitu ujung lidahku menyambar clitorisnya yang mengintip malu-malu… Rupanya tante Ira bukan seorang yang penyabar… rambutku direnggutnya sehingga kepalaku terkunci dan dengan mengerang-erang histeris dibesot-besotkanya clitorisnya kemulutku…“Hiiiii…! kamu nakal Booonn… hhooo… inii nikmaatnya bukan maenn… sayaang..sssshhhh…” volume suara tante Ira makin meninggi sehingga lebih mirip teriakan… Pada suatu kesempatan, butir clitoris yang makin mengeras itu kukulum lembut dengan bibirku, kusedot-sedot lembut sambil lidahku mengusap-usap mesra…akibatnya sungguh hebat.. diiringgi lenguhan panjang, tubuh sintal tante Ira mengejang…“Uuuuuuunnnggghhh….! Boooonn… kamuu pinteeerrr dehhh…!! ooooowww…!!” sebuah ekspresi khas wanita mencapai orgasme ditunjukkan oleh tante Ira, tubuhnya menggelejat, bagai tak terkontrol…“Iiiihhh… tak kusangka… kamu pinter mainin tubuh perempuan… bocah ganteng…” bisik tante Ira sambil menggelendot manja di pangkuanku, setelah disambar badai orgasme…“Tapi saya yakin tante jauh lebih pinter dari saya, makanya saya pingin diajarin…” jawabku sambil sesekali kukecupi bibir manisnya.“Eeeh… kamu percaya nggak sih… dengan oral sex, jarang banget tante bisa orgasme, seumur-umur bisa dihitung jari deh…ini siiihh… bibir kaya begini ini yang bikin tante lemes sebelum tempuuurr…” bibirku dijewer mesra… matanya menatap bibirku penuh hasrat birahi, sampai bibir manis yang setengah terbuka itu gemetar menahan gemas… akhirnya dengan penuh luapan birahi, bibirku dilumatnya habis-habisan… kembali dengus nafas betina tante Ira menderu, menuntut penuntasan. Tubuh sintal yang duduk mengangkangi pangkuanku itu bembesot-besotkan buah dada mengkalnya ke dadaku dan menggoser-goserkan bukit vaginanya ke batang kemaluanku… wajahku habis dihujani ciuman penuh birahi… serta leherku dikecupinya denga liar, terasa celekat-celekit di seputar kulit leherku… pantat montoknya yang bergerak gemulai, kuremasi dengan gemas… jari tengah dan telunjukku
merambah liang sanggama tante Ira yang ternyata sudah kembali licin dan kurasakan kembang kempis seolah menanti mangsa.“Boonny… c’mon baby… kita mulai permainan yang sesungguhnya… tante siap menghajar si bontot yang bongsor ini…” bisik tante Ira sambil meremasi batang kemaluanku yang ready combat. Dengan posisi tetap saling berhadapan, tante Ira mengangkang di pangkuanku… batang kemaluankudituntun ke liang cintanya yang sudah menganga menanti mangsa… bibir manis tante Ira bergerak-gerak ekspresif mengiringi usahanya menjejalkan batang kemaluanku ke liang sanggamanya, ujung batang kemaluanku digesek-gesekkan ke bibir vaginanya sambil sedikit demi sedikit ditekan.“Si bontotmu bandel banget… susah disuruh masuk…” bisik tante Ira.“Punya tante kelewat rapet siih..” jawabku“Bisa aja kamu, si bontot ini yang kegedean…” sahut tante Ira sambil menggigit bibir bawahnya dengan alis mengerinyit… ketika kurasakan kepala kontolku sudah amblas di jepitan liang sanggama tante Ira… ketika batang kemaluanku masuk setengahnya… kembali ditarik keluar…

Baca Juga Kisah Sex : Vagina Metua Yang Siap Ku Entot

kemudian masuk lagi, begitu beberapa kali diulang-ulang
dengan hati-hati dan aku nggak boleh bergerak oleh tante Ira, ternyata akhirnya
habis juga batang kemaluanku ditelan liang sanggama tante Ira… pinggul montok
tante Ira mulai bergerak dengan mata setengah terpejam serta bibirnya mendesis
lirih… besutan perdana otot vagina tante Ira pada batang kemaluanku sangat
nikmat, kurasakan seperti pijitan bidadari… gerakan pinggul tante Ira makin
cepat dan makin kuat dan pijitan bidadari itupun semakin menjadi-jadi
nikmatnya, aku masih belum mengadakan counter attack… kulampiaskan kenikmatan
ini pada sepasang payudara montok yang bergerak-gerak di depan wajahku, kukulum
dan kusedot bergantian sepasang puting susu berwarna coklat gelap yang mencuat
keras.“Hooo..! hhooo..! hhh…hhh… nikmat bukan main Booonnn.! oooohhh..!”
kembali volume suara tante Ira meninggi… dan makin tinggi..mendorongku untuk
menyambut goyang gemulai pinggul tante Ira, kuayunlah pinggulku… sekali, dua
kali, tiga kali…dan ke delapan kali ayunan pinggulku…“Ooooww..! yaa..! yaa..! oooo…
my God..! Booonnny..! tante…nggak…tahaaann..!” Suara tante

Ira atau lebih tepat
disebut teriakan, terdengar parau.Wajah manis tante Ira menegang… bibirnya
gemetar… giginya terdengar gemerutuk, cengkeraman tangannya pada pundak dan
pinggangku mengencang sehingga kurasakan kuku-kuku jarinya yang panjang
menembus kulitku… Tepat pada ayunan pinggulku yang ke
sepuluh…“Aaaaaaaakkkkkkhhhh…..! ya ammppuuunn Boooooonnnyy…!” Teriakan panjang
itu mengiringi tubuh sintal Tante Ira sejenak meregang kuat, kemudian menggelejat
liar, bagaikan sekarat… ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkuat, sehingga
terdengar suara ceprat-ceprot dari selangkangan kami… Sesaat kemudian tubuh
sintal yang bergerak liar itu menelungkup lunglai di atas tubuhku.“Terus..kan..
jangan hhh…berhenti…hh..hh Bon… ganti..an tante di..di bawahh… gilaa lemesss
bangeth..hh..hhh” bisik tante Ira ketika aku menghentikan ayunan pinggulku…
kulihat betapa lunglai tubuhnya.. Kurebahkan tubuh tante Ira di karpet…“Ayo
sayaang.. masukin lagi, hajar tante sepuasmu…” walau dengan suara lirih tapi
nadanya penuh tantangan… membuatku bersemangat lagi dan kembali batang
kemaluanku menyungkal selangkangan tante Ira…“Iiihh.. letoy amat siiihhh…” cela
tante Ira ketika dirasakan sodokan kontolku setengah-setengah… akupun
meningkatkan speed dan power“Eh..Eh..hhhh… Tante… ya…kin kamu bisa lebih kuat…
lagi Boon…” walau dengan kondisi lunglai dan pasrah, kata-kata tante Ira masih
bernada tantangan dan membuatku agak panas juga…kuperkuat dan kupercepat
rajaman kontolku menghajar liang sanggama tante Ira.“Aaaihh..! gilaa… hhhooo…
sss… ayyyoo Booonn… lebih dalammm..!”Dengan celotehnya yang aneh,kata-katanya
keras penuh tantangan,namun rengekannya bernada memelas dan memilukan, entah
bagaimana yang dirasakan tante Ira… yang jelas kubaca ekspresi wajahnya nampak
menahan sesuatu… entah sakit atau enak dan tubuh sintalnya kembali
menggeliat-geliat tak beraturan“Ooooohhh…! ooooww…! C’mooon baby… jangan
letoooyyy… keras… keras…! yaa.. lebih keraaaasss…Oooouugghh..!”akhirnya aku tak
peduli lagi… kujawab tantangan tante Ira, dimana kini aku sudah tanpa ampun
menghajar liang selangkangan yang terkangkang lebar… kukerahkan seluruh
kemampuanku untuk menambah kekuatan dan kecepatan ayun batang kemaluanku
keluar-masuk liang sanggama Tante Ira, walaupun kulihat air mata Tante Ira
bercucuran bercampur keringat dengan gigi menggigit kencang ujung sprei,
walaupun begitu suara celotehnya tak berubah…ditingkahi rengekan yang mirip
suara
tangis…“Ampppuunn..! oohh.. oooww.. oooouugght..!! ” game point akhirnya
tercapai dengan kuberi score 3 orgasme untuk tante Ira, sedangkan pointku 1
kumuntahkan spermaku yang hampir 3 minggu mengendap, ke buah dada tante Ira dan
matanya yang nanar menatap dengan saksama proses menyemburnya spermaku yang
sangat kental di permukaan kulit buah dadanya yang putih mulus.“Sss…oooohhh..
iiihhh kental banget Boon…sampe lengket ” desis tante Ira ketika dengan
tangannya mengusap ceceran pejuhku merata ke permukaan tubuh bagian depannya..

“Boon..nny… tante lemes banget nih… nggak bisa bangun…
tolong dong ambilin air es di bawah…” suara tante Ira kudengar lirih dan agak
serak, kulihat wajahnya pucat pias dengan sorot mata yang nampak kuyu kehabisan
tenaga… tubuh sintal yang mulus tampak berkilat oleh basahnya keringat dan
pejuhku… tergolek telentang tak berdaya di karpet ruangan. Ketika aku sedang
memilih botol air mineral yang paling dingin di dalam kulkas, telingaku
menangkap suara aneh… kucari arah suara sayup-sayup itu… ternyata dari arah
dapur di balik dinding ruang makan ini… karena penasaran kucari pintu ke arah
dapur… kudapatkan lubang penghubung dari dapur ke ruang makan yang biasa untuk
lewat makanan… dengan sedikit mengendap-endap, kudapatkan sumber suara itu…
edaann..! gimana nggak edan..? kalian tahu broer… Sumirah…pembokat tante Ira,
sedang nungging di meja dapur dengan tubuh bagian bawahnya telanjang, sambil
merintih-rintih sendiri… tau nggak lagi ngapain do’i..? lagi masturbasi jack..!
gue bilang edan, karena masturbasinya pake dildo alias kontol mainan, dapet
dari mana pula si Sum ini… Gila… ngaceng lagi ngeliat gaya si Sum… eh gue ngga
nyangka tubuh pembokat ini begitu mulus, kulihat dari pantatnya yang bulat dan
bahenol itu sangat mulus bersih… aahh sial aku harus balik ke atas tante Ira
pasti nunggu minumannya.. dengan rasa sayang kutinggalkan pemandangan langka di
dapur.Di ruang Home Theatre kulihat posisi tubuh tante Ira tak berubah,
telentang bugil di karpet ruangan… ternyata si tante tidur

pulas banget,
berkali-kali kugoyang-goyang tubuhnya sambil kupanggil namanya, bergerakpun
enggak… iih.. kaya’ mati tidurnya… tiba-tiba kuingat sesuatu.. langsung aku
cabut lagi kebawah… tau dong ente broer… kuintip lagi adegan di dapur… asyiik
masih lanjut.. langsung aku menuju pintu dapur dengan langkah hati-hati… Si Sum
terjingkat kaget ketika tahu-tahu aku sudah di ruangan dapur.. dengan wajah
merah padam perempuan muda ini gugup berusaha menutupi bagian-bagian tubuh
bahenolnya yang telanjang… he..he.. rok bawahannya ada di bawah kakiku…
akhirnya dengan dengan kain lap piring do’i tutupin selangkangannya yang sempat
kulihat jembutnya sangat subur membentuk segitiga kebawah..“Eeehh… terusin aja
Sum.. gue cuma pengen nonton aja… atau mau gue bantuin…” kataku sambil
cengengesan… sambil kudekati tubuh bahenol yang meringkuk mojok… mendengar
gurauanku rupanya cukup menenangkan hati si Sum yang aku yakin pasti kaget,
malu jadi satu“Mas Bonny, bikin kaget… sih.. nakal banget..” sahutnya lirih,
sambil beringsut mengambil rok bawahannya.“Mau bantuin malah dikatain nakal,
gimana siih..?” selakku sambil kuikuti langkahnya…“Kalo mau bantu… ya nggak
disini..” sahutnya dengan suara setengah-setengah, namun matanya mengerling
menantangku dengan isyarat ajakan, sebelum kabur keluar dari dapur… Dugaanku
tepat do’i masuk kamarnya, dan dugaanku tepat lagi ketika kubuka, pintu kamar
itu tak dikuncinya… sengaja… kulihat si Sum tengkurap di ranjang. Aku
benar-benar sudah mata gelap… semenjak kontolku dibikin ngaceng oleh aksi
masturbasinya tadi, aku naik ke ranjangnya… kusingkap rambut yang menutupi tengkuknya
dan kukecupi tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus… tubuh bahenol si Sum
bergidik karena ulah nakalku…“Mas Boonny… gangguin orang aja siih…” Sum
merengek manja, namun tak berusaha menghindari kecupan-kecupanku di tengkuknya,
malah kuarahkan kecupan dan jilatanku ke punggungnya yang berkulit bersih,
setelah kupelorotkan blouse merahnya. Sumirah perempuan 27 tahun bertubuh
sedang, badannya subur, namun tak bisa dibilang gemuk, lebih tepatnya bahenol…
karena memang kemontokkan payudaranya sedikit di atas rata-rata, dan perempuan
ini memiliki pinggang yang cukup ramping, ditopang pantatnya yang bulat
serta
kemontokan tubuh bagian ini juga agak di atas rata-rata. Wajah..? tidak
mengecewakan, bahkan jika didandanin… nggak kalah deh sama Jihan Fahira. kelebihan
lain si Sum, adalah genit dan centilnya yang minta ampun… paling nggak tahan
melihat lelaki tinggi gede dengan kumis dan jambang dicukur kasar dan tubuhnya
banyak bulu.“Lubangmu udah basah aja siih..” tanyaku setelah jari tengahku
merasakan licinnya liang sanggama si Sum.

“Iiihh.. ya jelas dong… seandainya di dapur tadi mas Bonny nggak gangguin, saya udah dapet lho…”“Ntar gue gantiin 5 kali lipet… langsung gue masukin aja ya..?”“Saya takut sama nyonya lho mas..”“Do’i pules banget tidurnya… makanya cepetan gue masukin ya..?..” kataku sambil kusodok-sodokkan kontolku ke selangkangannya.“Iiiihh ngeriii… gede bangeethh…” desis Sum centil, ketika batang kemaluanku bagai ular merayap di sela-sela pahanya yang masih merapat…“Gue tanggung bakal mantap deeh…” kataku meyakinkan, sambil tak henti-hentinya tanganku meremasi payudara Sum yang sudah mengembang dan mengeras…“Sssshhhh…. mas Bonny… asal bikin Sum… puaaas kaya nyonya ….” rengeknya manja sambil menggeliat gemas merasakan nakalnya kuluman bibirku pada puting susu kirinya… Sum mulai membuka pahanya, kubesut-besutkan batang kemaluanku yang sudah membengkak itu ke bibir vagina si Sum… wooow… si Sum mulai membalas seranganku… dihujaninya leher dan dadaku dengan kecupan dan gigitannya… jari-jari tangannya meremasi otot punggungku.“Eeehhh… hhh… nngghh… maaasss… Sum udaah nggaakk tahann…” rengek Sum di sela-sela dengus nafasnya yang tak beraturan… aku tahu apa yang diinginkannya, tanpa dikomandoi kami segera pasang posisi…. Sum menekuk kedua kakinya yang mengangkang ke atas, sampai lututnya menyentuh payudara, sehingga bukit vaginanya tengadah ke atas dan bibir vagina yang berwarna merah segar dan basah, tampak merekah bergerak kembang kempis seolah menantangku… sejurus kemudian jari-jari lentiknya melebarkan bibir vagina tersebut… giliran aku sekarang yang nggak sabar… dengan posisi setengah berlutut kujejalkan kepala batang kemaluanku kesasarannya… seperti yang sudah kubayangkan… liang sanggama si Sum tak muat dijejali kepala kontolku… lagi-lagi

aku diharuskan sabar… apalagi kulihat si Sum meringis kesakitan ketika kucoba memaksakan kepala kontolku untuk menembus liang sanggamanya… maka kugunakan cara yang dipake tante Ira tadi…“Oookh..! maaass…! sa..sakkiiit…” keluh si Sum memelas… dengan ekspresi meringis menahan sakit, ketika kepala kontolku berhasil menembus masuk.“Tahan Suum… hhh…” keringat berhamburan dari pori-pori tubuh kami, dalam upaya penembusan di pintu nikmat…akhirnya diiringi rintih sakit dan usaha keras… amblas jugalah batang kemaluanku di liang becek di tengah selangkangan si Sum… kudengar si Sum membuang nafas lega dan menjatuhkan kepalanya ke ranjang… sesaat kemudian si Sum menyatakan siap tempur, aku memulainya dengan meludahi arena pertempuran, untuk membantu pelumasan.“Ooohk.. pelan maass…sss ho’ooo iyaaahh..” pelahan tapi pasti, kesulitan mulai berkurang dan sedikit demi sedikit kenikmatan mulai terasa…dibandingkan dengan postur tubuhku, tubuh si Sum nampak kecil… tapi tubuh kecil si Sum ternyata menyimpan energi luar biasa, dan tak kusangka ternyata tubuh bahenol ini sangat lihay memainkan jurus-jurus goyang dan geol yang cukup menunjukkan bahwa si Sum ternyata berpengalaman ngeladenin syahwat lelaki… semua variasi geraknya memberikan kenikmatan untukku… sementara si Sum sendiri terbaca dari ekspresi wajah dan gerak maupun ekspresi suaranya, sangat menikmati serangan olah sanggamaku“Heh… hh.. heh… mas Boo..nny Sum ndak bisa nahan lebih lama… barenggiin yaa..? tahhan… maass… hajar lebih daleemm lagi…” Ekspresi wajah dan gerak si Sum mulai gelisah… kubaca kondisi ini dan keluarlah aji pamungkasku… kedua tangan Sum kutekan ke ranjang sehingga terkunci nggak bisa bergerak lalu dengan kedua kakinyapun kubuat terbatas gerakannya… mulailah ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkeras… kepala batang kemaluanku merajam tanpa ampun dasar liang sanggama Sum dengan kecepatan semakin tinggi dan hajaran semakin keras…akibatnya… tanpa dapat ditahan tubuh bahenol Sum menggelejat liar melepas orgasme.“Oooowwwhhhh..mas…mas…massss Boonn..nnyy.. nnnggghhh…!” lenguhan panjang mengiringi lepasnya kenikmatan seksual seorang wanita… aku masih stabil mengayun dengan hi speed dan hi power…. dengan posisi tetap terkunci kulihat kembali wajah Sum menegang
dengan mata membelalak menatapku seolah takjub…“Ooooww…! hoooohhh… maaaassss… Suumm dapettt lagggggiii!” tubuh bahenol si Sum kembali kelojotan hebat disambar orgasme keduanya… pada saat itu si Sum masih berusaha menundukkan kesaktian kejantananku dengan menggeol pinggul sejadi-jadinya.

Baca Juga Cerita Porno : Tante Ayu dan 3 Anaknya Yang Sexy

“Woooohhh…! ayooo… keluariiin… mmaass..hhhhiihh..!” seru si Sum dengan wajah penasaran… liang sanggama yang semula seret dilalui batang kemaluanku, kini terasa licin dan begitu loncer, sampai mengeluarkan suara ceprat-ceprot, karena membanjirnya cairan vagina si Sum akibat dua kali orgasme.“Gimana Sum..? hhh… masih pingin dapet lima kali..” tanyaku sambil masih mengayun kemaluanku memompa liang sanggama si Sum yang semakin becek.. kali ini ayunanku tak sekencang dan sekuat tadi.“Ngghh… bisa semaput mungkin… wih.. wih mas Bonny kaya badak… kuat banget…” jawab si Sum sambil mengulumi puting susuku dan kurasakan pinggulnya bergerak lagi.“Maass… ntar pejuhnya keluarin di sini yaa..?” kata si Sum sambil menjulurkan lidah panjangnya.Sekali lagi tubuh si Sum menggelepar gila disambar orgasmenya yang ketiga, dan kira-kira 2 menit kemudian saatkupun tiba… kuhajar liang sanggama si Sum dengan kejamnya, menjelang muncratnya sang bubur sumsum… dengan gerakan yang sangat kompak dalam mengatur posisi… akhirnya muntahlah lendir syahwatku ke rongga mulut si Sum dan disambut dengan sangat rakus oleh wanita berbody bahenol ini, bahkan disedot-sedotnya batang kemaluanku sampai benar-benar kering spermaku.“Iiih… mas Bonny ternyata jagoan ngentot lho… seumur-umur baru sama mas Bonny ini Sum bisa keluar berturut-turut… iiiihhh… ngeriii deeh..”kata si Sum menyatakan kekagumannya, sambil menyisir rambut hitamnya didepan cermin.“Kenapa kok ngeri…?” tanyaku sambil mencari kemana jatuhnya celana dalamku.“Kalo ketagihan gimana…? enaak banget siih..” si Sum membungkus tubuh bahenolnya dengan handuk.“Selama pusaka gue masih bisa ngaceng, lu pingin dapet enak berapa kali gue kasiih..”sahutku sambil mengenakan celanaku.“Iiiihhh… dasar lelaki… ngomongnya doang… kaya mas Bonny ini, pertama anaknya disosot, terus nyokabnya digagahi pula… eh.. eh…

babunyapun dihajar juga..!” kata si Sum sambil ketawa genit.“Sialan lu… siapa suruh mengumbar memek sembarangan. Eh… Sum lu punya kontol-kontolan beli dimana lu…?”“Oooohh.. dari nyonya, dulu Sum pacaran sama Supar tukang siomay… ketahuan nyonya, saya lagi dientot di garasi… nyonya takut Sum meteng… lalu Sum dilarang pacaran sama Supar…”“Hubungannya ama kontol mainan itu apa..?”“Sum bilang, kalo 3 hari nggak dientot lelaki, Sum suka pusing dan uring-uringan… terus itu dikasih mainan itu sama nyonya… lumayan bisa dipake kapan saja Sum pengen…” Celoteh Sum sambil menimang-nimang dildo pemberian tante Ira…Tepat jam 24.00 gue balik ke ruangan Home Theatre… kulihat tubuh tante Ira masih belum berubah posisinya… benar-benar pulas tidurnya, Gue duduk di sofa sambil menikmati Coca cola kaleng yang gue bawa dari bawah… duduk di ruangan ini gue jadi inget waktu hubungan gue ama Beby lagi hot-hotnya… di ruangan ini pula pertama kali gue setubuhin tubuh montok Beby… setelah kena gue bo’ongin…gue inget itu setelah 2 minggu gue resmi macarin do’i…“Beb… nonton VCD aja yuuk… gue baru dapet kiriman dari Anto’ temen gue yang di Amrik…” Setelah hampir 2 jam ngobrol berdua di ruang tamu.“Ah elo, udah bosen ya ngobrol ama gue? ditonton di rumah kenapa..?” Sahut Beby sengit.“Beby, karena gue pengin nonton berdua ama lu… gue rasa lu juga suka…”“Iiih sok tau deeh… emang lu tau film kesukaan gue….? ayyooo deh sayyyaangg… gitu aja ngambek..” Beby bangkit dari duduknya sambil merapikan blouse dan roknya yang sempat gue bikin lecek saat session peluk, remas dan cium selama setengah jam… yang akhirnya bikin gue horny berat berkepanjangan… udah gue niatin bahwa malam ini, gue harus bisa meranjangkan Beby… bosen aja lebih sepuluh malem gue dibikin horny lewat peluk, cium dan remasan-remasan di ruang tamu rumahnya… nggak tuntas friend… kalo nggak nyokabnya lewat, si Sum sambil nyeletuk jorok…“Oooh my God… lu tau aja Bon
film kesukaan gue…” bisik Beby yang duduk di sebelah gue.. setelah seperempat jam film terputar…“Itu salah satu bentuk perhatian gue ke orang yang gue sayang…” sahutku spontan… padahal sungguh mati tau juga enggak kalo Beby suka film-film yang agak jorok, seperti film VCD yang gue pinjem dari Tedjo temen gue.

“Cuma gue nggak tau kenapa lu suka dengan film begini
Beb..?” tanya gue lembut.“Karena gue kepengin jadi cewek dalam film itu..”
jawab Beby dengan suara mendesah, gue menangkap nyala gairah dalam kerling
matanya yang sekejap menyambar mata gue… gue tangkap isyarat itu… gue peluk
tubuh Beby dengan lembut…” Gue akan mewujudkan apa yang lu pingin…” Sahutan gue
segera disambutnya dengan ciuman bibir yang hangat… bibir kami berpagutan
dengan gairah yang mulai menggelegak, lidah dalam rongga mulut kami saling
belit dengan liar… gue rasain desah nafas Beby mulai tak beraturan,tangan gue
mulai gerayangan masuk kebalik blouse Beby, tubuh sintal Beby menggeliat dan
mendesah lirih ketika tangan gue mengelus kulit pinggangnya dan bergerak
menggelitik punggungnya, kembali tubuh sintal ini menggeliat resah mendesak
ketubuh gue disertai remasan gemas pada otot punggung gue… gue ngerasain
kekenyalan payudara montok gadis berdarah Menado ini… sekali sentil lepaslah
kaitan BH berukuran 36B di punggung Beby…“Oooohhh… Boonnyy…” desahnya lirih
dengan mata setengah terpejam“Sayaangg…” sahut gue pendek“Lu bandel…” katanya
sambil merenggut T-shirt gue lepas dari tubuh… dan gue juga ngelakuin hal yang
sama…. mata gue nanar ngeliat kemulusan tubuh atas Beby yang baru kali ini gue
liat seutuhnya, payudaranya yang montok nampak mengkal mengeras dengan puting
susu berwarna merah tua tampak mencuat ke depan… Gila bener gue ga’ sabar
friend… gue sosot aja langsung puting susunya sebelah kiri….gue mainin lidah
gue disitu.“Ooooww.. my god… Bonnny lu emaaangg bandelll…” tubuhnya
menggerinjal keras. posisi tubuh Beby kini duduk mengangkang di pangkuan gue,
saling berhadapan… Tubuh indah Beby hanya terbalut CD mini

berwarna hitam… ooo…
friend tangan gue kaya nggak bosen ngeremesin payudara indah Beby yang sangat
montok dan kenyal bak karet… gue yakin ekspresi wajah Beby menunjukkan rasa
kenikmatan… dan gue juga yakin do’i pasti suka… sebaliknya dengan liar do’i
membalas dengan ciuman-ciuman yang variatif pada leher dan muka gue… dada
bidang gue tak lepas dari remasan atau lebih tepatnya cakaran jari jari lentik
berkuku panjang itu.. nafas betinanya mendengus tak beraturan… tangan gue mulai
merayap ke balik CD hitamnya dan gue remasi pantat besarnya yang terus di
goser-goserkan ke tubuh gue… gue temuin lubang anusnya… sejenak gue elus-elus
dan bergerak lagi sedikit gue ketemu sekumpulan rambut halus yang lumayan
lebat… jari gue menerobos rerimbunan rambut kemaluan Beby… sampai gue temuin
belahan bibir vaginanya… ternyata udah basah licin…jari gue bergerak
menggelitik syaraf-syaraf perasa pada kulit bagian ini.“Booonnny.!! terusin…!!!
sayannnnggg gue pengin tuntasin hasrat ini…” suara Beby bergetaran parau
merespon aksi jari gue di selangkangannya. Gue rebahin telentang tubuh Beby
diatas sofa hitam Beby pasrah ketika CD hitamnya gue lepas, waoow.. manakala
sepasang kaki panjangnya direntang lebar… mempertontonkan bibir vagina yang
merah basah dikelilingi rambut kemaluan yang rimbun terpotong rapi… tanpa
banyak cincong kusosot pangkal selangkangan indah itu, gue mainin tarian lidah
di antara bibir vagina yang beraroma khas…“Sssss…hhhoooo..! ” pinggul besar itu
bergerak gemulai menyesuaikan dengan tarian lidah gue, diiringi rintih dan
desah yang menggambarkan kenikmatan birahi seorang wanita, lidah gue menari
lincah membesut liar klitoris yang kian membesar dan mengeras… jari tengah gue
menyelinap diantara bibir vagina dan langsung memasuki lorong berlendir licin…
Beby mendesah panjang manakala jari tengahku yang panjang dengan nakalnya
menggelitik dinding liang cintanya…. tangannya menggapai selangkanganku yang
sudah menggembung, akibat desakan kemaluanku“Booonnyy… gue pingin punya lu…
iiihhh… keras banget… gede nggak Bonn…?”

sambil ngoceh nggak jelas, Beby dengan cekatan berhasil menelanjangi gue, posisi kita menjadi

69, kembali gue dengar teriakan kagum dari Beby yang kini gue yakin sedang berhadapan dengan to’ol gue yang panjang maksimumnya 18cm dengan diameter 5.5cm.“Gilaaaa… baru kali ini gue temuin musuh seseram ini… gue suka Bonnn…. gue nggak sabar pengin segera ngerasain, yang segede lu punya.. iiihh keras lagi” kata Beby dengan suara mendesis bernada kagum, ooow maak.! batang kemaluan gue dihajar bibir indah yang rada dower milik Beby, lidahnya dengan lincah menjelajahi area selangkangan gue, bahkan dubur gue nggak luput dari aksi lidahnya yang liar dan nakal… dalam posisi 69 ini, serangan balikku tak kalah galak… klitorisnya kukenyut-kenyut dan kuoles-oles lembut dengan sapuan lidahku… sementara jari tengahku menjelajahi liang becek menggelitik syaraf-syaraf birahi di seputar dinding liang sanggamanya…“sssh.. sss ampuun Boonn…! ooowww gue nggak tahan… hh hh.. gue pengen… orgasme dengan si bongsor ini…” seru Beby dengan suara gemetaran, gue belum jawab, Beby sudah merubah posisi.. Do’i rebah telentang di sofa dengan sepasang kaki panjangnya terentang lebar, mempertontonkan anatomi rahasianya… sepasang bibir vagina yang merah basah menggembung gemuk, bergerak kembang kempis menanti mangsa, dikelilingi rambut-rambut halus yang lumayan lebat… matanya yang agak sipit menatap gue dengan tajam penuh ketidak sabaran…bibirnya yang dower seksi monyong-monyong seakan memprotes gue yang lelet..“Booonn… hhh…hhh… ayo sayaaangg.. lu juga bakal gue kasih nikmatnya olah cinta gue… mmm…ooohh…” suaranya mendesah dan mendesis, sambil jari-jari tangan kirinya mengelusi kadang menjebirkan bibir vaginanya yang sedower bibir atasnya… Dengan gaya yang sangat cool gue berlutut diantara pangkal pahanya… gue remas sepasang payudara montoknya dengan dua tangan… cewek Fak. Ekonomi setahun di bawah gue ini mengeram resah… hhmmm sepasang kaki panjangnya bergerak menjepit pinggangku , sehingga bibir vaginanya yang licin menempel erat ke batang kemaluanku yang mengacung galak… kemudian dibesot-besotkannya belahan bibir vaginanya yang basah dengan liarnya… matanya tampak mengerinyit kesal.“Bonny lu nakal banget siiih…” protesnya“Gue suka ngeliat cewek yang
nggak ketahanan nafsunya… bikin gue tambah terangsang..” sahut gue kalem, sambil mata gue menatap matanya penuh arti.. kepala batang kemaluan gue yang mirip topi baja itu gue oles-olesin di sepanjang belahan bibir vagina Beby sampai menyentuh klitorisnya yang mengintip malu-malu, disambut desah resah, pinggul montoknya yang terus bergerak, bergoyang dan menggeol gemulai oooh merangsang sekali, wajah gemasnya terpancar jelas lewat sinar matanya yang agak sipit… ekspresi bibir dowernya, kadang bibir bawahnya digigit, monyong-monyong atau meringis memperlihatkan giginya yang beradu dengan rahang mengeras… mmm…ssss kali ini gue yang nggak tahan melihat ekspresi wajah Beby yang sangat naturalGue arahin ujung topibaja kemaluan gue ke pintu liang sanggama Beby… dan langsung gue ayun masuk, tubuh Beby menggerinjal.“Akkhh..!” serunya tertahan, wajah Beby gue lihat meringis kesakitan dan mata sipitnya terbeliak menatap gue.“Pelan-pelan sayaang… gue makin nggak sabar… ayo lagi..” desisnya penuh penasaran.. Gue ulangi langkah pertama tadi, dengan agak hati-hati… beberapa kali ujung topi baja kontol gue kepeleset ke samping atau kebawah.. walaupun ludahku berhamburan di pintu liang sanggama untuk membantu melicinkan jalan masuk yang sempit… beberapa kali gagal membuat Beby tambah semangat… dikangkangkannya selebar mungkin pahany a dan kedua tangannya menahan kakinya…“Yaaa….! tekaaannnn… hoo’o…ssss.. aahhh..! Boonny tahann…” dengan ekspresi yang sulit gue ceritain.. Beby memberi aba-aba… dan gue berhenti mendorong sementara topi baja itupun amblas..gue lihat nafas beby tersengal sengal dengan keringat mulai berhamburan membasahi tubuh mulusnya…“Dorooongg lagi… dengan lembut saayyyaangg….ooookkkhhh..!” kembali gue bergerak dan berhenti ketika gue lihat telapak tangan kanannya membuka lebar seperti memberi kode berhenti… setengah panjang batang kemaluanku kini amblas tertanam di pusat selangkangan Beby.“Siapa takuut..?” bisik Beby… setelah beberapa saat tubuhnya tak bergerak bagaikan mati dengan nafas tersengal-sengal… matanya yang sipit menatap gue penuh tantangan…

Baca Juga Cerita Dewasa : Merasa Bersalah

tiba-tiba gue rasain gerakan lembut seakan mengurut dan
menarik batang kemaluan gue

yang amblas di liang sanggama Beby… ternyata Beby
menggunakan otot perutnya, membuka jalan masuk batang kemaluan gue ke dasar
liang sanggamanya, gue sedikit bergetar dengan kenikmatan yang gue rasain dan
akhirnya amblaslah hampir seluruh otot tegang di selangkangan gue tertelan
liang cinta di pusat selangkangan beby…“Ayo jantan… berdansalah di atas tubuh
gue..” bisik Beby sambil lidahnya yang runcing panjang menggapai daun telinga
gue…dengan gerakan coba-coba kuayun lembut pinggul gue..keluar dan masuk… Beby
mendesah dengan mata setengah terpejam.“Nikmat Beby sayang..?”“Bukan main… otot
jantan lu memenuhi liang cinta gue, teruskan sayaang jangan ragu..”desah Beby
dengan mata masih terpejam tampak menikmati, sambil menggerumasi rambut
gondrong gue. Tarian pinggul gue, disambut desah dan desis kenikmatan disertai
remasan lembut jari-jari lentik Beby pada segenap otot punggung gue, dan gue
nikmatin jepitan liang sanggama yang sempit. gue tambah power dalam ayunan
pinggulku…disambut rintihan manja Beby dan jepitan itupun makin nikmat gue
rasakan.“Bonny…oohh… otot jantan lu menggelitik seluruh… syaraf liang cinta
gue…” mendengar respon Beby dansa gue tambah ekspresif…“Yaaahh..! Booonny… lu
galak bangeeettt… gue sukaa sayaang… yaaa… terus.. Boonnn..!”suara Beby
meninggi dan gue rasakan pinggulnya mulai bergoyang bertanda otot elastis liang
sanggama Beby mulai bekerja… selanjutnya gerakan tubuh kami yang menyatu
semakin liar.Pinggul gue mengayun menghantar rajaman kejam kepala batang
kemaluan ke dasar liang sanggama Beby, tanpa ampun… sementara tubuh sintal di
bawah tubuh gue pun menunjukkan perlawanan gigihnya, pinggul bulatnya tak
hentinya bergoyang dan menggeol gemulai mengcounter serangan gue, agaknya Beby
mulai mengeluarkan jurus-jurus goyang pinggul simpanannya… dari yang rasanya
kontol gue kaya dikemot-kemot mulut ompong sampe yang rasanya kontol gue
dilipet-lipet didalam liang sanggamanya… pokoknya semuanya ampun deh nikmat
bener… wajahnya kadang beringas menatap gue penuh dendam… kadang matanya
menatap wajahku dan seolah mengatakan rasakan goyang pinggul gue..! kadang
dengan mesra kecupan bibir dowernya menjelajahi leher dan dada gue… bahkan
desahan panjang bernada putus asapun
sempat keluar dari mulutnya.“Lu… oohh…
hh.. hh.. e… emang pejantan sejati Bonn… hh..uuhh…” rengek Beby menunjukkan
kegeraman, mata sipitnya menatap mata gue dengan sinar mata gemas, menyusul
meredanya goyang pinggul Beby yang bak pusaran angin puting beliung…“Gue
nikmatin keliaran lu sayaang…” gue perlambat ayunan pinggul gua…“Gue yakin… lu
bangsa pejantan yang tahan lama gue suka hh..hhh.. bikin gue nikmat dengan gaya
yang lain Bonn…” desisnya dengan sinar mata sipitnya yang tajam, tubuh bahenol
itu melepaskan diri dari himpitan gue… Tubuh indah itu berdiri mengangkang
menghadap TV monitor raksasa, kedua tangannya mencengkeram erat frame besi TV
monitor tsb. setelah pantat bulat itu ditunggingkan.

“C’moon honey, hajar gue dari belakang…” mata sipitnya melirik ke arah gue yang masih telentang di sofa sambil mengocok batang kemaluan gue sendiri agar terjaga kengacengannya, gue ngeliat bentuk shilhoutte tubuh Beby yang menggeol-geolkan pinggulnya di depan TV monitor yang sedang menyuguhkan gambar wajah 3 orang wanita yang sedang berebut sperma yang berhamburan dari sebatang kontol… Singkat kata denganpose itu Beby gue hajar habis-habisan, tubuhnya yang tergolong tinggi memungkinkan untuk itu, tubuhnya meliuk-liuk dengan erangan-erangan tak lagi ditahan.“Booonnn…! Haaaa…rrgghh..! hhhhoooo… gueee..! saaaammmpeeee laaggiii… Aaaaarrrrggghh..!” Tubuh indah ini menggelejat hebat untuk ke 2 kalinya… tanpa berhenti gue hajar lebih gila lagi….nggak sampe 30 detik setelah orgasmenya yang ke tiga…“Ooooohhh shiiit…! ammpppuuunn.. Boonn gue dapeeeeeett laggggghhhooooowww..!!!” kali ini kedua tangannya menggapai ke leher gue dan tubuhnya bergantung pada tubuh gue.. setelah tubuhnya berhenti menggelejat bak orang sekarat dengan suara seraknya melolong penuh kegemasan,“Gue isep aja ya sayy… gue nyeraah deh… hhh.. hh” bisiknya lemah.. ditengah nafasnya yang belum beraturan… iiihh, pucet banget mukanya…apa boleh buat… malem itu peju gue berhamburan di wajah Beby….itupun tanpa sempet ngebersihin peju gue yang belepetan di wajahnya… langsung pules do’i ketiduran… ya uddeh.. gue cabut aja.setelah gue selimutin tubuh bugil Beby cewek gue… Sambil siul-siul

kecil gue turun tangga, busyeet di anak tangga ada onggokan pakaian dalem perempuan… seinget gue Beby gue telanjangin di ruang Home Theatre… sayup-sayup gue denger… busyet ga’ salah orang lagi ml… langsung gue ngendap-endap mencari sumber suara… untung tempat gue bediri agak gelap…naaahh… ketemu lu… whaaattt??? nyokapnya Beby… lagi disetubuhin laki-laki yang gue kenal karena beberapa kali ketemu di rumah ini…“Aaaahh… Deeenn… tunggguu dooonngg..!” keluh Tante Ira dengan nada kecewa dan gue lihat laki-laki itu mencabut kontolnya dari memek Tante Ira dan semburatlah peju kental diatas perut Tante Ira banyak sekali… namun tanpa respon dari Tante Ira…“Sooorry hh…hhh… sayaaanng Abang ngggak tahann…” kata Oom Deden dengan nafas ngos-ngosan…“Sorry…? uuuh sebel masak udah hampir seminggu gue nggak dapet juga… udah abang coli aja di rumah…uuuuh..!!” Tante Ira meninggalkan Oom Deden yang bengong. Mata gue mengikuti langkah gemulai Tante Ira yang telanjang bulat memasuki kamar mandi …. alamak… tubuh wanita setengah baya itu ga’ kalah sama anak gadisnya…. toketnya yang besar tampak mengkal dan masih kencang tegak,dan tubuhnyapun tampak masih singset tak berlemak…. kulihat oom Deden menyusul ke kamar mandi yang memang tak terkunci… kesempatan buat gue merat keluar rumah. Udah deh sejak saat itu Beby bagaikan tersedot magnet, lengket ama gue terus. Demikian lah Cerita Porno MENEMANI TANTE CANTIK oleh Cerita sex hot