Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama dan tempat, itu semua hanya kebetulan.
Nama saya Randy, saya cowo lahiran 92.
Saat ini saya sedang merantau ke pulau terpadat (jawa) dan tinggal di salah satu wilayahnya yang katanya sih sejuk.
Karena saya anak perantauan, saya memutuskan untuk mengontrak rumah kecil di salah satu wilayah, dan entah karena beruntung atau bagaimana, saya mendapatkan rumah kontrakan murah (500K perbulan, dengan fasilitas 1 kamar, 1 kamar mandi, ruang tamu, ada halaman belakang). Untuk anak perantauan dapat rumah kaya gini udah seneng banget saya.
sebagai anak perantauan, yang mana saya termasuk pemalas, untuk mengisi hari libur. Jadi untuk makan ketika hari libur seperti biasa saya melakukan order oFood (online order food (gofood)).
Tidak seperti biasanya, yang menerima orderan para akang-akang atau bapak-bapak, kali ini orderan saya diterima oleh wanita dengan nama sulis. Saya tidak tau ini hanya akunnya saja yang wanita atau memang drivernya juga benar-benar wanita, jadi saya tidak begitu memperdulikan.
Dalam proses pemesanan seperti biasa, terjadilah chat sederhana,
S : Sulis
R : Randy
S : Ok, pak
S : Sesuai aplikasi ya
R : Ok, iya sesuai aplikasi
S : Ok pak, silahkan ditunggu.
Chat yang hanya sederhana sekali, wkwkwkw..
Chat berakhir hanya sampai disitu, karena saya benar-benar tidak berfikir jika drivernya bener-bener wanita.
Tak sampai menunggu terlalu lama, terdengar suara motor berhenti di depan rumah, saya intip dari korden jendela kamar, ternyata driver dengan kostum hijaunya. Nampak sesosok wanita yang ketika saya lihat bagian dadanya nampak menonjol. Saya pun bergegas menuju pintu untuk menjemput makanan saya.
Kondisi saya saat itu hanya menggunakan celana kolor doank, tanpa menggunakan pakaian lainnya, karena saya menghargai dia, maka saya hanya memunculkan kepala dan mengulurkan tangan saya saja. Dia pun turun dari motor dan mendekat ke pintu sambil membawakan pesanan saya.
Pesanan saya telah saya terima, tapi sekilas saya nampak wajah murung bingung dari si Dia. Saya gak mau kepo, saya hanya bilang, saya pakai gopay ya mbak. Dia nampak terkejut lalu menjawab dengan tergagap, oh iya pak, sudah di bayar pakai gopay.
Selangkah dia menjauh dari pintu namun tiba-tiba dia berhenti. Saya yang sudah menarik tangan saya yang menjulur dari pintu dan ingin menutup pintu jadi tertahan dan agak kaget. Dia langsung tiba-tiba berbalik badan mendekat pintu saya lagi lalu berkata. Pak boleh minta no hp nya ?. Saya bingung sebenarnya, banyak hal sudah menerka-nerka, dan menebak-nebak tentang hal buruk yang akan terjadi kedepannya (penipuan misalnya). Namun karena hati kecil saya bilang, dia orang baik. Maka saya langsung bilang saja, Boleh, sambil saya menyebutkan no hp saya. Selesai dia menyalin, dan mengkonfirmasi bahwa no yang dia catat sudah sesuai, dia langsung berkata, terimakasih pak. Assalamualaikum katanya. Lalu dia berjalan mendekati motornya dan pergi. (Waalaikumsalam kata saya dengan suara lirih).
Seperginya dia, saya tak berfikir tentang apa-apa lagi, saya hanya berfikir tentang keadaan sesuatu yang ada di atas selangkangan saya (perut) yang sudah kelaparan. Langsung saja saya buka kotak dari makanan saya, dan saya langsung makan. Ketika sedang makan, saya mendengar notifikasi dari hp saya, notifikasi dari aplikasi Whatsapp. (Bodo amat, saya lagi laper), saya abaikan dan tetap melanjutkan kegiatan menikmati makanan saya.
Makanan di kotak sudah habis. stelah minum dan membereskan kotak bekas makanan, sayapun kembali ke kamar. Tangan saya secara otomatis menggapai hp dan langsung jari telunjuk mengarah ke sensor fingerprint yang ada di hp. Layar hp terbuka dari kuncinya dan ibu jari langsung melakukan swipe layar hp dari atas, dan terlihat ada 3 pesan wa, dengan tanpa nama.
Saya buka, dan saya baca
S : Assalamualaikum.
S : Mas, ini saya Sulis driver yang mengantarkan makanan mas tadi. Dan yang sudah lancang meminta no hp mas.
S : Maaf mas, saya ingin meminta tolong jika diperbolehkan.
Saya yang lagi ga ada kerjaan selain rebahan. Mencoba membalas
R : Waalaikumsalam
R : Ok, gpp, toh saya bersedia memberikan no hp saya.
R : Minta tolong apa ya kalau boleh tau ?
Gak pake lama, chat di balas.
S : Sebelumnya minta maaf karena sudah lancang
S : Saya ingin pinjam uang mas
S : Ibu saya sakit, dan butuh beli obat.
S : Sedangkan orderan saya baru dapat satu, yaitu mas aja.
S : Saya bingung, tadi sudah mencoba pinjam dari driver lain, katanya mreka juga lagi sepi orderan.
Ini sifat konyol saya, sudah sering orang meminjam (dari yang kenal, hingga yang tidak kenal), tapi asal hati saya bilang dia orang baik, saya akan bantu. walaupun sudah terfikirkan kalau ini mngkin gak akan dikembalikan. Berdasarkan itu, sayapun membalas chatnya.
R : Umh, ok, saya tidak janji bisa membantu banyak, tapi kalau boleh tau, mw pinjam berapa ?
S : Umh, kalau ada 500K mas, tapi kalau gak ada, sebisanya aja mas.
S : Maaf mas sudah mrepotkan.
S : Saya malu sebenarnya mas, tapi saya butuh.
S : Sekali lagi mohon maaf karena saya sudah lancang.
R : Owh, kebetulan saya ada, kalau butuh segitu.
R : Mw cash / TF ?
S : Cash aja bisa mas ?
R : Ok, tapi tolong di jeput ke alamat tadi ya.
R : Saya belum punya kendaraan soalnya. Hehehe
S : Ok, saya kesana sekarang ya mas
R : Ok.
Tak lama, (sekitar 10 menit), terdengar suara motor berhenti di depan rumah. Saya bergegas menggunakan baju, dan keluar dari pintu.
Motornya di parkir di teras sini saja mbak. Sambil pintu saya buka, lalu saya ajak, masuk dulu mbak.
Dia memarkirkan motornya di teras. Lalu, assalamualaikum. (Waalaikumsalam) saya menyahut dari dalam kamar, karena saya mengambil dompet.
Masuk aja mbak, maaf kalau rumahnya berantkan, silahkan dduk dulu ya mbak (kata saya dari dalam kamar). Setelah saya dapatkan dompet saya, sayapun keluar kamar dan ke dapur, mengambil gelas dan saya isi dengan air putih (galon).
Saya suguhkan, sambil bilang, maaf mbak cman ada air galon doank.
Iya mas, gak papa. Maaf saya malah merepotkan.
Setelah dia minum hampir setengahnya, dia letakkan kembali gelasnya. Lalu setelah saya melihat dia sudah agak tenang dari lelahnya naik motor, saya bertanya basa – basi, untuk memastikan nominal yang ingin di pinjam.
R : Saya bilang, tadi ingin pinjam 500K kan mbak ?
S : Iya mas. tapi kalau mas tidak bisa meminjamkan sebanyak itu, semampunya aja mas.
R : Owh, insya allah saya ada kok mbak. (Sambil saya buka dompet, dan mengeluarkan uang 100K 5 lembar)
Saya ulurkan tangan saya, untuk memberikan uang tersebut.
Saya lihat, dia nampak bingung. Tangannya reflek akan menerima uang tersebut, tapi tiba-tiba berhenti.
S : Mas, maaf sebelumnya. Saya bilang saya meminjam, tapi saya tidak tau apakah saya bisa mengembalikannya dalam waktu cepat.
R : Udah, mbak terima aja dulu, untuk pengembaliannya nanti sebisanya saja.
S : Tapi mas, mas kan gak kenal saya, kalau saya ternyata kabur dan gak membayarnya gimana ?
R : Sudah saya fikirkan ketika saya bilang bisa membantu.
R : Kalau Mbak ternyata tidak mengembalikan, ya sudah, ga papa.
R : Kalau ternyata mbak mengembalikannya, ya saya terima.
S : Umh, kalau begitu saya terima mas. (Sambil tangannya mengambil dengan pelan uang yang saya sodorkan)
S : Saya janji mas untuk mengganti uang ini mas. Tapi mohon maaf, saya tidak bisa berjanji untuk langsung mengembalikan sekaligus dalam waktu cepat.
S : Mungkin akan saya cicil – cicil mas.
R : Ok, sekarang jangan fikirkan itu, sekarang segera pulang, beli makanan dan obat untuk ibunya.
R : Kasian ibu dirumah.
Nampak ada air mata yang menetes disudut mata dia, tapi langsung di usap. Lalu dia mengucapkan terimakasih, dan bergegas pulang.
Iya, ketika saya sudah mengatakan akan membantu, saya memang sudah memikirkan hal yang paling buruk, yaitu saya akan kehilangan uang itu. Tapi saya tetap memberikannya. photomemek.com Namun karena saya sudah membayangkan jika uang itu tidak akan kembali, maka saya juga tidak terlalu berharap uang tersebut akan dikembalikan. Alhasil saya pun tidak ada menagih sama sekali.
Seminggu berlalu dari hari itu, seperti biasa jam menunjukkan pukul 11 siang, dan daerah atas selangkangan saya merasa sangat bernafsu untuk di isi makanan. Jemari saya yang sudah mahir memainkan hp, dan ketika akan membuka aplikasi order makanan, ada notif wa yang muncul.
notif wa, dengan tanpa nama
ketika saya buka, ternyata si Sulis, driver yang minggu lalu (No nya masih blm saya simpan, wkwkwk)
S : Assalamualaikum mas.
S : Udah makan ?
R : Waalaikumsalam
R : Alhamdulillah belum, ini baru mw order. heheheh
S : Owh, Saya kebetulan masak, tapi hanya sambel telor sama sayur bening saja sih.
S : Kalau mas, mw, saya antarkan gimana ?
S : Kalau mas gak mau, gak papa kok mas, jangan di paksain.
R : Wew, seriusan nih ????
S : Iya mas, emang mas mau makanan kaya gini ?
R : Mau 100x
S : Seriusan mas, ini cman ada sambel telor, nasi, sama sayur bening aja.
R : Umh, kamu serius ngasih gak sih, saya udah kelaparan ini (pake emot nangis)
S : Owh, iya mas maaf, sebentar ya mas, saya siapin dulu.
R : Yeayyy. Ok…
R : Sesuai apliaksi ya mbak. Ehekkk
S : hehehe, siap mas
S : OTW
Wah, lumayan dapat makan gratis..
Udah lama saya gak makan makanan, hasil masakan rumahan. biasanya makan makanan masakan di jalanan, atau rumah makan.
Sambil menunggu, saya membereskan ruang tamu, dan menyediakan air minum (air jernih khas air galon).
Sekitar 10 menit menunggu, terdengar suara motor parkir di teras rumah. Saya buka pintu ternyata dia datang.
Saya suruh dia masuk dan duduk, lalu saya mengambil beberapa piring dan sendok.
ketika saya kembali ke ruang tamu, dan meletakkan piring dan sendok. Dia langsung bilang.
S : Mas aja yang makan, saya sudah makan tadi dirumah.
S : Ini saya bawakan cuman untuk mas aja.
Saya yang sudah merasa lapar, dengan polos dan tololnya langsung saja menjawab. Oh, ok klo gitu
Langsung buka bungkusan, dan memindahkan ke piring.
Tanpa babibubebo, langsung saja saya duduk anteng sambil makan.
Makan tanpa menoleh atau basa – basi ngajak ngobrol.
Saya makan seolah – olah tidak ada orang lain selain saya disitu.
Selama saya makan sama sekali hening dan tidak ada perbincangan, bahkan sejujurnya saya sampai lupa kalau sebenernya ada dia diruangan itu.
setelah selesai makan, dan saya akan minum. saya baru teringan ada orang lain disitu.
sekilas saya lihat dia, ternyata sedang memperhatikan saya yang sedang makan.
lalu selesai saya minum, dan saya letakkan piring dan gelas. saya melihat ke wajahnya, dan dia terkaget..
S : Maaf mas, maaf kalau saya memperhatikan mas yang sedang makan.
S : Saya kaget aja, cuman makanan kaya gini, mas sampe sefokus itu untuk makan.
S : Saya awalnya ngerasa, mas sbnernya nerima makanan ini hanya karena mas enggan untuk menolak.
S : Tapi pas saya lihat mas makan, sampe fokus, sampe kaya berada di dunia mas sendiri. Saya jadi merasa gak enak.
S : Karena saya hanya bisa memberikan makanan kaya gini.
R : Hmmm….
R : Makasih banyak untuk makanannya. Ini beneran Enak.
R : Udah lama saya gak makan, makanan masakan rumahan kaya gini.
R : Maaf, saya sampe lupa kalau ada kamu disini. hehehehe
S : hehehehe
R : Btw, kamu gak narik hari ini ?
S : Nanti mas, jam 2 an aja mulainya.
S : Soalnya kalau pas siang – siang gini, biasanya sepi juga orderannya.
R : Owh,..
R : Btw, gmna keadaan ibu ?
S : Udah sembuh alhamdulillah mas.
S : Udah bisa beraktifitas seperti biasa.
R : Alhamdulillah.
Dari situ kami ngobrol biasa, dari obrolan gak penting sampe obrolan yang semakin gak penting lagi.
Tapi dari obrolan itu saya jadi tau.
Kalau dia tinggal hanya berdua dengan ibunya.
Bapaknya sudah meninggal belum lama ini, kalau gak salah sekitar 2 / 3 bulanan lalu.
Dia punya kakak, tapi karena sudah menikah, si kakak ikut dengan suaminya. makanya saat ini dia hanya tinggal berdua dengan ibunya.
Dia lahir tahun 94, dan ketika dia tau saya lebih tua, dia jadi enggan ketika saya panggil mbak.
Dia gak enak, aja ketika di panggil mbak, bukan karena dia merasa jadi tua, tapi karena dia menghormati saya.
Alhasil, tercapai kesepakatan saya pun memanggilnya dengan nama, : su Lis.
Obrolah – obrolan tidak penting pun berlanjut hingga membahas sedikit urusan pribadi.
Sebenarnya saya malas membahas atau menanyakan urusan pribadi seseorang. Tapi karena dia yang bertanya terlebih dahulu. Akhirnya dia juga menceritakan tentang kehidupan dia.
S : Mas, dirumah sendirian aja ?
S : Pacarnya gak main ?
R : Saat ini sebenarnya saya sedang tidak sendirian, saya sedang berdua
S : Loh, mana mas temennya ?
R : ya kamu lah, emang siapa lagi ?
R : Kalo saya bilang bertiga, baru ada lagi yang lainnya.
S : Ih, mas ini…
S : Jadi mas masih sendiri ?
R : Berdua, kan saya sudah bilang berdua. Gmna sih
S : Maksud saya, mas masih belum punya pacar atau istri gitu lohhhh….. (Sambil pasang muka kesel)
R : Owh, iya nih, blm punya.
S : owh..
S : Mas, boleh numpang ke toilet gak ?
R : Umh, boleh tapi gak usah komentar apa ya soal apa yang kamu lihat di dalam sana.
R : Anggap aja kamu gak liat apa-apa.
S : Emang ada apaan mas ????? (Mukanya jadi agak takut)
R : Udah sana liat sendiri, itu dibelakang situ.
S : (berjalan ngeloyor ke toilet)
S : (Gak lama keluar, dan tertawa..)
s : wkwkkwkwkw
R : Njir, udah dibilang gak usah komentar malah ngetawain.
R : Balik sono, katanya mw kerja.
S : baru kali ini saya ke toilet dirumah cowo, dan baru tau ternyata kaya gitu kehidupan cowo
Sebenernya gak ada apa-apa, hanya ada beberapa celana dalam sedang masa penggantungan (dijemur).
R : Udah gak usah dibahas, udah di ijinin malah ngejek. Huhhhh
S : Hehehe, maaf mas.
R : Eh, kamu gak kerja nih ?
R : udah jam setengah 1 sih, gak siap-siap gitu ?
R : Mandi atau apa gitu.
S : Gak lah, nunggu orderan disini aja boleh gak ?
R : Maksudnya ?
S : Iya, saya aktifin aplikasi, sambil nunggu orderan saya main disini.
S : Entah kenapa, saya sebenernya awalnya takut, karena disini kita cuman berdua.
S : Tapi entah kenapa, saya udah gak takut, dan malah ngerasa nyaman disini.
R : Owh, ya udah gapapa.
S : Mas, kamu gak takut gitu sama aku ?
R : Takut kenapa ?
S : Iya, kamu biarin orang gak dikenal kaya aku, main lama-lama dirumahmu.
S : Gak takut nanti ada yang ilang ?
R : Owh, kalo ilang ya udah, bukan rejeki saya berarti.
S : Sesederhana itu ?
R : Iya !
R : Eh, saya mau mandi dulu ya, dari pagi saya belum mandi.
R : Nanti kalau kamu dapet orderan, dan saya masih di kamar mandi. kamu pergi aja, tutup pintunya dari luar.
S : owh, ok ok..
Sayapun mengambil pakaian dari kamar dan membawanya ke kamar mandi.
Selesai mandi, saya berganti pakaian langsung di kamar mandi ( biasanya sih bugil, karena di dalam rumah cuman sendirian ).
Ketika mau kekamar, dan melewati ruang tamu, saya lihat dia masih ada disitu, tapi sambil tiduran dan main hp.
Sekilas saya baru sadar, ternyata dia menggunakan rok lebar, yang ketika dia tiduran tadi nampak kaos kakinya yang panjang hingga kebetis.
Dia yang kaget melihat saya, langsung bangun dan duduk kembali.
S : Maaf mas, maaf karena saya udah lancang tidur-tiduran.
R : Ah elah, udah mau tidur beneran juga silahkan, mau ngiler juga silahkan.
(Saya jalan kekamar, dan mengambil bantal)
R : Nih pake aja.
Dia ambil bantal itu, Tapi sekilas saya melihat wajahnya nampak seperti kebingungan.
R : Kamu kenapa Lis ?
S : Mas, sebenernya ada yang mau aku omongin.
R : Njir, mau ngomong aja sampe bkin saya mikir, saya fikir saya sudah ngapa-ngapain kamu.
R : Udah, ngomong aja, ada apa ?
S : Umh, soal hutang saya
R : Owh, udah gak usah difikirin, kalau belum ada, jangan di paksain bayar.
R : Dahulukan mana yang lebih dulu harus didahulukan.
R : Hutang ke saya, kapan – kapan saja.
R : Saya juga dalam waktu – waktu ini belum begitu membutuhkan uang itu.
S : Bukan soal itu mas.
R : Terus ?
S : umh, gini mas, saya cerita dulu ya.
R : Ok2, sambil mengenakkan posisi duduk, untuk mendengarkan ceritanya.
S :
Sedari awal tadi saya datang kesini, dan melihat mas makan masakan saya, lalu merasakan perlakuan mas kesaya, saya benar – benar merasa nyaman.
Tapi saya juga merasa jadi semakin tidak enak, saya sudah di bantu, malah merepotkan dengan bermain disini.
Tapi di dalam hati saya juga berkata, mas tidak merasa keberatan dan tidak merasa terganggu dengan keberadaan saya.
lagi lagi, saya semakin tidak enak, karena mas sangat baik, tapi saya tidak bisa membalasnya, bahkan sampai sekarang saya juga belum bisa mencicil hutang saya.
Mas sudah tau, saya hanya sebagai driver, dan orderan tidak pasti. kadang ramai kadang sepi. Dan hasil dari yang saya dapatkan hanya cukup untuk keperluan kehidupan saya dan ibu saya sehari – hari.
saya sudah berfikir matang – matang, dan saya mengambil keputusan ini.
Mas, kondisi saya sudah tidak perawan, tapi saya ingin mengabdikan tubuh saya untuk membantu mas.
Saya akan membantu semua kebutuhan mas, dengan kemampuan yang saya miliki, yaitu hanya ada tubuh saya.
Saya tau, omongan saya lancang, tapi saya sungguh merasa gak enak kalau saya tidak melakukan apapun untuk menyampaikan ucapan terimakasih saya. Sedangkan yang saya punya hanyalah tubuh saya, yang keadaannya juga sudah tidak perawan lagi.
R : Ok, stop.
R : I Got the point.
R : Lis, aku membantu kamu, dan aku udah bilang semuanya.
R : Kamu gak harus berlebihan seperti ini.
S : Iya mas, aku tau mas udah bilang gitu. tapi aku merasa gak enak.
S : Dan cara terakhir yang bisa aku tawarkan hanya itu saja.
S : Mas boleh membenciku, mas boleh menghardik ku, atau mungkin memaki ku atas keputusanku ini.
S : Saya juga sadar akan kondisi tubuh saya, bukan tubuh yang ideal yang banyak pria inginkan. Tapi ya hanya ini yang sanya punya dan bisa saya tawarkan.
R : Hm, Lis, aku bukan pria baik – baik. mungkin kamu merasa nyaman denganku karena kamu belum mengenalku.
R : Aku ini pria nakal, jahat juga.
R : Soal nakal dengan wanita, sudah beberapa wanita yang aku sakiti.
R : Kamu harus tau, kalau saya sudah berkata iya atas tawaran kamu, kamu gak akan lagi merasakan rasa nyaman yang tadi kamu rasakan.
R : Kamu gak akan lagi menemukan sosok ku yang menurutmu baik.
R : Karena ketika nanti aku sudah bilang iya, sosok baik yang kamu kenal akan hilang, dan yang muncul hanya sosok yang jahat saja.
R : Selain itu, setelah aku nanti mengatakan iya, Tidak ada lagi jalan kita untuk mundur untuk menyesali apa yang akan terjadi di kemudian hari.
S : Aku siap mas. Aku sudah fikirkan hal itu juga.
S : Mas tenang saja, aku menawarkan tubuhku bukan untuk membayar hutang, aku menawarkan karena aku ingin mengucapkan terimakasih.
S : Hutangku masih tetap nilainya. Tubuhku aku gunakan untuk sebagai ucapan terimakasih.
R : Hmm.. Kamu yakin ?
R : Aku benar – benar akan menjadi manusia yang lain, ketika sudah membawa nafsu ke dalam suatu hubungan.
S : Aku ikhlas mas, asalkan itu kamu, aku ikhlas dan aku akan lakukan yang terbaik untuk kamu mas.
Hp sulis berbunyi, menunjukkan ada orderan yang muncul.
Dia ingin mengcancel, tapi saya bilang, angkat, dan terima orderan itu.
Kamu perlu kerja. Tapi mas !
Ini aku mohon, tolong diterima orderan itu dan selanjut-selanjutnya.
Umh, ok lah mas.
Dia terima orderan itu, dan dia pun bersiap – siap untuk menjemput.
Sebelum dia pergi, dari wajahnya nampak seperti kecewa.
lalu aku katakan
R : Hey, kalau bekerja yang fokus, dan yang bener.
R : Gimana kamu bisa melayani aku jika pekerjaan yang seperti ini saja kamu gak bisa fokus !
seketika nampak cerah wajahnya, nampak senyum di sudut bibirnya.
S : Siap mas, Assalamualaikum
R : Waalaikumsalam
Waktu terus berjanjut, waktu menunjukkan pukul 4 sore. Notifikasi wa masuk kedalam hp ku.
S : Mas, lagi apa ?
R : Lagi rebahan aja.
R : Kamu lagi gak ada orderan ?
S : Iya nih mas, lagi di x nongkrong nunggu orderan.
R : Owh, ya udah. tetep semangat ya..
S : Hehehe, iya mas..
S : Makasih ya mas
R : Makasih untuk ?
S : Udah mau nyemangatin aku, udah mau support aku.
S : Aku jadi semakin yakin dengan keputusanku tadi.
R : Hmm..
R : Kamu pulang jam berapa kira – kira ?
S : Mungkin jam 8 mau offline mas, mau istirahat.
S : Kenapa mas ?
R : Owh, gapapa. nanya aja
S : Mas mw aku kerumah ?
R : Tadinya iya, tapi kamu butuh istirahat, ya udah kapan – kapan aja.
S : Ok, nanti aku langsung kerumah mas.
R : ehhhhh, kamu butuh istirahat, gak usah.
Pesan centang dua, tapi tidak berubah jadi biru.
jam 7:30 muncul notif, dan sebuah pensan
S : Otw kerumah.
R : Woy, kamu tuh pulang, istirahat.
lagi – lagi centang dua, tapi tidak dibaca.
selang 30 menitan, terdengar suara motor parkir didepan rumah
Bener aja, si Sulis dateng.
Ni anak kaga denger apa yang gw bilang.
S : Assalamaulaikum
R : Maaf, gak ada orang dirumah.
S : Mas, bukain pintu donk, udah malem nih…
R : Orang yang anda tuju, sedang sibuk, silahkan hubungi beberapa saat lagi.
S : Please mas, dingin…
Kasian juga kalau di usir suruh pulang, ku bukakan pintu.
Dia langsung menggembok motornya, dan nyelonong masuk membawa helm nya.
S : Assalamualaikum (ucapnya ketika melewati pintu)
R : Waalaikumsalam
R : Hey, kamu tuh cape, bukannya pulang malah kesini.
R : Ibumu siapa yang nemenin.
S : Ibu sudah sehat, dia gak masalah kalau dirumah sendirian.
S : Tadi juga saya udah ijin sama ibu, mau nginep dirumah temen.
R : Heh, siapa yang ngijinin kamu nginep disini ?
S : memasang wajah sedih, sayu, lesu, sambil menatap wajahku memohon ijin dengan raut wajahnya untuk menginap
R : Iya iya iya, boleh.
R : Serahlu dah
S : hehehe, maafin aku yang egois.
S : Mas, minjem anduk donk
R : Tuh, di jemuran depakn kamar mandi.
R : Awas tapi, kalau kamu ketularan panu ku, jangan salahin aku ya
S : Wkwkwkwkw, bodo ah, biarin aja
Aku senang sebenernya, karena sebenarnya dalam kata – kata aku ingin dia kerumah malam ini, itu artinya aku sudah menerima tawaran dia tentang tubuhnya. Dan dia memahami maksud dari yang aku inginkan. Tapi aku kasian jika menggunakan tubuhnya, sedangkan dia dalam keadaan cape setelah pulang kerja.
Lama sekali dia mandi, saya yang rebahan di kamar, sampai ketiduran.
Tak tau sudah jam berapa, tiba-tiba terbangun karena kurasakan ada sosok yang terasa dingin memeluk tubuhku.
Tersadar ternyata itu Sulis yang memelukku yang sedang tidur di kasur, aku biarkan saja dia.
Aku lanjutkan tidurku.
Dia yang sadar aku terbangun, dia berbisik.
S : Mas, aku udah mandi, udah bersih – bersih.
S : Aku juga udah gak pake apa – apa lagi, tinggal handuk aja.
Aku paham, dia sangat antusias, dengan menggoda ku.
R : aku ngantuk, mw tidur
S : Hmmm…
Terasa seperti kcewa.
Aku biarkan saja, dan sekitar 15 menitan aku biarkan, aku mendengar nafasnya sangat lembut (teratur), aku tau, dia sudah ketiduran..
Biarpun dia sudah mandi, untuk menghilangkan jejak lelahnya, ternyata tubuhnya tetap saja lelah.
Aku biarkan dia tertidur, sambil memelukku..
dan akupun melanjutkan tidurku.
Ditengah malam, aku terbangun karena terasa sesak ingin kencing.
Aku rasakan tubuhku sudah tidak dipeluk lagi.
Aku bangun dengan berlahan, dan langsung saja ngeloyor ke kamar mandi.
Setelah selesai hajatku, aku tersadar, ada pakaian wanita tergantung di kamar mandiku.
kulihat ada jilbab, BH, dan CD yang digantung rapi..
Hmm, aku malas memperhatikannya, lalu aku kembali ke kamar.
Sampai kamar, aku baru tersadar. Ada sosok wanita yang sedang tertidur dengan posisi miring, menampakkan pahanya yang mulus, karena handuk yang dipakainya tersingkap. Nafsuku seketika naik. Namun aku masih berfikir, masih kasihan dengan dia jika aku bangunkan. Alhasil, aku naik lagi ke kasur dengan pelan-pelan supaya dia tidak terganggu.
Dan akupun mencoba tertidur kembali, hingga pukul 4 (adzan subuh terdengar) saya terbangun. Dan saya juga merasa kalau dia terbangung, yang kemudian langsung memeluk tubuhku dari belakang.
Aku rasakan payudaranya menyentuh punggungku, dan ku rasakan dia dekatkan wajahnya ke leherku bagian belakang.
aku rasakan hembusan hangat nafasnya meniupi leherku.
Aku panggil perlahan namanya
R : Lis
Nafasnya terdengar berhenti, seperti dia mendengar ada yang memanggil, tapi dia ragu.
Kurasa, dia sedang mencoba memfokuskan untuk berkonsentrasi terhadap panggilan tadi.
R : sulis
S : Iya mas.
R : Kamu gak tidur lagi ?
S : Udah gak ngantuk lagi mas.
Dia peluk tubuhku makin erat.
Ku ubah posisi tubuhku menjadi terlentang di hadapan dia.
Aku pandangi wajahnya yang masih nampak sayu karena baru bangun tidur.
Dia tersenyum manis sekali saat itu. Lalu dia daratkan bibirnya ke bibirku.
kami berciuman sederhana. hanya menyentuhkan bibirnya dengan bibirku.
di lakukannya berulang – ulang.
aku yang merasa gemas, reflek memegang kepalanya, lalu spontan aku buka mulutku dan mencoba mengulum bibir bawahnya.
Kurasa dia terkejut, aku pun bingung. Bukankah dia sudah tidak perawan ?
Kenapa ciuman sperti ini saja membuatnya terkejut.
Aku hentikan ciuman tersebut, lalu aku tanyakan…
R : Lis, kamu belum pernah ciuman ?
S : Sudah mas, tapi hanya menyentuhkan bibir saja.
R : Maaf nih, kamu sudah tidak perawan, tapi ciuman bibir hanya seperti itu ?
S : Iya mas, maaf ya kalau saya kurang pengalaman.
R : Saya jadi ingin tau, bagaimana kamu bisa sampai hilang keperawanan.
S : Hmm..
Udah lama sih mas, mungkin udah setahun yang lalu..
Saya pacaran dengan si Y saat itu, dan dia yang memperawani saya..
Saat itu saya sangat sayang sama dia, sampai suatu malam karena hujan lebat.
Saya terpaksa menginap di kos dia..
Malam itu kami berciuman seperti yang saya tau tadi.
Lalu katanya dia tidak tahan, ingin menikmati vaginaku.
Saya tidak tau, dia punya kondom darimana, tapi ketika itu dia sangat terburu – buru, dan langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina saya.
Sakit saat itu saya rasakan, tapi sepertinya karena ada pelicin dari kondom, jadi tidak terlalu kesat pergerakan penisnya.
Saya rasakan dia mendorong dan menarik penisnya di vagina saya, lalu dia tekan sampai habis penisnya di vagina saya, lalu saya perhatikan dia mengejang..
dia bilang, dia keluar..
Setelah itu, saya tidak pernah lagi berhubungan seks dengan dia, karena semenjak itu, setiap dia minta, saya menolak karena sakit..
dan lama – lama dia malah memtuskan saya.
Dan saya ngejomblo semenjak itu hingga sekarang..
R : Owh, I see
Karena tau kondisinya, akhirnya saya ambil alih posisi menjadi diatas.
Aku gulingkan dan aku tidurkan tubuhnya terlentang di kasur..
Aku naik ke atas pahanya, lalu secara perlahan aku turunkan wajahku mendekati wajahnya…
aku selipkan tangan kanan dan kiriku di bawah punggungnya untuk membantuku menopang tubuhku.
ku topangkan tubuh bagian atasku diatas siku – siku ku.
aku rendahkan wajahku dan semakin mendekat kewajahnya..
kulihat dia memejamkan matanya..
Aku kecup bibirnya..
dia diam, namun nafasnya nampak semakin cepat
aku kecup lagi bibirnya, berkali – kali..
lalu coba kulum bibir bawahnya…
aku coba kulum bibir itu pelan – pelan, dan aku dengar suara desahan pelan…
ku kecup kembali bibirnya, lalu aku mencoba mengulum bibir atasnya…
dia mengikuti permainanku, dan lalu aku katakan perlahan…
julurkan lidahmu lis..
tanpa membuka matanya, dia julurkan lidahnya yang cukup panjang itu..
aku kulum dan aku sedot – sedot perlahan…
ku dengar desahannya semakin kuat, dan tangannya sudah berpindah ke belakang kepalaku,..
dia lingkarkan tangannya seolah – olah tidak ingin berhenti dari adegan ciuman ini…
aku ulang – ulang mencium bibirnya, bibir atas , bibir bawah dan juga lidahnya aku mainkan…
terkadang lidahku juga masuk ke dalam mulutnya, dan ku belit-belitkan ke lidahnya…
yang awalnya dia hanya pasif, menerima ciuman – ciuman ku, kini dia sudah mencoba membalasnya..
ketika aku terdiam atau menarik nafas, dia mulai mencium bibirku, dan mulai mengulum salah satu bibirku..
Hmm. cepat juga dia belajar..
saat ini kurasa cukup dulu untuk memainkan bibirnya, aku memindahkan bibirku perlahan..
aku turukan dari bibir, ke dagu…
dari dagu aku kecup perlahan dagu kirinya, mendekati lehernya…
reflek dia menoleh kekanan, dan mebuka leher kirinya lebar – lebar..
aku kecup leher kiri tersebut, dan perlahan naik kearah telinganya…
dia nampak menahan nafas ketika bibirku mengecup lehernya,…
semakin naik kecupanku, semakin dekat dengan telinganya..
aku gerai rambutnya yang menutupi telinganya, lalu aku kecup telinganya…
dia tiba – tiba mendesah kuat, Akkkhhhhhhhhh
aku kecup pelan – pelan hingga dia mulai terbiasa…
lalu aku lanjutkan dengan mengulum daun telinganya…
ummhhhhhhhhhhhhhh
pelukannya semakin erat, kakinya nampak gelisah ingin memutar tubuhnya ke kanan atau kekiri..
aku lakukan beberapa kali, lalu aku turun kembali ke lehernya…
aku tanya perlahan ke dia, kamu kenapa lis ?
S : Geli sekali mas telingaku,…
S : Aku rasa vaginaku sepertinya udah banjir..
S : Aku kaya ngompol rasanya…
Sambil nafasnya tersengal2
R : Kalau kamu ngerasain sakit, bilang..
R : Biar aku bisa berhenti.
S : Iya mas…
Aku lanjutkan dengan menurunkan kepalaku menuju buah dadanya…
kepalaku turun berlahan, sambi teru mengecup apa yang di dapatinya..
turun dari leher, menuju pundak dan lalu turun ke bongkahan payudaranya..
payudaranya menurutku cukup besar. tanganku saja tidak cukup untuk mencakup seluruhnya…
kepalaku sudahpun sampai di depan puting kirinya…
tangan kiriku aku tarik dari balik punggungnya, lalu mulai naik meremasi payudara kanannya…
secara bersamaan bibirku dan jari jari tangan kiriku menyentuh kedua putingnya…
dia sedikit tersentak dan seperti terkejut akan perlakuanku..
tangan kiriku sesekali meremas2 perlahan, terkadang meremas2 kuat payudara kanannya..
sedangkan bibirku fokus mengulum puting kirinya…
aku kulum, aku emut – emut, aku hisap – hisap putingnya…
kembali tangan kiriku meremas – remas payudaranya, dan terkadang memilin – milin putingnya
desahan – desahan nya kiat terdengar jelas…
tanpa malu – malu dia keluarkan suara desahan – desahannya yang sangat sexy itu..
semakin dia mendesah, semakin asik aku memainkan kedua putingnya…
tangan kiriku mulai turun, perlahan tapi secara langsung..
dari payudara kanannya meraba ke arah perut, dan lalu berhenti setelah meremas bagian vaginanya yang kurasa tembam seperti apem…
pahanya masih terttup rapat, tapi karena tangan kiriku dari depan, makanya aku masih bisa memainkan wilayah luar vaginanya tersebut…
aku remas – remas gemas, sedangkan rintihan dia semakin menjadi jadi…
uwhhhhhhhhhhh..
mhhhhhh…
masssss…
bibirku masih terus asik memainkan puting kirinya…
terkadang sesekali aku gigit-gigit putingnya secara berlahan..
terkadang aku gigit putingnya, lalu aku tarik – tarik putingnya…
desahan – desahannya tidak ada berhentinya..
membuatku semakin semangat…
tangan kiriku mencoba membuka pahanya…
dia sepertinya sadar akan keinginanku, membuka dan melebarkan pahanya…
tangan kirikupun melanjutkan penjelajahannya..
mengelus lembut pahanya, mengelus – ngelus lembut bagian dalam pahanya..
lalu berhenti tepat di selangkangannya…
kurasakan vaginanya masih tertutup…
jenggernya tak nampak keluar…
dan aku baru sadar, vaginanya mulus tanpa bulu..
Tapi aku sadar, bulu ini baru di cukur…
jika dugaanku benar, dia cukur di kamar mandi tadi malam ketika mandi..
tangan kiriku melanjutkan lagi penjelajakannya…
jari – jari tengah tangan kiriku mulai mencoba ku selipkan diantara belahan vaginanya…
terasa basah vaginanya..
dan ku gunakan cairan yang keluar dari vaginanya itu untuk membasahi jari – jariku…
dengan begitu jari – jariku menjadi basah dan licin, dan mudah melakukan penjelajahan di daerah vaginanya..
jari – jari tengahku masih aku mainkan di wilayah luar vaginanya, lalu dengan perlahan aku gesek – gesekkan jari – jariku itu keatas dan kebawah…
ketika keatasa aku sengaja untuk menggesek clistorisnya, ketika kebawah aku coba untuk aku masukkan kedalam lubang vaginanya…
perlahan namun pasti, lama kelamaan aku fokuskan untuk memasukkan jari – jari tengahku ke dalam vaginanya…
aku tusukkan perlahan, baru masuk ruas pertama, vaginanya sudah memberi perlawanan..
dan jari – jariku terdorong keluar…
aku ulangi terus dan terus sambil menikmati desahan – desahannya yang keluar…
lama – lama jari – jari tengahku pun masuk seluruhnya di dalam vaginanya…
kurasakan sungguh basah dan panas di dalam vaginanya..
jari – jariku terasa di pijat – pijat setiap kali keluar atau masuk…
sempat terbayang olehku, jika jari – jari tengahku saja terasa sempit, bagaimana rasanya jika penisku yang masuk..
hmmmm…
sambil aku coba mempercepat keluar masuk jari – jariku di vaginanya…
aku naikkan kembali kepalaku kearah telinganya…
aku bisikkan,…
R : Sulis, jika kamu ngerasa sakit atau gak enak, bilang..
R : Aku gak mau nyakitin kamu
S : Uwhhh, maasss, terus masss… Enak bgt…
S : Gak sakit sama sekali, tapi enak banget…
S : Ahhhh…
Akupun mempercepat tempo keluar dan masuknya jari – jari tengahku, dan akhirnya kurasakan dia mulai mengejang..
vaginanya terasa semakin mencepit – jepit jari – jariku..
pahanya secara reflek menjepit tanganku dan membuatnya jadi sulit untuk begerak keluar masuk…
alhasil aku hanya memainkan, memutar – mutar jari – jariku di dalam vaginanya…
sambil aku mencoba menekan – nekan dinding vaginanya yang bagian atas..
dan tak lama nampak tubuhnya mengejang, lalu kaku, dan pantatnya terangkat…
dia setengah teriakk..
Akhhhhhhhhhhhh
kejangan, demi kejangan terjadi..
badannya bergetar, dan lalu tubuhnya lunglai…
nafasnya tak beraturan..
R : Gimana rasanya ?
S : (hanya menggeleng), (sambil mengatur nafasnya)
pahanya mulai melemas, dan tanganku aku keluarkan dari vaginanya..
ketika jari – jariku aku dekatkan kedepan wajahnya, karena aku ingin melihat cairannya..
dia reflek langsung mengambil handuk dan mengelap jari – jariku…
R : Kenapa di lap ?
S : Maaf mas, cairan ku jadi bikin tangan mas jorok, basah…
setelah kering dari cairannya, tanganku pun digenggam erat olehnya…
aku hanya tersenyum, karena sebenarnya aku tidak mempermasalahkan itu…
aku hanya ingin melihat saja cairan dia.
Aku yang jujur sudah sangat bernafsu, sudah ingin memasukkan penisku sedari tadi..
mulai membuka bajuku, dan juga celana pendek ku..
dia memperhatikan ku ketika aku membuka kaosku..
nampak olehku nafasnya mulai teratur, tapi dia bilang..
S : Mas, aku lemes banget..
R : Mau udahan ?
S : Umh, tapi kamu bahkan belum apa – apa mas..
S : Tapi aku udah lemes banget, gak tau kenapa..
S : Tadi rasanya nikmat banget, badanku jadi lemes banget..
aku tetap melanjutkan acara membuka kaosku, lalu aku berdiri di pinggir kasur, dan dia tetap memperhatikan…
aku turunkan celanaku, dan langsung spontan penisku mengacung agak keatas dengan kerasnya…
nampak olehku dia seperti kaget dan agak bingung…
aku yang sudah selesai membugilkan diriku, kembali mendekati dia yang masih terlentang lemas di tempat tidur..
pandangannya masih memandangi penisku…
aku memiringkan tubuhku menghadap tubuhnya yang terlentang…
penisku aku letakkan diatas pinggangnya…
S : Itunya panas ya mas..
R : Itu apa ?
S : Burungnya mas…
R : Owh, entahlah..
R : Aku sih gak ngerasa panas…
S : Tapi pinggangku rasanya kaya ngerasain benda panas…
R : kamu kok kayanya tadi kaget ngelihat punyaku ?
S : Hehehe…
S : Aku udah pernah lihat burung punya mantanku.
S : Tapi gak sepanjang dan segede itu..
S : Dan itu udah sakit banget..
S : Aku jadi bingung, kalau punya mas yang lebih besar dan panjang
S : Aku takut gak muat, dan sakit banget mas…
Dari nada nafasnya, dan cara bicaranya sudah tidak berat lagi..
sepertinya sudah kembali ke masa normal..
mungkin dia masih mearasa sedikit lemas, tapi sepertinya aku masih bisa melanjutkan permainan ini..
R : hmmm..
R : Kalau vagina kamu kering, dan penisku kering, ya pasti sakit vaginamu..
R : malah bisa bikin vagina kamu dan penisku lecet.
BTW : Sebenernya penisku kecil, panjang kisaran 12,5 – 13, dan diameter hanya 4 cm an..
Gak tau dah kenapa dia bilan segini besar..
padahal menurutku ini kecil..
S : terus gmna mas ?
R : Masih mau lanjut ?
R : Kalau kamu lelah, dan cape, ya udah, gak usah di lanjut..
S : Lanjut mas…
S : Aku udah gak lemes
S : Trus, aku sbenernya penasaran
R : Penasaran sama apa ?
S : Sama itunya mas
R : Itunya apa ??? (memancing)
S : Penisnya mas, Gede
Aku tuntunt tangan kirinya mendekati penisku..
Aku letakkan telapak tangannya diatas penisku..
lalu aku biarkan dia berkreasi..
R : Biar gak penasaran lagi ( ucapku)
S : Umh, beneran besar ya…
S : Panas juga..
Tangan kiriku tak tinggal diam, langsung kembali bermain di vaginanya…
dia yang justru kembali menikmati permainan tangan kiriku, dan jari – jariku hanya bisa meremas – remas penisku, tanda dia tidak konsentrasi dengan tangannya…
kurasakan vaginanya sudah mulai membasah lagi…
aku coba masukkan jari – jariku kedalam vaginanya lagi, dan kurasakan langsung dinding vaginanya menjepit – jepit jari – jariku…
tapi kurasakan dinding vaginanya sangat basah, tanda sudah bisa di terobos..
aku yang sudah tidak sabar, lalu bangun…
dan memposisikan diriku di depan selangkangan dia..
sambil tanganku mebuka lebar – lebar pahanya..
setelah penisku tepat berada di depan vaginanya…
aku arahkan kepala penisku ke lubang vaginanya…
aku gesek – gesekkan dari arah lubang vaginanya, keatas kearah clistorisnya…
aku gesek – gesek terus sambil membasahi kepala penisku dengan cairan yang keluar dari vaginanya…
yang kudengar hanyalah desahan – desahan saja..
aku mencoba mengepaskan kepala penisku tepat di depan lubang vaginanya…
setelah pas, aku agak membungkukkan tubuhku dan kepalaku mendekati kepalanya..
aku dekatkan bibirku untuk mengecup bibirnya…
dia ladeni serangan bibirku..
dan aku juga perlahan lahan mendorong – dorong kecil penisku, kedalam vaginanya…
tujuanku memasukkannya pelan – pelan supaya seluruh bagian penisku benar – benar basah, oleh cairan dari vaginanya…
tapi setiap baru aku dorong, memasukkan kepala penisku..
kurasakan kontraksi dari vaginanya, dan gerakan itu memaksa penisku untuk kembali keluar…
ku hentikan percobaanku, dan kuhentikan kegiatan menciumku…
R : Lis, kamu diatas ya..
R : Biar kamu bisa kontrol sendiri, ketika sakit atau ketika ingin berhenti…
S : Hmmm. Blm pernah..
Aku langsung posisikan terlentang tubuhku di kasur, dan aku minta dia memposisikan diri diatas tubuhku..
vaginanya benar – benar sudah berada diatas kepala penisku…
cairan dari vaginanya ada yang menetes, dan itu langsung aku gunakan untuk membasahi penisku…
Aku arahkan kepala penisku ke lubang vaginanya..
R : Tekan pelan – pelan saja
R : Jika terasa sakit, berhenti..
S : Iya mas, aku coba ya..
Kurasakan dia benar – benar berlahan menekan tubuhnya kebawah, dan kepala penisku sudah masuk…
ditambah karena penisku sudah basah dengan cairannya, maka semakin licin..
dia dorong perlahan – lahan dan penisku semakin tenggelam di dalam vaginanya..
R : Lis, pelan – pelan saja..
R : Jika sakit berhenti dulu.
S : Gak sakit kok mas,
S : Cuman serasa sesak, serasa penuh aja vaginaku..
S : Serasa hangat
Dia dorong terus, dan akhirnya seluruh penisku tenggelam di dalam vaginanya…
Dia berhenti sejenak, mungkin merasakan sesaknya vagina dia, dan rasa – rasa lainnya…
R : coba naik turunin pantatnya lis..
R : Biar penisku keluar masuk dari vaginamu..
Iya mas,
Dia perlahan – lahan mengangkat pantatnya, dan membuat penisku keluar dari vaginanya..
sebelum keluar semua, dia dorong lagi pantatnya kebawah, dan penisku masuk lagi semuanya..
di lakukannya terus menerus olehnya sendiri..
tapi mungkin belum sampai 3 menit, dia sudah agresif..
kurasakan vaginanya mulai menjepit-jepit semakin intens,…
badannya mulai tak terkontrol..
gerakannya juga mulai tak terkontrol..
di genggamnya pundak ku, lalu tiba-tiba dia mengejang..
dan kurasakan penisku di pijat-pijat semakin kuat…
sambil kurasakan juga cairan didalam vaginanya semakin membanjir..
lalu setelah mengalami kejang beberapa kali, dia ambruk diatas tubuhku…
mungkin merasa sungkan, dia reflek membangunkan badannya untuk berbaring di sampingku..
Tapi aku langsung memeluknya..
aku biarkan dia bersandar di pundakku..
aku biarkan dia menikmati sisa – sisa orgasmenya..
kurasakan tubuhnya panas, dan nafasnya terdengar sangat tidak beraturan…
terdengar nafasnya tidak lagi tergesa – gesa..
dia berbisik di pundak ku
S : Mas, kok enak banget ya.
S : Beda banget sama pengalaman pertamaku
S : Aku cuman ngerasain sakit
S : Kalau sama mas, aku udah lemes aja dua kali…
S : Sedangkan mas, masih keras banget di dalam vaginaku..
S : Sebentar ya mas, aku istirahat dulu. lemes badanku..
R : Iya, gapapa, gak usah di cabut, istirahat aja di atasku…
S : Hehehe, iya mas..
S : Makasih ya…
Hmmm. sebenarnya aku udah gak tahan pengen ngegoyang, dan pengen ngeluarin spermaku..
tapi kondisi dia lagi lemes gini…
Dia mulai bangkit, dan dia langsung mulai menaik dan menurunkan pantatnya…
namun terasa sangat perlahan..
mungkin karena dia masih sangat lemas..
Aku tahan pergerakan pantatnya dengan tanganku…
R : Gantian yuk, kamu dibawah
Dia langsung mengeluarkan penisku dari dalam vaginanya, dan ketika penisku keluar, dia melenguh…
Uwhhhhhh….
Serasa kosong vaginaku mas…
Dia pun langsung berbaring terlentang di sampingku..
Aku langsung memposisikan tubuhku di depan selangkangannya…
aku arahkan penisku langsung ke arah lubang vaginanya…
tanpa babibu, langsung aku dorong perlahan – lahan penisku untuk masuk kedalam vaginanya…
ketika penisku sudah masuk seluruhnya, dia kembali melenguh..
Akkhhhhhhhh…
Penuh lagi mas vaginaku..
R : Enak gak ?
S : Ena banget mas, sesak rasanya, penuh rasanya…
R : Aku goyang ya…
S : Iya mas
S : Lakuin apapun yang kamu mau mas
S : Gunakan tubuhku untuk mencari kepuasanmu
S : GUnakan aku sesukamu mas
Aku yang mendengar omongannya seperti itu, semakin semangat…
aku mulai genjot pinggulku, aku dorong dan tarik perlahan lahan…
semakin lama semakin cepat…
sekitar 10 menit aku menggoyang secara missionaris ini, aku rasakan vaginanya sudah mulai menjepit – jepit lagi..
dan desahan – desahannya semakin keras…
aku yang juga sudah merasakan perjalanan spermaku sudah semakin mendekati ujung, semakin ku percepat goyangan pinggulku…
desahan sulis semakin menjadi – jadi..
jepitan vaginanya terasa semakin erat…
S : Mas, terus masss…
S : uwh, enak masss
S : Mas, aku kayanya mau lemes lagi..
R : Enak banget mas…
R : Aku juga mau keluar.
R : Aku gak pake kondom
R : Kalau aku keluar di dalam, kamu bisa hamil
S : Uwh, masss…
S : Lakuin semaumu mas
S : Kalaupun hamil, aku gak akan minta pertanggung jawabanmu mas
S : Hamili aku mas…
S : Ah, terus mas, yang kenceng mas…
R : Akhhhh..
Akupun menggoyang semakin kencang…
entah reflek entah bagaimana, tiba – tiba dia kalungkan kakinya ke pahaku..
dan kuraskan vaginanya semakin mejepit – jepit..
kurasakan juga pertahananku sudah tidak tahan…
aku goyangkan pinggulku semampuku, secara brutal…
lalu kakinya mengunci pergerakanku, dan di dalam vaginanya serasa menjepit – jepit, serasa menghisap – hisap yang membuatku tidak tahan…
tubuhku dan tubuhnya sama – sama mengejang..
aku mengejang karena spermaku keluar…
ku tembakkan beberapa peluru besar, dan juga beberapa peluru kecil..
tubuhnya semakin mengejang ketika merasakan tembakan dari penisku…
kami masih menikmati sisa – sisa orgasme kami..
penisku masih terus berkedut – kedut di dalam vaginanya, walaupun sudah tidak ada lagi sperma yang akan dikeluarkan..
vaginanya juga masih terus memijat – mijat penisku, seakan meremas – remas supaya mengeluarkan semua sperma yang ada…
Tubuhku lemas, aku peluk erat tubuh sulis, sambil aku sandarkan kepalaku di pundak kanannya…
R : Akhhhh…
R : Kamu enak banget..
R : Aku puas banget..
S : Umhhh..
S : Banyak banget sperma mas yang masuk di vaginaku, rasanya kaya di siram air panas..
S : Seluruh rahimku rasanya hangat karena penuh dengan sperma mas..
S : akkhhhhhhhh
S : Puas banget aku mas…
S : Puas aku, kalau mas bisa merasa puas dengan tubuhku yang seperti ini..
Tubuhku sudah sedikit normal, aku angkat kepalaku,..
aku cium keningnya…
R : Terimakasih ya lis
R : Aku sangat puas
Aku cium bibirnya..
aku kulum bibir bawahnya sejenak..
lalu setelah nafas kami agak mereda..
aku cabut penisku..
ketika penisku yang sudah mulai melembek, terlepas..
S : Auhhhhhhhhh….
Kulihat spermaku ikut mengalir keluar…
Aku langsung berbaring di sampingnya…
sambil mengumpulkan tenaga…
S : Mas..
R : Iya ?
S : Kok sperma mas sebanyak itu sih..
R : Udah lama aku tabung.
R : ada mungkin 2 bulanan
S : owh, pantesan banyak banget..
S : Nikmat banget rasanya rahimku, serasa hangat…
R : Kamu puas ?
S : Puas banget mas.
S : Padahal seharusnya aku yang memberikan kepuasan untuk mas, tapi malah lagi – lagi
S : Aku yang di puasin, aku yang di layani…
S : Hmmm…
R : ya sudah, jika kamu puas, aku juga puas..
R : Oh iya, aku ini cowo jahat..
R : Aku benar – benar tidak akan bertanggung jawab jika kamu hamil..
Dia tiba tiba bangun, dan mengecup bibirku..
seakan tidak ingin aku berbicara lagi..
S : Sudah, jangan difikirkan
S : Itu tanggung jawabku
S : Mas gak usah takut akan apapun..
S : Aku gak akan minta tanggung jawab apapun atas apa yang terjadi pada tubuhku.
R : Ok..
R : Terimakasih, aku suka tubuhmu
R : Aku rasa, aku mau untuk memakai tubuhmu untuk memuaskan nafsuku..
Matanya berbinar, nampak bahagia.
S : Terimakasih mas, gunakan tubuhku semau mas..
S : Kapanpun mas mau make tubuh ini, hubungi aku, aku akan datang membawa tubuh ini untuk mas.
S : Aku seneng kalau mas sudi memakai tubuhku lagi.
R : Ok, terimakasih..
R : Oh iya, BTW, itu vagina kamu gundul, tapi kayanya baru di cukur..
S : Hehehehehe…
S : Maaf, saya pakai pisau cukur punya mas…
S : Soalnya saya malu, bulu saya lebat sekali…
R : Hmm, sudah kuduga..
hehehehe..
kami pun kelelahan, dan kamipun tertidur..
Alarm ku berbunyi, menunjukkan sudah jam 7 pagi..
Aku rasakan sepertinya aku belum tidur sampai 1 jam, tapi kok sudah jam 7 pagi..
kurasakan tubuhku dalam pelukan seseorang..
oh, aku dipeluk oleh sulis..
aku matikan alarm ku, dan aku lanjutkan tidurku..
Aku akan mengirim email untuk ijin tidak bekerja hari ini…
Aku rasa, aku ingin main lagi nanti dengan sulis..
tapi aku masih ngantuk, jadi aku lanjutkan tidurku..,,,,,,,,,,,,,,,