Pengalaman Seksku Dengan Nisa Tetangga ku – Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2005, Rumah kost yang ku tempati hanya terisi dua kamar, satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Aryo yang berasal dari Yogyakarta. Mas Aryo umurnya 2 tahun diatasku jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Nisa seumuran denganku. Nisa orangnya manis putih tinggi dan selalu bisa membuatku nafsu kepadanya meski dia sudah berkeluarga.
Mas Aryo adalah seorang penggangguran. Jadi untuk keperluan rumah tangga Nisa-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket. tentunya keluarga macam ini sering cek-cok. Nisa mengganggap Mas Aryo orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok.
Mas Aryo pun sering membalas omelan-omelan Nisa dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu. Suatu saat, Mas Aryo dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Nisa senangnya bukan main mendengarnya.
Pada malam itu, aku ngobrol dengan Nisa dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara muter-muter sambil bermain maklum umur segitu masih lucu- cucunya. “Sekarang sepi ya, Nit….nggak ada Mas Aryo.” kataku “Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Aryo nggak ada.” Keluh Nisa kepadaku. “Emangnya Kenapa?” tannyaku. “Mas Aryo tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. wajar kan kalo aku minta duit ke Mas Aryo? Aku kan istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Aryo bisa nabung!!!” Dia jawab dengan marah- marah. “Sabar ya…” Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo’. “Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Aryo hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran.” Keluhnya. “Udah…jangan berandai- andai….biarkan hidup mengalir saja.” Jawabku sekenanya.
“Mas, ….. Tiba-tiba Nisa duduk disebelahku mengapit tanganku dan menyandarkan kepalanya. Aku sungguh terkejut. Aku tahu Nisa butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali WaNita semanis Nisa disia-siakan oleh laki-laki. Tapi Aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap waNita. Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Nisa apalagi ibu kostku sedang menjenguk kelarganya di Surabaya selama seminggu dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift malam di sebuah Mall. Yuhuyyy…akhirnya kesempatan itu tiba!!!
Kutoleh Nisa yang saat itu sedang memakai daster, tanpa basa basi aku langsung merengkuh tubuh Nisa yang montok itu kedalam pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tipis itu. Nisa memeluk tubuhku erat erat, Nisa sangat pandai memainkan lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup diantara bibirku. Tanganku asyik meremas susu Nisa yang tidak seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nisa memejamkan matanya karena geli. Dengan sigap aku menarik daster Nisa, dan ternyata Nisa sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya itu, ternyata Nisa memang sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku. Tubuh Nisa benar benar aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya semampai, putih dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah vagina yang tak berambut mencembung. “Eh gimana kalo si Rara bangun?” tanyaku. “Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM.” Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar persiapan yang sempurna.
Ketika kubentangkan bibir vaginanya, itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar. ketika kusentuh dengan lidahku, Nisa langsung menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku sehingga penisku yang sepanjang 12 cm langsung mengangguk angguk bebas. Ketika kudekatkan penisku ke wajah Nisa, dengan sigap pula Nisa menggenggamnya dan kemudian mengulumnya. Kulihat bibir Nisa yang tebal itu sampai membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nisa sepertinya sengaja memamerkan kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum penisku ia berkali kali melirik kearahku.
Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis Nisa ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nisa yang sudah berbaring itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya, maka Nisa melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya. Setelah aku berbaring dengan agak tergesa gesa Nisa merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling penisku, semuanya dijilatinya, bahkan Nisa dengan telaten menjilati penisku yang membuat aku benar benar blingsatan. Aku hanya dapat meremas remas susu Nisa serta membelai vaginanya dengan jariku. Aku sudah tak tahan dengan kelihaian Nisa ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nisa tak memperdulikanku malahan ia makin lincah mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya yang hangat itu.
Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar yang disambut Nisa dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas. Ketika Nisa merasa kalau air maniku sudah habis keluar semua, dengan pelan pelan dia melepaskan kulumannya, sambil tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan oleh Nisa. Nisa langsung berbaring disampingku dan berbisik “Mas Tedy diam saja ya, biar saya yang memuaskan Mas !” Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu. Dengan tubuh telanjang bulat Nisa mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu, pijatan Nisa benar benar nyaman, apalagi ketika tangannya mulai mengurut penisku yang setengah ngaceng itu, tanpa dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng lagi, mungkin karena memang karena aku masih kepengen main beberapa kali lagi maka nafsuku masih bergelora.
Aku juga makin bernafsu melihat susu Nisa yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba vaginanya ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nisa juga masih bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem . Melihat penisku yang sudah tegak itu, Nisa langsung mengangkangi aku dan menepatkan penisku diantara bibir vaginanya, kemudian pelan pelan ia menurunkan pantatnya sehingga akhirnya penisku habis ditelan vaginanya itu. Setelah penisku habis ditelan vaginanya, Nisa bukannya menaik turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya pelan pelan sambil sesekali ditekan, aku merasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nisa.
Setiap kali Nisa menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung penisku itu. Putaran pantat Nisa membuktikan kalau Nisa memang jago bersetubuh, penisku rasanya seperti diremas remas sambil sekaligus dihisap hisap oleh dinding vagina Nisa. Hebatnya vagina Nisa sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah Nisa sama sekali tak terangsang oleh permainan ini. Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa Nisa juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya yang memerah, serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu.
Aku makin lama makin tak tahan dengan gerakan Nisa itu, kudorong ia kesamping sehingga aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan vaginanya. Begitu posisiku sudah diatas, langsung kutarik penisku dan kutekan sedalam dalamnya memasuki vagina Nisa. Nisa menggigit bibirnya sambil memejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga penisku berhasil masuk kebagian yang paling dalam dari vagina Nisa. gerakanku sudah mulai tak teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung penisku, sementara Nisa sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku.
Mulutku menciumi susu Nisa dan menghisap pentilnya yang kaku itu, ketika Nisa memintaku untuk menggigiti susunya, tanpa pikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah, Nisa makin keras merintih rintih, kepalaku yang menempel disusunya ditekan keras keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat itulah tanpa permisi lagi kurasakan vagina Nisa mengejang dan menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang penisku. Ketika aku mau menarik pantatku untuk memompa vaginanya, Nisa dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari vagina sementara pantatnya bergoyang terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya. Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nisa menanyaiku apakah aku sudah keluar, ketika aku menggelengkan kepala, Nisa menyuruhku mencabut penisku. Ketika penisku kucabut, Nisa langsung menjilati penisku sehingga cairan lendir yang berkumpul disitu menjadi bersih.
Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Melani Ayam Kampus Cantik Yang Gila Seks
Penisku saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling batang penisnya. Nisa sesekali menjilati ujung penisku dan juga buah pelirku. Ketika Nisa melihat penisku sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan penisku. Aku menggigit bibirku merasakan sempit serta hangatnya vagina Nisa, ketika penisku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nisa menyuruhku memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku pelan pelan sekali. Kurasakan betapa ketatnya dindingvagina Nisa menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan penisku, aku menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap. Nisa menggigit pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar aku meneruskan permainanku.
Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi menggerakkan penisku menyelusuri vagina Nisa itu, dasar sudah lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Nisa juga mencengkeram pundakku. Aku jadi loyo setelah dua kali memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga lagi aku terguling disamping tubuh Nisa, kulihat penisku yang masih setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nisa langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar mengambil air dan dibersihkannya penisku. Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang lelah, pijatan Nisa benar benar enak, sambil memijat sesekali dia menggigiti punggungku dan pantatku.
Aku benar benar puas menghadapi perempuan satu ini. Aku tertidur cukup lama, ketika terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Nisa terus memijit tubuhku. Ketika aku membalikkan tubuhku, ternyata Nisa masih saja telanjang bulat, penisku mulai ngaceng lagi melihat tubuh Nisa yang sintal itu, tanganku meraih susunya dan kuremas dengan penuh gairah, Nisapun mulai meremas remas penisku yang tegang itu. “Yuk kita ke kamar mandi” ajakku “Sapa takut…..” Aku menarik tangan Nisa keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam. ” Nit…kamu seksi banget..” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nisa membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Nisa mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat.
Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena sudah menjelang pagi. Nisa mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Nisa ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin- milinnya dengan kuat. Kumasukan dua jari tanganku ke dalam vaginanya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam vaginanya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat dengan dinding rumhah tetangga.
Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati vaginanya. ” Ahhh…ahhh….Mas… Arghhhh..uhhh….Maaasss….” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari- jariku makin mengocok vaaginanya. Semenit kemudian, Nisa benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat. Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum penisku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Nisa melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.
Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Nisa tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh…gitu Mas..gigit seperti itu…aghhh…” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Nisa makin terangsang.Penisku terus memompa liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit… Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nisa merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku. ” Ah Maass…Ehmm… Arghh…Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh…” Nisa orgasme untuk kesekian kalinya dan terkulai ke bahuku.
Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap toilet. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Nisa tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk penisku ke liangnya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak- acakan. Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. Penisku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap- ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Nisa naik turun sesuai irama kocokanku, dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.
Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya. “Nisa..aku juga mau keluar nih….” ” oh tahan dulu…kasih aku….penismu….tahan!!!! “Nisa langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok penisku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Nisa menyedot penisku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok penisku dengan gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Nisa berlutut dan menjilati seluruh penisku dengan rakus. Setelah Nisa menjilat bersih penisku, ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan- lahan membuka pintu kamar mandi. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang. Setelah kejadian itu aku sama Nisa semakin gila- gilaan dalam bermain seks sampai dengan ibu kosku kembali dari Surabaya tentunya aku hanya bisa melakukannya di malam hari
Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Sasa Si Presenter Acara Reality Show Yang Montok
Ngentot Dengan Kedua Temanku Yang Sange
Kisah ini berawal dari aku yang sedang jalan-jalan dan bertemu Janda seksi binal, badanya singset seperti gitar spanyol. Penasaran ? mari kita simak..
Saya mempunyai seorang temen cewek, sebut saja namanya Vera. Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yg melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Vera mempunyai tinggi kurang lebih 168 cm, 50 kg dan menggunakan bra ukuran 34B (hal itu saya ketahui ketika saya ML sama dia), dan kulitnya kuning langsat. dgn wajah layaknya cewek kampus, dan tidak terlihat sama sekali kalau dia juga seorang pecinta sex bebas, sama seperti saya.
Beruntung saya memiliki wajah dan badan yg cukup lumayan, sehingga saya tidak mengalami kesulitan dalam mencari teman untuk melepas birahi, apalagi ditambah dgn ukuran saya yg boleh dibilang lebih dari rata-rata. Wajar saja kalau teman cewek saya rajin mengontak saya disaat mereka butuh dan begitupun juga sebaliknya.
Suatu hari, Vera menelpon saya. Dia cerita bahwa dia punya teman kost baru, dan cakep pula. Dia juga bilang kalau temannya itu mirip artis ternama di ibukota, yg namanya sudah terkenal. Dia janji mau mengenalkan saya ke dia. Maka kemudian saya dan Vera membuat suatu janji pertemuan di hari Sabtu.
Pada hari yg telah di janjikan, saya telah membuka sebuah kamar di daerah Juanda, dan seperti yg telah direncanakan, Vera datang membawa seorang temannya yg bernama Nia.
“Tok.. tok.. tok..!” 3 kali saya dengar ketokan pintu, maka secara otomatis saya membukakan pintu.Begitu pintu terbuka, terlihatlah Vera yg sedang tersenyum kepada saya, dan di belakangnya tampak temannya yg akan dikenalkan ke saya. Dan benar saja, temannya itu menang benar mirip sekali dgn artis ibukota yg Vera ceritakan.
“San, kenalin donk.. ini loh temen aku yg aku mau kenalin ke elu.” begitu ucap Vera sambil masuk ke kamar.”Oh iya, aku Nia.. dan elu sapa..?” sapanya ramah.Saya sempat terdiam sewaktu Nia menjulurkan tangannya, karena saya tidak habis pikir kalau cewek ini begitu cantiknya, dan saya harus dapat mencicipinya hari ini juga.
“Hmm, nama aku A..” begitu saya sadar, langsung saya merespon dgn julurkan tangan.Hmm, kulitnya halus juga, pikir saya. Kalau dari yg saya lihat, Nia ini sedikit lebih pendek dari Vera, tetapi dia mempunyai buah dada yg lebih besar daripada Vera. Kira-kira tingginya 162 cm, 45 kg, dan saya rasa ukuran dadanya 34C, soalnya dadanya besar sekali.
“Eh, kamu berdua jangan diem gitu donk, kasih aku minum kek..!” tiba-tiba suara Vera memecahkan kesunyian yg ada.”Oh iya, sori Doni, tuh kamu ambil aja deh di kulkas..!” jawab saya sekenanya.”Gini..,” kata Vera. “Temen aku Nia ini seorang janda anak satu, tapi kamu pikir deh, umurnya baru 24 dan body-nya masih segini, ngga kecewa donk kamu aku bawain yg kaya gini.” lanjut Vera lagi.”Ah elu bisaan aja Doni,” sahut Nia dgn tersipu, sehingga tampaklah wajahnya yg sedikit memerah.Aduh.., ini membuat saya jadi horni saja.
Tiba-tiba saja Nia menarik Vera ke kamar mandi.”Ikut aku bentar deh Din..!” kata Nia.Lalu Vera dgn terburu buru juga ikut dan sambil bicara kepada saya, “Dah kamu tiduran aja dulu di ranjang, temen aku mau bilang sesuatu kali nih ke aku.”
Tidak lama mereka keluar dari kamar mandi.”Eh sori yahh tadi sempet bikin kamu kaget.” kata Nia.”Eh, ngga apa-apa kok.” jawab saya masih bingung.”Emangnya kenapa sih tadi..?” saya masih bingung.”Udah deh kamu ngga usah tau, urusan perempuan kok barusan, yg penting sekarang kamu santai aja di ranjang kamu dan ikutin permainan aku.” timpalnya lagi.
Baca Juga Cerita Panas Indonesia : Nikmatnya Ngentot Pembantuku Yang Masih Perawan
“Wah-wah-wah, permainan apa lagi nih..?” pikir saya dalam hati.Tapi saya sudah senang sekali, apalagi saya melihat Vera tersenyum nakal ke arah saya. Duh, saya jadi tambah horni saja deh.”Sebelum aku kasih kamu ijin, jangan sekali kali kamu sentuh aku, ok..?” kata Nia.”Ok-ok deh..,” jawab saya meskipun saya masih agak bingung dgn arah permainannya.
Tiba-tiba saja Nia langsung mendekati ke ranjang dan segera menciumi saya di bibir. yahh sudah otomatis saya akan merespon juga donk. Lidah kami saling ‘bergerilya’, sedangkan saya hanya boleh telentang saja di ranjang. Kemudian ciuman Nia turun ke leher saya, hm.. enaknya pikirku. Dijilatinnya leher saya, terus dia juga menjilati kuping saya.Tanpa sadar saya mendesah, “Ahh, enak, San, terusin dong..!”
“Sekarang aku bukain baju kamu, tapi inget..! Tangan kamu tetep diam aja yahh, jangan sentuh aku sebelum aku kasih ijin..!” sahutnya lagi.”Aduh sengsara banget nih..! Masa mau ML tapi tangan aku ngga boleh megang-megang sih..!” pikir saya dalam hati.
dgn cepet Nia membuka baju saya dan langsung dilempar. dgn sigapnya Nia langsung bergerilya di dada saya, bagaikan seseorang yg lama tidak mendapatkan tubuh laki-laki. Digigitnya kedua puting saya.”Ahh, enak gigitan kamu,” saya mendesah pelan.Samar-samar saya melihat Vera duduk di samping saya sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum. Cerita Dewasa Janda HOT
Tanpa sadar tangan saya mencoba mencari buah dada Nia untuk saya remas-remas. Eh tanpa saya duga, tiba-tiba saja tangan saya ditepis oleh Nia dan Vera.”aku kan udah bilang, kalo belum aku kasih ijin jangan sentuh aku..!” kata Nia.”Iya, kamu tuh gimana sih..?” kata Vera, “Ikutin donk permainannya Nia..!” lanjut Vera.”yahh habis gimana donk..? Namanya juga reflek..!” timpal saya sambil mendesah dan agak kecewa.
“Pokoknya kamu sabar deh..!” kata Nia sambil membuka celana saya.”Hmm.., CD model low cut dgn warna hitam nih..!” ujar Nia sambil bergumam sendiri.”kamu tau aja kesukaan aku..!” kata Nia, “Dan kamu seksi banget dgn CD warna gini, bikin aku horni juga tau..!” kalimat Nia yg terakhir sebelum dia mulai ber-‘karaoke’.”Oohh, enak, sedot lagi donk yg kuat San..!” kata saya sambil mendesah.
Kurang lebih 5 menit Nia telah ber-‘karaoke’ terhadap penis saya. Kemudian Nia dgn sigapnya melepas seluruh baju, celana dan pakaian dalamnya.”Nah, sekarang kamu baru boleh sentuh aku..!” kata Nia.Maka karena dari tadi saya sudah menahan mau nyentuh dia tapi tidak boleh, maka kesempatan ini tidak saya sia-sia kan.
Langsung saja saya rebahkan Nia di ranjang dan gantian saya ciumi bibirnya, dan Nia juga membalasya dgn tidak kalah ganasnya. Kemudian saya turuni ciuman saya ke daerah lehernya. Hmm, lehernya yg bersih itu saya ciumi dan saya jilati. Samar-samar saya mendengar Nia mulai mendesah.
Kali ini saya turun ke buah dadanya, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun putingnya Nia.Dan Nia kemudian bicara, “Ayo donk isepin puting aku, please..!”
“Wah ini saatnya balas dendam nih..!” pikir saya dalam hati.”Hah..? kamu minta diisepin puting kamu, sabar yahh sebelum aku mood, aku ngga bakal isep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.Saya lihat Vera juga ikut tersenyum melihat temannya terkapar pasrah.
Tidak lama setelah saya memainkan buah dadanya, saya turun ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vagina Nia yg begitu halus dan dicukur rapih. dgn sigap saya langsung menghisap vagina Nia.”Ohh.., ohh.., enakk..! Terusin donk Sayaang..!” sahut Nia sambil mendesah.Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.
“Sayaang, aku mau keluar,” lirih Nia.Dan tiba-tiba saja cairan vagina Nia keluar diiringin teriakan dari Nia yg kemudian saya telan semua cairan vagina Nia.”Duh Say, kamu kok hebat sih maenin memekku..?” tanya Nia.yg saya lakukan hanya tersenyum saja.
“Please donk, masukin punya kamu sekarang..!” pinta Nia dgn memelas.”Nanti dulu, puting kamu belum aku hisap..!” jawab saya.Maka dgn cepat langsung puting yg berwarna coklat muda itu saya hisap dgn kencanganya secara bergantian, kiri dan kanan. Cerita Mesum dengan Janda
“Ahh, enakk Sayaang, terusin..! Tambah kenceng donk..!” teriak Nia.Hmm, mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horni lagi, apalagi si ‘adik’ sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan penis saya ke vaginanya.”Shit..! Sempit banget nih memek..!” pikir saya dalam hati.
Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga barang saya ke vaginanya.”Gila bener San, barang kamu enak dan sempit banget sih..?” jawab saya dgn napas yg mulai tidak teratur.Dan kalimat saya dibalas dgn senyum oleh Nia yg sedang merem melek.
Begitu masuk, langsung saya goygkan. yg ada hanya suara Nia yg terus mendesah dan teriak.”Ahh terus Sayaang, tambah cepet donk..!”Dan sekilas di samping saya tampak Vera sedang meremas-remas buah dadanya sendiri.
“Sabar Doni, akan tiba giliran kamu, sekarang aku beresin dulu temen kamu ini..!” jawab saya sambil sambil menggoygkan Nia.Vera hanya dapat menganggukan kepala, soalnya dia tahu ini bagian dalam permainan yg mereka buat, jadi Vera juga tidak boleh ikut sedikit pun dalam permainan saya dan Nia.
Tidak lama kemudian Nia minta gantian posisi, kali ini dia mau di atas.”aku cepet keluar kalo di atas..!” katanya santai.Kami pun berganti posisi. Berhubung Nia tadi sudah keluar, maka kali ini ketika kami ‘main’ vagina Nia sudah becek.”Ahh.., enakk.., barang lo berasa banget sih..!” jawab Nia sambil merem melek.
5 menit kemudian Nia teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.Tetapi saya kan belum keluar, wah tidak begini caranya nih. Ya sudah akhirnya saya gantian dgn gaya doggy.Kali ini kembali Nia menjerit, “Terusiin Sayaang..!”Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.”San, mau keluarin dimana..?” tanya saya.”Di muka aku aja.” jawabnya cepat.
Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Nia.Kemudian Nia dgn cepat membersihkan penis saya, bahkan saya saja sampai ngilu dgn hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Dan saya tetep melihat Vera tetap meremas dadanya dan dia pun melihat saya dgn tatapan ingin mendapat perlakuaan yg sama seperti temannya.
“Doni, ke kamar mandi dulu yuk, aku mau bersih-bersih nih..!” jawab saya sambil mengajak Vera.Kemudian Vera dgn cepat menarik saya ke kamar mandi. Di kamar mandi kami saling membersihkan satu sama lain.”Doni, aku istirahat dulu yahh, aku cape banget soalnya,” timpal saya dgn suara lemas karena horni tapi penuh dgn kebahagiaan.
“Ok deh, tapi jangan lama-lama yahh, aku udah ngga tahan nih, horni banget..!” jawab Vera sambil membersihkan penis saya. Demikian lah Kisah Sex Pengalaman Seksku Dengan Nisa Tetangga ku oleh Cerita sex hot