Namaku Aldino, warga keturunan WNI Cina, aku mempunyai orang tua yang kaya raya, sehingga selepas kuliah aku langsung mendapat warisan salah satu perusahaan ayahku, apalagi aku anak tunggal. Pada umur 25 tahun, aku menikah dengan Nunik, adik kelasku di SMA yang sangat cantik. Waktu itu umur Nunik baru 22 tahun. Sebenarnya orang tuaku menentang pernikahan kami, karena dia anak orang miskin. Tetapi karena aku mencintainya, akhirnya mereka terpaksa menerima. Selama 5 tahun, keluargaku hidup bahagia tetapi kami belum juga dikaruniai anak. Hingga suatu saat, ayahku sakit dan aku dipanggilnya.
“Aldi, ayah sudah tua tapi ada satu hal yang membuat ayah merasa kalau hidup ini belum lengkap. Ayah mengharapkan punya cucu dari kamu, kapan kamu punya anak? Cobalah periksa ke dokter, kalau memang isteri kamu mandul, ceraikan saja, kamu menikah lagi, toh kamu masih muda.” kata ayahku.
Setelah hari itu, aku bersama isteriku ke dokter. Hasilnya bukan isteriku yang mandul, tetapi mungkin justru aku yang mandul. Hari-hari kulalui dengan merenung, tekanan dari orang tua terus kuterima. Mereka masih beranggapan isteriku pembawa sial dan mandul, padahal aku sangat mencintai isteriku.
Pada suatu hari, aku bertemu Joni Hasan, teman akrabku sewaktu di SMA yang keturunan Arab. Penampilannya masih belum berubah, rambut keriting, kulit hitam dan selalu memakai kaca mata. Pertemuan itu sedikit menghiburku, karena aku bisa curhat dan konsultasi kepadanya.
“Wah, nasibmu memang Kurang beruntung, walau kamu kaya tapi kurang bahagia, aku saja sudah punya 3 anak, dan yang besar sudah kelas 2 SD.” katanya.
Setelah pertemuan dengan temanku itu, aku kembali bertemu ayah.
“Al, aku sudah punya pilihan buat calon isterimu. Watik, anaknya mang Husni, akan kukawinkan dengan kamu kalau sampai 6 bulan ini kamu ngga ada tanda-tanda punya anak.” ancam ayahku.
Malamnya pikiranku sangat kacau, isteriku hanya pasrah kalau memang dia harus dicerai, saat lagi stres aku dan isteriku nonton VCD porno. Siapa tahu ada teknik yang baru, pikirku. Ceritanya tentang orang yang punya hutang dibayar dengan tubuh isterinya. Tiba-tiba aku punya ide, aku ingin bantuan orang lain menghamili isteriku. Yang ada dalam benakku saat itu adalah Joni. Lalu kuutarakan pada isteriku.
“Gila, kamu mas, mending ceraikan aku saja.” kata isteriku.
Aku tetap berusaha, hingga akhirnya aku mendapatkan akal dan kurundingkan dengan Joni. Kesannya memang setengah perkosaan. Hari itu aku menelpon Joni agar datang jam 8 malam ke rumahku saat aku tidak ada. Joni kuminta menggantikan peranku sebagai suami dari isteriku. filmbokepjepang.sex Jam 7 malam, setelah makan, aku memberi minum kepada isteriku yang sudah kuberi obat perangsang. Setelah itu, biasanya aku mencumbunya dan kami siap untuk bermain cinta. Akhirnya, setelah setengah jam pemanasan, isteriku nampak terangsang berat dan tidak dapat mengendalikan birahinya. Dari bawah dasternya, kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamnya yang sudah sangat basah.
“Ouuhhh, teruuus mas.” isteriku terus mengerang.
Buah dadanya yang tanpa BH terasa semakin membulat di dadaku. Tanganku yang satu meremas buah dadanya.
“Aaah… enghhh… yaaahh… masukkan saja kontolmu mas, aku ngga tahan..”
Lalu kubuka dasternya. Tubuh isteriku memang indah sekali, tinggi 165 cm, kulit putih mulus dan wajahnya mirip Dina Lorenza. Penampilannya sangat menggairahkan, siapa pun pasti tidak menolak saat disuguhi tubuh yang montok ini.
Saat kupelorotkan celana dalamnya, tiba-tiba ada telpon yang memang sudah masuk dalam skenarioku, karena Joni kusuruh menelpon kalau sudah sampai di depan rumahku. Kepada isteriku aku membuat alasan seolah-olah ayahku menelpon dan aku disuruh ke rumahnya malam ini. Tampak sekali wajah yang kecewa pada wajah manis isteriku. Sebelum kutinggalkan isteriku, aku sempat melihat isteriku bermain sendiri dengan tangannya, lalu aku keluar dan bertemu Joni di luar.
“Kamu masuk saja, nanti alasan nyari aku, udah ya, aku nunggu di luar dulu.” pesanku pada Joni.
Lalu Joni mengetuk pintu. Setelah itu tampak isteriku membukakan pintu. Isteriku keluar dengan memakai daster tipis yang dari luar terlihat belum sempat memakai pakain dalamnya.
“Aku mau ada janjian dengan suamimu malam ini.” kata Joni.
“Dia pergi ke rumah bapak. Ngga tahu pulang jam berapa, biasanya cuman satu jam, rumahnya dekat kok.” kata isteriku.
“Kalau gitu, aku nunggu di sini saja, ya?”
“Yahh… silakan duduk! Mau minum?”
“Boleh,” kata Joni dengan matanya terus mengawasi buah dada isteriku yang naik turun dan memperlihatkan dua titik hitam menerawang di balik daster putih tipisnya.
Setelah membuat minum, isteriku keluar lagi dan menemani Joni mengobrol.
“Wajah Kamu kelihatan memerah dan berkeringat, kamu sakit ya?” tanya Joni basa-basi, padahal isteriku baru saja horny.
“Ahh, ngga, tadi baru saja olah raga.” kata isteriku berbohong.
“Nunik, kamu kelihatan cantik lho, kalau penampilan kamu gini.”
“Kamu, bisa aja, isteri teman di rayu.”
“Benar lho, bahkan ngga cuman cantik, tapi juga seksi dan jujur saja saat ini aku terangsang sama kamu.” kata Joni to the point (langsung pada inti permasalahan).
“Kamu jangan macem-macem yah, nanti suamiku datang bisa berabe!”
Lalu Joni duduk di sebelah Nunik. Nunik agak menggeser duduknya. Dari balik jendela luar, aku terus mengintip dan mengawasi gerak-gerik mereka.
“Nik kita ada waktu satu jam, ngga ada siapa-siapa di rumah ini selain kita berdua, boleh dong aku menikmati tubuhmu?” Joni terus merayu.
“Ingat Jon, aku isteri sahabatmu, kalau kamu lancang, aku teriak lho!” tapi Nunik kelihatan berdebar saat Joni meremas tangannya.
“Santai saja sayang, kamu kan belum pernah merasakan kontol Arab. Kau lihat punyaku ini!”
Memang Joni sudah membuka restlutingnya dan kepala kejantanannya berusaha keluar. Isteriku sempat tertegun. Dalam hati pasti dia mengukur. Wah, paling tidak panjangnya 18 cm. Dengan tidak sabar, Joni memagut bibir isteriku dan tangannya terus meremas buah dada isteriku. Isteriku berusaha meronta tetapi tenaga Joni lebih kuat.
“Jangan Jon, aku isteri yang setia.” kata isteriku.
Lalu saat tangannya berhasil lepas, dia menampar muka Joni. Joni semakin beringas, dia lalu menarik tubuh isteriku dan dimasukkannya ke dalam kamar. Kemudian pintu kamar ditutup dan dikunci. Aku pun kemudian pindah mengintip dari lubang ventiasi jendela kamar. Dari luar kulihat Joni menanggalkan semua pakainnya dan batang kemaluan hitam yang panjang dan besar itu mulai berdiri dan memang lebih panjang dari punyaku.
“Sekarang kamu boleh teriak karena ngga ada yang dengar.”
“Kumohon, jangan Jon, pergilah!”
Lalu dengan kasar, Joni merobek kancing daster istriku dan terbukalah buah dadanya yang kuning ranum dengan rakus diremas dan putingnya dipilin. Tampak istriku memejamkan mata, dia berusaha menolak tetapi rangsangan obat yang kuberikan masih mempengaruhinya, karena dosisnya memang kuberikan dobel.
“Ouuuhhh, jangan Jon, lepaskan aku…” erangan isteriku kelihatan berubah, “Aaah, tidak…”
Lalu Joni menarik daster istriku ke bawah, maka kelihatan isteriku dan Joni sama-sama bugil.Tangan Joni segera merayap ke selangkangan Nunik. Ditusuknya kemaluan isteriku dengan jarinya yang sekali-kali diremas dan ditusuk-tusukkan.
“Aaahhh, ouuu, Jon,” tampak mulut isteriku terus mendesah dan merintih menikmati rangsangan yang diberikan Joni.
Sekarang tidak ada perlawanan lagi, bahkan justru tangan isteriku segera menangkap batang kemaluan Joni dan diremasnya.
Tanpa sadar isteriku membisik, “Ouuuh, Jon, puaskan aku…”
Lalu Joni menghentikan aksi tangannya. Isteriku dibaringkannya di kasur, kakinya yang berjuntai di lantai dibuka lebar, nampak liang kemaluan isteriku yang merah kecoklatan berkilat karena banyaknya cairan yang keluar.
Dengan tanggap, Joni menjilati kemaluan isteriku di daerah clirotisnya. Dijilatinya terus dengan penuh nafsu.
“Enghhh, yaakkk terus sayaaang, ouh, ahhh, puaskan aku,” isteriku terus merintih semakin lama rintihannya semakin keras, aku sampai jelas mendengarnya dari luar.
“Aaahhh, Jooooon, cukup, tusuk aku dengan punyamu sayang, pinta Nunik.”
Aku sendiri sudah mengocok kemaluanku. Lalu Joni segera berdiri dan meletakkan rudalnya yang hitam dan panjang itu di depan liang kemaluan isteriku, lalu ditusukkan ke bawah.
“Ouugh… pelan aja sayang, punya kamu besar sekali!”
Lalu dimasukkannya lagi lebih dalam, isteriku seperti kesakitan, Joni tidak menyerah lalu ditusuknya lebih dalam dan akhirnya masuk semua.
Isteriku terus merintih, “Aaauuuh… aaahhh, ouuhhh.”
Pantat isteriku ditariknya ke atas dengan tanganya di bawah pinggul isteriku. Lalu dipompanya liang surga istriku dengan batang kejantanannya. Gerakan naik turun itu berlangsung lama sekali. Aku melihat isteriku mengelinjang hebat, sebelumnya belum pernah seperti itu denganku.
“Aaah… enghhh… aaah… aku mau keluar, uuuh sayang,” didekapnya pinggul Joni ke bawah.
Kakinya mengejang, ternyata isteriku mengalami orgasme terlebih dulu, padahal Joni belum apa-apa.
“Gimana, kamu puas, Nik?” tanya Joni, dan isteriku hanya tersenyum.
“Mau kan kamu ganti memuaskan aku? Aku pingin kamu nungging.”
Joni segera mencabut burungnya yang panjang. Lalu dengan gaya nungging mereka melakukannya lagi.
“Clop… clop…” bunyi dari liang nikmat Nunik yang digenjot rudal Joni.
Terlihat benda panjang hitam itu keluar masuk di tengah bongkahan pantat isteriku yang putih, aku semakin terangsang melihat pemandangan itu. fantasiku.com Saat rudal Joni ditarik keluar, bibir liang vagina isteriku ikut merekah keluar. Dan kebalikannya, saat ditusuk ke dalam, bibir liang nikmat Nunik ikut merejut ke dalam. Irama kenikmatan tersebut diiringi oleh tangan Joni dengan terus meremas buah dada isteriku yang bergoyang-goyang. Sungguh pemandangan yang merangsang sekali.
“Ahhh, ahhh, ahhh, ouuuhh, oughh, ahhh…” isteriku terus merintih penuh rangsangan, hingga akhirnya terdengar jeritan kecilnya sambil menahan pantat Joni ke depan dengan tangannya, “Auuuhh…”
Bersamaan dengan itu, Joni juga mendesakkan kemaluannya ke depan dan ditahan, keduanya mengejang.
“Seeerrr…” cairan mani Nunik mengalir dengan derasnya, terasa oleh Joni bersamaan itu, “Crott, crottt, crott…” mani Joni juga muncrat ke dalam vagina isteriku.
Nampak keduanya orgasme bersamaan. Lalu Joni melepas kejantanannya dan istirahat di samping isteriku.
“Jon, makasih yaaa, aku puas sekali, tapi tolong rahasiakan ini yahhh!” pinta isteriku.
“Boleh aja, asal aku boleh minta lagi nanti.”
“Terserah kamu, asal kamu bisa mengatur waktu dan merahasiakan pada suamiku dan keluarganya,” kata isteriku.
Aku yang mendengar hanya tersenyum karena sandiwara yang kubuat ternyata berhasil.
Sejak kejadian malam itu, hubunganku dengan isteriku semakin bergairah, aku malah terobsebsi saat isteriku disetubuhi laki-laki lain. Dan memang akhirnya, Nunik mengaku malam itu Joni datang memperkosa dirinya.
Lalu kutanya, “Apa kamu sampai orgasme?”
Dengan malu-malu dia mengangguk.
“Ya udah, dulu kan aku udah minta, tapi kamu menolak, kalau memang dengan Joni kamu bisa memuaskan hasratmu, sekarang juga kamu boleh telpon Joni agar malam ini bisa ngentot sama kamu.” kataku.
“Tapi mas, kamu ngga cemburu nanti?” tanya Nunik.
“Nunik sayang, aku cinta kamu, kalau memang itu membuat kamu bahagia, aku akan ikut bahagia.” aku terus meyakinkan isteriku.
Lalu dia menelpon Joni.
“Boleh, aja Nik, tapi boleh ngga aku bawa teman? Karena setelah mendengar ceritaku, dia penasaran, mau ikut menikmati tubuhmu yang montok.” tanya Joni.
“Mas, kata Joni dia akan bawa teman satu, mau ngentot bertiga, boleh ngga?” tanya Nunik.
“Terserah kamu Nik, yang penting kamu puas.” kataku.
“Halo Jon, suamiku setuju kamu bawa teman, ya udah sampai nanti malaam ya..!”
Lalu telpon ditutup isteriku. Dan Malam itu jam 19:15, Joni datang membawa teman yang kurus dan tinggi seperti orang Ambon.
“Kenalkan, ini temanku Alex dari Ambon. Dia baru saja diceraikan sama isterinya gara-gara maen sama mertuanya sendiri.” kata Joni.
“Wah, kamu jangan buka rahasia teman dong,” sergah Alex.
Lalu kami berempat tertawa. Setelah berbasa-basi, lalu aku mempersilakan kedua tamuku langsung masuk ke kamar, dan diikuti isteriku yang dari tadi sudah salah tingkah. filmbokepjepang.sex Dengan sengaja pintu tidak ditutup, jadi aku leluasa melihat dari ruang tamu. Tampak Joni dan Alex berebutan menelanjangi isteriku. Nunik hanya diam saja, pasrah dengan apa yang diperbuat mereka, tampak tubuhnya berkeringat karena gugup. Kemudian, Joni dan Alex juga menanggalkan pakaian mereka sendiri. Setelah isteriku telanjang bulat, Joni meremasi kedua buah dada Nunik, terkadang dikenyot puting susunya. Sedangkan Alex berjongkok, tangannya beraksi di lubang surga isteriku, dirojohnya lubang itu dengan jari-jarinya, dan berlanjut terus hingga clitnya digosok-gosok sampai memerah, lalu bergantian dijilati dengan lidahnya.
“Ougghhh, ahhh…” isteriku terus merintih menahan nafsunya yang dari tadi ditahannya.
Sungguh pemandangan yang mempesona, saat melihat isteriku disetubuhi dua pejantan yang ukuran batang kemaluannya lebih panjang dari aku. Memang Alex mempunyai ukuran panjang batang kemaluannya 16 cm tetapi diameternya lebih besar dari pada batang kemaluannya Joni yang panjangnya 18 cm, sedang punyaku hanya 13 cm.
Tampak kemaluan isteriku semakin basah akibat rangsangan yang diterimanya. Akhirnya pertahanannya bobol juga, isteriku mengejang tidak kuat berdiri. Dia mencengkeram punggung Joni, setelah itu ambruk di kasur. Banyak sekali cairan mani yang keluar dari liang kenikmatannya. Aksi berikutnya, isteriku yang sudah telentang di kasur, tampak pasrah menerima rangsangan dari kedua laki-laki itu. Pelan-pelan Alex membentangkan kedua kaki isteriku, lalu rudalnya ditempelkan di permukaan lubang nikmat isteriku. Setelah tepat, lalu diterobosnya halangan menuju kenikmatan tersebut. Dan memang agak sulit sedikit. Sedikit demi sedikit, benda panjang hitam itu mulai membenam dan masuk ke dalam kemaluan isteriku.
“Ouughhh…” isteriku melenguh panjang, tubuhnya menggelinjang hebat, mulutnya terus mendesis, “Ssshhh… uhhh… oouuuhhh…”
Lalu Alex bergerak maju mundur memompakan rudal besarnya ke dalam liang senggama Nunik yang sudah pasrah. Sementara itu, Joni menyodorkan kemaluannya di depan muka Nunik. Dengan gemas tangan Nunik menyambutnya dan pelan-pelan dijilatinya seperti permen Loli.
“Ouuugghhh…” Joni melenguh.
Tanpa disuruh, Nunik memasukkan batang kejantanan Joni ke dalam mulutnya dan Joni menggerakkannya maju mundur, terlihat kontras sekali mulut atas dan mulut bawah isteriku dimasuki batang kemaluan Joni dan Alex. Suara Ranjangku berdecit-decit saat ketiga makhluk yang sudah dipenuhi nafsu tersebut memperagakan aksinya.
“Ciiittt, kreeekkk…”
Alex semakin lama semakin mempercepat gerakannya.
“Aahhh, Uhhhgg…” lalu dia mengejang, akhirnya dia orgasme duluan.
“Creeettt… creettt… crettt…” air maninya segera memenuhi rahim isteriku.
Setelah itu batang kejantanannya dicabut, dia ambruk di samping istriku.
“Jon… aku belum… puaaaas…” rintih isteriku.
Lalu Joni mengambil bantal dan diganjalkan di bawah pantat isteriku, maka clirotis isteriku nampak merekah keluar. Sementara banyak sekali cairan yang sudah menetes dari kemaluannya. Tidak lama benda ajaib Arab itu segera menusuk liangnya Nunik. Kemaluan yang sudah basah dan lembab itu segera dipenuhi rudal Joni. Lalu gerakan naik turun Joni membuat isteriku menggelinjang-gelinjang. Dia mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan, kadang diputarnya. Sungguh mereka mengejar kenikmatan masing-masing.
“Ouhhh, ssshhh, aaagghhh, kau hebaaaat… Joon..” desah isteriku, “terus… ooohh… emhhh…” isteriku terus merancu.
Kakinya digapitkan di pinggang Joni, dan akhirnya isteriku mengejang.
“Joooon, aku mauuu, ouuuhhh…” tembus juga akhirnya pertahanannya dan, “seeerrr… seeerrr…” maninya banyak yang keluar, dia mendekap erat tubuh Joni.
Kemudian disusul Joni yang mendekap erat tubuh isteriku, dia mencapai klimaksnya.
“Aaaahhh…” maninya muncrat ke dalam rahim isteriku.
Malam itu mereka bermain lama sekali secara bergantian keduanya menyetubuhi isteriku hingga jam 08.00 pagi, dan lalu mereka pulang. Semenjak itu, kalau isteriku lagi mood, kubiarkan dia menelpon Joni atau alex. Pembaca, 4 bulan kemudian, oleh dokter, isteriku dinyatakan positif hamil dan orang tuaku mendengarnya dengan gembira. Kabar baik tersebut mengubah rencana, tidak jadi menikahkan aku dengan Watik.
Di dalam hati, saya hanya berpikir, “Mungkin inilah yang disebut dengan original sin.”
TAMAT