Fanya, seorang mahasiswi semester 5 ilmu sejarah budaya, bintang kampus yg menjadi idola para pria. Seorang gadis keturunan tionghoa yg cerdas dan sexy, kulitnya putih, badanya profesional bak model papan atas. Pria mana yg tak terpikat oleh pesonanya.
Kali ini Fanya tengah bergoyang di atas seorang pria. Pria itu bernama Martin, seorang mahasiswa kedokteran, anak pengusaha kaya. Kurang dari seminggu lalu mereka berkenalan, namun kali ini “Kuda-kudaan” di apartemen Martin menjadi kegiatan mereka. Sebagai hidangan penutup setelah mereka makan di restoran mewah.
“Oouh.. Ahhh.. Terus sayang..” rintih Fanya yang masih menggoyang tubuh Martin.
Pantat putih Fanya terlihat naik turun mengkuti irama penis kekasihnya itu. Goyangan yg sungguh erotis yg membuat payudaranya ikut bergoyang naik turun.
“Ouuhhh Yesss Honey!! Thats it!!”
“My Gosh.. Oshh.. Ooooh.. Aaaahhhh.. ”
Fanya terus meracau merasakan kejantanan kekasihnya. Dia terus bergoyang makin kencang, sehingga menghasilkan bunyi peraduan antar kelamin itu.
“Plok.. Plok.. Plok..”
Martin tak mau kalah, dia berusaha menyodokkan penisnya dengan cepat untuk memuaskan Fanya. Dengan sekuat tenaga, Martin berusaha menahan diri agar tidak berjakulasi. Namun vagina Fanya itu terlalu nikmat untuk ditahan, sehingga Martin tak kuasa melepaskan benihnya di vagina Fanya.
“Aah.. Realase itu Honey..”
“All of it.. Aaaahhhh”
Crottt Cortt Croottf..
Fanya ikut bergetar setelah merasakan semburan benih pacarnya itu di vaginanya. Tubuhnya ambruk menindih tubuh Martin. Dadanya yang empuk itu menempel di atas tubuh Martin. Meberikan sensasi kenikmatan tersendiri.
Bibir Fanya mengecup bibir Martin, mereka melakukan frech kiss yang sangat romantis dan penuh hasrat.
“Mmmhh.. Muaaach…”
“Sorry Fanya, aku terbawa suasana.” kata Martin.
“Gak apa-apa sayang, aku juga menginginkannya.” jawab Fanya.
“Aku tadi keluar……”
“Sssstt.. Gk apa-apa Honey, memeku ini memang tempat untuk melepas sperma kamu.” kata Fanya sambil menempelkan jarinya di mulut Martin.
“Jadi, mau kamu jadi pacarku?” tanya Martin.
“Mestinya kamu tanya itu dulu sebelum kamu tadi ngentod denganku.” jawab Fanya sambil kembali menyerang bibir Martin.
Mereka kembali terlibat frech kiss. Bibir danidah mereka saling beradu. Lidah Martin mulai menuruni leher Fanya, terus menurun le payudaranya. Lalu menjilati puting payudara Fanya.
“Slurptt.. Slurpt..”
PutingFanya yang berwarna merah muda itu, sangat pas dengan warna kulitnya yanh putih. Dan kini menjadi sasaran jilatan lidah Martin. Seperti bayi yang tengah menyusu, seperti itulah perlakuan Martin kepada Fanya.
Fanya yang sudah kembali bergairah tiba-tiba mendorong badan Martin. Yang sontak menghentikan kegiatan menyusui itu. Fanya berbalik memutar badanya lalu menungging, pertanda minta untuk dipenetrasi kembali, secara doggystyle.
Sebagai pria sehat dan bugar, penis Martin sudah kembali tegang berdiri. Dan pergulatan birahi pun terjadi lagi, dilakukan oleh kedua insan yang baru saja resmi menyandang status pacaran.