Di kantor saya mempunyai assiten yang bernama Reni mungkin sudah 4 tahun ini dia menjadi assistenku yang rajin, karena pada saat itu aku menjadi kepala cabang perusahaan, reni mempunyai tubuh yang oke punya, langsing suka pakai rokmini, dalam pekerjaannya juga rajin dan cepat, sehari-hari aku dan Reni hanya membicarakan tugas, tidak pernah melenceng ke hal-hal yang berbau sex, walaupun aku sering mencuri-curi ke arah pahanya yang mulus, yang tidak tertutup oleh rok-nya yang mini.
Aku sering menghampiri meja kerjanya untuk membicarakan tugas, dan Reni dengan santainya membicarakan serius tanpa gaya merayu atau apapun. Paha yang terlihat pun tidak berusaha untuk ditutupinya. Pokoknya hubungan aku dengan ia hanya sebatas pekerjaan.
Sudah jadi hal rutin untuk aku berkunjung ke kantor pusat Jakarta untuk urusan rapat ataupun hal lain. Namun kejadian minggu lalu adalah hal yang benar2 berbeda. Undangan rapat tiba dan kantor pusat memanggil kami untuk rapat membicarakan krisis, karena cukup penting maka kantor pusat memanggil beberapa staff cabang aku termasuk Reni.
Aku menyampaikan ke Reni bahwa ia yang aku utus untuk hadir di Jakarta, walaupun sebenarnya aku memang rencanakan untuk hadir juga dusana. Jadi aku booking tiket pesawat secara terpisah.
Tibalah pada hari H, aku langsung check in di counter Garuda, saat boarding sengaja aku masuk pesawat paling akhir, sambil jalan di gang aku lihat penumpang dan terlihatlah Reni yang sudah duduk di kursi dekat jendela.
Belum selesai ia terkaget akan kehadiran aku, aku sudah langsung bilang bahwa aku putuskan untuk ikut rapat. Dalam perjalanan hampir dua jam lebih aku hanya bisa melihat Reni dari belakang, karena aku dapat kursi paling belakang sedangkan Reni ada ditengah.
Saat mendarat di Jakarta, langsung aku menghampirinya dan aku jelaskan bahwa aku memutuskan untuk ikut karena pentingnya rapat ini, dan Reni pun hanya mengangguk sembari menjawab “Ya Pak” dengan nada pelan, dengan muka yang terlihat sedikit kebingungan.
Dari Airport Jakarta kami langsung menuju ke Hotel tempat kami meeting dan menuju ke salah satu Ballroom untuk mengikuti meeting. Karena waktu yang mepet sekali, kami langsung menuju ke Ballroom tsb tanpa check in kamar terlebih dahulu. Rapat pun berjalan serius dan berakhir sore hari.
Aku langsung menyuruh Reni untuk check in ke resepsionis. Reni sempat menanyakan apakah aku mau check in kamar juga. Aku jawab nanti aku susul setelah aku menemui atasan di Ballroom itu.
Selesai berbicara dengan atasan aku, aku menuju ke resepsionis, dari jauh aku melihat Reni dari belakang dengan rok mininya serta terlihat pahanya yang mulus yang sudah aku hafal benar…
Aku pun mendekati Reni dan ketika melihat aku ia langsung bertanya, “Bapak mau check in juga?” Aku hanya bilang “kamu check in saja dulu, aku nanti nyusul”.
Selesai check in Reni menuju lift untuk menuju ke kamar, aku mengikutinya sambil membicarakan tentang rapat tadi. Reni pun masuk lift, filmbokepjepang.sex memasukkan kartu kamarnya dan menekan tombol lantai 17. Didalam lift aku mengatakan bahwa kamar hanya pesan satu, dan aku tanya Reni apakah ia keberatan kalau aku tidur di kamar dia, plus aku tambahkan sekalian menghemat anggaran kantor cabang, toh cuman untuk tidur saja.
Reni terlihat bingung namun juga tidak bilang keberatan atau tidak, sambil jalan ke kamar yang dituju. Sesampainya di kamar aku langsung aja menaruh koper kecil aku, dan Reni sempat menanyakan apakah aku serius mau sekamar dengannya.
Aku tegaskan lagi bahwa kalau hanya untuk tidur semalam gak ada masalah. Akhirnya sambil terheran-heran Reni mengiyakan, tanpa menyebut syarat-syarat. Kami pun mulai melepaskan baju kantor kami, aku lepas di kamar dan Reni masuk ke kamar mandi untuk ganti baju sekaligus membersihkan diri.
Aku hanya bilang seharian capek kita gak usah keluar makan, kita order room service saja, Reni pun langsung setuju. Sambil menunggu makanan room service aku pun mandi, namun dalam otak ku hanya terbayang tubuh Reni yang mulus.
Setelah kami makan, Reni kembali ke kamar mandi (aku pun tidak tahu apa yang ia perbuat), aku santai sambil nonton TV di kamar, duduk di sofa yang empuk. Interior hotel yang indah membuat suasana sangat romantis, ditambah sinar lampu yang pas.
Reni pun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan daster warna kuning muda, sambil berbaring di ranjang dan ikut menonton TV. Ia menanyakan mengenai posisi tidur, karena ranjang yang kami dapat adalah King Size Bed. Aku hanya bilang aku biasa di sebelah kanan, maka Reni pun langsung ke sebelah kiri.
Reni tidak menyukai tayangan di TV, jadi ia bilang mau tidur. Sepuluh menit kemudian aku pun ke tempat tidur, lampu aku redupkan, dengan hati yang berdebar.
Lima menit, sepuluh menit berlalu, aku tidak bisa langsung tidur. Aku lihat Reni pun beberapa kali ganti posisi. Yang pasti Reni belum bisa tidur juga, mungkin karena ada aku di sebelhnya.
Setengah jam pun berlalu, kondisi masih sama, ia masih gelisah, begitu pula dengan aku. Melihat lekukan tubuh Mira yang memunggungi aku membuat pikiran aku menjadi tak karuan. Sempat terbesit dalam pikiran aku untuk bisa melihat dan menikmati apa yang berada di balik daster berwarna kuning muda itu.
Sampai pada akhirnya tanpa sadar aku usap daster Reni dari belakang. Dan tiba-tiba Reni membalikkan badannya. Aku pun sedikit terkejut karena aku pikir ia akan marah, tapi ternyata tangannya malah membalas usapan aku.
Aku langsung mendekat dan memeluknya. Tidak ada tanda penolakan sedikitpun dari Reni, malah ia pun memulai gerakan erotisnya, seperti sudah terangsang dengan sentuhan lembut aku di tubuhnya. filmbokepjepang.sex Perlahan tangan aku turun hingga sampai berada di pahanya yang mulus. Paha yang sering aku tatap di kantor itu sekarang ada di genggaman. Tangan jahil aku pun mulai meraba hingga ke arah memeknya.
Tanpa menunggu lebih lama lagi aku langsung perlahan melepas dasternya yang lembut. Dan sekali lagi Reni pun tidak menolaknya, bahkan wajahnya dibuat manja, sehingga aku tak tahan untuk menciuminya.
Lepaslah sudah daster kuning muda itu, lalu dari wajah aku turun menciumi leher, pundak, dan akhirnya menuju ke ketiaknya yang bersih tanpa bulu, Reni pun mulai mengerang-ngerang nikmat.
Puas menciumi ketiaknya, aku menuju payudaranya yang kencang pertanda birahi. Beberapa saat kemudian aku menelusuri perut hingga tiba di memek nya yang masih tertutup celana dalam.
Aku nikmati celana dalamnya nya yang halus di remang-remang kamar Hotel yang romantis. Reni mengenakan celana dalam biasa (bukan lingerie) warna krem dengan gambar kecil panda lucu.
Perlahan sambil menikmati celana dalamnya, aku melepasnya dan melihat memeknya yang ditumbuhi rambut halus yang natural. Foreplay pun dimulai dengan berbagai posisi dan bertaburan kecupan dari masing-masing. Aku sadar bahwa Reni pun sudah siap setelah meraba memeknya yang sudah licin sekali.
Aku pun melepas busana secepat kilat. Aku dekatkan kontol aku ke memek Reni yang berbaring di ranjang. Reni pun langsung menggenggam kontol aku dan menuntunnya menuju ke lubang memeknya yang sudah sangat basah itu.
“bleesss…” kontol aku yang keras secara perlahan tapi pasti masuk ke memeknya. Wow, beberapa kali goyangan di memek yang licin sempat membuat kontol aku hampir muntah, tapi aku pakai teknik untuk mengurangi sensitivitas.
Beberapa posisi aku coba sampai pada saatnya Reni yang sedang berada diatas aku tiba2 mengerang sambil aku rasakan memeknya makin kuat menjepit kontol aku. Dan saat itulah Reni mengalami orgasme yang hebat.
Tak kuasa aku melihat sambil merasakan memeknya yang sedang beraksi, aku pun mencapai puncaknya, namun aku langsung sadar bahwa aku belum pernah membicarakan soal kontrasepsi yang ia pakai (gak tahu pakai atau tidak), dengan berat hati aku langsung angkat sedikit tubuh Reni agar kontol keluar segera dari memeknya, dan muntahlah sperma aku di tubuh aku sendiri, sedikit mengenai perut Reni.
Tanpa ijin Reni aku langsung tarik daster kuning mudanya untuk mengelap sperma yang berceceran, dai pun tidak sempat komplain karena ia masih lemas dan penuh kepuasan.
Dalam hitungan menit, kami berdua tertidur lelap tanpa busana, hanya berselimutkan selimut putih tebal yang lembut.
Ketika matahari pagi mulai bersinar, korden kamar hotel yang tidak tertutup rapat menembuskan sinar matahari pagi yang mebangunkan kami. Tak tersadarkan aku bangun sambil memeluk perut Reni yang ramping dan mulus.
Aku pun mulai mengusap kelembutan kulitnya, kuciumi bibirnya dan Reni pun terbangun. Beberapa pelukan pun terjadi yang membuat kontol aku memanjang lagi, tanpa basa basi yang panjang aku pun terlibat dalam permainan yang tidak kalah serunya, kali ini to the point karena semuanya sudah terbuka.
Beberapa kalai kami berganti posisi bagai pegulat profesional, hingga akhirnya posisi aku diatas dan terus menggenjot memek reni yang licin. Lebih lama dari pergulatan semalam, aku mampu menahan klimaks, Reni pun terlihat sudah mencapai orgasme, lalu aku pustuskan untuk memuntahkan sperma aku, sekali lagi diluar memeknya. Rambut kemaluannya pun terlihat berceceran sperma.
Setelah berpelukan dan bermesraan romantis, kami pun segera mandi bersama, mengingat waktu yang harus kami kejar untuk rapat hari kedua, kami pun hanya mandi bersama plus sedikit saling mengusap dengan sabun.ngesex assi
The post Ngesex Staf Kantor Seksi appeared first on CeritaSeksBergambar.