Pemaksaan Tingkat Tinggi | Sang Pakar

Author:

Secara fisik aku adalah gadis
yang menarik dengan tinggi tubuh sekitar 175 cm, langsing dan seksi
(karena rajin ikut senam dan fitness), berwajah lonjong dan berparas
melankolis, berambut hitam legam panjang lurus sebahu (ciri khas wanita
chinese) serta berkulit putih mulus tanpa cacat sedikit pun dengan
puting payudara berwarna merah jambu dan bulu kemaluan tipis agak
jarang. Kejadian ini bermula ketika aku baru saja usai pulang dari
ruang baca skripsi (tempat kumpulan skripsi alumni) perpustakaan
setelah selesai menyusun beberapa bab skripsi yang harus kuperbaiki
tatkala siang tadi usai menghadap dosen pembimbing skripsiku. Saat itu
keadaan sudah gelap (pukul 19.00) dan kantin pun sudah tutup, praktis
tidak ada lagi mahasiswa yang nongkrong di kantin dan kalaupun ada
hanya sebagian kecil saja sehingga aku pun memutuskan untuk langsung
menuju ke lapangan parkir khusus mahasiswa yang berada disamping kampus.
Tempat
parkir sudah agak sepi, hanya tersisa beberapa mobil saja milik
mahasiswa S2 ataupun S1 yang kebetulan masih ada jadwal kuliah malam.
Kebetulan mobilku tadi siang mendapat tempat parkir agak jauh ke sudut
lapangan parkir. Lapangan parkir itu sendiri sebenarnya adalah tanah
kosong yang ditimbun oleh batu dan pasir serta dikelilingi oleh pagar
seng yang tertutup rapat sehingga tidak dapat dilihat oleh orang dari
luar. Mobilku adalah Suzuki Escudo berwarna gelap keluaran terakhir
yang kebetulan sempat dibeli oleh Papaku sebelum krismon berawal. Di
jajaran mobil yang parkir terlihat hanya ada tinggal 3 mobil lagi yakni
satu Toyota kijang berwarna biru gelap dan satu Panther long chassis
berwarna hijau gelap serta sebuah Feroza berwarna hitam dimana posisi
ketiganya adalah tepat mengelilingi mobilku. Feroza ada tepat dipojok
lapangan parkir yang berarti berada tepat di sebelah kiri mobilku,
sedangkan Kijang ada di sebelah kanan dan Panther tersebut ada di depan
mobilku dengan posisi parkir paralel sehingga menghalangi mobilku
keluar. Aku terus terang agak kesal karena selain sudah lelah dan
banyak masalah sehubungan dengan skripsiku, eh…, ternyata malam-malam
begini masih harus mendorong mobil lagi.
Aku berjalan sedikit
setelah sebelumnya meletakkan tas dan buku serta diktat beserta bahan
skripsi di mobil, aku melihat-lihat kalau-kalau masih ada tukang parkir
atau satpam di gerbang masuk parkiran yang tidak seberapa jauh. Sebab
gerbang keluar parkiran sangat jauh letaknya dari posisi mobilku.
Ternyata gerbang masuk telah tertutup dan dirantai sehingga untuk
mencari orang aku harus menuju ke gerbang keluar. Karena agak malas
jalan aku pun terpaksa kembali ke mobil dan berinisiatif mendorong
Panther tersebut sendirian. Dengan agak bingung aku letakkan telapak
tangan kiriku di belakang mobil tersebut sementara tangan kanan di sisi
kanan mobil. photomemek.com Ternyata Panther tersebut tidak bergerak sama sekali. Aku
curiga jangan-jangan pemiliknya telah memasang rem tangan sebelumnya.
Karena itu aku berniat mengempiskan ban mobil sialan itu. Saat sedang
asyik berjongkok dan mencari posisi pentil ban belakang sebelah kanan
Panther tersebut, mendadak aku merasakan kehadiran orang di dekatku,
tatkala aku menoleh ternyata orang tersebut adalah Lexy teman
sekampusku yang sebelumnya sudah lulus namun pernah satu kelas denganku
di MKDU.
Lexy adalah seorang pria kelahiran Sumatera berbadan
hitam tinggi besar (185 cm / 90 kg), dengan perut buncit, berwajah
jelek (mukanya terus terang hancur banget penuh parut karena bekas
jerawat) dengan gigi agak tonggos dan kepala peyang serta bermata
jereng keluar. Tak heran kalau banyak gadis-gadis sering menjadikannya
bahan olok-olokan dalam canda mereka karena keburukan wajahnya namun
tanpa sepengetahuannya, sebab selain wajah Lexy sangat sangar, dia juga
dikenal berkawan dengan banyak pentolan kampus dan juga kabarnya
memiliki ilmu hitam. Namun dia juga dikenal sangat pede, dan itulah
yang menjadikannya olok-olokan bagi para gadis karena dia tidak pernah
malu-malu menatap wanita cantik yang disukainya dengan berlama-lama.
Terus
terang jantungku agak berdegup karena perasaanku merasa tidak enak,
terutama karena aku mengetahui bahwa Lexy selama ini sering menatapku
berlama-lama dan caranya menatapku terasa sangat menelanjangi,
seolah-olah ingin memperkosaku. Namun aku berusaha bersikap tenang agar
tidak menimbulkan akibat buruk karena menurut teman-teman, jika kita
terlihat tenang maka lawan kita cenderung ragu untuk berniat jahat.
Namun ternyata Lexy tidak berbuat apa-apa dan hanya berkata, “Ada yang
bisa saya bantu, Ling?”, “Ehh…, nggg…, anu…, ini mobil sialan
diparkir begini, mana susah lagi dorongnya”, sahutku agak canggung.
“Mari saya bantu, kamu pegang samping kanan ini yach”, ujar Lexy
memberi aba-aba agar aku berada di belakang samping kanan Panther
sialan itu. Tatkala aku sedang dalam posisi siap mendorong dari arah
kiri, kutengokkan kepala ke arah kiri, ternyata Lexy tidak berada pada
posisi belakang mobil itu melainkan berada tepat di belakangku dan
tangannya dengan cepat telah berada di atas tanganku dan jemarinya
telah meremas jemariku dengan lembut, mesra namun kuat. “Ehhhh …
apa-apaan nih Lex?”, ujarku panik. Namun Lexy dengan tenang dan lembut
malah menghembuskan nafasnya di balik telingaku dan membisikkan sesuatu
yang tidak jelas (mungkin sejenis mantera) lalu menambahkan “Aku
mencintaimu Mei Ling”, ujarnya lembut. Mendadak aku merasa lemas, namun
aku masih sempat berucap “Lepaskan aku Lex, kamu ini udah gila kali?”,
ujarku lemah. fantasiku.com Tapi aku semakin tak berdaya melawan hembusan lembut di
belakang telingaku dan kecupan mesranya di belakang leherku tepatnya di
bulu-bulu halus tengkukku. Nampaknya Lexy menggunakan sejenis pelet
tingkat tinggi yang mampu membuatku tak berdaya dan hanya bisa pasrah
menikmati tiap cumbuannya.
Makin lama cumbuan Lexy semakin hebat
dan herannya aku yang biasanya sangat jijik kepadanya seperti
terbangkitkan gairah birahiku, apalagi Lexy tidak hanya mencium pundak,
tengkuk dan telingaku saja, namun tangannya juga telah mulai bermain
mengusap-usap daerah terlarang milikku. Yah, tangan kiri Lexy telah
mengeluarkan kemejaku dari balik celana jeans yang kukenakan dan masuk
ke balik celanaku hingga menembus celana dalamku dan mengusap-usap
dengan lembut bukit kemaluanku. Aku hanya bisa mendesah lemah dan mulai
merasakan rangsangan yang demikian kuat. Mendadak Lexy menarik dan
membimbingku ke arah mobilku dan tangannya menarik pintu belakang
sebelah kanan mobilku yang memang tidak sempat kukunci. Lantas ia
merebahkanku di jok tengah Escudo milikku dan merebahkan sandarannya.
Kemudian ia mendorong tubuhku ke dalam dan menekuk kakiku hingga posisi
kakiku terlipat ke atas sehingga dengan mudahnya kemaluanku terkuak dan
pahaku miring ke samping. Lantas dengan segera Lexy menutup pintu dan
mengambil kunci mobilku serta menguncinya dari dalam melalui central
lock di pintu depan.
Aku semakin tidak berdaya dengan usapannya
di kemaluanku apalagi dia telah membuka kancing, gesper dan ritsluiting
celana jeansku dan tangannya telah menarik turun celana dalamku.
Kemudian Lexy menarik dengan cepat celana jeansku lalu kemudian menarik
lagi celana dalamku hingga terlepas semuanya. Aku selama itu hanya bisa
pasrah lemas tidak tahu mengapa, mungkin akibat mantera miliknya yang
begitu dahsyat. Mungkin juga karena diriku telah dilanda birahi yang
sangat hebat karena terus terang, aku memang begitu mudah terangsang
sehingga itu pula yang menyebabkan aku telah kehilangan keperawanan di
tangan mantan kekasihku di awal masuk kuliah dulu. Namun di luar itu
semua yang kurasakan adalah kenikmatan yang teramat sangat karena
selanjutnya bukan lagi jemari Lexy yang bermain pada permukaan kemaluan
dan klitoris serta pada daerah G-Spot milikku, namun kini justru
giliran lidahnya bermain-main di sana dengan kemahiran yang sangat luar
biasa jauh daripada yang mampu dilakukan oleh mantan kekasihku.
Sehingga tanpa kusadari, aku justru mencengkeram kepala Lexy dan
menekannya ke arah kemaluanku agar rangsangan yang kuterima semakin
kuat.
Namun rupanya Lexy bukan sembarang pria jantan biasa,
tampaknya ia begitu mahir atau justru tengah dikuasai oleh hawa nafsu
iblis percabulan (kudengar orang-orang pemilik ilmu hitam, hawa
nafsunya adalah murni hawa nafsu iblis) sehingga ia bukan saja
memainkan lidahnya ke sekitar klitoris dan daerah G-Spot milikku, namun
juga mulutnya mampu menghisap dan lidahnya memilin-milin klitorisku
sehingga tanpa kusadari aku semakin diamuk birahi dan memajukan
kemaluanku sampai menempel ketat di wajahnya. Dan sungguh mengejutkan,
tiba-tiba desakan kenikmatan melanda seluruh diriku, membuat badanku
terlonjak-lonjak akibat perasaan nikmat yang dahsyat yang melingkupi
diriku, perasaanku seakan melayang-layang dan denyutan-denyutan nikmat
terasa pada bagian dalam kemaluanku. Aku mengalami orgasme untuk
pertama kalinya hanya dengan oral sex dari seorang pria, padahal mantan
kekasihku hanya mampu membuatku orgasme setelah mengkombinasikan oral
sex dengan persetubuhan dan itu memakan waktu yang cukup lama. Tubuhku
terus mengejan dengan kuat dan kurasakan vaginaku sangat basah dan aku
serasa melayang diawang-awang dengan pahaku yang membekap erat wajah
dan kepala Lexy.
Beberapa saat kemudian kurasakan tangan Lexy
membelai lembut pahaku dan membukanya dengan lembut namun kuat
(sebenarnya sejak aku mengalami orgasme akibat dioral oleh Lexy, aku
sudah menganggap lembut segala perlakuannya mungkin karena sudah pasrah
dan dibuat puas kali). Dan aku hanya bisa menatapnya dengan sayu yg
sungguh kali ini bukan tatapan sayu bohong-bohongan seperti yg
dilakukan teman-temanku kalau lagi berusaha memikat cowo idamannya
namun aku menatap demikian akibat pengaruh orgasme dan rasa lemas namun
nikmat yang masih terasa melanda sekujur tubuhku. Saat itu kuperhatikan
bahwa Lexy pun mulai membuka kemeja lengan pendeknya dan tanpa kusadari
akupun ikut melucuti kaos singlet miliknya serta membantunya membukakan
ritsluiting celananya yang dengan sigap diikuti oleh gerakan cepat dari
tangan Lexy yang langsung menurunkan celana luar beserta celana
dalamnya.
Aku terus terang sungguh sangat terkejut melihat
“senjata kejantanan” milik Lexy yang sangat besar dan panjang berwarna
coklat agak gelap dengan diameter yang terus terang akupun agak ngeri
untuk memegangnya. Terus terang aku sempat berfikir kemaluanku bakal
terasa sakit seandainya dia benar-benar menyetubuhiku, namun ternyata
itu semua hanyalah khayalanku belaka, karena Lexy tidak langsung
menghunjamkan “rudal”-nya itu ke dalam kemaluanku namun layaknya
seorang gentleman ia mengusap-usap dulu kemaluanku yang sudah basah itu
dengan ujung kemaluannya hingga aku kegelian dan terangsang kembali dan
dengan dibantu oleh jari-jari Lexy yang juga bermain didaerah G-Spot-ku
serta diclitorisku akupun dibuat semakin becek dan siap untuk dimasuki.
Dan ketika aku mulai semakin mendeash-desah, Lexy pun dengan sigap
memasukan batangannya ke dalam lubang kemaluanku namun tidak semuanya
hanya sebagian ujungnya saja (bagian apa ya namanya, palkon kali ya?)
Setelah itu karena dilihatnya aku agak sedikit meringis (terus terang
saat itu agak terasa sedikit sakit selain karena aku sudah lama tidak
bersenggama sejak putus dari mantanku, juga karena ukuran Lexy yang
agak besar) Lexy diam sejenak, setelah dilihatnya ekspresi wajahku
sudah normal kembali, ia pun mulai bergoyang memaju-mundurkan
senjatanya namun dengan sedikit demi sedikit, jadi tidak langsung
amblas main tancap seperti yang dilakukan oleh mantan kekasihku.
Aku
pun mulai merasakan sedikit nyaman dengan ukuran “senjata” Lexy dan
perlahan-lahan kembali terangsang dan dapat menikmatinya. Namun harus
kuakui Lexy ternyata benar-benar seorang pria yang sangat gentle dan
juga jantan, ia tidak saja begitu lembut “memerkosa” diriku namun juga
sangat memperhatikan kenyamanan dan kepuasanku, bagaimana tidak, jika
dibandingkan dengan mantan pacarku yang pernah tidur denganku, Lexy
seperti-nya sungguh mengerti keinginanku. Ia tidak saja perlahan-lahan
dan dengan penuh kelembutan “memerkosa” diriku namun juga aktif
membantu merangsang diriku hingga aku benar-benar sangat terangsang
sehingga walaupun ukuran kejantanannya menurutku sangat menyeramkan,
namun aku tidak merasa sakit dan dapat menikmatinya.
Seiring
semakin terangsangnya diriku, Lexy pun perlahan-lahan mulai semakin
dalam menancapkan kemaluannya. Akupun semakin lama semakin horny dan
semakin tidak kuat lagi menahan desakan kenikmatan yang makin memuncak
dan semakin tidak tertahankan itu. Hingga akhirnya merasa menyentuh
awang-awang dan merasakan kenikmatan yang sungguh tidak pernah kualami
sebelumnya dengan para kekasihku, tanpa sadar aku melenguh keras
“Ooooahh…, Lexyyyyy..”, dan akupun meremas kuat belakang kepalanya
dan menjepit erat pinggangnya dengan kedua paha dan kaki sekuat-kuatnya
dan juga mengangkat pinggulku hingga kemaluanku berhimpit kuat dengan
kemaluannya dan yang masih kuingat adalah saat itu diriku terasa basah
dan nikmat sekali. Basah baik pada lubang kemaluanku maupun sekujur
tubuhku yang penuh oleh peluh keringatku maupun keringat dan cairan
liur Lexy (ia sangat aktif menjilati sekujur tubuhku baik leher hingga
ke payudaraku). Dan selanjutnya akupun terbaring lemas tak berdaya,
namun Lexy tidak meneruskan perbuatannya walaupun ia belum mencapai
orgasme, tapi justru beristirahat sambil menunggu diriku siap kembali
sungguh ia laki-laki yang tahu diri tidak egois seperti pria-pria
lainnya walaupun sebagai orang yang sedang memperkosaku ia sebenarnya
punya “hak” berbuat sesukanya tapi ternyata bisa dibilang ia adalah
“pemerkosa yang baik hati” yang pernah singgah dalam hidupku.
Setelah
beristirahat sejenak dan melihat kondisiku yang sudah agak pulih, Lexy
mulai meneruskan aksinya yang tertunda tadi. Pada babak berikut ini,
gaya permainannya diubah, sekarang ia melakukan serangan dengan tehnik
“Total Foot Ball. Gaya serangannya menggebu-gebu dan tekanan-tekanan
penisnya benar-benar mengarah pada sasaran-sasaran strategis pada liang
kemaluanku. Setiap kali Lexy menancapkan penisnya yang besar itu
kedalam lubang kemaluanku, maka tekanan penisnya menarik seluruh bibir
kemaluanku melesak kedalam, sehingga klitorisku pun ikut tertekan masuk
dan tergesek-gesek dengan batang penisnya yang dilingkari oleh
urat-urat menonjol. Hal ini membuatku menggelinjang-gelinjang nikmat,
“Aaagghhh…, aaddduuhh…, Leexxx…, peeelllannn-peellannn…,
doongg…!”, akan tetapi kali ini Lexy tidak mengurangi
serangan-serangannya, tempo permainannya malah ditingkatkan, semakin
aku menggeliat-geliat, semakin menggebu-gebu Lexy memompakan
kemaluannya ke dalam liang vaginaku.
Kali ini aku benar-benar
dipermainkan habis-habisan oleh Lexy. Perasaan nikmat dan rasa geli
telah merambat dari daerah bagian bawah badan keseluruh tubuhku,
sehingga perasaanku serasa melayang-layang bagaikan layang-layang yang
putus talinya, terbang melayang dipermainkan angin. Perasaan nikmat dan
geli akhirnya tidak tertahan lagi dan, “…Leeeeexxxxx…, aakkkuuu…,
aakkkaaann meeelleedaakkkk…, aaauuuggghhh…, ooohhhh….!!”, dengan
suatu desahan panjang disertai kedua pahaku mengejang dengan keras
menjepit melingkari pantat Lexy, aku mencapai orgasme yang hebat dan
pada saat bersamaan Lexy juga mencapai klimaksnya dan dengan pelukan
yang sangat erat pada badanku, Lexy mendorong pantatnya kuat-kuat,
menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga kemaluannya amblas keseluruhan
ke dalam liang vaginaku, sambil meyemprotkan cairan kental hangat ke
dalamnya. Semprotan demi semprotan kuat dari cairan hangat kental
tersebut terasa memenuhi seluruh rongga-rongga di dalam relung
vaginaku, menimbulkan perasaan sensasi yang datang bertubi-tubi melanda
diriku, benar-benar suatu kenikmatan sempurna yang tidak dapat
digambarkan dengan kata-kata.
Kami berdua berpelukan erat-erat
selama beberapa detik, sambil menghayati denyutan-denyutan pada
kemaluan kami masing-masing. Setelah melewati puncak kenikmatan
tersebut, maka kami terkapar dalam keadaan lemas sambil tetap
berpelukan dengan erat. Dengan perlahan-lahan suatu kesadaran mulai
merambati pikiranku, seperti awan yang ditiup angin, aku mulai
menyadari apa yang sedang terjadi pada diriku. Kesadaranku mulai pulih
secara perlahan-lahan dan menyadari bahwa aku baru saja melakukan
persetubuhan yang seru dengan Lexy, orang yang selama ini aku anggap
sebagai preman di kampus yang tidak pantas diajak sebagai seorang
teman. Sambil masih telentang di atas jok mobil aku mencoba
menganalisis mulai dari kejadian yang pertama, dan segera menyadari
bahwa aku telah dikerjai Lexy dengan ilmu hitamnya. Menyadari itu, aku
mencoba memberontak dan mendorong Lexy dari atas tubuhku, akan tetapi
Lexy justru semakin kuat mendekapku, Lexy terus membujuk dan
mengelus-elus seluruh tubuhku, sehingga tak berselang lama kemudian aku
terlena lagi dan babak kedua “pemerkosaan” itu terjadi lagi, bahkan
lebih seru dan lebih mengasyikan daripada sebelumnya. Aku benar-benar
tidak peduli lagi, apakah ini disebabkan oleh ilmu hitam Lexy atau
apapun, akan tetapi yang jelas ini suatu persetubuhan yang sangat
mengasyikkan. Karena itu kulayani permainan Lexy kali ini bahkan dengan
tidak kalah serunya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

TAMAT