Tembok rumah itu sudah mengelupas di sana-sini, warna catnya sudah tidak jelas, entah putih, krem, atau coklat muda. Beberapa bagian atapnya ada yang bocor. Tapi pemilik rumah itu tak mengurusnya dengan baik. Ia mengontrakkannya pada sepasang suami istri muda dengan harga sekedarnya, dan pasangan itu terpaksa menyewanya karena tak punya pilihan lain.
﹑
Sang suami, Darman, hanyalah seorang buruh bangunan, dan istrinya Darsih juga bekerja serabutan, kadang buruh tani, kadang mencucikan pakaian tetangganya, dan sebagainya. Darman berusia 30 tahun, badannya kekar dengan kulit gelap karena sering tertimpa sinar matahari saat bekerja. Sementara istrinya, Darsih berkulit sawo matang, cukup bersih dan berwajah manis. Usianya terpaut dua tahun di bawah suaminya.
﹑
Di kampung itu, ada satu keluarga kaya, keluarga Juragan Karyadi, pekerjaannya selain berdagang juga sebagai pemborong bangunan. Pada Juragan Karyadi lah Darman ikut bekerja. Kali ini, sudah tiga minggu lamanya Darman bekerja di sebuah proyek di desa sebelah yang dikerjakan Juragan Karyadi, dan belum sempat pulang menemui istrinya. Darsih hanya tau kabarnya dari keluarga Juragan Darman kalau proyeknya lama, setengah tahun. Meski kangen sama suaminya, Darsih bersukur karena itu berarti suaminya akan punya uang lumayan nantinya. Bukan apa-apa. Mereka punya hutang banyak, ini tak lain dari kebiasaan Darman dulu yang suka berjudi hingga harta mereka habis, bahkan rumah satu-satunya peninggalan orangtua Darsih juga dijual dan akhirnya terpaksa mengontrak. Sejak itu, Darman berubah, dan Darsih senang dengan perubahan itu, meski tetap saja kesengsaraan mereka masih panjang selama utang-utang itu belum terlunasi. Dan utang mereka yang paling banyak itu, adalah pada keluarga Juragan Karyadi itu.
﹑
Suatu malam, Darsih merasa gelisah. Di luar hujan turun dengan deras. Beberapa bagian rumah kontrakannya bocor, untungnya tidak di kamar tidurnya. Saat hendak memejamkan matanya, tiba-tiba pintu depan rumahnya ada yang mengetuk. Darsih bangkit dari ranjang dan membereskan pakaiannya, lalu berjalan ke depan. Setelah pintu terbuka, tampak wajah yang dikenalnya, Juragan Karyadi. Ia memegangi payung. Darsih buru-buru mempersilakannya masuk. Ia pun bergegas membuatkan minuman hangat buat majikan suaminya itu. Kedatangan orang kaya itu, justru membuatnya makin gelisah.
﹑
Dan bener aja. Setelah menanyakan maksud kedatangannya, Juragan Karyadi membawa berita yang tidak mengenakkan; Darman bekerja ceroboh, tembok yang dibangunnya roboh. Darman sendiri hanya terluka sedikit dan tidak apa-apa. Persoalannya adalah, tembok itu menimpa sebuah mobil milik orang lain.
“Saya sudah mengganti rugi kerusakan mobil itu. Tapi persoalannya adalah, utang suamimu terpaksa bertambah..” kata Juragan Karyadi.
﹑
Darsih hanya menunduk, air matanya menetes. “Saya diberi amanat sama suamimu untuk mengatakan hal ini, dia bilang, kalau dia yang ngomong langsung, takutnya kamu ndak percaya…” lanjut Juragan Karyadi.
“Iya Gan, saya percaya kalau Juragan yang mengatakannya…” kata Darsih sambil terisak.
“Sudah jangan nangis… yang penting suamimu selamat. Soal utang itu, nggak usah terlalu dipikirkan.. bisa dicicil…” kata Juragan Karyadi juga, “Kamu yang megang itung-itungannya kan?” tanyanya lagi pada Darsih.
Darsih mengangguk, “Jadi kalau ditambahi ongkos benerin mobil itu, berapa juragan?” tanyanya.
“Si Arwan bilang, kemarin sudah habis lima juta… nanti itungan yang benernya menyusul. saya tunjukin kuitansinya kalau sudah beres…” jawab Juragan Karyadi. “Yang kemarin masih sisa berapa ya, dua belas kalau nggak salah kan?” tanyanya pada Darsih.
Darsih mengangguk, “Iya juragan, kurang lebih segitu.. saya lihat catatan saya dulu…” kata Darsih sambil berdiri, tapi Juragan Karyadi meraih tangannya dan menahannya.
“Nggak usah.. lain kali saja.. saya nggak berniat untuk nagih sekarang…” katanya. Darsih mengurungkan niatnya dan duduk lagi di kursi tak jauh dari Juragan Karyadi. “Saya justru akan menawari kamu cara cepat untuk melunasi utang itu…” kata Juragan Karyadi lagi sambil menatap Darsih.
﹑
Darsih melirik lelaki setengah baya yang bertubuh masih tegap. bersih dan berpotongan wajah tampan itu, maklumlah, orang kaya. “Maksud Juragan?” tanya Darsih sambil menunduk lagi.
“Sih… kamu ngitung, berapa lama kamu bisa melunasi hutangmu? Kalau si Darman lagi ada kerjaan, sebulan kamu paling bisa bayar limaratus ribu.. tapi apa iya kamu pernah bayar segitu? Seingat saya cuma sekali. Dan saya sudah berbaik hati karena tidak pernah mengenakan bunga. filmbokepjepang.sex Tapi persoalannya adalah, hutangmu nggak pernah berkurang, karena suamimu terlalu banyak bikin ulah, dan utangnya sama orang lain yang memberatkan karena terus berbunga. Saya nggak mau nagih sebenarnya, tapi kalau nggak maju-maju bayarannya dan malah nambah terus, gimana dong?” tanya Juragan Karyadi.
﹑
﹑
Darsih hanya menunduk.
“Saya sebenernya kasihan sama kamu… tapi mau gimana lagi, itu suamimu, dan kamu nggak mau menceraikannya kemarin-kemarin. Memang sih, cerai sama dia juga bukan solusi, karena hartamu juga ikutan habis, dan dia kelihatannya sudah sedikit berubah. Tapi apa kamu ndak mau tenang, bebas utang?” tanyanya lagi.
“Mau Juragan…” jawab Darsih. Juragan Karyadi pindah duduknya ke sebelah Darsih, dan tiba-tiba tangannya mendarat di paha Darsih yang tertutup daster. Darsih segera menepisnya. Tapi tangan lelaki itu kembali mendarat dan kali ini lebih berani, menarik daster Darsih hingga pahanya yang mulus tersingkap, lalu mulai mengelusnya.
﹑
Darsih tak menepisnya tapi memegangi tangan itu, “Jangan Juragan….” kata Darsih.
Tiba-tiba wajah lelaki setengah baya itu mendekati wajah Darsih dan berbisik di telinga Darsih, “Layani aku…” kata Juragan Karyadi sambil mengelus paha mulus Darsih.
“Jangan Juragan…” kata Darsih sambil mengelak menjauhkan kepalanya.
“Lima ratus ribu berkurang hutangmu setiap kau mau melayaniku… kau boleh mancatatnya sendiri!” kata Juragan Karyadi.
Darsih melirik, dan tangan Juragan Karyadi sudah berpindah memeluk pinggangnya. “Saya.. saya nggak bisa Juaragan…” kata Darsih, tapi ia tak mengelak ketika tangan lelaki itu merayap naik dari pinggang ke payudaranya. Celakanya, Darsih tak memakai penutup dalam, karena tadi sudah bersiap untuk tidur. Darsih tersentak ketika tangan itu meremas teteknya dengan lembut.
“Jangan Juragan…” kata Darsih sambil memegangi tangan itu, tapi anehnya ia tak menepisnya.
“Setengah juta Sih… kapan lagi kau bisa dapat duit sebanyak itu tanpa kau perlu bekerja keras…” bisik Juragan Karyadi lagi, lalu kembali menyosor pipi Darsih sambil meremas payudara Darsih dengan lembut.
﹑
Darsih jengah. Bukan hanya soal duit sebanyak itu yang melintas dalam pikirannya, tapi sentuhan lembut lelaki yang usianya hampir kepala lima itu. fantasiku.com Sentuhannya begitu lembut, bahkan ia sendiri tak pernah merasakannya dari suaminya yang cenderung kasar dan terburu-buru. Tak pernah sekalipun Darman menyentuhnya seperti itu. Apalagi, wangi parfum Juragan Karyadi mulai menggodanya, juga sentuhan hidungnya di pipinya. Ia bimbang, antara menolak dan menerima tawaran yang menggiurkan itu.
﹑
Tiba-tiba terdengar suara kentongan dipukul mendekat. “Ada ronda Juragan…” kata Darsih sambil berdiri. Juragan Karyadi diam.
“Sih.. aman?” terdengar suara yang meronda bertanya pada Darsih, rutin seperti itu. Darsih melirik Juragan Karyadi, yang langsung ditatap penuh arti oleh lelaki itu.
“Aman….” teriak Darsih. Dan terdengar suara langkah para peronda itu menjauh.
﹑
Juragan Karyadi menarik tangan Darsih dan mendudukkannya di pangkuannya. Darsih hendak beringsut, tapi Juragan Karyadi keburu memeluk pinggangnya, menarik tubuhnya hingga bersandar di tubuh Juragan Karyadi, lalu dua tangannya menclok di payudara Darsih yang masih membulat kenyal dan mulai meremasinya perlahan. Darsih tak bisa lagi mengelak, apalagi ketika tangan itu menarik dasternya dari bawah dan menyusupkannya lalu kembali menclok di payudara Darsih yang tak tertutup apa-apa.
﹑
Tangan lembut lelaki itu membuat Darsih terlena, apalagi ketika mulai menyentuh dan mempermainkan putingnya. “Gan…” kata Darsih, hanya itu yang keluar dari mulutnya. “Setengah juta Sih….” kata Juragan Karyadi lagi sambil terus menggerayangi payudara sekel Darsih yang belum pernah disentuh mulut bayi.
Satu tangan Juragan Karyadi kemudian menaikkan lagi daster Darsih hingga ke pinggang. Dan ternyata, Darsih juga nggak pake celana dalam! Bulatan bokongnya yang indah dan mulus langsung tampak. Tangan Juragan Karyadi lalu melingkar ke depan selangkangan Darsih dan menyentuhnya. Ada sejumput bulu di situ, Juragan Karyadi menyibaknya, mengelusnya, lalu menemukan sebuah celah yang sedikit basah ketika ia menyentuhnya dengan jarinya.
﹑
Tubuh Darsih menggeliat-geliat saat tangan Juragan Karyadi meremas teteknya dengan satu tangan dan satu tangannya lagi mengelus-elus bibir tempiknya yang sudah tak disentuh suaminya nyaris selama sebulan. Bahkan ketika suaminya ada pun, tak pernah ia melakukan hal itu. Apalagi, tangan Juragan Karyadi bener-bener halus dan lembut, maklum, tak pernah bekerja kasar seperti suaminya.
﹑
Di bawah, di balik sarung yang terjepit oleh bokong Darsih, kontol Juragan Karyadi mulai terbangun dan makin mengeras. Ia lalu menggosok-gosokkannya di bokong Darsih sambil terus bergerilya dengan tangannya. Satu tangan Juragan Karyadi lalu mengangkat bokong Darsih sedikit dan menurunkan sarung dan juga celana kolornya. Kontolnya yang berukuran lumayan besar langsung nongol. Saat mendudukkan lagi Darsih, perempuan itu tampak kaget karena menduduki batang kontol yang sudah mengeras itu tepat di bawah belahan tempiknya yang berjembut lebat.
﹑
Tanpa diminta oleh Juragan Karyadi, Darsih menggerakkan bokongnya ke maju mundur beberapa kali seolah sedang mengukur panjang batang kontol yang berdenyut itu.
Juragan Karyadi lalu mengangkat lagi bokong Darsih dan memegangi batang kontolnya yang sudah tegang habis lalu menyentuh belahan tempik Darsih dengan kepala kontolnya. Dengan bertumpu pada dua kakinya, Juragan Karyadi mendorong kontolnya dan mulai melesak masuk ke dalam tempik Darsih yang masih lumayan peret itu. Darsih menggeliat saat batang kontol yang ukurannya lebih besar dari punya suaminya itu melesak dalam tempiknya, lalu terduduk dan membuat batang kontol itu langsung amblas sedalam-dalamnya.
﹑
“Juragan…” kata Darsih sambil melirik ke belakang.
Tapi Juragan Karyadi tidak mempedulikannya, ia membuka paha Darsih lebar-lebar dengan tangannya, mengangkat dan menahan bokong Darsih dengan tangannya, lalu mulai menyodokkan kontolya dari bawah.
“Ah… si Darman harusnya bersyukur punya istri kayak kamu Sih… punya barang legit kayak gini… tapi masih aja dia selingkuh sama si Nunung…” kata Juragan Karyadi sambil terus menggenjot kontolnya, menikmati tempik legit Darsih.
﹑
Darsih sedikit tersanjung dengan pujian Juragan Karyadi, dan mendadak sedikit emosi dengan ucapannya itu, tapi emosi pada suaminya yang emang pernah selingkuh dengan si Nunung, janda kampung sebelah. Darman sudah mengaku salah dan berubah, tapi Darsih masih suka sakit hati. Dan ia mulai merasa, apa yang dilakukannya sekarang dengan Juragan Karyadi adalah sebuah balas dendam, toh, itu juga dilakukannya untuk mencicil utang yang disebabkan oleh ulah suaminya juga… tapi di samping itu… secara jujur Darsih mengakui kalau… ia menikmatinya!
﹑
﹑
Sesaat kemudian, Juragan Karyadi menghentikan genjotannya, lalu mengangkat daster Darsih tinggi-tinggi dan membantu melepaskannya, hingga tubuh Darsih kini telanjang bulat, mempertontonkan tubuhnya yang langsing indah, bokong membulat, sepasang tetek yang tidak terlalu besar tapi membulat indah, dan kulit sawo matang yang lumayan bersih. Darsih sudah pasrah sepasrah-pasrahnya, pun ketika Juragan Karyadi menarik tangan kirinya dan melingkarkan di lehernya hingga Darsih setengah memeluk lelaki itu, dan Juragan Karyadi lalu menyusupkan kepalanya dan menyosor payudara kiri Darsih dengan bibirnya. Sementara di bawah, batang kontolnya mulai bergerak naik-turun lagi menjelajahi dinding tempik Darsih yang makin basah.
﹑
Darsih tak pernah bersetubuh dengan posisi seperti itu karena bersama suaminya selalu dilakukan dengan posisi umum, ditindih di atas kasur dengan pasrah, berharap suaminya bisa bertahan lebih lama. Dan ia merasa posisi itu cukup nyaman, hingga tanpa sadar, ketika Juragan Karyadi berhenti menggenjot dan asyik menyosor teteknya, ia sendiri yang menaik-turunkan bokongnya sambil menggoyangnya sesekali ketika kontol Juragan Karyadi habis ditelan tempiknya. Juragan Karyadi tentu saja menikmati gerakan Darsih itu, karena itu menunjukkan kalau Darsih sudah pasrah. Sudah sejak lama sebetulnya ia ngiler dengan tubuh istri Darman itu, terutama sejak ia melihat Darsih sedang nungging-nungging waktu menanam padi di sawahnya. Bokong Darsih terlihat sangat menggemaskan saat itu, dan sekarang terbukti kebenarannya, semok banget, dan ternyata, tempiknya juga masih sangat legit.
﹑
Soal utang, Juragan Karyadi emang nggak pernah memikirkannya, kekayaannya sangat banyak, jadi utang belasan juta Darman sama sekali nggak berarti. fantasiku.com Ia sendiri sudah banyak memberi utang pada tetangganya dan tak pernah rewel menagih. Beberapa orang janda di kampung itu dan kampung sekitarnya juga banyak yang berutang kepadanya, dan beberapa diantaranya berhasil dibujuknya untuk membayar utangnya itu dengan cara yang sama dengan yang dilakukannya pada Darsih. Selama ini, hanya para janda yang dibujuknya, dan baru kali itu ia menggoda bini orang, tapi Darsih terlalu sayang untuk dilewatkan.
﹑
Di antara para janda yang pernah mencicil utangnya dengan cara itu adalah Nunung yang pernah selingkuh dengan Darman. Waktu itu, Juragan Karyadi sebetulnya baru mau berniat membujuk janda montok bertetek besar itu, tapi yang terjadi malah menemukan Darman sedang berselingkuh dengannya. Ia pula yang menggegerkan kejadian itu. Setelah Darman kabur dan tak pernah kembali lagi menemui Nunung, giliran Juragan Karyadi yang menggantikan posisinya, menikmati tubuh montok Nunung sampai utang Nunung lunas dan ia kawin sama duda dari kota lain dan membawanya pergi meninggalkan kampung itu.
﹑
Selain Nunung, ada beberapa janda lain yang pernah digasak Juragan Karyadi, antara lain Tarmi, Warsih, Darsem, Sri, Darmi dan beberapa yang lain. filmbokepjepang.sex Tak semua perempuan itu bertubuh montok atau berwajah cantik. Bagi Juragan Karyadi, asal nganggur, ia sikat saja, mau tua mau muda, ia gasruk. Kebiasaannya ini tak lain karena istrinya, Juragan Ningsih, sangat dingin di ranjang. Ningsih memang cantik dan menarik, tapi Juragan Karyadi tak merasa mendapatkan kenikmatan saat bercinta dengan istrinya itu, makanya ia mencari kesenangan di tempat yang lain. Untungnya, istrinya itu tak terlalu peduli dengan apa yang dilakukannya di luar.
﹑
Istrinya, perempuan yang usianya sepuluh tahun di bawahnya itu, lebih asyik dengan tiga kios sembakonya di pasar juga harta yang dimilikinya, dan tak peduli dengan apa yang dilakukan suaminya. Dan bagi Juragan Karyadi sendiri, Ningsih hanya dijadikannya simbol status di masyarakat, tak lebih dari itu. Sementara nafsu besarnya ia puaskan di luar.
﹑
Lagi asyik-asyiknya menikmati goyangan bokong Darsih, tiba-tiba di luar terdengar ribut-ribut. Juragan Karyadi dan Darsih menghentikan aksinya. Darsih bangkit dan meraih dasternya lalu mengenakannya. Ia meminta Juragan Karyadi bersembunyi di balik dinding. Lalu ia sendiri melongok ke luar. Di luar tampak banyak orang dengan senter di tangan. “Ada apa ini teh?” tanya Darsih.
“Ada maling Sih… tadi dia lari ke sini… kamu dengar sesuatu yang mencurigakan ndak?” tanya seorang peronda yang dikenal Darsih.
Darsih menggeleng. “Ya sudah, hati-hati ya… kalau ada sesuatu yang mendurigakan, pukul kentongan aja yang keras!” kata peronda itu.
Darsih mengangguk. Para peronda itu melanjutkan pencarian mereka.
﹑
Darsih kembali ke dalam dan menutup juga mengunci pintunya. Saat melirik pada Juragan Karyadi yang berdiri di dinding, terlihatlah oleh Darsih kontol besar milik lelaki itu. Darsih bener-bener terpana.
“Kenapa bengong?” tanya Juragan Karyadi pada Darsih setengah berbisik, “Ayo lanjutkan!” katanya lagi.
“Di kamar saja Juragan…” kata Darsih sambil berjalan menuju kamarnya. Juragan Karyadi mengikutinya.
﹑
Dan begitu masuk kamar dan menutup pintu, Juragan Karyadi langsung memeluk tubuh Darsih dari belakang. Ia melucuti lagi pakaian Darsih lalu melepaskan sarung dan celana kolornya, hingga ia tinggal memakai baju kaos saja. Juragan Karyadi merenggangkan paha Darsih, lalu memegangi lagi kontolnya yang masih keras dan memasukkan ke dalam tempik Darsih dari belakang. Setelah amblas, Juragan Karyadi mulai menggenjotnya lagi sambil memegangi pinggang ramping Darsih, kadang ia melingkarkan tangannya memeluk tubuh Darsih dan meremasi payudaranya sambil terus mengebor dengan kontolnya.
﹑
Makin lama, tubuh Darsih makin terdorong ke depan dan akhirnya ia nungging dengan tangan bertumpu di tempat tidur dan Juragan Karyadi terus menggenjotnya.
Makin lama, Darsih makin menyukai gaya-gaya yang dipraktekkan oleh Juragan Karyadi. Selain posisi nungging barusan, Darsih juga menyukai posisi saat Juragan Karyadi tidur terlentang di atas kasur dan ia mengangkang di atasnya lalu bergantian bergerak, kadang ia yang menaikturunkan bokongnya, kadang Juragan Karyadi yang menyodokkan kontolnya dari bawah sambil meremasi bokong Darsih juga payudaranya.
﹑
Setelah setengah jam lebih bertempur dengan gaya-gaya yang baru bagi Darsih itu, barulah mereka mempraktekkan gaya yang umum, Juragan Karyadi menindih tubuh Darsih yang mengangkang pasrah di bawahnya. Juragan Karyadi menggenjot dan Darsih melawannya dengan empotan tempiknya dan sesekali menggoyangkan bokongnya. Sesekali Juragan Karyadi menciumi payudara Darsih yang membat Darsih makin bernafsu karena perasaan geli saat lidah lelaki itu menggelitiki sepasang gunung kembarnya bergantian, sementara di bawah kontolnya terus saja menusuk-nusuk merangsang syaraf-syaraf di liang senggamanya.
﹑
Hingga suatu ketika, Darsih tak lagi bisa menahan kenikmatan itu, tubuhnya menggeliat, mengejang, dan tempiknya menjepit kontol Juragan Karyadi dengan kuat. fantasiku.com Dan, satu sodokan kuat dari kontol Juragan Karyadi berikutnya membuat pertahanan Darsih bobol, ia mengejang dan darahnya berdesir kuat saat sebuah perasaan nikmat melanda tubuhnya, ia mencengkram tangan Juragan Karyadi dengan kuat dan tanpa sadar ia mendesah panjang sambil menjepit kuat kontol Juragan Karyadi dengan tempiknya yang mengedut nggak karuan.
﹑
Di saat yang bersamaan, dijepit kuat oleh tempik Darsih, batang kontol Juragan Karyadi mulai berdenyut dan ia mempercepat sodokannya, tapi ketika Darsih menggoyangkan bokongnya sambil menjepit kontolnya, batang kontol miliknya tak bisa lagi menahan dorongan amunisinya. Juragan Karyadi menyodokkan kontolnya sekali lagi, dan tempik Darsih langsung menjepitnya. Saat itulah Jurgan Karyadi mengejang… kontolnya berdenyut, lalu menyemprotkan amunisinya di dalam tempik Darsih yang masih mencengkram dengan kuat. Juragan Karyadi merasakan kenikmatan yang luar biasa.. lalu sesaat kemudian tubuhnya ambruk menindih tubuh telanjang Darsih yang terengah-engah…
﹑
﹑
Beberapa waktu lamanya Juragan Karyadi menindih tubuh Darsih, lalu setelah kontolnya melembek, ia berguling dan berbaring di sebelah tubuh telanjang Darsih yang masih terlihat terengah-engah mengatur nafasnya. Di bawah sana, di selangkangan Darsih, tampak cairan putih yang meleler turun ke bawah dari bibir tempiknya. Darsih menyadari hal itu, tapi tak kuasa untuk bangkit dan membersihkannya. Kenikmatan yang barusan dirasakannya masih berbekas.
﹑
Justru Juragan Karyadi lah yang pertama kali bangkit dan meraih celana kolor dan sarungnya dan berdiri di samping tempat tidur sambil menatap tubuh telanjang Darsih yang masih tergeletak. Lelaki itu merasa puas. Keinginannya untuk menikmati tubuh indah itu sudah tercapai. Ia melirik Darsih, “Kamu punya duit?” tanyanya.
Darsih menggeleng lalu menatapnya, “Katanya Juragan nggak bakalan nagih?” tanya Darsih.
Juragan Karyadi menggeleng dan tersenyum, “Saya nggak nagih… utangmu sudah berkurang setengah juta.. catet aja…” katanya. Ia lalu merogoh saku celananya dan mengelurkan beberapa lembar uang dan melemparkannya ke ranjang. “Itu buat kamu…” katanya.
Darsih melongo. “Buat apa Juragan?” tanya Darsih. “Terserah buat apa, buat beli sabun, buat beli baju.. buat apa aja, suka-suka kamu… tapi jangan dikasihkan sama suamimu, nanti habis!” kata Juragan Karyadi. Darsih bangkit dan duduk di tepi tempat tidur masih tanpa pakaian, “Terimakasih Juragan!” kata Darsih. Juragan Karyadi mengangguk lalu menjawil payudara Darsih yang mengkal, “Mungkin besok aku ke sini lagi… biar utangmu cepat lunas!” katanya. Darsih, untuk pertama kalinya sejak tadi tersenyum, lalu menyembunyikannya dengan menunduk.
﹑
“Saya pulang dulu!” kata Juragan Karyadi.
Darsih mengangguk, “Hati-hati Juragan, jangan sampai keliatan orang…” kata Darsih. Juragan Karyadi mengangguk lalu meninggalkannya. Darsih segera memakai dasternya dan mengantar Juragan Karyadi sampai pintu, lalu menutupnya setelah lelaki itu keluar.
﹑
Tapi… malam belum berakhir buat Darsih. Tak lama sejak ditinggalkan Juragan Karyadi, dia mendapatkan kabar dari seorang peronda yang menyusul ke rumahnya. Kabarnya bikin ia nyaris pingsan; Darman, suaminya, tertangkap warga mencuri di rumah Juragan Karyadi! Rupanya, ia meninggalkan proyeknya dan pulang kampung tapi untuk melakukan sesuatu yang konyol. Darsih menyusul ke balai desa. Dan ia menemukan suaminya yang tergeletak dengan wajah babak belur! Di balai desa itu pula, ia bertemu lagi dengan Juragan Karyadi.
﹑
Malam itu juga, Darman digelandang ke kantor polisi. Darsih tak lagi mengantarnya, tapi pulang ke rumah dan menangis sepuasnya ditemani salah satu tetangganya yang bersimpati. Sejak itu, Darsih tak pernah lagi menemui suaminya yang diproses hukum dan kabarnya dipenjara selama enam bulan. Sejak itu pula, Juragan Karyadi makin sering mengunjunginya. Darsih tak pernah menolaknya, kecuali saat ia be