Namaku Budyanto, detik ini usiaku 63 tahun. Boleh dibilang untuk urusan main perempuan aku pakarnya. Ini bisa kukatakan karena pada detik usiaku 13 tahun aku sampai menghamili 3 rekanku sekaligus. Dan di usiaku ke 17 sampai dengan 5 orang rekan yang aku hamili, satu di antaranya Winnie, seorang cewek peranakan Belanda dan Cina yang pada akhirnya aku terpaksa mengawininya karena cuma dia yang ambil risiko untuk melahirkan bayi atas kenakalanku dibanding cewek lain. Winnie sampai memberiku 3 orang anak, tetapi selama aku mendaminginya dalam hidupku, aku masih juga bermain dengan perempuan sampai usiaku 50 tahun, inipun disebabkan karena Winnie wajib tinggal di Belanda karena sakit yang dideritanya hingga akhir hayatnya yaitu 7 tahun yang lalu, otomatis aku wajib mendaminginya di Belanda sedangkan ketiga anakku tetap di Indonesia.
Kira-kira satu tahun yang lalu petualanganku dengan perempuan terjadi lagi, tapi kali ini orangnya ialah yang ada hubungan darah denganku sendiri yaitu dewi dan rina, keduanya merupakan cucuku sendiri. Satu tahun yang lalu, anakku yang kedua mengontakku di Belanda yang memberitahukan bahwa kakaknya yaitu anakku yang pertama dan bininya mengalami kecelakaanyang akhirnya wajib meninggalkan dunia ini. Aku pun langsung terbang ke Jakarta. Setiba di Jakarta aku lansung menuju ke rumah anakku, di sana aku menemukan anakku dan bininya telah terbujur kaku dan saya lihat dewi dan adiknya rina sgilag menagis meraung-raung di depan keduajenazah itu. Sewaktu kutinggal ke Belanda, dewi dan rina masih kecil. Setelah peguburan jenazah kedua anakku, atas anjuran anakku yang kedua, aku diminta untuk tinggal di Jakarta saja dan tidak usah kembali ke Belanda, aku wajib merawat kedua cucuku, aku pun setuju. Sejak detik itu, aku pun tinggal di Indonesia.
Satu minggu aku telah tinggal di rumah almarhum anakku, dan kutahu dewi usianya 15 tahun (kelas 3 SMP) sgilagkan adiknya rina usianya 13 tahun (kelas 1 SMP) ini kutahu karena tugasku sekarang merawat dan mengantarkan cucuku sekolah. dewi telah tumbuh menjadi anak cewek tetapi kelakuannya agak nakal, setiap balik dheri sekolah bukannya belajar malah main ke rekannya sampai jam 09.00 malam baru kembali, di detik aku telah tertidur.
Suatu hheri ketika dewi balik aku masih terbangun, dewi langsung masuk kamar setelah mandi dan berdiam di dalam kamarnya yang membikin aku penasaran melihat sikap dewi, sampai di depan kamarnya sebelum kuketuk aku coba mengintip dheri lubang pintu dan aku terkaget-kaget melihat apa yang dilakukan dewi di kamarnya. TV di kamar itu menyala dimana gambarnya film porno, sgilagkan Dea sgilag mengangkat roknya dan jherinya ditusukkan ke dalam lubang kemaluannya sendiri. Aku mengintipnya hampir 15 menit lamanya yang membikin aku tidak sadar bahwa kontolkemaluanku mulai makin keras dan celanaku basah. Setelah itu kutinggalkan dewi yang masih onani, sgilag aku pun ke kamar untuk tidur, tapi dalam tidurku terbayang kemaluan dewi.
Paginya aku bangun terlambat karena mimpiku. dewi dan rina telah bteriakkat sekolah naik angkutan kota. Sore hheri aku kembali setelah mengurus surat-surat kuburan anakku. fantasiku.com Ketika aku masuk ke ruang keluarga, aku sempat terkejut melihat dewi sgilag menonton TV, pikirku tumben sore-sore dewi ada di rumah dan aku makin terkejut ketika aku menghampiri dewi, dewi sgilag melakukan onani sedangkan TV yang ia tonton ialah film porno yang tadi malam telah dilihatnya. dewi pun tidak tahu kalau aku sgilag melihatnya dimana dewi sgilag asyik-asyiknya onani.
“dewi… kamu lagi… ngapain?”
“Uh… kakek.. ngagetin aja… nih…”
dewi yang kaget langsung menutupinya dengan rok dan memindahkan channel TV.
“Kamu kaget.. yach, kamu.. belajar begini sama siapa.. kamu ini bandel yach..”
“Belajar dheri film dan bukunya temen, tapi dewi.. nggak bandel loh… Kek…”
“Sini Kakek.. juga mau nonton,” kataku sambil duduk di sebelahnya.”Kakek mau nonton juga.. Kakek nggak marah sama Dea khan?” katanya agak manja sambil melendot di bahuku.
“Nggak… ayo pindahin channel-nya!”
Gambar TV pun langsung berubah menjadi film porno lagi. Tanpa bergeming, dewi asyik menatap film panas itu sedangkan nafasku telah berubah menjadi birahi buas dan kontol kemaluanku mulai makin keras berusaha keluar dheri balik celanaku. “Dhe… mau Kakek pangku.. nggak?” Tanpa menoleh ke arahku dewi bergeser untuk dipangku. dewi yang telah mkamuloskan celana dalamnya merasa terganggu ketika kemaluannya yang beralaskan roknya tersentuh kontol kemaluanku yang masih tertutup celana.
“Ah.. Kakek.. ada yang mengganjal lubang kemaluan dewi nih dheri bawah.”
“Supaya nggak ganjal, rok kamu lepasin aja, soalnya rok kamu yang bikin ganjal.”
Tiba-tiba dewi menungging dipangkuan melepaskan roknya, badannya menutupi pemandanganku ke arah TV tapi yang saya lihat kini terpampang di depan mukaku pantat dewi yang terbungkus kulit putih bersih dan di bawahnya tersembul bulu-bulu tipis yang masih mulus menutupi saring kemaluannya yang mengeluarkan aroma bau harum melati.
“dewi.. biar aja posisi kamu begini yach!”
“Ah.. Kakek, badan dewi khan nutupin Kakek… nanti Kakek nggak lihat filmnya.”
“Ah.. nggak apa-apa, Kakek lebih suka melihat ini.”
Pantatnya yang semok telah kukenyot dan kugigit dengan mulut dan gigiku. Tanganku yang kiri memegangi tubuhnya agar tetap berdiri sgilagkan jheri tengah tangan kananku kuusap lembut pada saring kemaluannya yang membikin dewi menegangkan tubuhnya.
“Ah… Ah… ssh.. sshh…” Pelan-pelam jheri tengahku kutusukkan lebih ke dalam lagi di lubamg kemaluannya yang masih sangat rapat. “Aw.. aw… aw.. sakit.. Kek…” jerit kecil dewi. Setelah lima menit jheriku bermain di kemaluannya dan telah agak basah, sedangkan lubang kemaluannya telah berubah dheri putih menjadi agak merah. Kumulai memainkan lidah ke lubang kemaluannya. Saat lubang kemaluan itu tersentuh lidahku, aku agak kaget karena lubang kemaluan itu selain mengeluarkan aroma melati rasanya pun agak manis-manis legit, lain dheri lubang kemaluan perempuan lain yang pernah kujilat, sehingga aku berlama-lama karena aku menikmatinya.
“Argh… argh… lidah Kakek enak deh.. rasanya.. agh menyentuh memek dewi… dewi jadi suka banget nih.”
“Iya… dewi, Kakek juga suka sekali rasanya, memekmu manis banget rasanya.”
Dengan ganasnya kujilati lubang kemaluan dewi yang manis, terlebih-lebih ketika biji itilnya tersentuh lidahku karena rupanya biang manisnya dheri biji itilnya. dewi pun jadi belingsatan dan makin menceracau tidak karuan. “Argh.. sshh.. agh… aghh… tidddaak… Kek… uenak… buanget… Kek.. argh… agh.. sshhh…” Hampir 30 menit lamanya biji itil dewi jadi bulan-bulanan lidahku dan limbunglah badan dewi yang disertai cairan putih kental dan bersih seperti lendir, mengucur deras dheri dalam lubang kemaluannya yang langsung membasahi lubang kemaluannya dan lidahku. Tapi karena lendir itu lebih manis lagi rasanya dheri biji itilnya langsung kutelan habis tanpa tersisa dan membasahi mukaku. “Arggghh.. aaawww… sshhh.. tolong… Kek… eennaak… baangeeet… deh…” Jatuhlah tubuh dewi setelah menungging selama 30 menit meniban tubuhku.
Setelah tubuhku tertiban kuangkat dewi dan kududukkan di Sofa, sedangkan badannya doyong ke kiri, aku melepaskan semua bajuku hingga telanjang dimana kontol kemaluanku telah tegang dan makin keras dheri tadi. Kemususan kedua kaki dewi aku lebarkan sehingga lubang kemaluan itukembali terkuak lebar dengan sedikit membungkuk kutempelkan kontol kemaluanku persis di saring kemaluannya. Karena lubang kemaluannya masih sempit, kumasukkan tiga buah jheri ke lubang kemaluannya, agar lubang kemaluan itu jadi lebar. Ketika jheri itu kuputar-putar, dewi yang memejamkan mata cuma bisa membatalkan rasa sakit, sesekali ia meringis. Setelah 5 menit lubang kemaluannya kuobok-obok dan terlihat agak lebar, kutempelkan kontol kemaluanku tepat di lubang kemaluannya, lalu kuberikan hentakan. Tapi karena masih agak sempit maka cuma kepala kemaluanku saja yang bisa masuk. dewi pun menjerit.
“Awh… sakit.. Kek… sakit.. banget…”
“Sabar… akung… nanti juga enak.. deh…”
Kuhentak lagi kontol kemaluanku itu agar masuk ke lubang kemaluan dewi, dan baru yang ke-15 kalinya kontolan kemaluanku bisa masuk walau cuma setengah ke lubang kemaluan dewi. dewi pun 15 kali menjeritnya. “Ampun… Kek… sakit.. banget… ampun!” Karena telah setengah kontol kemaluanku masuk, dan mulai aku gerakan keluar-masuk dengan perlahan, rasa sakit yang dirasakan dewi berubah menjadi kepuasan.
“Kek.. Kek.. gh… gh… enak.. Kek… terus.. Kek.. terus.. Kek… kontol.. Kakek.. rasanya… sampai.. perut dewi.. terus… Kek!”
“Tuh.. khan… benar.. kata Kakek… nggak.. sakit lagi sekarang.. jadi enak.. kan?”
dewi cuma mengangguk, kaus yang digunakannya kulepaskan berikut BH merah mudanya, terlihatlah dengan jelas toket dewi yang baru tumbuh tapi telah agak membesar dimana diselimuti kulit putih yang mulus dan di tengahnya dihiasi puting coklat yang juga baru tumbuh membikinku membatalkan liur. Lalu dengan ganasnya mulutku langsung mencaplok toket itu dan kukulum serta kugigit yang membikin dewi makin belingsatan.
Setelah satu jam, lubang kemaluan dewi kuhujam dengan kontol kemaluanku secara ganas, terbongkarlah pertahanan dewi yang sangat banyak mengeluarkan cairan lendir dheri dalam lubang kemaluannya membasahi kontolanku yang masih terbenam di dalam lubang kemaluannya disertai darah segar yang otomatis keperawanan cucuku dewi telah kurusak sendiri. dewi pun menggeleparlalu ambruk di atas Sofa. “Agh… agh.. agh.. argh… argh… sshh… ssshh… argh… gh.. gh… dewi… keluar.. nih.. Kek.. aw… aw…”
Lima belas menit kemususan aku pun sampai pada puncak kepuasan, dimana tepat sebelum keluar aku sempat menherik kontol kemaluanku dheri lubang kemaluan dewi dan muncratkan cairan kental hangat di atas perut dewi dan aku pun langsung ambruk meniban tubuh dewi. “Aw.. agh.. agh.. dewi.. memekmu.. memang.. luar biasa, kontol Kakek.. sampai dipelintir di dalam memekmu…agh… kamu.. me.. memeng… hebat…”
Setengah jam kemususan, dengan terkaget aku terbangun oleh elusan tangan lembut memegangi kontolku.
“Kakek… habis… ngapain.. Kakak dewi… kok… Kakak dewi dan Kakek telanjang… kayak habis.. mandi.. rina juga.. mau dong telanjang.. kayak… Kakek dan.. Kakak dewi.”
“Hah.. rina jangan… telanjang!”
Tapi perkataanku kalah cepat dengan tindakannya rina yang langsung melepaskan semua bajunya hingga rina pun telanjang. Aku terkejut melihat rina telanjang dimana tubuh anak umur 11 tahun ini terlihat sempurna, lubang kemaluan rina yang masih gundul belum tumbuh bulu-bulu mulus tetapi toketnya telah mulai berkembang malah lebih semok dheri toket dewi. Kulit tubuh rina pun lebih putih dan mengkilat dibanding kulit tubuh dewi, sehingga membikin birahi seks-ku kembali meningkat.
“Kek… rina kan tadi ngintip ketika perut Kakak dewi dimemasukan sama mempunyai kakek.. rina juga mau dong.. kata mama dan papa, kalau Kakak dewi dapat sesuatu pasti rina juga dapat.”
“Oh… mama dan papa bilang begitu yach, kamu memang mau perut kamu dimemasukan mempunyai Kakek.”
“Iya.. Kek.. rina mau sekali.”
Tanpa banyak basa-basi kusuruh rina terlentang di atas karpet. Dengan agak riang rina langsung terlentang, aku duduk di sampingnya kedua kakinya aku lebarkan sehingga lubang kemaluannya yang gundul terlihat jelas. Kusuruh rina menutup mata. “rina sekarang tutup matanya yach, jangan dibuka kalau Kakek belum suruh, nanti kalau sakit rina cumaboleh bilang sakit.” rina pun menuruti permintaanku. Lubang kemaluannya kuusap dengan jheri tengahku dengan lembut dan sesekali jheriku kumasukkan ke lubang kemaluannya. Tangan kiriku dengan buasnya telah meremas toketnya dan memelintir puting yang berwarna kemerahan. photomemek.com rina mulai menggelinjang. Dia tetap memejamkan matanya, sgilag mulutnya mulai nyerocos. “Ah… ah… ah.. sshh.. ssh…” Kedua kakinya disepakkan ketika jheri tengahku menyentuh itilnya. Lidahku mulai menjilati lubang kemaluannya karena masih gundul, dengan leluasa lidahku mengusapsaring kemaluannya sampai lidahku menyentuh itilnya. Dikarenakan usianya lebih muda dheri dewi maka lubang kemaluan dan itil rina rasanya belum terlalu manis dan 10 menit kemususan keluarlah cairan kental putih yang rasanya masih hambar menetes dengan derasnya dheri dalam lubang kemaluannya membasahi lidahku yang sebagian tidak kutelan karena rasanya yang masih hambar sehingga membasahi paha putihnya.
“Ah… ah… ngeh.. ngeh… rina.. basah nih Kek…” Kuambil bantal Sofa dan kuganjal di bawah pantat rina sehingga lubang kemaluan itu agak tteriakkat, lalu kutindih rinadan kutempelkan kontol kemaluanku pada lubang kemaluannya yang masih berlendir. Kuhentak kontol kemaluanku ke dalam lubang kemaluan rina yang masih lebih rapat dheri lubang kemaluan dewi. Kuhentak berkali-kali kemaluanku sampai 25 kali baru bisa masuk kepala kemaluanku ke lubang kemaluan rina. 25 kali juga rina menjerit.
“Aw.. aw.. sakit.. Kek… sakit.. sekali..”
“Katanya kamu mau perutmu aku memasukan mempunyai Kakek seperti lubang kemaluan Kakak dewi.”
“Iya Kek… rina mau… rina tahan aja deh sakitnya.”
Kepala kemaluanku yang telah masuk ke lubang kemaluan rina kehentak sekali lagi, kali ini masuk hampir 3/4-nya kontol kemaluanku ke lubang kemaluan rina, ini karena lubang kemaluan rina masih licin sisa lendir yang tadi dikeluarkannya. “Hegh… hegh… hegh.. iya Kek sekarang rina nggak sakit lagi… malah enak.. rasanya di perut rina ada yang dorong-dorong… Hegh.. Hegh…” komentar rina ketika membatalkan hentakan kontol kemaluanku di lubang kemaluannya. Setelah 30 menit lubang kemaluannya kuhujam dengan hentakan kontol kemaluanku, meledaklah cairan kental dan tetesan darah dheri lubang kemaluan rina keluar dengan derasnya yang membasahi kemaluanku dan pacuma. rina pun langsung pingsan. “Arrgh.. arrghh.. ssh… Kek… rina.. nggak kuat… Kek… rina.. mau pingsan… nih… nggak.. ku.. kuaatt…”
Pingsannya rina tidak membikinku mengendorkan hentakan kemaluanku di lubang kemaluannya yang telah licin, malah membikinku makin keras menghentaknya, yang membikinku sampai puncak yang kedua kalinya setelah yang pertama kali di lubang kemaluannya dewi, tapi kali ini aku tidak sempat menherik kontol kemaluanku dheri dalam lubang kemaluan rina sehingga cairan kental hangat itu kubuang di dalam perut rina dan setelah itu baru kulepaskan kontol kemaluanku dheri lubang kemaluan rina yang masih mengeluarkan lendir. “Ah.. ah… ser… ser… ser… jrot.. jrot.. agh… ag.. ssh… argh…” Tubuhku pun langsung ambruk di tengah rina yang pingsan di atas karpet dan dewi yang tertidur di sofa. Satu jam kemususan aku terbangun di detik kontol kemaluanku berasa dijilat dan ketika aku melirik aku melihat dewi dan rina sgilag tukaran mengulum kontol kemaluanku dan menjilati sisa cairan lendir tadi, kuusap kedua kepala cucuku itu yang lalu kusuruh keduanya mandi.
“dewi.. telah.. akung.. sana ajak adikmu.. bersih-bersih dan mandi setelah itu kita ke Mall, beli McDonal.. ayo akung!”
“Kek.. dewi puas deh.. lain.. kali lagi yach Kek!”
“Asyik beli McDonal.. tapi lain kali lagi yach… Kek, perut rina jadi hangat.. deh.. enak..”
“Iya.. akung.. pasti lagi.. ayo sekarang Kakek yang mandiin.”
Setelah itu kami pun mandi bertiga, sejak detik itu kedua cucuku selalu tiap malam minta coba lagi keganasan kontol kemaluanku. Aku pun tersenyum bangga bahwa aku memang penakluk perempuan, walau perempuan yang aku taklukan ialah kedua cucuku yang sekarang tinggal bersamaku,,,,,,,,,,,,,,,,,