Perkenalkan, namaku Tsamara Amany. Aku adalah seorang pegiat politik yang cukup terkenal di Indonesia. Aku sempat tergabung dalam sebuah partai politik yang terkenal dengan panggilan “Bro” dan “Sis” itu. Sebenarnya karir politikku bisa dibilang cukup lancar, apalagi di usiaku yang tergolong masih muda. Aku banyak terlibat dengan kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan wanita-wanita Indonesia dan anak-anak muda, karena prestasiku itu aku dijanjikan posisi sebagai ketua umum partai menggantikan Grace Natalie, namun ada sebuah kejadian yang membuatku harus mundur dari partai ini. Alasan resmi pengunduran diriku adalah karena aku dan suami ingin melanjutkan studi S2 di Amerika, namun semua itu hanya bohong belaka. Bahkan suamiku sendiri tidak tahu menahu soal kejadian buruk yang menimpaku ini.
Beberapa hari sebelum aku resmi membuat pernyataan pengunduran diri, aku diculik oleh orang tidak dikenal. Aku baru saja pulang dari sebuah acara pertemuan kader partai. Saat itu suasana malam hari dan kondisi jalan sudah sepi. Saat sudah memasuki 1/3 perjalanan tiba-tiba mobil yang aku kendarai tiba-tiba oleng dan aku memutuskan untuk berhenti dan memeriksa apa yang terjadi. Suasana saat itu sepi, dan aku mengecek ban mobil dan ternyata bannya kempes. Seorang pria tiba-tiba datang dan membekapku dengan sebuah kain yang sudah dia lumuri dengan obat bius. Dia membawaku ke sebuah tempat yang tidak aku ketahui.
Beberapa jam kemudian aku tersadar, dan tiba-tiba aku merasa sangat kedinginan. Kepalaku agak pusing. Ternyata aku berada disuatu gudang terpencil yang aku sendiri tidak tahu letaknya dimana. Gudang itu remang-remang dan saat kuperhatikan ternyata pakaian luarku sudah dilepas dan aku hanya mengenakan bra dan celana dalam saja. Selain itu tanganku sudah terikat dan mulutku ditutup dengan plester. Aku ingin menangis dan berteriak kencang mungkin namun semua itu sia-sia.
Dari kegelapan tiba-tiba aku melihat seseorang laki-laki yang sebaya dengan dan datang menghampiriku. Saat kuperhatikan dgn seksama wajahnya, aku seperti mengenalnya dan wajahnya sering aku jumpai. Oh ya, aku ingat, dia adalah salah satu anggota partai yang sering berada didekat panggung setiap kali aku menjadi pembicara.
“Ternyata tubuhmu mulus sekali Tsamara,” ujarnya sambil meraba tanganku. gerakannya langsung kusambut refleks cepat menghindar.
“Jangan sok menghindar gitu ah,” tiba-tiba dia mencium pipi kananku sembari tangannya menyentuh halus rambutku.
“Aku sering memperhatikanmu dan aku berharap aku dapat menikmati tubuhmu itu dan kini semuanya ada di depan mataku. Hahahahaha…” lanjutnya lagi.
Tiba-tiba lelaki itu melepaskan semua baju yang dikenakannya dan dia kini tampil telanjang bulat di depanku. Aku pun sontak memalingkan wajah ke arah lain, tak ingin aku melihat pria bertelanjang didepanku.
Seketika dia mendekati mulutku dan melepaskan plester yang membungkus mulutku.
“Toloooonggggg…. Toloooooongggggggggg…” aku berteriak sekencang mungkin.
“Hahahahahahaaaaaa…. Percuma Tsam, percuma… Kau tak tau tempat ini jauh dari keramaian dan disini hanya ada kita berdua yang akan bercinta….”
“Lepaskan tanganku!!! Cepat! Kalau sampai suamiku tau, mati kamu!” Aku berusaha mengancam pria itu.
“Jangan marah-marah gitu dong, tanganmu pasti akan ku lepaskan, tapi sebelum itu aku mau nikmatin tubuh kamu dulu hehehe” Jawab pria itu.
Tiba-tiba dia menarik tanganku dan menyuruhku berdiri mendekati suatu tiang.
“Aku ingin kamu striptis di hadapanku. Ayo.” Musik disko pun berdentum diputar oleh pria bejat tersebut.
Aku menolak dengan menggeleng-geleng, namun dia berteriak memaksa sambil mengeluarkan pisau. Aku pun berliuk-liuk dengan menggoda mengelilingi tiang menari striptis. Dia terlihat puas dgn aura sensual yang terpancar dari diriku.
Berselang beberapa menit dia menghampiriku dan mengulum bibirku dengan cepat. Aku mencoba meronta namun dia memaksa untuk melumat bibir *******. dia pun ikut bergoyang meladeni tarian striptisku. Kami berdua menari striptis sambil mengulum bibir satu sama lain.
Perlahan lahan dia melepaskan bra ku… aku berteriak namun dia menyuruhku tetap diam dan menikmati apa yang dilakukannya dan aku tidak dapat menolak dan terus menari striptis bersamanya. Ohhhhh… bra pun terlepas dan payudaraku kini bergerak liar bersama dengan tarian striptisku…
Akhhhhhh… tiba-tiba dia melahap kedua payudaraku yang sintal dan menjilatinya dengan halus satu persatu… Aku mulai terangsang…. Inikah yg dinamakan nikmatnya bercinta… Auuuuuuu…. tiba-tiba dia mnggigit putingku… rasanya sedikit nyeri namun lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan goyangan lidahnya…
Setelah puas menjilati payudaraku, dia kemudian menarik tubuhku ke suatu kasur seperti matras dan menolakkan tubuhku ke situ… Aku tertegun dan sedikit takut dengan apa yang akan dilakukannya…. Ternyata dia ikut merebahkan tubuhnya dan kini dia berada tepat diatas tubuhku…
Tanpa basa basi dia langsung mencumbu dari rambutku, kening, pipiku, bibir, leherku, payudaraku, pusarku dan aku merasa sangat geli dengan perlakuannya itu… sampai kemudian dia menarik CD ku dengan paksa….
“Jangaaaannnn….”aku berteriak kencang.
“Tolong jangan lakukan itu. Aku ini udah punya suami..” Aku memohon padanya agar menghentikan perbuatan bejatnya ini.
“Hahahaha… aku akan mengajarkanmu bagaimana melakukan hubungan intim dengan laki-laki. Jangan takut,nanti kau akan menikmatinya Tsamara!”
Hmmmmm… Ahhhhh…. dia menciumi bagian intimku yang masih rapat itu… Air mataku pun mengalir… Aku akan digagahi oleh seorang pria yang bukan suamiku… betapa hinanya diriku ini…
Kondisi cepat berubah, dia menarik tubuhku dan memegang kepalaku.
“Cepat hisap batang kemaluanku, aku ingin merasakan kontolku dihisap oleh seorang yang sangat kudamba-dambakan.” Perintahnya.
Lalu dia memaksaku membuka mulutku dan dia langsung memasukkan batangnya itu ke dalam. Besar sekali batangnya. Aku pun tersedak karena baru pertama kali ini melakukannya dengan penis yang lebih besar dari milik suamiku.
“Ampun, jangan lakukan ini padaku. Ampun” Aku memohon padanya.
“Cepat hisap ahhhh…” dia tidak menggubris permintaanku sambil memaksakan lagi mulutku menghisap batangnya…
Ternyata aku dapat mengimbanginya meski batangnya masuk hampir menuju tenggorokanku namun dia sepertinya puas dengan servis oral yang kuberikan…
Selesai ku oral, dia kembali membaringkan tubuhku . Dia mundur beberapa langkah lalu berlari menuju tubuhku seperti harimau menerkam mangsanya…
AHHHHHHHHHHH… Blesssssssssssssssssss….. AUUUUUUUUUUUUUU….
Suara itu terdengar ketika batang kemaluannya memasuki bagian clitoris vaginaku…. mataku ingin terbelalak rasanya…. sakit sekali rasanya…
Dia kemudian mendiamkan batang kemaluannya merasuki kemaluanku beberapa saat. Matanya terpejam… dia tahu rasa sakit yg kurasakan…
Aku terangsang dan cairan kemaluanku keluar mengaliri selangkanganku…
Tiba-tiba dia langsung menggenjjot kemaluanku maju mundur… AHHHH AHHH AHHH… Aku menitikkan air mata…
Aku ternoda oleh seorang pria bejat yang tidak aku kenal…. Tapi… tapi…. INI NIKMAT SEKALI RASANYA!!!! Aku mulai bingung apakah aku menolak atau justru menikmatinya!
“Gila, suamiku aja kalah enak sama ini…” Ucapku dalam hati
Aku mulai mengimbangi permainannya, dia tersenyum. aku tdk tau arti dari senyumannya itu… Aku pun mulai maju mundur dan tanpa sadar aku berteriak AKHHHHH dengan seksi.
“Katanya gak mau, sekarang malah menikmati.”
“Memek cewe keturunan Arab emang selalu enak!” lanjutnya lagi menghinaku.
Tanpa basa-basi dia langsung mempercepat penetrasinya dan dadaku pun bergoyang sesuai tempo genjotannya… dia menghisap payudaraku sambil menggenjot kemaluanku dengan cepat…
“AHHHHHHHHHHHHH!!!” Dia mencapai klimaksnya…
“Jangan dimasukin ke dalam….!!!!!!” Aku berteriak spontan….
Dia panik dan berusaha mengeluarkan batang kemaluannya dari vaginaku, akhirnya spermanya disemburkan setengah ke dalam vaginaku, dan sisanya mengaliri payudaraku serta sedikit muncratan ke wajahku….
“Cepat hisap peju ini!!!” dia memberontak.
Dengan cepat aku menjilati sperma yang tersisa di batang kemaluannya. SLurrppppp slurrpppp…. Kentalnya sperma mencapai tanganku…
Rasa spermanya gurih dan agak asin….
Sperma yang ada ditubuhku kuratakan meski agak lengket!
Beberapa saat kemudian aku terbangun dan menyadari hari sudah pagi. Tubuhku lemah dan disampingku pakaianku sudah kembali. Tanganku pun sudah terlepas dari ikatan tali yang mengekangku. Aku bergegas mengenakan pakaianku. Di luar mobilku sudah kembali normal dan ban mobilku sudah diperbaiki, mungkin olehnya. Kepalaku pusing. Aku cepat-cepat pulang.
Sepanjang perjalanan pulang aku menangis. Aku tidak menyangka diriku yang seorang aktifis pejuang hak-hak wanita tidak bisa melawan saat dilecehkan, malah aku terbuai oleh nafsu. Tidak hanya itu, alasan apa yang harus aku berikan pada suamiku? Aku semalaman tidak pulang dan tidak memberi kabar. Tidak mungkin aku menceritakan hal ini pada suamiku karena aku takut dia tahu kalau aku juga diam-diam menikmatinya.
Beberapa Hari Kemudian.
Sayangnya kejadian itu bukan terakhirnya kalinya pria yang tidak kuketahui namanya itu memperkosa diriku. Kejadian kedua terjadi saat suamiku sedang mendapat tugas ke luar kota. Pria itu datang ke rumahku bersama seorang pria lainnya. Ketika aku sedang mengerjakan sebuah makalah di ruang kerjaku, tiba-tiba mulutku dibekap dan kedua orang tak dikenal itu membawaku masuk ke dalam kamar tidur utama.
Di dalam kamar, pria bejat yang memperkosaku beberapa hari lalu itu, melepaskan bajuku dengan paksa. Aku hanya bisa menangis pasrah karena tidak percaya hal ini bisa terjadi dua kali padaku.
Teman si pria bejat itu kemudian mengambil sebuah kamera dari dalam tasnya dan mulai merekam perlakuan kasar temannya itu padaku. Pria bejat jni tiba-tiba menghisap payudaraku. lalu ia mencoba menyingkapkan bawahan dasterku yang memang mini itu, sehingga terlihat paha mulusku. Kali ini dia memperlakukan aku dengan lebih kasar dari sebelumnya.
“Gila men pahanya putih banget, mulus lagi kaya sutra”. Ucap si Pria bejat.
Pria itu mengelus pahaku, lalu meremas dan menjilatinya. Kemudian ia membopong tubuhku dan merebahkanku di ranjang. Diarahkannya rudal itu ke lobang kenikmatanku akhirnya berhasil diterobos juga, penis hitam dan besar itu akhirnya berhasil keluar masuk di vaginaku. Pertama-tama gerakannya perlahan tetapi lama kelamaan semakin cepat dan brutal, ia tidak mempunyai rasa kasihan kepadaku yang sedari tadi sudah berteriak kesakitan karena dimasuki oleh penis yang begitu besar.
“Euh, eanaak ayo, teruss, enaak, uuh”, gumam sang pria bejat sembari memompa vaginaku,
Sementara kedua tangan pria bejat itu bersandar di payudaraku, Sembari sesekali dipilin-pilinnya kedua putingku yang sensitif itu. Mendapat perlakuan itu aku hanya bisa menggeliat menahan sakit dan rangsangan yang begitu hebat. Tetapi aku mencoba bertahan untuk tidak orgasme, walau dipompa sedemikian rupa oleh penis sang pria bejat itu. 20 menit kemudian, sang pria bejat itu tidak tahan lagi, akhirnya ia memuntahkan air maninya didalam vaginaku.
“Euuh. euuhh, entott. sstt aah. pejuhh…. ngecrot aah. enaak”, Gumam sang pria bejat itu sembari penisnya memuntahkan lahar putihnya itu.
Tubuh sang pria bejat itu terlihat berkelejotan saat berejakulasi, Nampak benar-benar nikmat sekali orgasme sang pria bejat itu. Pria bejat itu itu masih terdiam di atas tubuhku dan membiarkan penisnya tetap berada di dalam vaginaku untuk beberapa saat untuk merasakan denyutan otot-otot rongga vaginaku yang menjepit penisnya. Ia membiarkan sisa-sisa spermanya untuk keluar sampai tetes sperma terakhir, lalu ia mulai menarik keluar penisnya dari vaginaku, tampak penisnya yang sudah mengecil itu masih basah karena semprotan air maninya sendiri dan cairan vaginaku.
Tidak lama kemudian pria bejat itu kembali mengenakan pakaiannya, sementara temannya mematikan kameranya dan kembali memasukan kameranya ke dalam tas.
“Lu ga mau nyicipin dia?” tanya Pria bejat itu ke temannya
“Engga deh, gua cuma perlu duit doang. Gua mah masih setia sama bini.” Jawab temannya itu.
Mereka berdua pun meninggalkanku sendiri di dalam kamar. Aku masuk kedalam kamar mandi dan menyalakan shower. Aku hanya bisa terduduk di lantai kamar mandi sambil menangis di bawah guyuran pancuran air hangat.
“Ya Allah, salah apa aku sampai mendapatkan ujian seberat ini?!” Aku berteriak sekencang-kencangnya sambil menangis.
Malam itu aku berusaha tidur tapi tidak bisa karena masih teringat-ingat dengan pemerkosaan yang sudah aku alami sebanyak dua kali. Tapi lucunya kali ini aku tidak merasa jijik atau marah, malah aku merasa ada sensasi gerah di dalam vaginaku. Sepertinya memori soal pemerkosaan itu telah membangkitkan gairahku. Secara tidak sadar tangan kiriku sudah menyelinap masuk ke balik celana tidurku dan ke dalam celana dalamku. Aku mulai menggosok-gosok vaginaku sambil mengingat perkosaan yang aku alami beberapa hari lalu dan hari ini.
“Uuuhhhhh. .. Aaaahh…” Aku hanya bisa mendesah merasakan sensasi jari-jariku memijat dan mengolok vaginaku.
Lama kelamaan aku percepat pijatan itu dan lama kelamaan rasanya semakin enak.
“Aaaahhhh!!!” Aku berteriak ketika mendapatkan orgasmeku.
Aku tidak menyangka bahwa 2 kali diperkosa malah membangkitkan hawa nafsuku yang selama ini tertutupi oleh imageku yang terlihat pandai.
Beberapa Hari Kemudian
Ketika aku sedang bersantai di rumah aku mendapat sebuah amplop. Setelah aku buka ternyata amplop itu berisi foto dan video pemerkosaanku dengan sebuah catatan pendek bertuliskan “Mundur, atau suami dan rakyat Indonesia akan tahu soal ini!”. Aku hanya bisa menangis, tapi mundur dari partai sepertinya adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan pernikahanku dan harga diriku di hadapan rakyat Indonesia.
Epilog
Pria penculik Tsamara kemudian membawa sebuah amplop dan menyerahkannya kepada seorang pria lain. Pria lain itu ternyata adalah Giring, mantan vokalis band sekaligus politisi muda di partai yang sama dengan partai Tsamara. Giring membuka amplop itu dan isinya ternyata adalah sekumpulan foto saat Tsamara diperkosa, tidak lupa ada DVD berisi video rekaman malam itu. Giring tertawa lepas melihat foto-foto itu
“Sekarang engga ada yang bisa menghentikan gue untuk jadi ketua umum partai hahahahaha!” Ucap Giring sambil tertawa jahat.
“Jangan ketawa doang, boss. Jangan lupa bayaran saya!” Tagih pria bejat itu.