Cerita Seks Indonesia – cerita mesum ini adalah cerita panas ku dengan seseorang atau lebih, ini lah awal dari cerita bokep ku ini. Karena seringnya pencuri masuk ke perumahan yang kami tempati, maka warga perumahanku secara aklamasi menyewa penjaga malam dan warga boleh boleh saja membantu mereka malam hari. Memang kebetulan rumah yang kutempati di tengah perumahan itu tapi dua rumah di sebelahku belum dihuni sehingga sering kali keempat rumah itu dibuat sebagai tempat persembunyian. Malam itu aku terkena influenza berat karena kehujanan sepanjang siang. “Aku masih menyiapkan makanan untuk penjaga malam, mas….!!”, kata istriku yang berpostur tubuh mungil dengan tinggi 155 cm, berwajah menarik seperti bintang Film Mandarin, meskipun kulitnya agak sawo matang dengan rambut pendek, sehingga tampak lebih muda dari usianya yang menginjak 40 tahun.
Malam itu udara sangat panas sehingga dia hanya memakai daster yang lumayan tipis, sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya, utamanya pantat bahenol nya yang empuk itu yang bergoyang saat berjalan, walaupun perutnya tidak ramping lagi, karena sudah dua kali mengandung dan model dasternya berkancing di depan sehingga payudara biarpun tidak besar, tapi padat berisi, yang berukuran 34C agak tersembul dan kedua puting susu nya tampak menonjol dari balik dasternya karena memang dia kalau dirumah hanya memakai camisole tipis saja. “Sudah pukul sepuluh kok belum datang, ya ..!”, dia bergumam sendiri karena mengira aku sudah tertidur. Beberapa saat kemudian kudengar dua orang bercakap-cakap di luar dan mengetuk pintu rumah pelan. Istriku yang rebahan di sampingkupun bangkit dan entah tersadar atau tidak istriku membetulkan rambutnya dan memoles bibirnya sehingga bibirnya semakin merah.
“Lho ????”, gumannya pelan ketika tersadar dia memoles bibirnya, tapi karena penjaga malam itu terus mengetuk pintu, dia pun tak jadi membersihkan bibirnya yang merah merangsang itu. “Malam, Bu Yati…!”, terdengar suara seseorang dan aku mengerti kalau suara itu adalah Pak Deran dan istriku sudah dikenal oleh dua orang petugas jaga tersebut karena sering istriku pulang malam seusai mengajar di kampusnya. “Masuk dulu Pak Deran..!”, terdengar istriku mempersilahkan penjaga malam itu masuk, sementara kudengar bunyi halilintar yang cukup keras dan hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. “Wah hujan ? saya sama Pak Towadi, Bu Yati..!” katanya. “Nggak apa-apa,… masuk saja … lagian hujan deras, pak….!” kata istriku. “Selamat malam, Bu Yati..!” kudengar Pak Towadi memberi salam pada istriku. “Sebentar tak buatkan kopi ..!” kata istriku, kemudian kudengar istriku berjalan menuju dapur di belakang rumah. “Di, lihat kamu ngga?!” terdengar suara bisikan Pak Deran, “Kamu kacau, Ran?!” balasan suara bisikan Pak Towadi., “Kamu lihat, enggak..?” suara Pak Deran lagi, “Iya, Ran muncul…., kayak penghapus ?” kata Pak Towadi, Rupanya mereka berbisik-bisik mengenai puting susu istriku yang menonjol di balik dasternya, karena malam itu istriku hanya mengenakan camisole di balik dasternya. “Pantatnya bahenol, lagi….,” lanjut bisikan Pak Deran, “Hus istri orang itu, Ran..!” kata Pak Towadi, “Eeh, ini malam Jum’at, kan..? Pas kuat-kuatnya ilmuku hi hi?!!!” kudengar Pak Deran tertawa ditahan pelan, “Dicoba aja.., yok…, siapa tahu Bu Yati mau…!” kata Pak Deran.
Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : KEPERJAKAAN HILANG KARENA TANTE dan MALANG YANG INDAH
Kuingat Pak Towadi orangnya hitam agak tinggi dengan badan kekar dan Pak Deran orangnya tambun pendek, keduanya berumur 50 tahunan lebih, aku bergidik juga mendengar perkataan mereka mengenai istriku tadi, mereka penduduk asli daerah itu, terkenal sangat doyan dengan perempuan, bahkan mereka pernah bercerita saat aku jaga malam, kalau pernah membuat pedagang jamu yang bertubuh bahenol, yang sering keliling dua minggu sekali di daerah tempat tinggalku, pernah dibuat hampir tak dapat berjalan karena digilir mereka berdua, dimana saat itu pedagang jamu itu masih perawan dan sampai saat bercerita malam itu, pedagang jamu itu masih sering meminta kepada mereka berdua untuk menggilirnya, biarpun sekarang sudah bersuami, katanya tak pernah puas dengan suaminya yang masih muda, bahkan pedagang jamu itu pernah meminta mereka berdua datang ke rumahnya. “Kalau sudah kena punya kami, pak, …. Waahhh…perempuan pasti malas dengan suaminya dan?..suaminya tak berkutik kalau kami ada, dan membiarkan kami tidur bersama istrinya dalam satu kamar bersama suaminya”, kata Pak Deran terkekeh kekeh malam itu. Kemudian kudengar suara bisikan mereka lagi….. “Kamu jangan ngaco, Ran. Sudah nanti kelewatan?!” kata Pak Towadi “Keris pusakaku.. ku bawa.. Di…. Ini ..he he he ?!” kata Pak Deran, “kamu jangan, gitu Ran…, orangnya lagian baik…, kasihan suaminya nanti, pinginnya sama kamu aja nanti .. !!” suara Pak Kardi lagi. Karena perasaanku nggak enak akhirnya kuputuskan untuk keluar dan mereka berdua terlihat kaget melihatku, tapi Pak Deran yang membawa keris langsung mencabut kerisnya dan langsung mengarahkan kerisnya padaku dan tiba-tiba gelap menyelimutiku. Kemudian aku terjaga dan kudapati diriku di tempat tidur kembali, kutoleh pintu kamarku dan kusen kamar dan lantai pintu kulihat seperti membara.
“Eeeecch ?….eeeeccchhh. …eeeeecccchhhh …..!!!! ” kudengar
desis istriku dan akupun turun, tubuhku terasa lemas sehingga aku merangkak
mendekati pintu kamar dan…… seperti terkena listrik beribu ribu volt saat
tanganku memegang kunci kamarku hingga aku tersengkur makin lemas seperti
karung bersimpuh di depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu. Aku tak percaya
melihat di ruang tamu dari pintu kamar yang terbuka sedikit itu, kulihat
istriku berdiri di depan Pak Deran yang membawa selongsong keris sebesar batang
kemaluan orang dewasa lebih besar dari lampu TL 40 watt yang ujungnya di
arahkan kepada istriku yang berdiri, sedangkan tangan yang satunya seolah
memelintir di ujung lainnya yang berbentuk huruf U memanjang itu. Kedua tangan
Pak Deran kini memegang pangkal keris yang melengkung itu dan kedua jarinya
memelintir ujung nya dan kulihat istriku yang berdiri, tubuhnya bergetas dan
kembali mendesis “Heeeggghhh ?..oooooohhhhhhh. ……ooooooohhh hhhhh…. ..!!!!!”
Pak Deran bukan lagi seperti memelintir tapi menarik narik kedua ujung keris
berbentuk U itu dan terlihat istriku membusungkan dadanya seperti kedua puting
susu nya tertarik ke depan. “Mmm heeeggggh ?..aaaaaaa… .aaaaduuuuuhhhhh h……!!
!!!” istriku mendesis panjang dan Pak Deran langsung mengulum salah satu ujung
U itu dan …. “Paaak ?.paaakkkk… .jaa…jaaangaaa annnnn ?.paaakkkkk.. ….!!!!! ”
suara desis istriku memelas dan tangan kanan istriku secara refleks memegang
payudara kanannya, istriku mendesis-desis kembali….. “Ummmppff?. Paakkkk…..
jaaa….jaaaaang aaaannnn ? paaaakkkk ?..!!!!” istriku mendesis. Tangan kanan Pak
Deran memelintir ujung satunya dan istriku pun memegang kedua payudaranya
kembali yang masih terbungkus daster dan camisole nya itu. “EEecccchhhhhhhgggg
hhhhh ??!!!!!!!” istriku mendesah lagi saat Pak Deran memutar selongsong
kerisnya sehingga pangkal keris berbentuk U itu berdiri, sementara jari-jari
tangan kanannya mengelus-elus pinggiran lubang keris itu dan kulihat pantat
bahenol istriku pun bergetar dengan hebat.
Pak Deran semakin cepat mengelus dan bahkan menggosok lubang keris itu dan istriku pun mengerang-erang ….. “Paaakk ? paaakkk….suuu. ..suuuuddaaaaahh ? paaakkk ?jangaaan diteruuuuskaaaaan ?.eeeecchghghghghghg h ??.!!!!!”, sementara pantatnya pun bergetar hebat dan kedua tangan istriku memegang pantat bahenol nya yang bergetar hebat saat Pak Deran menjilati lubang keris itu dan pantat bahenol istriku meliuk liuk tak karuan, kedua tangannya meramas pantat bahenol nya sendiri yang mulai maju mundur saat Pak Deran menyedot nyedot lubang keris itu dan bahkan lidah Pak Deran menjilati lubang itu dan….. “Mmmppfffhhh hghghghgghghg ?.” istriku semakin keras mendesis desis, selangkangan nya terangkat angkat dan mendekati ujung selongsong keris ysng tengah disedot sedot dan dijilati lubangnya oleh Pak Deran. `Paaaak ? sudddaaaah ngngngngngngng hhhheeeghghghghgh??!!!” istriku mendesis kedua matanya tertutup dan selangkangan nya tertarik ke depan hingga selangkangan nya kini mengesek ngesek sarung keris itu. “Suudddaaaaah paaaak jangaaaaan sudaaah eeeeechghghghg ?.!!!!” istriku terus mendesis desis. Kemudian Pak Deran menghentikan aksinya. “Diii… , elus lubang kerisku ?!!!” kata Pak Deran kepada Pak Towadi yang dari tadi bengong, sementara di pangkal selangkangan nya sudah menggelembung menunjukkan batang kemaluan nya sudah berdiri tegang. Pak Towadi langsung mengelus lubang keris Pak Deran dan kembali…. “Eeeeee….. eeeeee… .eeeeehhhhh. ….eeeecccchhhg hghghg?..! !!!!” istriku mendesis. “Enak Bu Yati….?” tanya Pak Deran yang berdiri dihadapannya dan selangkangan istriku masih menempel di sarung keris itu. Istriku ngga menjawab, diam saja…… “Ooooo.. kurang enak rupanya?!!!” kata Pak Deran kemudian…. .. “Jaaa….jaaaangaaa nnnn….. , paaakkkk…. ..!!!!” rintih istriku memelas, “Singkap dastermu, Buuuu……! !!!” perintahnya. “Paaak …..oooohhhhhh. …jaaa.. ..jaaangaaannn ….paakkkk. …..!!!! ” istriku menghiba. “Ayooo .. nggak usah malu Buuu…. atau biar dia yang mencari jalannya sendiri?!” kata Pak Deran.
Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : PERAWANKU DIAMBIL PACAR dan DIRIKU HEBAT BERHASIL MEMUASKAN SI TANTE DEWI
Seperti diperintah sarung keris itupun menempel di
selangkangan istriku saat Pak Deran melepasnya dan…. “Paak ….jaaa…jaaangaa
nnnn…paaaakkkk ?.!!!!” desis istriku saat sarung itu mulai menggosok
selangkangannya kembali, sehingga pantatnya pun bergetar kembali. “Dii ?malam
ini kita nonton dulu ? biar Mbah Gandul yang nyebokin Bu Yati, malam ini punya
dia?lihat Dii ? Bu Yati menaikkan dasternya ? rupanya dia sudah kebelet….”
Kulihat istriku mendesis-desis dan mengelinjang, sementara kedua tangannya
memegang pantat nya sendiri dan menarik ke atas dasternya pelan-pelan, sehingga
mulai tersingkap paha mulusnya. Semakin lama pantatnya semakin bergetar cepat
dan selangkangannya maju mundur oleh gosokan sarung keris yang di sebut Pak
Deran, Mbah Gandul itu. Begitu dasternya tersingkap sampai pangkal pahanya,
Mbah Gandul langsung menyusup ke selangkangan istriku dan ….. “Mmmmmmpppfff
..eeecchhhh ?..bessaaaar ??oooooohhhhhh. ….!!!” desis panjang istriku. “Sudah,
Di , kita keluar biar Bu Yati malam ini milik Mbah Gandul?!!!” kata Pa Deran.
“Bu Yati, titip Mbah Gandul yaa, selamat menikmati, besok baru kami,… Oh… ya….,
besok kan ibu pulang malam?.nggak usah pake BH dan celana dalam ya kalau
pulang, nanti dibungkus dan serahkan ke saya di pos kalau pulang? biar lebih
enak ?he he he….!!! ” kata Pak Deran sambil meremas payudara istriku yang berdiri
tak berkutik dengan kedua kakinya yang terkangkang. Merekapun keluar
meninggalkan istriku yang terbengong. “Mmmpppff ….oooohhhhh. …beee.. ..besaaar
?aaamaaatttt. …!!!!” rintihnya saat kedua orang itu telah pergi. Istriku pun
berusaha duduk di kursi panjang dan rupanya dia berusaha menarik sarung keris
itu keluar tapi….. “Mbaaaah uummppfff oooooohhh… aaammmmpuuunnn. ..mmmbaaaahhh.
…. ?..!!!” istriku mendesis keras. “ooocch masuukkk ke daalaaam eeeccchh gilaaa
uummpppfff heeecchhh gilaaa ?uuuccch geliiii aaaccch koook giniiii rasanyaaaaa
uumppppccchh ennnnaaaaakkkkckccc hhhh??!!!” dan kulihat istriku mencengkeram
erat sandaran kursi dan pantat nya bergetar keras maju mundur di tempat
duduknya dan goyangan pantatnya semakin kencang, sementara keringatnya memebanjir
dan nafasnya terengah engah “Eccchhhghghghg mbaaaaah Gaaanduuull ?.
akuuuu keluaaaaar ?.!!!” istriku mengerang saat mencapai
orgasme malam itu. Tubuhnya tersungkur miring di kursi panjang dan beberapa
saat kemudian kaki nya terkangkang lebar dan tubuhnya bertumpu di kedua
tangannya melihat selangkangan nya yang digarap Mbah Gandul kembali itu.
Kembali pantatnya bergoyang sementara mulutnya mendesis-desis kenikmatan dan
nafasnya memburu keras dan…. “Mbaaah…mmmbbaahh hhh…… ..aaaa… aaaakkuuuuu. .keee…keeeelua
aaar lagiiiii ?.!!!!” dia mengerang saat mencapai orgasme keduanya dan pantat
nya tersentak-sentak. Kemudian dia duduk kembali dan berusaha berdiri dan
berjalan menuju kamar, akupun cepat-cepat rebahan di tempat tidur….
“Mas…maaasss. … bangun,….mass. …!!!!” panggil istriku “Kamu kelihatanya kok
kumal dik, tadi… ku dengar ribut-ribut diluar…..! !!” “Maas ?!!!!!” kata
istriku tersipu-sipu, sambil memelukku.. Selang seminggu kemudian, kembali Pak
Deran dan Pak Towari mendapat giliran tugas jaga Dan seperti kebiasaan yang
lalu-lalu, mereka pasti akan mampir kerumahku dengan alasan untuk minum kopi.
Sudah sejak jam 7 malam aku masuk kekamar, dengan pura-pura badan merasa ngga
enak. Begitulah kira-kira jam 9 malam, terdengar ketukan pada pintu depan dan terdengar
istriku yang masih nonton TV diruang tamu membuka pintu depan dan terdengar
suara Pa Towari dan Pak Deran… “Selamat bu Yati…. apa bapak masih bangun…?”
“Ohh…bapak ngga enak badan dan sudah masuk tidur sejak jam 7 tadi…!!!”
terdengar sahutan istriku….. “Oooo…maaf mengganggu, tapi saya hanya mampir
sebentar untuk mengambil kopi saja…!!” “Kalau begitu silakan duduk dulu, saya
akan menyediakan kopi didapur…!” sahut istriku lagi, sambil berjalan masuk
kedalam. Sesaat kemudian kudengar suara langkah kaki menyusul istriku kedapur
dan… “Bu Yati, nggak bilang suami ibu kan mengenai kejadian yang lalu…. ?..!!!”
terdengar suara Pak Towadi. Tak terdengar suara jawaban dari istriku.
Tak selang kemudian terdengar suara ribut-ribut tertahan dari arah dapur dan……. “Ooooohhhh.. ..jangan. …Jangaan paak ?!!!!!” terdengar suara menghiba “Kenapa, Bu Yati…? diam saja bu….ntar juga pasti enak kok….!!!” suara Pa Towari kembali. “Jangan pak, ampuun paaak ?.!!!” istriku semakin menghiba, kayaknya Pak Towadi semakin mendesaknya, kemudian dengan mengendap-edapa aku turun dari tempat tidur dan mengintip dari celah-celah pintu kamar…. dan….terlihat dengan cepat Pak Towadi melompat dan berdiri diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar, saat istriku akan mengatupkan kedua kakinya. “Tutup selambunya, Ran…!!!” kata nya ke Pak Deran, dan Pak Deran langsung menutup selambu dan pintu rumah. “Ayo?emut kontolku Bu Yati..” kata Pak Towadi tiba-tiba sambil mengeluarkan penisnya yang agak kecil lemas tapi panjang berbintil- bintil seperti buah pace mendekati mulut istriku. “Jaaa….jaaangaann nn paaak?.aaampun paaak ??!!!!” istriku terisak sambil memegang pergelangan tangan Pak Towadi yang menyambak rambutnya dan pantat Pak Towadi maju dan batang kemaluannya yang panjang berbintil-bintil semakin dekat dengan mulut istriku. “Lepas rambut saya paaak…!!!” isak istriku dan Pak Towadi melepas jambakannya dan istriku membuka mulutnya yang sudah dekat dengan penis Pak Towadi dan istriku mengulum penis berbintil Pak Towadi. “Sedot Bu Yati ?.wwwuhhh Raan Bu Yati pinter nyedot kontolku ?!!!” kata Pak Towadi ke Pak Deran yang juga mendekati istriku dan “Sudaaah nanti biar Bu Yati sendiri…!! !” katanya, aku tak mengerti maksud kata-kata Pak Deran, kemudian Pak Towadi mencabut penis berbintilnya dari mulut istriku dan mendorong istriku untuk duduk dibangku panjang yang ada di dapur, sementara dia duduk di kiri istriku, sedang Pak Deran dikanan istriku. “Bu Yati? gosok punyakmu sendiri ?!!” kata Pak Deran sambil memegang tangan kanan istriku ke selangkangan nya sendiri.
Baca Juga Cerita Seks Panas : KENANGAN KETIKA PERAWANKU DIRENGGUT ORANG
“Ayooo ?.!!!” kata Pak Deran lirihdan mulailah istriku
masturbasi menggosok dan mengocok bibir vaginanya sendiri sampai akhirnya bunyi
kecepak terdengar dari selangkangannya. .. “Itilmu Bu Yati…!!!” kata Pak Deran
dan istriku mengerang sendiri saat memepermainkan kelentiitnya. “Paaak ?!!!!’
istriku mendesis “Kenapa, Bu Yati…?” tanya Pak Towadi “Paaaak ?.!’ istriku
hanya mendesis “Ran Bu Yati mulai naik niih…. ,!!!” kata Pak Towadi dan Pak
Deran pun berdiri dan menuju pintu dan membukanya dan masuk kembali memegang
tali dan betapa terkejutnya aku saat Pak Deran menarik Tarzan, kontol herdernya
yang setia, yang selalu menemani mereka jaga. Istrikupun terkejut sepertiku dan
Pak Deran mengunci pintu kembali dan Pak Towadi memegang istriku yang akan
lari. “Diaam ?” bentak Pak Towadi “Jangaan paaak ?..” istriku akan mengatupkan
kakinya tapi Pak Deran sudah berdiri di depan istriku dan menahan kaki istriku
dan Tarzan, langsung menyusup di antara kaki Pak Deran yang menahan kaki
istriku dan “Aaaaaauuuuwwwwwww. ……Paaaak ?..!!!!” suara istriku mengerang saat
selangkangan nya yang gundul dijilati Tarzan. Rupanya si Tarzan sudah terlatih
merangsang wanita karena istriku memegang pinggang Pak Deran yang berdiri di
depan istriku menahan agar kaki istriku tetap terkangkang lebar “Eeeccch eeh
eeeeeecchchh ?..wwwuuucccggghhh paaaaak aaaahhcchhchchc ?” istriku mengerang
ddan mendesis keras karena jilatan Tarzan di selangkangan nya. “Gimana Ibu
Yati? Enak Ibu Yati?” kata Pak Deran terkekeh kekeh “Paaak ampuuunn adduuuuuuccch
aaduuucchh mmmppfsss paaaakkkkzzzzz ? eeh eeh eeeh eh eh?.paakk akuuu
wwwwwwuucccch ngngngngngng? ..’ istriku mengerang keras dan memegang erat
pinggang Pak Deran sedangkan pantat bahenol terangakt angkat saat orgasme
ketiganya malam itu meledak dan Tarzan dengan ganasnya terus merangsang
kelentit, bibir vagina istriku dan hanya terpaut beberapa menit istriku
mengerang kembali saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku pun
terjatuh di kursi nafasnya mendengus dengus keringatnya mengalir deras tetapi
Tarzan, si kontol herder itu terus merangsang istriku dengan jilatan jilatan
mautnya di bibir vagina istriku dan kelentit istriku dan istriku pun mengejang
dan mengerang kembali saat oergasmenya ke lima meledak.
Tubuh istriku benar benar lunglai dan Pak Deran membalikkan
tubuh istriku yang terkapar di kursi panjang dan menarik kedua kaki istriku
yang tertelungkup di lantai dan bertumpu di kedua lututnya sehingga istriku
menungging dan Tarzan rupanya sudah siap dan batang kemaluannnya yang merah
sudah membesar dan menegang langsung melompat di punggung istriku dan Pak
Towadi mengarahkan batang kemaluan Tarzan ke liang vagina istriku dan
“MMmmppppfffh paaak jangaaaaan akuuu mnmmmn nn nggaaak mauuu mmmmppfffff
.uuuucccch ucccchhh ?!!!!!” istriku mengerang saat batang kemaluan Tarzan
menerobos masuk ke liang vagina istriku dan kulihat begitu cepatnya Tarzan
mengenjotkan pantatnya sehingga istriku tak lagi dapat mengerang hanya mendesis
“wwwhhh wwwwhhhhhw wwhwhhhwhw ?..!!!!” dan bunyi kecepak-kecepak di
selangkangan istriku semakin keras “”wwwwhhhhcchh wwwccchhhh ngngngngng ?.!!!”
istriku mengejan saat orgasme dan terus entah sampai orgasme yang keberapa
hingga tampaknya istriku hampir pingsan.
ADIK DAPAT, KAKAK JUGA DAPAT
Setelah permainan cintaku dengan Evi sore itu, kami jadi
sering melakukannya apabila ada kesempatan, Kadang kami bercinta di Kamar Evi
dan kadang di kamarku. Evi yang masih berusia 22 tahun itu bercerita tentang
hilangnya kegadisannya oleh pacarnya ketika masih SMA. Menurut ceritanya dia
dijebak pacarnya untuk minum-minum ketika perayaan ulangtahunnya yang ke 17.
Ketika dia mulai mabuk dia dibawa pacarnya dan di perkosa di hotel. Tragisnya
dia diperkosa secara bergantian oleh 2 orang teman pacarnya saat itu. Paginya setelah sadar dia di antar pulang dan
pacar maupun kedua temannya menghilang entah kemana. Setelah lulus SMA akhirnya
dia memutuskan untuk kuliah di Bali jurusan hotel dan tourisme. Sejak kuliah di
Bali pun dia sudah beberapa kali melakukan sex dengan beberapa teman
kuliah-nya. Hubungan kami pun cuma sebagai teman, tidak lebih, hubungan kami
berdasarkan suka sama suka. Mungkin karena usia ku yang lebih muda. Hanya saja
aku dapat previlege untuk tubuhnya kapan saja aku mau. Hubunganku dengan Evi
pun tidak diketahui oleh Silvi kakaknya yang sudah bekerja di salah satu hotel
di kawasan Jimbaran. Silvi, tidak kalah cantiknya dengan Evi. Keduanya memiliki
kulit yang putih bersih. Silvi lebih dewasa dalam pembawaan dan enak juga
diajak ngobrol. Karena Silvi juga cantik aku sering bercanda dengan Evi
mengatakan ingin tahu rasanya bila berhubungan dengan Silvi. Evi kadang tertawa
dan kadang marah kalo aku berkata begitu. Walau marah, Evi akan hilang
kemarahannya kalau kucumu lagi. Seperti halnya sore itu, Ketika aku baru pulang
kuliah, kulihat kamar Evi terbuka tetapi tidak ada orang didalamnya.
Karena situasi kost yang sepi akupun masuk ke kamarnya dan
mendengar ada yang sedang mandi dan akupun menutup pintu kamar Evi. Sudah
seminggu lebih aku menginap di Denpasar karena sedang ujian akhir. Setelah
pintu kututup, kupanggil Evi yang ada dikamar mandi. “Vi, lagi mandi yah?
tanyaku basa-basi. Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Akupun
melanjutkan. “Kamu marah yah Vi?, Maaf yah aku gak kasih tahu kamu kalo aku mau
nginep di Denpasar. Hari ini aku mau buat kamu puas Vi. Aku akan cium kamu,
bikin kamu puas hari ini. Aku aka. “Mandi kucing kan kamu Vi mulai dari ujung
rambut hingga ujung kaki.” Rayuku. Masih tidak ada jawaban dari dalam kamar
mandi. “Vi, ingat film yang dulu kita tonton kan. Aku akan bikin kamu puas
beberapa kali hari ini sebelum kau rasakan penisku ini Vi. Aku akan cium
vaginamu sampai kau menggelinjang puas dan memohon agar aku memasukkan
penisku”. Terdengar suara batuk kecil dari dalam kamar mandi. “Vi, kututup
pintu dan gordennya yah Vi”. Akupun berbalik dan menutup gorden jendela yang
memang masih terbuka. Ketika gorden kututup, kudengar pintu kamar mandi
terbuka. Akupun tersenyum dan bersorak dalam hati. Setelah aku menutup gorden
akupun berbalik. Dan ternyata, yang ada dalam kamar mandi itu adalah Silvi,
kakak Evi, yang baru saja selesai mandi keluar dengan menggunakan bathrope
berwarna pink dan duduk diatas tempat tidur dengan kaki bersilang dan terlihat
dari belahan bathropenya.
Kaki yang putih terawat, betisnya yang indah terlihat terus
hingga ke pahanya yang putih, kencang dan seksi sangat menantang sekali untuk
dielus. Belum lagi silangan bathrope di dadanya agak kebawah sehingga terlihat
dada putih dan belahan payudaranya. Kukira ukuran Branya sedikit lebih besar
dari Evi, karena aku belum pernah menyentuhnya. “Evi sedang ke Yogya, dia
sedang Praktek kerja selama 2 bulan” Kata Silvi sambil memainkan tali
bathrope-nya. “Jadi selama ini kamu suka make love ya sama Evi, padahal aku
percaya kamu tidak akan begitu sama adikku” “Maaf Mbak, aku gak tahu kalo yang
didalam itu Mbak Silvi” Kataku sambil mataku memandang wajah Silvi. Rambutnya
yang hitam sepundak tergerai basah. Dada yang putih dengan belahan yang
terlihat cukup dalam. Paha yang putih mulus dan kencang hingga betis yang
terawat rapih. Kalau menurutku Silvi boleh mendapat angka 8 hingga 8,5. “Lalu
kalo bukan Mbak kenapa?, Kamu enggak mau mencium Mbak, buat Mbak puas,
memandikucingkan Mbak seperti yang kamu bilang tadi?” Tanya Silvi memancingku. “Aku
sih mau aja Mbak kalo Mbak kasih” Jawabku langsung tanpa pikir lagi sambil
melangkah ke tempat tidur. Sebab sebagai laki-laki normal aku sudah tidak kuat
menahan nafsuku melihat sesosok wanita cantik yang hampir pasti telanjang
karena baru selesai mandi. Belum lagi pemandangan dada dan putih mulus yang
sangat menggoda. “Kamu sudah lama make love dengan Evi, Ren?” Tanya Silvi
ketika aku duduk di sebelah kirinya. Aku tidak langsung menjawab, setelah duduk
di sebelahnya aku mencium wangi harum tubuhnya. “Tubuh Mbak harum sekali”,
kataku sambil mencium lehernya yang putih dan jenjang. Silvi menggeliat dan
mendesah ketika lehernya kucium, mulutku pun naik dan mencium bibirnya yang
mungil dan merah merekah. Silvi pun membalas ciumanku dengan hangatnya. Perlahan
kumasukkan lidahku ke dalam rongga mulutnya dan lidah kami pun saling
bersentuhan, hal itu membuat Silvi semakin hangat. Perlajan tangan kiriku
menyelusup ke dalam bath robenya dan meraba payudaranya yang kenyal. Sambil
terus berciuman kuusap dan kupijat lembut kedua payudaranya bergantian.
Payudaranya pun makin mengeras dan putingnyapun mulai naik.
Sesekali kumainkan putingnya dengan tanganku sambil terus
melumat bibirnya. Aku pun mengubah posisiku, kurebahkan tubuh Silvi di tempat
tidur sambil terus melumat bibirnya dan meraba payudaranya. Setelah tubuh Silvi
rebah, perlahan mulutku pun turun ke lehernya dan tanganku pun menarik tali
pengikat bathrope-nya. Setelah talinya terlepas kubuka bathropenya. Aku
berhenti mencium lehernya sebentar untuk melihat tubuh wanita yang akan
kutiduri sebentar lagi, karena aku belum pernah tubuh Silvi tanpa seutas benang
sedikitpun. Sungguh pemandangan yang indah dan tanpa cela sedikit pun.
Payudaranya yang putih dan tegak menantang berukuran 36 C dengan puting yang
sudah naik sangat menggairahkan. Pinggang yang langsing karena perutnya yang
kecil. Bulu halus yang tumbuh di sekitar selangkangannya tampak rapi, mungkin
Silvi baru saja mencukur rambut kemaluannya. Sungguh pemandangan yang sangat
indah. “Hh” Desah Silvi membuyarkan lamunanku, Aku pun langsung melanjutkan
kegiatanku yang tadi terhenti karena mengagumi keindahan tubuhnya. Kembali
kulumat bibir Silvi sambil tanganku mengelus payudaranya dan perlahan-lahan
turun ke perutnya. Ciumanku pun turun ke lehernya. Desahan Silvi pun makin
terdengar. Perlahan mulutku pun turun ke payudaranya dan menciumi payudaranya
dengan leluasanya. Payudaranya yang kenyal pun mengeras ketika aku mencium
sekeliling payudaranya. Tanganku yang sedang mengelus perutnya pun turun ke
pahanya. Sengaja aku membelai sekeliling vaginanya dahulu untuk memancing
reaksi Silvi. Ketika tanganku mengelus paha bagian dalamnya, kaki Silvi pun
merapat. Terus kuelus paha Silvi hingga akhirnya perlahan tanganku pun ditarik
oleh Silvi dan diarahkan ke vaginanya. “Elus dong Ren, Biar Mbak ngerasa enak
Ren” Ucapnya sambil mendesah. Bibir vagina Silvi sudah basah ketika kesentuh.
Kugesekan jariku sepanjang bibir kemaluan Silvi, dan Silvi pun mendesah.
Tangannya meremas kepalaku yang masih berada di payudaranya.
“Ahh, terus Ren”, Pinggulnya makin bergyang hebat sejalan
dengan rabaan tanganku yang makin cepat. Jari-jariku kumasukkan kedalam lubang
vaginanya yang semakn basah. “Ohh Ren enak sekali Ren”, desah Silvi makin hebat
dan goyangan pinggulnya makin cepat. Jariku pun semakin leluasa bermain dalam
lorong sempit vagina Silvi. Kucoba masukan kedua jariku dan desahan serta
goyangan Silvi makin hebat membuatku semakin terangsang. “Ahh Ren”, Silvi pun
merapatkan kedua kakinya sehingga tanganku terjepit di dalam lipatan pahanya
dan jariku masih terus mengobok-obok vaginanya Silvi yang sempit dan basah.
Remasan tangan Silvi di kepalaku semakin kencang, Silvi seperti sedang
menikmati puncak kenikmatannya. Setelah berlangsung cukup lama Silvi pun
melenguh panjang jepitan tangan dan kakinya pun mengendur. Kesempatan ini
langsung kupergunakan secepat mungkin untuk melepas kaos dan celana jeansku.
Penisku sudah tegang sekali dan terasa tidak nyaman karena masih tertekan oleh
celana jeansku. Setelah aku tinggal mengunakan CD saja kuubah posisi tidur
Silvi. Semula seluruh badan Silvi ada di atas tempat tidur, Sekarang kubuat
hanya pinggul ke atas saja yang ada di atas tempat tidur, sedangkan kakinya
menjuntai ke bawah. Dengan posisi ini aku bisa melihat vagina Silvi yang merah
dan indah. Kuusap sesekali vaginannya, masih terasa basah. Akupun mulai
menciumi vaginanya. Terasa lengket tapi harum sekali. Kukira Silvi selalu
menjaga bagian kewanitaannya ini dengan teratur sekali. “Ahh Ren, enak Ren”,
racau Silvi. Pinggulnya bergoyang seiring jilatan lidahku di sepanjang
vaginanya. Vagina merahnya semakin basah oleh lendir vaginanya yang harum dan
jilatanku. Desahan Silvi pun makin hebat ketika kumasukkan lidahku kedalam
bibit lubang vaginanya. Evi pun menggelinjang hebat. “Terus Ren”, desahnya.
Tanganku yang sedang meremas pantatnya yang padat ditariknya ke payudara.
Tnagnku pun bergerak meremas-remas payudaranya yang kenyal. Sementara lidahku
terus menerus menjilati vaginanya. Kakinya menjepit kepalaku dan pinggulnya oun
bergerak tidak beraturan. Sepuluh menit hal ini berlangsung dan Silvi pun
menalami orgasme yang kedua. “Ahh Ren, aku keluar Ren”, aku pun merasakan
cairan hangat yang keluar dari vaginanya.
Cairan itu pun kujilat dan kuhabiskan dan kusimpan dalam
mulutku dan secepatnya kucium bibir Silvi yang sedang terbuka agar dia
merasakan cairannya sendiri. Lama kami berciuman, dan perlahan posisi penisku
sudah berada tepat didepan vaginanya. Sambil terus menciumnya kugesekkan ujung
penisku yang mencuat keluar CD ku ke bibir vaginanya. Tangan Silvi yang semula
berada disamping bergerak ke arah penisku dan menariknya. Tangannya mengocok
penisku perlahan-lahan. “Besar juga punya kamu Ren, panjang lagi” Ucap Silvi di
sela-sela ciuman kami. Sambil masih berciuman aku melepaskan CDku sehingga
tangan Silvi bisa leluasa mengocok penisku. Setelah lima menit akupun menepis
tangan Silvi dan menggesekkan penisku dengan bibir vaginanya. Posisi ini lebih
enak dibandingkan dikocok. Perlahan aku mulai mengarahkan penisku kedalam
vaginanya. Ketika penisku mulai masuk, badan Silvi pun sedikit terangkat.
Terasa basah sekali tetapi nikmat. Lobang vaginanya lebih sempit dibandingkan
Evi, atau mungkin karena lubang vaginanya belum terbiasa dengan penisku. “Ahh
Rensha.. Begitu sayang, enak sekali sayang” Racaunya ketika penisku bergerak
maju mundur. Pinggul Silvi pun semakin liar bergoyang mengimbangi gerakanku.
Akupun terus menciumi bagian belakang lehernya. “Ahh..” desahnya semakin
menjadi. Akupun semakin bernafsu untuk terus memompanya. Semakin cepat gerakanku
semakin cepat pula goyangan pinggul Silvi. Kaki Silvi yang menjuntai ke bawah
pun bergerak melingkari pinggangku. Akupun mengubah posisiku sehingga seluruh
badan kami ada di atas tempat tidur. Setelah seluruh badan ada diatas tempat
tidur, akupun menjatuhkan dadaku diatas payudara besar dan kenyalnya. Tanganku
pun bergerak ke belakang pinggulnya dan meremas pantatnya yang padat. Goyangan
Silvi pun semakin menjadi-jadi oleh remasan tanganku di pantatnya. Sedangkan
pinggulku pun terus menerus bergerak maju mundur dengan cepat dan goyangan
pinggul Silvi yang semakin liar. “Ren.. Kamu hebat Ren.. Terus Ren.. Penis kamu
besar keras dan panjang Ren.. Terus Ren.. Goyang lebih cepat lagi Ren..” begitu
racau Silvi di sela kenikmatannya.
Aku pun semakin cepat menggerakkan pinggulku. Vagina Slvi
memang lebih enak dari Evi adiknya. Lebih sempit sehingga penisku sangat
menikmati berada di dalam vaginanya. Goyangan Silvi yang makin liar, desahan
yang tidak beraturan membuatku semakin bernafsu dan mempercepat gerakanku.
“Mbak aku mau keluar Mbak” Kataku. “Di dalam aja Ren biar enak” desah Silvi
sambil tangannya memegang pantatku seolah dia tidak mau penisku keluar dari
vaginanya sedikitpun. “Ahh” Desahku saat aku memuntahkan semua cairanku kedalam
lubang rahimnya. Tangan Silvi menekan pantatku sambil pinggulnya mendorong
keatas, seolah dia masih ingin melanjutkan lagi, matanya pun terpejam. Aku pun
mencium bibir Silvi. Dengan posisi badanku masih diatasnya dan penisku masih
dalam vaginanya. Mata Silvi terbuka, dia membalas ciuman bibirku hingga cukup
lama. Badannya basah oleh keringatnya dan juga keringatku. “Kamu hebat Ren, aku
belum pernah sepuas ini sebelumnya” Kata Silvi. “Mbak juga hebat, vagina Mbak
sempit, legit dan harum lagi.” Ucapku. “Memang vagina Evi enggak” senyumnya
sambil menggoyangkan pinggulnya. “Sedikit lebih sempit Mbak punya dibanding
Evi” jawabku sambil menggerakkan penisku yang masih menancap di dalamnya.
Tampaknya Silvi masih ingin melanjutkan lagi pikirku. “Penis
kamu masih keras Ren?” tanya Silvi sambil memutar pinggulnya. “Masih, Mbak
masih mau lagi?” tanyaku “Mau tapi Mbak diatas ya” Kata Silvi. “Cabut dulu Ren”
Setelah dicabut, mulut Silvi pun bergerak dan mencium penisku, Silvi mengulum
penisku terlebih dahulu sambil memberikan vaginanya padaku. Kembali terjadi
pemanasan dengan posisi 69. Desahan-desahan Silvi, vagina Silvi yang harum
membuatku melupakan Evi sementara waktu. Hari itu sejak pukul lima sore hingga
esok paginya aku bercinta dengan Silvi, entah berapa kali kami orgasme. Dan itu
pun berlangsung hampir setiap malam selama Evi belum kembali dari Praktek
Kerjanya di yogya selama 2 bulan lebih. Kupikir mumpung Evi tidak ada kucumbu
saja kakaknya dulu. Demikianlah cerita seks panas PARA PERONDA MALAM dan KAKAK
BERADIK DAPAT oleh cerita sex hot