Real Story Dapet Perawan Dengan Pacara Panda Lokal

Author:

Salam kenal agan agan, ini merupakan tulisan pertama saya yang berasalkan dari kisah nyata saya sewaktu kuliah dan pacaran dengan panda lokal di daerah KOTA PELAJAR.
Perkenalkan nama saya Bo (nama disamarkan) dan Pacara saya Hil (nama juga di samarkan).
Saya merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi suwasta yang berada di daerah Propinsi Banten yang terkenal dengan lahan parkirnya yang mahal dan pacara saya merupakan mahasiswa pariwisata yang berlokasi di daerah Kota Pelajar dulu kampusnya lokasinya persis di belakang Hotel A.
Singkat cerita, awal mula pertemuan saya dengan pacar saya ini berawal dari rumah sakit diamana pada saat itu tante saya sedang sakit dan mengharuskan saya dan orang tua untuk datang dan merawat tante saya tersebut, pada saat saya menjaga saudara saya tiba tiba sepupu saya datang bersama temannya (CALONPACAR), parasnya yang sangat cantik putih bersih berambut panjang. Lalu saya memberanikan diri untuk berkenalan :
Bo : Hai, salam kenal saya BO
Hil : salam kenal juga saya Hil
Hil merupakan wanita yang sangat cantik menurut saya, Hil bersal dari Kota Ngapak dan di Kota Pelajar ini Hil tinggal bersama cicinya dan koko calon cicinya di kosan daerah yang dekat dengan Empire XXI.
Singkat cerita perkenalanpun mulai berlanjut, mulai dari meminta nomer telfon hingga meminta ID SKYPE, tidak membutuhkan waktu lama kami berkenalan dan akhirnya menjalin hubungan, kalo mau di hitung cukup 1 bulan dan akhirnya Hil mau menjadi pacara saya secara LDR, itupun proses penembakan berjalan melalui SKYPE dan WA, dengan janji bahwa pada saat liburan saya akan berkunjung ke tempatnya.
Tampa basa basi setelah saya di terima oleh Hil, saya langsung mengecek jadwal perkuliahan kapan libur tersebut berlangsung, sedikit catatan saya merupakan mahasiswa tingkat akhir yang sedang dalam penyusunan tugas akhir dimana waktu kosongpun akan banyak. Tiket pun sudah ditangan saya akan menghabiskan waktu dengan Hil pada saat Natal dan Tahun baru.
Akhirnya waktupun tiba untuk keberangkatan :
Bo : Hun ( panggilan mesra untuk Hil dari saya, kalo di piker geli sendiri )
Hil : ia Beb (panggilan kesayangan dia untuk saya )
Bo : Bebeb sampai jam 18.00 nih, jemput yah
Hil : ya Beb
Sedikit catatan pacara saya ini kalo di bilang sedikit tomboy namun tidak menjurus ke LGBT, masih normal kok contohnya masih mau saya pacari ^^.
Pesawat pun akhirnya tiba, dengan setianya Hil menunggu di depan pintu kedatangan, dikarenakan sebelum sebelumnya kami hanya berpacaran dan berinteraksi melalui SKYPE serta WA maka pada saat pertemuan ini kami masih sedikit canggung.
Bo : Hi, Hun
Dengan logat ngapaknya Hil menjawab
Hil : Hi Beb, gimana penerbangannya aman kan
Bo : aman kok Hun, naik apa kesini
Hil : Naik Montor, Kita langsung kerumah Kak A ya
Kak A merupakan sepupu saya yang sebelunya saya ceritakan, lokasi rumah saudara saya pas di belakang Hotel S.
Bo : Ok, tapi kita cari makan dulu yah Hun.
Hil : Ok , Beb
Bo : nanti Bebeb aja yang bawa motor yah
Hil : ya Beb
Perjalanan pun akhirnya dimulai, oyah Hil menjemput saya dengan mempergunakan sepeda motor miliknya. Akhirnya kami singgah untuk makan sebentar di Soto Pak Min yang berlokasi di daerah Babar. Kecanggungan pun masih berlangsung, saya pun dengan reflek mencairkan kecanggungan tersebut dengan menanyakan keseharian Hil pada saat di kampus dan di kosan, sedikit catatan bahwa Hil dan Cicinya terkadang tidak akur namun Hil sangat sayang sekali Cicinya.
Bo : Hun, gimana dikampus ada yang aneh aneh nga atau macem macem
Hil : ngga ada Beb, aman aman aja
Bo : Cici giamana di kosan, rukun rukun aja kan ?
Hil : Rukun Kok Ebeb, ngga usah kawatir, Cuma si cici pindah kamar sama si koko kesebelah kamar mandi
Sedikit informasi bahwa kosan yang di tinggali oleh Hil dan cicinya merupakan Kosan Perempuan yang notabennya tidak terlalu ketat jadi calon cicinya Hil dapat tinggal bersama.
Bo : kok gitu sih Hun.
Hil : Ia beb
Dengan tidak terkontrol akhirnya saya sampaikan :
Bo : kalo gitu beb bisa tinggal di kamar hun hun dong
Hil : yah kalo ebeb mau , tapi gimana Kak A
Bo : Nanti kita liat situasinya yah
Oyah Hil terlihat tomboy namun sebenarnya ia juga manja..
Kami pun akhirnya menyelesikan makan dan meranjak menjuk ruamah saudara saya Kak A.
Hari hari mulai di jalani selama liburan tersebut dan membuat di atara kami menjadi tidak canggung lagi, setiap jalan bertua dengan hil pasti ia selalu memeluk saya seakan tidak ingin lepas dari saya. Beberapa hari pun mulai berlalu kami merayakan Natal bersama dan akhirnya pun Tahun baru datang. Kami merayakan Tahun baru di lantai 2 ruamah saudara saya sambil menyalakan kembang api.
Bo : Hun, sehabis nyalain kembang api, kita keluar yuk liat tahun baru di jalan rame kayanya nih.
Hil : ayok, Beb
Kami pun akhirnya keluar dengan ijin yang di berikan oleh tante saya, sambil menaiki motor berboncengan. Entah kenapa Hil memeluk saya dari belakang dengan sangat erat.
Bo : Hun kenapa ? kencengan amat ini meluknya.
Hil : ngga apa apa beb, Hun seneng bisa jalan jalan sama Ebeb, kan biasanya Cuma bisa lewat WA atau Skipi ( sebutan skype )
Bo : oh gitu, hahaha kirain kenapa. Oyah aku mau ketemu cici boleh ?
Hil : Boleh kok Beb, tapi ngga tau deh udah pada tidur apa belum
Bo : masa udah tidur jam segini, ini kan malam Tahun baru, sekalian kita ajak Cici sama Koko jalan jalan keluar.
Hil : oke deh beb.
Saya pun akhirnya bertemu dengan cicinya Hil dan koko calon cicinya dan berkenalan, cici hil orangnya baik sekali dan akhirnya kami pun benyusuri malamnya kota pelajar di waktu Tahun baru. Tak terasa waktu sudah menunjukkan Pukul 03.00 dan kami memutuskan untuk pulang.
Bo : Kita pulang yuk Hun, udah pagi nih
Hil : ayo beb.
Entah ada setan apa, sehingga Hil berucap
Hil : Ebeb tidur di kosan Hun hun aja kan udah pagi juga kesian Kak A, pastinya udah tidur juga dia.
Bo : ngga apa apa nih ?
Hil : ngga apa apa kok nanti Hun Hun minta ijin sama cici, tapi kalo nanti pagi ada bapak kosan ebeb di kamar dulu yah.
Oyah bapak kosan Hil hanya datang pada saat pagi hari untuk membersihkan kosan sambil mengecek kondisi kosan. Dan pada akhirnya persetujuan di dapatkan. Pagi itu akhirnya saya diperbolehkan tidur di kosan Hil dengan sedikit kucing kucingan dengan bapak kosan.
Hil : ini kosan nya beb
Kosan dengan luas empatxempat meter persegi yang berikan springbet yang langsung menyentuh lantai 1 buah lemari pakaian dan 1 buah kipas serta kamar madi diluar yang di pakai bersama sama oleh penghuni kosan.
Bo : ngga apa apa nih ebeb tidur sama Hun Hun
Hil : ngga apa, yang penting ebeb jangan macem macem.
Bo : ia
Dengan rasa canggun akhirnya kami tidur berdua dengan 1 kasur ukuran King yang cukup luas sambil berpunggungan. Entah kenapa Hil tiba tiba memeluk saya dari belakang dan berucap :
Hil : Hun hun sanyang sama ebeb
Bo : ebeb juga hun
Secara langsung saya berbalik dan akhirnya kami saling berpandangan, entah setan dari mana yang merasuki kami berdua, ibarat kata jika berduaan pasti yang ketiganya setan di tambah lagi suasana dan situasi yang mendukung. Dan pada akhirnya kami saling berciuman.
Bo : Hun ngga apa apa ini ?
Hil : ngga apa apa Beb, hun hun sayang ebeb, ebeb jangan pernah tinggalin Hun hun yah
Kami pun melanjutakan saling berciuman bibir kami saling berpangutan satu sama lain, entah karena nafsu yang sudah sudah kepalang tinggi akhirnya saya memberanikan diri untuk mulai meraba payudara Hil. Payudara Hil tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil cukup pas untuk di genggam dan di remas, Sambil berciuman tak terasa bacu kami satu persatu telah terlepas dan hanya meyisakan celana dalam saja. Saya menatap tubuh hilda yang putih dan besih dan payudara yang terlihat berwarna pink .
Hil : Janji yah ebeb jangan pernah tinggalin hun hun, hun hun kasih harta yang paling berharga hun hun buat ebeb. Ebeb jangan pernah kecewain hun hun
Dengan napsu setan yang sudah sudah di ubun ubun saya pun menjawab
Bo : yah hun
Kami pun berpelukan dan berciuman kembali, saya mulai meraba masuk kedalam celana dalam Hil yang berwarna putih dengan ada sedikit motif bunga, Hil terlihat sedikit canggung dan takut. Dengan reflex ia memengan tangan saya dan berucap :
Hil : ebeb janjikan yah, engga ninggalin hun hun
Kata kata tersebut terulamg lagi dari mulut Hil, dan saya hanya menggangguk, dan akhirnya ia melepaskan tangannya. Pada saat berpelukan pula Hil kaget dengan sesuatu yang mulai menjuntai dengan gagahnya di balik celana dalam saya, saya mulai mengarahkan tangan Hil untuk menuju kedalam celana dalam saya agar dapat meraih sesuatu yang sudah berdiri teguh dengan gagahnya akibat adrenalin yang di dorong oleh napsu birahi. Dan akhirnya Hil memegang sesuati tersebut, dengan rasa penasaran Hil pun akhirnya mulai meraba raba dan memegang penis yang saya miliki.

Hil : Gede banget Punya ebeb
Bo : masa ??, Punya hun Hun juga kok basah banget yah, hun hun kencing atau giamana ini ?
Hil : hun Hun ngga kencing kok beb, tadi badan hun hun berasa kaya geli geli gimana terus hun hun berasa ada yang keluar dari mrs V hun hun.
Saya pun langsung berfikir bahwa Hil sudah mencapai klimaxnya
Bo : hun ebeb mau Tanya, hun hun udah pernah begini belum sama pacara-pacar sebelumnya.
Hil : belum pernah, ini hun hun baru pertama kali dengan ebeb
Seperti mendapat durian runtuh, saya akan mengeksekusi seorang perawan panda lokal dari daerah ngapak dengan paras yang sangat mempesona.
Hil : ebeb nanti pelan pelan yah hun hun takut
Bo : ia Hun, nanti ebeb pelan pelan
Saya mau mencoba untuk Hil melakukan blowjop namun ada rasa sayang dan kasihana terhadap dirinya, akhirnya kami pun hanya berciuman saja, tak terasa badan kami pun akhirnya tidak di tutupi oleh sehelai benangpun, sambil berpelukan saya berbicara kepada HIl :
Bo : Hun, ebeb sayang hun hun, hun udah siap ?
HIl : hun hun udah siap beb, ebeb yang pelan pelan yah masukinnya nanti
Dengan perlahan saya mengarahakan penis saya menuju vahina Hil yang berwarna pink cerah dengan di tumbuhi bulu bulu yang tidak cukup lebat, selidik punya selikik ternyata Hil selalu merawat bagian kewanitaanya dan selalu rajin mencukur bulu kemaluannya.
Bo : Hun ebeb mulai yah
Sambil memejamkan matanya hil berkata
Hil : ia
Saya pun dengan perlahan mulai mengarahkan kembali penis saya menuju vagina Hil. Memang vagina seorang perawan walaupun sudah basah sedikit susah untuk di eksekusi, enta dari penis saya yang bisa di bilang cukup besar dengan diameter hampir 4cm walaupun tidak begitu panjang namun berisi.
Percobaan pertama nampaknya gagal karena Hil terlihat kesakitan, saya pun sempay mengurungakan niat saya untuk melakukan tindakan tersebut, namun Hil mengucap :
Hil : Ebeb, Hun Hun udah pasrah kok
Akhirnya dengan percobaan kedua dilakukan dengan sedikit bantuan dorongan menggunakan tangan dan penis sayapun akhirnya dapat menembus lapisan tipis keperawanan Hil, pada saat penis saya masuk Hil terlihat menahan kesakitan dan sedikit berteriak kecil. Dengan suara bergetar dan nada seperti orang kesakitan Hil berucap :
Hil : ebeb, udah masuk yah
Sayapun menjawab
Bo : sudah Hun, Hun hun kesakitan yah
Hil : dikit Beb, jangan di tarik dulu yah beb, hun hun takut sakit lagi
Bo : kata orang orang sih nanti juga enak
Hil : apa bener Ebeb ?
Bo : Katanya sih
Tak terasa seperti ada cairan yang mengalir di pangkal penis yang saya miliki, saya mencoba untuk melihat cairan apakah yang mengalir tersebut, terlihat cairan berwarna merah mengalir dan benar saja cairan tersebut berasal dari vagina Hil.. Terlihat Hil juga meteteskan air mata, entah karena kesakitan atau karena harta yang berharganya telah saya ambil dari dirinya
Bo : hun, masih sakit ngga ?
Hil : masih dikit
Bo : ebeb cepetin dikit yah
Hil : ia, tapi pelan pelan yah
Saya pun mulai mempercepat ritme memompa penis saya kedalam vagina Hil, Sekedar informasi kami berdua baru pertama kali melakukan hal tersebut sehingga posisi pun tidak ada yang berubah yaitu MOT.
Terlihat Hil sudah mulai rileks dengan kegiatan bersenggama yang kami lakukan dan secara tiba tiba Hil memeluk saya secara erat dan berucap :
Hil : ebeb jangan pernah tinggalin Hun hun yah, Hun hun dah kasi sesuatu yang berharga buat ebeb
Saya pun menjawab
Bo : ia Hun, percaya sama ebeb
Saya pun mulai mempercepat kembali ritme memompa penis saya kedalam vagina HIl, kami saling bermandikan keringat dalam kegiatan bersenggama tersebut. Hil terlihat mulai mendesah menikmati penis saya yang telah masuk kedalam vaginanya
Hil : hu.ha.hu.ha.hu.ha, Be cepetin lagi hun hun enak cepetin lagi be
Bo : Ia Hun
Saya pun mulai kembali mempercepat ritme pompa penis saya kedalam vagina Hil
Hil : enak beb, terusin
Terlihat Hil mulai berteriak kecil sambil memeluk saya secara erat lebih erat dari sebelumnya dan otot ototnya terasa mengejang begitu pula otot vagina Hil, penis saya tersa di remas didalam vagina hil dan terasa ada cairan yang lumayan banyak keluar dari vagina hil. Saya merasa bahwa hil mengalami big O atau ejakulasi.
Hil : ben, tadi hun hun terasa enak kaya semua beban hun hun hilang beb
Bo : kayanya kamu udah ejakulasi deh, ebeb kalh nih
Hil : tapi enak kan beb
Bo : ia enak
Sambil masih memompa saya mulai percepat pompaan penis saya kedalam vagina Hil
Bo : sekarang ebeb yang mau keluar kayanya nih hun
Hil : jangan didalam yah takut jadi nanti
Bo : jadi apa hun
Hil : jadi adek
Bo : ia, hun
Saya mulai memompa lebih cepat lagi dan benar saja pada saat saya menekan penis saya lebih dalam ke dalam vagina Hil, penis saya tersa mulai berdenyut sontak saja saya buru bur mencabut penis saya dari dalam vagina Hil dan akhirnya air mani saya tertumpah di atas perut hil dan sedikit terpapar pada vagina hil.
Hil : beb kalo hun hun hamil gimana ?
Saya pun menjawab :
Bo : yah ebeb tanggung jawab hun, mana nomer telfon mama biar ebeb telfon dan bilang kalo ebeb emang sayang sama hun hun
Hil : benar yah beb

BERSAMBUNG,,,,,,,,,,,,,,,,,